Anda di halaman 1dari 16

1

PERSEMBAHAN

Makalah ini kami persembahkan untuk :


Ayahhanda dan Ibunda tercinta, yang telah memotifasi
kami dalam menyusun makalah ini;
Untuk Bapak Rudy, S.H.,LL.M.,LL.D selaku dosen
matakuliah yang telah sudi membimbing kami dalam
menyusun makalah ini;
Serta untuk kakak Utia Maylina Umar yang kami
sayangi selaku asisten dosen Hukum Tata Negara yang
telah mau mengawasi kami dalam pembelajaran;
Dan untuk rekan-rekan yang telah memberi semangat
untuk kami dalam menyelesaikan makalah ini.


Demikian persembahan ini, semoga besar kecil amalan
kita di terima oleh Allah SWT. Amin
























2

MOTTO

Niatkan semua pada ALLAH SWT;
Hidup adalah pilihan, semua ada jalan;
Try again;
Maju terus pantang mundur;
Time is money




































3

KATA PENGANTAR

Bismillahhir-rahmaanir-rahiim.

Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Shalawat dan
salam kepada junjungan kita dan junjungan semua generasi, Nabi
Muhammad. Juga kepada keluarga, para sahabat dan orang-orang
yang mengikuti petunjuknya hingga akhir Kiamat.
Makalah ini membahas tentang sistem ketatanegaraan
disertai dengan penjelan-pejelasan apa itu ketatanegaraa, seperti
apakah bentuknya, dan pengertian-pegertian lainnya yang di
sajikan secara sederhana dan mudah untuk dipahami.
Dengan begitu, makalah ini dapat memberikan penjelasan
yang benar berdasarkan literatur-literatur yang dapat di
pertaggungjawabkan kebenarannya.
Upaya ini kami lakukan sebagai pengabdian kami atas ilmu yang
telah kami dapat dan agar bermanfaat bagi kita semua.
Semoga Allah menjadikan upaya ini bermanfaat dan ikhlas
untuk mencari ridha-Nya.Cukuplah Dia bagi kita.Dialah sebaik-
baik penolong.


















Bandar Lampung, 24 Maret 2014

Kelompok7



4


DAFTAR ISI

1. PERSEMBAHAN..................................................................1
2. MOTTO.................................................................................2
3. KATA PENGANTAR...........................................................3
4. DAFTAR ISI.........................................................................4
5. BAB I PENDAHULUAN .................................................. 6
1.1 Latar belakang.................................................................6
1.2 Tujuan..............................................................................6
1.3 Rumusan masalah............................................................7
6. BAB II PEMBAHASAN.......................................................8
7. PERAN SEJARAH DALAM MEMBENTUK SISTEM
KETATANEGARAAN INDONESIA.................................8
8. ISTILAH SEJARAH.............................................................8
1.1 Arti proklamasi kemerdekaan Indonesia........................9
9. Dalam mempersiapkan Indonesia Merdeka PPKI
mengadakan beberapa kali sidang.........................................9
1.1 Sidang yang pertama, 18 Agustus 1945 ........................10
1.2 Dalam sidang yang kedua, 19 Agustus 1945................10
10. . SEJARAH PERKEMBANGAN
KETATANEGARAAN
INDONESIA.................................10
11. Periode 17 Agustus 1945-27 Desember 1949.....................10
12. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950.....................11
13. Peridode 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959..............................11
14. Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang
Masa 5 Juli 1959 11 Maret 1966.......................................12
1.1 Pelaksanaan UUD 1945.................................................13
1.2 Surat Perintah 11 Maret 1966........................................13
1.3 Dasar Hukum Surat Perintah 11 Mart 1966...................13
1.4 Masa 11 Maret 1966-19 Oktober 1999..........................13
1.4.1 Orde Baru dalam Kilasan Sejarah...................13
1.4.2 Transisi Menuju Demokrasi.............................14
1.4.3 Masa 19 Oktober 1999- sekarang....................14




5

15. BAB III PENUTUP............................................................15
16. KESIMPULAN..................................................................15
17. SARAN..............................................................................15
18. DAFTAR PUSTAKA........................................................16

























