HALAMAN SAMPUL LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... i DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii RINGKASAN ............................................................................................................ 1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 2 1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3 1.3. Tujuan penelitian ....................................................................................... 3 1.4. Urgensi Penelitian ....................................................................................... 4 1.5. Luaran Penelitian ........................................................................................ 4 1.6. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hydroxyapatite ........................................................................................... 5 2.2. Keramik Berpori ......................................................................................... 6 BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan yang digunakan ................................................................................. 6 3.2. Alat yang digunakan ................................................................................... 6 3.3. Tempat dan waktu pelaksanaan .................................................................. 7 3.4. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 7 3.5. Variabel penelitian ...................................................................................... 7 3.6. Indikator Capaian ........................................................................................ 7 3.7. Analisa data ................................................................................................ 8 3.8. Jadwal Kegiatan .......................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA 1
RINGKASAN
Bone implant ataupun cangkok tulang sangat familiar khususnya dibidang kesehatan. Bone implan dilakukan dengan cara mensubstitusikan tulang buatan ke tulang yang cedera/cacat dimana tulang buatan akan menggantikan fungsi tulang yang sesungguhnya didalam tubuh. Didalam penelitian ini, peneliti mengambil metoda pembuatan keramik berpori berbahan dasar hydroxyapatite dengan menggunakan metode bika ambon. Struktur pori yang ditemukan dalam bika ambon tersebut hampir seragam hal tersebut dikarenakan terjadinya proses fermentasi sehingga terbentuk rongga atau pori. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan keramik berpori dengan proses fabrikasi menggunakan metode menyerupai pori bika ambon. Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur, waktu pengadukan dan kecepatan pengadukan. Tahap-tahap yang dilakukan dalam pembuatan keramik berpori ini antara lain hydroxyapatite sebagai bahan utama ditambahkan ditambah aquades. Kemudian ditempat lain tepung terigu ditambah aquades dan diberi ragi. Campuran didiamkan agar proses fermentasi dapat terjadi. Kedua campuran tersebut digabung dan dimasukkan kedalam mould untuk didrying dalam oven. Hasil drying tersebut di sintering menggunakan furnance. Keramik berpori yang dihasilkan akan dianalisa dengan XRD, SEM dan kuat tekan tehadap beban sehingga keramik yang dihasilkan diuji apakah layak atau tidak digunakan sesuai dengan fungsinya.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini beberapa kemajuan telah diperkenalkan di bidang kedokteran seperti regeneratif tulang atau cangkok tulang, namun seperti cangkok tulang masih memiliki banyak keterbatasan. Selain itu dan terlepas dari fakta bahwa ilmu teknologi material telah menghasilkan peningkatan yang jelas dalam bidang substitusi tulang yang memadai telah dikembangkan saat ini namun cacat/cedera tulang masih merupakan tantangan besar bagi ortopedi dan bedah rekonstruktif. Dalam konteks ini rekayasa jaringan telah muncul sebagai pendekatan yang cocok untuk terapi saat ini untuk regenerasi tulang/substitusi tulang. Berbeda dengan pendekatan klasik biomaterial, rekayasa jaringan didasarkan pada pemahaman pembentukan jaringan dan regenerasinya. Hal ini bertujuan untuk mendorong jaringan fungsional baru. Tinjauan ini bertujuan untuk memberikan gambaran lengkap tentang semua komponen yang dibutuhkan untuk membuat terapi rekayasa jaringan tulang berjalan sukses. Ini dimulai dengan memberikan pembaca latar belakang singkat tentang biologi tulang, diikuti dengan deskripsi lengkap dari semua komponen yang relevan pada rekayasa jaringan tulang. Dalam konteks ini, komponen yang dibahas berfokus pada Hidroksiapatit (HAp) . Hidroksiapatit (HAp), Ca10(PO4)6(OH)2 merupakan material keramik bioaktif dengan bioaffinitas tinggi, bersifat biokompatibel terhadap tubuh manusia. Hidroxiapatite merupakan senyawa kalsium fosfat yang ekivalen dengan komponen organik utama dari tulang dan gigi, mempunyai sifat dapat berikatan dengan tulang natural. HAp berpori saat ini menjadi kebutuhan yang mendasar bagi rekonstruksi tulang yang patah atau retak. Adanya pori-pori pada HAp akan menjadi kantung oksigen, dan tempat tumbuhnya saraf dari tulang, sehingga pori tersebut menjadi tempat tumbuhnya sel-sel tulang baru. Umumnya HAp berpori dibuat melalui pembuatan komposit HAp-porogen. Porogen diartikan sebagai bahan pembentuk pori. Komposit yang terbentuk kemudian dikalsinasi sehingga senyawa organik menguap dan terbentuk pori-pori. Sebagai porogen bisa digunakan polimer alam maupun buatan, seperti celulosa, chitosan, collagen,
polyurethane, carboxymethyl cellulose dan sebagainya. Di Indonesia bahan HAp masih import dan mahal. Di Indonesia banyak limbah kulit udang, limbah kulit kerang dan tulang ikan. Kulit udang merupakan bahan dasar pembuatan chitosan. Kulit kerang dan tulang ikan dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan HAp yang dilanjutkan menjadi HAp berpori dengan bantuan chitosan sebagai porogen. Akan dipelajari pembuatan HAp berpori dengan chitosan sebagai porogen Chitosan terbuat dari kulit udang yang bisa diperoleh dengan mudah dan murah. HAp dibuat dengan bahan dasar CaO yang diekstrak dari kerang dan tulang ikan, yang banyak terdapat di sepanjang pantai pulau Jawa. HAp yang diperoleh diamati dengan Scanning electron microscopy (SEM) untuk melihat struktur mikro dan morfologi permukaan, x-ray diffraction (XRD) untuk analisa fasa yang terbentuk, fourier transform infrared (FT-IR) untuk identifikasi gugus fungsional. Selain itu dilakukan juga uji In vitro dengan sel endothel dan sterilisasi HAp dilakukan dengan radiasi pengion.
1.2. Rumusan Masalah Senyawa yang sering digunakan dalam pembentukan keramik berpori sebagai bahan untuk pembuatan tulang buatan adalah hydroxyapatite. Namun, kerap kali dalam pembuatannya keramik yang dihasilkan tidak memiliki pori yang merata atau seragam. Pori yang dihasilkan akan mempengaruhi sifat fisik tulang. Dalam penelitian ini, pembentukan pori dilakukan dengan menerapkan pembuatan bika ambon dimana didalamnya terjadi proses fermentasi oleh ragi itu sendiri.
1.3. Tujuan penelitian Penelitian ini memiliki tujuan antara lain yaitu : a. Menghasilkan keramik berpori dimana metoda yang digunakan adalah metoda bika ambon. b. Mengetahui pengaruh temperatur, waktu pengadukan, dan kecepatan pengadukan terhadap sifat fisis keramik berpori. c. Mengetahui sifat fisik keramik berpori menggunakan :
Scanning electron miscroscopy (SEM) untuk analisis struktur mikro dan morfologi permukaan. X-ray diffraction (XRD) untuk analisa fasa yang terbentuk. Uji kuat tekan terhadap keramik berpori yang dihasilkan
1.4. Urgensi penelitian Dalam bidang pembuatan keramik berpori, masalah yang utama adalah ketidak seragaman pori yang dihasilkan. Beberapa metode yang telah ada seperti metoda sol-gel, metoda keramik berbusa atau metoda lainnya tidak bisa menghasilkan pori yang seragam. Bika ambon adalah salah satu makanan yang dimana didalam kue tersebut terdapat rongga yang hampir sama ukuran porinya. Karena hal tersebut maka peneliti mengajukan proposal penelitian yaitu pembuatan keramik berpori dengan menggunakan metode bika ambon dengan bahan utama hidoxiapatite. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metoda yang digunakan dalam pembuatan bika ambon dan menerapkannya pada pembuatan keramik berpori.
1.5. Luaran Penelitian Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah karya ilmiah dan hak paten.
1.6. Manfaat penelitian Penelitian ini bermanfaat dalam pembuatan tulang dimana tulang yang dihasilkan tahan korosi, tidak bereaksi dengan senyawa yang berada dalam tubuh dan menghasilkan tulang dengan pori yang seragam.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hidrosiapatit Kalsium hidrosiapatit merupakan mineral yang mengandung kalsium yang ditemukan dalam tulang dan gigi, serta di beberapa batu dan karang. Hidroksiapatit sendiri memang mengandung unsur kalsium. Senyawa ini memiliki rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2. Senyawa hidroksiapatit dinyatakan sebagai salah satu anggota dari kelompok mineral apatit atau mineral fosfat. Namun, ketersediaannya di alam jarang dalam keadaan murni. Biasanya mineral ini bercampur dengan mineral apatit fluor yang disebut fluorapatit. Hidroksiapatit dapat terbentuk karena gugus hidroksi (OH) menggantikan ion fluor (F) pada fluorapatit. Selain terdapat dalam wujud mineral di bebatuan alami, keberadaan apatit juga bisa kita jumpai pada makhluk hidup. Tulang dan gigi adalah contoh organ yang memiliki kandungan hidroksiapatit. Menurut Williams dan Cunningham (1979) dalam buku berjudul Materials in Clinical Dentistry, senyawa hidroksiapatit merupakan penyusun terbesar dari email gigi (kurang lebih 95 %). Sementara itu, Winteret al (1982) dalam buku berjudul Biomaterials menyebutkan kandungan hidroksiapatit pada tulang manusia ada sekitar 70 %. Saat ini sedang disintesis dan diproduksi sebagai suplemen gizi dan sangat dihargai sebagai pengganti tulang dan gigi. Kalsium memiliki peran penting dalam tulang dan gigi, tetapi juga merupakan mineral penting dalam saraf, jantung, dan sistem pembekuan darah dari tubuh. Hal ini efektif dalam mencegah kram kaki kehamilan, pre-eklampsia, dan mengurangi risiko kanker usus besar. apabila kadar kalsium yang rendah sering mengalami kondisi tulang seperti osteoporosis, osteomalacia, dan rakhitis. Minum susu biasanya tidak cukup untuk mendapatkan jumlah kalsium yang tepat yang dibutuhkan. Banyak orang memiliki masalah menyerap mineral didalam tubuh. Berikut ini adalah reaksi yang berlangsung yang memungkinkan terbentuknya endapan hidroksiapatit. 10Ca 2+ + 6 H2PO 4- + 14 OH - Ca10(PO 4- )6 . (OH)2
2.2 Keramik Berpori Keramik berpori merupakan keramik yang memiliki pori-pori berukuran mikro dan dapat dimanfaatkan sebagai filter gas buang. Keramik berpori sangat berguna dalam sistem pengiriman obat, pelepasan obat yang lambat, lokal, dan berkelanjutan untuk berbagai pengobatan penyakit. Keramik berpori dapat mengontrol sistem pengiriman obat tulang karena sifat fisika, kimia dan biologi. Keramik merupakan material yang kuat, keras dan tahan korosi. Sifat-sifat ini ditambah dengan kerapatan yang rendah dan titik leleh yang tinggi, menjadikan keramik sebagai bahan struktur yang menarik. Beberapa metode yang digunakan untuk pembentuk keramik berpori antara lain: 1. Pembentukan struktur berpori menggunakan partikel volatile yang dapat membentuk pori ketika terjadi pembakaran selama sintering. 2. Pembentukan struktur berpori melalui pencampuran dengan porongens yang larut dalam air dengan bubuk hidroksiapatit tanpa proses sintering. 3. Konvering kerangka karang laut dan tulang alami. 4. Teknik keramik berbusa. Berbagai jenis pereaksi dapat digunakan untuk membuat pori misalnya parafin, naftalena, karbon, pati, tepung, atau polimer sintetik yang dicampur dengan serbuk hidroksiapatit atau suspensinya. Pori dapat terbentuk ketika dilakukan sintering, partikel porogen yang terjebak akan meninggalkan hidroksiapatit sehingga membentuk pori. Cara ini memungkinkan pengendalian langsung terhadap karakteristik pori dari fraksi, ukuran, morfologi, dan distribusi sesuai dengan zat porogen yang digunakan. Keramik berpori yang diperoleh dengan metode ini biasanya berukuran pori diameter 0,1-5000 m.
Gambar 1. Keramik berpori dari hydroxyapatite.
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Bahan yang digunakan Hydroxyapatite White particle (Tepung terigu) Ragi Minyak sayur Aquades.