6

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Makalah yang berjudul peran sejarah dalammembentuk
sistem ketatanegaraan Indonesia merupakan bagian dari materi
pembelajaran mata kuliah Hukum Tata Negara.Makalah ini
disusun dengan mengacu pada Buku Ajar Hukum Tata Negara
yang ada di Fakultas Hukum Universitas Lampung.
Isi makalah ini tentang peran sejarah dalam Negara
Indonesia yang di bagi kedalam sub-sub pokok materi. Dalam
sub materi akan dijelaskan apa sejarah,pentingnya sejarah, dan
supaya lebih mantab, di dalam makalah ini akan di lakukan
pembahasan yang bersifat diskusi di dalam diskusi, diharapkan
semua pertanyaan dapat terjawab tanpa meninggalkan pertayaan
yang mengambang, setidaknya sudah tau jawbanya jika di
tannya.
Sepanjang sejarah Indonesia merdeka, telah banyak terjadi
perubahan dalam system ketatanegaraan Indonsia, mirisnya banyak
para mahasiswa Indonesia yang kurang paham akan arti penting
sejarahdalam ketatanegaraan Indonesia. Hal inilah yang
melatarbelakangi tim penilis dalam membuat makalah yang
berhubungan dengan peran sejarah dalam mmbentuk system
ketatanegaraan Indonesia.

1.2 TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini kiranya mahasiswa
dapat memahami apa-apa saja peran sjarah dalam perubahan
system ketata negaraan Indonesia dan dapat menjelaskan kepada
umum serta dapat bermanfaat dalam hidup bernegara.

7

1.3 RUMUSAN MASALAH
Apa itu sejarah?
Apa peran sejarah dalam Hukum Tata Negara?
Bagaimana perkembangan sejarah Hukum Tata Negara
Indonesia?





















8

BAB II
PEMBAHASAN

A. PERAN SEJARAH DALAM MEMBENTUK SISTEM
KETATANEGARAAN INDONESIA

1. Istilah sejarah
Kata sejarah secara etimologi berasal dari bahasa
Arab, syajaratun artinya pohon, asal-usul, keturunan.Istilah
atau kata sejarah masuk kedalam bahasa Melayu menjadi
syajarah yang artinya tidak jauh dari kata keturunan atau
silsilah. Sejarah dalam bahasa Inggris, history, berasal dari
bahasa Yunani, istoria, artinya belajar dengan cara bertanya-
tanya. Adapula yang mengartikan historiai, istilah dalam
bahasa Yunani kuno, yang berarti hasil penelitian, hasil
eksplorasi, keterangan atau data.Istilah ini di gunakan oleh
Herodotus untuk menghimpun keterangan-keterangan
tentang hal tertentu sebagai pemenuhan hasrat dan rasa ingin
tahu.
Pengertian sejarah dapat dibedakan menjadi dua ,
yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Arti sejarah
dalam pengertian yang sempit adalah uraian mengenai
peristiwa pada masa lampau atau riwayat pada masa lalu,
sehingga uraiannya berupa urutan-urutan waktu atau
kronologi.

Sedangkan dalam arti luas sejarah adalah
proses pemikiran atau hasil dari proses dari hasil
pemikiran.Dengan demikian, sejarah merupakan penafsiran
atau interpretasi dan penilaian atas peristiwa masa
lampau.Sebelum merdeka Indonesia tidak luput dari sejarah,
ada banyak kejadian di Idonesia yang merupakan
sejarah.Diantaranya ada Proklamasi Kemrdekaan RI.




9

1.1Arti Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945
adalah sumber hukum bagi pembetukan Negara kesatuan
Republik Indonesia.
Secara khusus Proklamasi kemerdekaan Republik Idonesia
memiliki arti:
Pertama, lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia;
Kedua, puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan, dan
Ketiga, titik tolak daripada pelaksanaan amanat penderitaan
rakyat.Lahirnya Pemerintahan Indonesia Pada tanggal 29
April 1945 pemeritah Jepang di Jakarta membentuk suatu
badan yang di beri nama Dokuritsu Junbi Cosakai atau
Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan (BPPK) yang
diketuai oleh dr. Rajiman Widyodiningrat
5
. BPPK
membentuk painitia kecil yang disebut panitia sembilan.
Panitia itu pada tanggal 22 Juni 1945 telah berhasil
menyusun Rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 , dan pada tangal 16 Juli 1945 telah berhasil menyusun
sebuah Rancangan Undang-Udang Dasar Indonesia. Setelah
selesai meyusun RUUD Indonesia BPPK kemudian
dibubarkan dan kemudian pada tanggal 9 Agustus 1945
dibentuklah Dokuritsu junbi Inkai atau yang disebut
dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan di wakili oleh Drs.
Mohammad Hatta.
2. Dalam mempersiapkan Indonesia Merdeka PPKI
mengadakan beberapa kali sidang.
2.1 Sidang yang pertama, 18 Agustus 1945 untuk menetapkan:
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;
Undang-Undang Dasar;
Memilih Ir. Soekarno sebagai peresiden dan Drs.
Mohammad Hatta sebagai wakail Peresiden Republik
Idonesia;
Pekerjaan peresiden untuk sementara dibatu oleh sebuah
Komite Nasional (yang semula bernama PPKI).