3.2. Alat yang digunakan Oven, Mixer Stainless steel (mould) Gelas kimia Gelas ukur Pipet tetes Furnance Alat ukur (penggaris dan jangka sorong).
3.3. Tempat dan waktu pelaksanaan Penelitian direncanakan akan dilakukan di laboratorium produk Universitas Riau dalam 5 bulan waktu kerja.
3.4. Prosedur penelitian a. Tepung terigu, air dan ragi instan dicampur dan diaduk. Kemudian diamkan selama 2 jam dengan tujuan agar terjadi fermentasi untuk membentuk pori-pori pada adonan. b. Hydroxyapatite dan aquades diaduk ditempat lain. c. Panaskan stainless steel (mould) dengan menggunakn oven yang sebelumnya telah dilapisi dengan minyak. Tuang adonan kedalam
Loyang dengan tinggi dari volume Loyang agar terbentuk pori yang keras (sintering). d. Setelah disintering, ukur besar pori yang dihasilkan. Kemudian selanjutnya adalah proses furnance.
Gambar 2. Prosedur penelitian 3.5. Variabel penelitian Variabel penelitan yang akan di uji yaitu struktur mikro dan morfologi permukaan, struktur fasa yang terbentuk dan uji tekan beban terhadap keramik berpori yag dihasilkan. Adapun sifat fisika yang akan diteliti antara lain pengaruh kecepatan pengadukan, pengaruh waktu pengadukan dan temperatur yang digunakan selama proses drying dan sintering.
3.6. Indikator capaian Indikator yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah menghasilkan keramik berpori dengan bahan baku hydroxyapatite. Pada tahap moulding akan dihasilkan adonan hydroxyapatite dan dibentuk sesuai dengan bentuk mould. Kemudian mould akan didrying guna untuk menghasilkan keramik berpori namun belum memiliki daya tekan yang kuat. Untuk menghasilkan keramik berpori seperti ini maka keramik disintering menggunakan furnance. Setelah disintering maka diperoleh keramik berpori seperti yang diharapkan.
3.5. Analisis data Analisis data dilakukan dengan 3 perlakuan yaitu terhadap variasi temperatur yang digunakan, variasi kecepatan pengadukan dan variasi waktu pengadukan. Data dianalisa dengan menggunakan alat SEM dan XRD. Hasilnya akan ditulis dalam perbandingan grafik sehingga dapat dilihat apakah keramik berpori yang dihasilkan dapat digunakan dengan standar yang telah ditentukan.
3.7. Jadwal waktu penelitian
No
Kegiatan Bulan ke- I II III IV V 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan Penelitian - Persiapan jurnal
- Persiapan bahan baku
- Persiapan tempat dan peralatan
2 Pelaksanaan penelitian - Drying - Sintering - Uji SEM dan XRD
- Uji kuat tekan 3 Analisis laporan akhir
BAB IV HASIL YANG DICAPAI
4.1. Hasil yang Dicapai Hasil yang dicapai sampai saat ini yaitu terbentuknya pori pada bahan yang telah dicampur dengan TCP namun tidak seperti pori pada bika ambon. Pori yang dihasilkan sangat kecil dan bentuknya tidak memanjang melainkan seperti bulatan-bulatan kecil pada hasil yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Pori bika ambon pada TCP yang dihasilkan.
4.2. Ketercapaian Luaran Pelaksanaan penelitian ini tidak mencapai target yaitu pori keramik yang dihasilkan menyerupai pori bika ambon. Pori bika ambon yang bentuk memanjang diharapkan dapat diperoleh setelah penambahan TCP. Perlu diberi perlakuan yang lain yang mendukung perkembangan pori pada TCP. 4.3. Permasalahan dan Penyelesaian. Pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan tidak terlepas dari permasalahan dan perlu juga diketahui bahwa penelitian ini pertama kali dilakukan sehingga masih banyak dibutuhkan perbaikan-perbaikan lainnya. Beberapa masalah yang dihadapi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1. Permasalahan dan Penyelesaian. Jenis permasalahan Permasalahan Penyelesaian Objek penelitian Peneliti tidak mengetahui bagaimana cara membuat bika ambon sehingga dalam pembuatan bika ambon yang sesuai dibutuhkan waktu yang cukup lama. 1. Mencari sumber informasi seperti internet ataupun orang sudah berpengalaman. 2. Menggunakan tepung instant khusus bika ambon. Teknik 1. Pada pembuatan bika ambon dibutuhkan media yang luas agar bakteri dapat berkembang dengan maksimal. 2. Alat yang digunakan sangat terbatas dan tidak ada pemotong bahan yang berdiameter 1,5 cm - 2 cm. Peneliti tetap menggunakan wadah yang luas meskipun menggunakan TCP dan alat pemotong yang digunakan adalah besi bulat diameter 1,5 cm 2 cm. Organisasi pelaksana Tidak adanya masalah (kegiatan ini dibimbing oleh dosen, dibantu oleh teknisi lab, senior dan kerjasama yang solid antar anggota)
- Keuangan Dana PKM-P yang diberi oleh universitas hanya Rp 3.000.000 sedangkan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 11.000.000 Sebagian dana yang kurang ditutupi oleh dosen pembingbing terlebih dahulu.
BAB V RENCANA TAHAP SELANJUTNYA Penelitian fabrikasi keramik dengan struktur pori mirip bika ambon untuk aplikasi bone implant ini telah sampai pada pembentukan produk, namun hasil yang diharapkan belum sesuai sehingga perlu pembuatan ulang produk dengan perbandingan komposisi massa. Rencana tahap selanjutnya adalah : 1. Pembuatan keramik dengan perbandingan tepung dan TCP adalah 2 : 1 pada set temperatur 120 0 C 2. Pembuatan keramik dengan perbandingan tepung dan TCP adalah 1 : 1 pada set temperatur 120 0 C 3. Pengujian karakteristik gelas berpori (XRD dan SEM) yang akan dilakukan di Universitas Padang (UP) 4. Pembuatan laporan akhir.
DAFTAR PUSTAKA A. Macchetta, I.G. Turner, C.R. Bowen, 2008, Fabrication of HA/TCP scaffolds with a graded and porous structure using a camphene-based freeze-casting method, www.sciencedirect.com, UK. Shamsul Bin Sulaiman, Tan Kok Keong, Chen Hui Cheng, Aminuddin Bin Saim &Ruszymah Bt. Hj Idrus, 2011, Tricalcium phosphate/hydroxyapatite (TCP-HA) bonescaffold as potential candidate for the formation oftissue engineered bone, Malaysia. Fan Xin, Chen Jian, Ruan Jianming, Zhou Zhongcheng And Zou Jianpeng, 2008, Synthesis and degradation properties of -TCP/BG porous composite Materials, China.
LAMPIRAN I BIODATA KETUA DAN ANGGOTA
1.1 Ketua Kelompok A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap Wyda Novayanti Saragi 2 Jenis Kelamin Perempuan 3 Program Studi Teknik Kimia S1 4 NIM 1107114336 5 Tempat dan Tanggal Lahir Pekanbaru, 27 Januari 1994 6 E-mail wyda_saragi@yahoo.com 7 Nomor Telpon/HP 085374943644
B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama Institusi SD N 173767 Pangururan SMP N 3 Parbaba SMA RK bintang timur Pematang Siantar Jurusan IPA Tahun Masuk-Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Penelitian
Pekanbaru, 15 Oktober 2013 Pengusul,
Wyda Novayanti Saragi
1.2 Anggota I A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap Wasty Rusjaya 2 Jenis Kelamin Perempuan 3 Program Studi Teknik Kimia S1 4 NIM 1107111936 5 Tempat dan Tanggal Lahir Lubuk Dalam, 17 Juli 1995 6 E-mail wastyrusjaya@yahoo.com 7 Nomor Telpon/HP 085376482189
B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama Institusi SD N 003 Minas Jaya SMPN 3 Minas SMAN 1 Minas Jurusan
IPA Tahun Masuk-Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Penelitian.
Pekanbaru, 15 Oktober 2013 Pengusul,
Wasty Rusjaya
1.3 Anggota II A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap Roy Marthin Panjaitan 2 Jenis Kelamin Laki-laki 3 Program Studi Teknik Kimia S1 4 NIM 1207113612 5 Tempat dan Tanggal Lahir Wonosari, 12 Mei 1994 6 E-mail panjaitanroy665@yahoo.com 7 Nomor Telpon/HP 082369177457
B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama Institusi SD N 112258 Langga Payung SMP N 1 Sei Kanan SMAN 1 Laeparira Jurusan
IPA Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Penelitian.
Pekanbaru, 15 Oktober 2013 Pengusul,
Roy Marthin Panjaitan
1.4 Anggota III A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap Theresia Monika Sinaga 2 Jenis Kelamin Perempuan 3 Program Studi Teknik Kimia S1 4 NIM 1207136471 5 Tempat dan Tanggal Lahir Sei intan, 19 Desember 1994 6 E-mail Teye_ck19@yahoo.com 7 Nomor Telpon/HP 085361968202
B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama Institusi SD N 048 Kunto Darussalam SMPN 2 Ujung Batu SMAN 3 Sibolga Jurusan
IPA Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012
C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun 1 Juara 2 Olimpiade Biologi Tingkat Kota Sibolga
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Penelitian.
Pekanbaru, 15 Oktober 2013 Pengusul,
Tresia Monika Sinaga LAMPIRAN II JUSTIFIKASI DANA PENELITIAN
4.1. Anggaran biaya 1. Peralatan penunjang No Uraian Jumlah Satuan Harga @ (Rp) Total harga 1 Sarung tangan 8 Pasang 10.000 80.000 2 Masker Hidung 8 Buah 10.000 80.000 3 Tissue 2 Ball 35.000 70.000 4 Aquadest 20 Liter 50.000 100.000 5 Konsumsi peneliti 4 Bungkus 50.000 200.000 6 Jilidlaporan 10 Rangkap 10.000 100.000 Total 630.000
2. Bahan habis pakai No Uraian Harga @ (Rp) jumlah Total harga (Rp) Material 1 Hydroxyapatite 100.000 40 gram 4.000.000 2 Ragi 50.000 1 kilo 50.000
3 Tepung terigu 10.000 1 kilo 10.000 4 Minyak sayur 15.000 1 kilo 15.000 ATK 1 Kertas HVS A4 40.000 2 rim 80.000 2 Ballpoint 10.000 2 buah 20.000 3 Penggaris baja 50.000 1 buah 50.000 4 Log book 11.500 2 buah 23.000 5 Pulsa 11.000 2 kali 22.000 6 Tinta print 50.000 4 200.000 Total 4.470.000 3. Biaya perjalanan No Uraian Jumlah Satuan Harga satuan (Rp) Jumlah harga (Rp) 1 Ke Padang untuk analisi SEM dan XRD 2 PP/orang 200.000 400000 2 Ongkos kirim ke UGM untuk uji kuat tekan 6 Kilo 50.000 300.000 Total 700.000
4. Lain-lain (Rincian biaya penelitian dan pengujian) No Uraian Jumlah Satuan Harga @ (Rp) Jumlah harga (Rp) 1 Biaya uji XRD 20 Spesimen 150.000 3.000.000 2 Biaya uji SEM 20 Spesimen 150.000 3.000.000 3 Uji kuat tekan 20 Spesimen 50.000 500.000 Total 6.500.000
5. Total biaya kegiatan
No Jenis pengeluaran Anggaran (Rp) 1 Biaya penunjang 630.000 2 Biaya habis pakai 4.470.000 3 Transportasi 700.000 4 Lain-lain (Rencana biaya penelitian dan pengujian) 6.500.000 Total 12.300.000
LAMPIRAN III STRUKTUR ORGANISASI TIM KEGIATAN DAN PEMBAGIAN TUGAS
No Nama/NIM Program Studi Bidang Ilmu Alokasi Waktu (jam/minggu) Uraian Tugas 1 WydaNovayantiSaragi/ 1107114336 Teknik Kimia S1 Sains/ Teknik 24 jam Persiapan bahan baku, melakukan proses drying dan sintering 2 WastyRusjaya/ 1107111936 Teknik Kimia S1 Sains/ Teknik 24 jam Melakukan proses drying dan sintering 3 Roy MarthinPanjaitan/ 1207113612 Teknik Kimia S1 Sains/ Teknik 24 jam Menganalisis pengaruh variable penelitian 4 Theresia Monika Sinaga/ 1207136471 Teknik Kimia S1 Sains/ Teknik 24 jam Menganalisis pengaruh variable penelitian