10

2.2 Dalam sidang yang kedua, 19 Agustus 1945 menetapkan:
Pembentukan 12 Departemen Pemeritahan;
Pembagian wilayah Indonesia dalam 8 propinsi dan tiap
propinsi dibagi kedalam Karisidenan-Karisidenan.

Pengakuan mula-mula berasal dari Negara Inggris,
pada taggal 31 Maret 1947 kemudian disusul oleh puluhan
negara lain. Pada taggal 20 September 1947 Indonsia resmi
menjadi anggota PBB sebagai aggota ke 60.

Pembukaan UUD 1945 terdiri dari 4 alinea dan
mengadung pokok-pokok pikiran yang terpenting di
dalamnya, ataralain:
(1) Negara Indoesia haruslah negara yang berdasarkan
kesatuan;
(2) Dasar Negara Idonesia yang terkenal dengan Pancasila.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN KETATANEGARAAN
INDONESIA

1. Periode 17 Agustus 1945-27 Desember 1949
Menurut UUD 1945 Yang berdaulat adalah rakyat dan
dilakukan oleh MPR.Mengubah dan membuat UUD,
Memilih dan memberhentikan peresiden, MPR
sebagai pemegang kedaulatan yang tertinggi dalam
sistem ketatanegaraan.

Perubahan Praktek Ketatanegaraan
Hasil kesepakatan PPKI menetapkan empat pasal
Aturan Peralihan dan dua ayat tambahan Sebagai
system presidesiil maka kabinet bertanggung jawab
kepada presiden.Tetapi tidak lebih dari satu setengah
bulan terjadi perubahan ketatanegaraan dengan
keluarnya maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16
Oktober 1945. Isi maklumat menyebutkan KNIP
menetapkan GBHN bersama-sama presiden,
11

menyetujui pekerjaan komite sehari-hari, menetapkan
UU megenai segala pemerintahan.
Akibat dari maklumat terbut diatas
memberikan implikasi:
Pertama, Perubahan kedudukan KNIP; Kedua,
Perubahan system presidensiil menjadi parlementer.

2. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950
Terjadinya agresi militer, pemberontakan PKI di
madiun, penerimaan Panglima Sudirman di Pojong
Wonogiri, Belanda mengitimidasi PBB, mengadakan
Konfrensi Meja Bundar, dan berdirilah RIS.
Sistem Ketatanegaran Menurut Konstitusi RIS
Pemeritah adalah presiden dengan beberapa
menteri.Mekanisme pemilihan presiden dilakukan
oleh orang-orang yang dikuasakan oleh pemerintah
daerah. Selain Presiden dan DPR dalam Konstitusi
RIS terdapat senat yang merupakan wakil negara
bagian negara masing-masing.



3. Peridode 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959
Menurut Dasril Rajab: Sistem ketatanegaraan
berdasarkan KRIS tidak berjalan. Hal ini karena
kostitusi tidak mengakar,hanya rekayasa dari pihak
Belanda maupun PBB.
Persetujuan mendirikan NKRI kembali tertuang dalam
perjajian 19 Maret 1950 dan dinyatakan mulai berlaku
pada tanggal 17 Agustus 1950.

Bentuk Negara menurut UUDS 1950
Mengenai bentuk di atur dalam Alinea IV UUDS
1950.Bentuk Negara menurut UUDS adalah kesatuan
dan di berlakukan system desentralisasi.


12

Sistem Pemerintahan Negara
Sistem pemerintahanya adalah parlementer. Tugas
ekskutif bersama-sama maupun sendiri-sendiri,kepala
Negara tidak dapat di ganggu gugat karena di anggap
tidak bersalah.

Dasar Hukum Dekrit 5 Juli 1959
UUD 1950 hanya bersifat sementara. Pembubaran
Konstituate pada tanggal 10 November 1954 oleh
presiden. Dasar dekrit bukanlah UUDS RI. Letak
khekhususanya pada hukum darurat untuk
menyelamatkan bangsa dan negara. Keberadaan dekrit
presiden 1959 sebagai hal yang menyimpang menurut
ketentuan peraturan perundag-undangan
ketatanegaraan adalah sah berdasakan ketetuaan
hukum darurat suatu Negara.

4. Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang
Masa 5 Juli 1959 11 Maret 1966

Presiden dan Mentri-mentri
Fugsinya sebagai kepala Negara dan kepala pemeritah,
mentri bertanggungjawab kepada presiden.
Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong
Penghentian pelaksanaan tugas pekerjaan anggota DPR;
Pembaharuan susunan DPR berdasarkan UUD 1945 pada
waktu yang sesingkat-singkatnya;Penpres mulai berlaku.
Majlis Permusyawaratan Rakyat
Jumlah anggota ditetapkan oleh presiden, untuk sementara
MPRS di bentuk dari anggota DPR, dan Pembentukan
DPAS.
4.1 Pelaksanaan UUD 1945
Penyimpangan dalam pelaksanaan UUD 1945:
(1) Pelaksanaan Demokrasi terpimpin;
(2) Penentuan masa jabatan presiden seumur hidup;
13

(3) Berdirinya partai komunis Indonesia yang berhaluan
atheisme;
(4) Adanya kudeta.
4.2 Surat Perintah 11 Maret 1966
Muncul TRITURA (Tiga Tuntutan Rakyat) antara lain:
(1) Pelaksanaan dan pemurnian kembali UUD 1945;
(2) Pembubaran PKI;
(3) Penurunan Harga Barang.
4.3 Dasar Hukum Surat Perintah 11 Mart 1966
Konsideran surat perintah 11 Maret 1966 Menyatakan:
1. Perlu adanya ketenangan dan kesetabilan pemeritah dan
jalanya revolusi;
2. Perlu adanya jaminan keutuhan Pimpinan Besar revolusi;
Dasar hukum ini termasuk kedalam dasar hukum darurat
Negara yang bersifat subyektif.
4.4 Masa 11 Maret 1966-19 Oktober 1999
Pemberantasan PKI dapat menjadikan Letjen Soeharto menjadi
figur baru dalam pandangan masyarakat, Soeharto di sahkan
menjadi kepala Negara melalui hasil pemilu.

4.4.1 Orde Baru dalam Kilasan Sejarah
Perjalanan ketatanegaraan dibawah rezim Soeharto diakhir-akhir
kekuasaannya telah melahirkan ketidak adilan kepada orang
kecil,kelemahan UUD 1945 dijadikan senjata, melahirkan hukum
yang diskriminasi, KKN terus mewarnai kehidupan bernegara, hal
ini terjadi karena Presiden menguasai nyaris semua kekuasaan
negara.Melihat situasi yang dirasa semakin menjadi, memompa
semangat kaum reformasi.untuk bangkit, sehingga menghasilkan
pelengseran terhadap penguasa Presiden Soeharto 21 Mei 1998 dan
kekuasaanya 30 tahun. Berdasarkan konstitusi,maka BJ Habibi
menjadi kepala Negara RI.
14

4.4.2 Transisi Menuju Demokrasi
Transisi menuju demokrasi sejak jatuhnya kepemimpinan
Soeharto,tidak dapat lagi dimundurkan. Perubahan Indonesia
menuju demokrasi jelas sangat dramatis, Indonesia mengalami
Liberalisasi politik dan demokrasi.
4.4.3 Masa 19 Oktober 1999- sekarang
Konsep pemisahan kekuasaan di tegaskan,MPR tidak lagi
mempunyai kekuasaanyang tak terbatas, kekuasaan diserahkan
kepada pihak yang berwenang, pembentukan DPD, DPR DPD
dipilih oleh rakyat, pembentukan MK,fungsi MK sebagai penguji
keabsahan UU dan Pemberlakuan HAM.
















15

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, maka kesimpulannya adalah Peran
sejarah dalam sistem ketata negaraan Indonesia adalah
sebagai peristiwa masa lalu yang dapat di jadikan acuan masa
kini, guna mendapatkan pengetahuan yang lebih matang
dalam hal sistem ketatanegaraan Indonesia dan sebagai sarana
pembandingan terhadap perubahan yang terjadi pada masa
lalu hingga masa kini. Dengan adanya daya pembanding
tersebut di harapkan adanya sistem ketaatanegaraan yang
lebih baik.

2. SARAN
Mengenai sejarah hukum Indonesia kami menyarankan
kiranya pembaca dapat mengambil hikmah dari makalah ini,
dan dapat menerapkan dalam kehidupan masa kini.
Indonesia adalah Negara hukum, dalam Negara hukum
diperlukan system hukum yang mampu mewujudkan cita-cita
rakyat, oleh karena itu penulis menyarankan penerapan
hukum yang sistematis dalam bernegara dan mejadika
sejarah tata hukum sebagai tolak ukur dalam mengambil
suatu kebijakan. Terakhir saran dari penulis lakukan yag
terbaik. GANBATTEE!!





16

3. DAFTAR PUSTAKA
Kalsen,Hans.( 2009 ). Teori Umum tentang Hukum dan Negara.
Bandung: Musa Media.
Huda,Nimatul.( 2010 ).Hukum Tata Negara I ndonesia.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Budiarjo,Miriam.(1996). Dasar Dasar I lmu Politik. Jakarta:
Gramedia.
http://birokrasi.kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai