1. Hiperkalsiuria: 65% pasien mengalami hiperkalsiuria idiopatik.
2. Teori nukleasi:suatu kristal atau benda asing berperan sebagai initi dari proses kristalisasi pada urin yang sangat jenuh. 3. Teori Supersaturasi Pembentukan batu saluran kemih memerlukan keadaan supersaturasi.Supersaturasi adalah terdapatnya bahan tertentu di dalam urin yang melebihi batas kemampuan cairan urin untuk melarutkannya. Bahan-bahan tersebut adalah garam-garam dari oksalat, asam urat, sistein dan xantin. Garam tersebut apabila dalam konsentrasi yang tinggi disertai dengan pengurangan volume urin akan mengakibatkan terjadinya kristalisasi. Proses kristalisasi dalam pembentukan batu saluran kemih berdasarkan adanya 4 zona saturasi , terdapat tiga zona yaitu: a. Zona stabil Bila kadar bahan pengkristal air kemih sangat rendah maka disebut zona stabil saturasi rendah. Pada zona ini tidak ada pembentukan inti batu saluran kemih, bahkan bisa terjadi disolusi batu yang sudah ada. b. Zona metastabil Bila kadar bahan pengkristal air kemih lebih tinggi disebut zona supersaturasi metastabil. Pada zona ini batu saluran kemih yang ada dapat membesar walaupun tidak terbentuk inti batu saluran kemih yang baru, tetapi tidak dapat terjadi disolusi dan dapat terjadi agregasi kristal-kristal yang sudah terbentuk. Inhibitor sangat penting pada zona ini, yaitu untuk mencegah terjadinya kristal batu saluran kemih. c. Zona saturasi tinggi Bila kadar bahan pengkristal air kemih tinggi disebut zona saturasi tinggi. Pada keadaan ini mudah terbentuk inti batu saluran kemih spontan, batu begitu cepat membesar karen terjadi agregasi. Inhibitor tidak begitu efektif untuk mencegah terbentuknya kristal batu saluran kemih.
.
4. Teori matrik Di dalam air kemih terdapat protein yang berasal dari pemecahan mitochondria sel tubulus renalis yang berbentuk laba-laba. Kristal batu oksalat maupun kalsium fosfat akan menempel pada anyaman tersebut dan berada di sela-sela anyaman sehingga terbentuk batu. Benang seperti sarang laba-laba yang berisi protein 65%, Heksana10%, Heksosamin 2-5% sisanya air. Pada benang menempel kristal batu yang sebabkan batu makin lama makin besar. Matrik tersebut merupakan bahan yang merangsang timbulnya batu. 5. Teori Inhibitor Pada penelitian diketahui bahwa walaupun kadar bahan pembentuk batu sama tingginya pada beberapa orang tetapi tidak semua menderita penyakit batu. Hal tersebut disebabkan pada orang yang tidak terbentuk batu dalam air kemihnya mengandung bahan penghambat untuk terjadinya batu (inhibitor) yang lebih tinggi kadarnya dibanding pada penderita batu. Dikenal 2 jenis inhibitor yaitu organik yang sering terdapat adalah asam sitrat, nefrokalsin dan tamma-horsefall glikoprotein dan jarang terdapat yaitu gliko-samin glikans, uropontin. Inhibitor anorganik yaitu pirofosfat, magnesium dan Zinc. Menurut penelitian inhibitor yang paling kuat yaitu sitrat, karena sitrat akan bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat yang larut dalam air. Inhibitor mencegah terbentuknya kristal kalsium oksalat, mencegah agregasi dan mencegah perlengketan kristal kalsium oksalat pada membran tubulus. Magnesium mencegah terjadinya kristal kalsium oksalat dengan mengikat oksigen menjadi magnesium oksalat. Sitrat terdapat pada hampir semua buah-buahan tetapi kadar tertinggi pada jeruk. Pada penelitian diketahui bahwa kandungan sitrat jeruk nipis lebih tinggi daripada jeruk lemon (677 mg/10ml dibanding 494 mg/10ml air perasan jeruk. 6. Teori Epitaksi Pada teori ini dikatakan bahwa kristal dapat menempel pada kristal lain yang berbeda sehingga cepat membesar dan menjadi batu campuran. Keadaan ini disebut nukleasi heterogen dan yang paling sering yaitu kristal kalsium oksalat menempel pada krital asam urat yang ada. 7. Teori Infeksi Teori terbentuknya BSK juga dapat terjadi karena adanya infeksi dari kuman tertentu. Pengaruh infeksi pada pembentukan BSK adalah sebagai berikut: a. Teori terbentuknya batu struvit Batu struvit disebut juga batu infeksi mempunyai komposisi magnesium amonium fosfat. Terjadinya batu jenis ini dipengaruhi pH air kemih 7,2 dan terdapat amonium dalam air kemih, misalnya pemecah urea (urea splitting bacteria). Urease yang terbentuk akan menghidrolisa urea menjadi karbon dioksida dan amonium dengan reaksi seperti dibawah ini Akibat reaksi ini maka pH air kemih akan naik lebih dari 7 dan terjadi reaksi sintesis amonium yang terbentuk dengan molekul magnesium dan fosfat menjadi magnesum amonium fosfat (batu struvit). Bakteri penghasil urease sebagian besar Gram negatif yaitu golongan proteus, klebsiela, providensia dan pseudomonas. Ada juga bakteri gram positif yaitu stafilokokus, mikrokokus dan korinebakterium serta golongan mikoplasma, seperti T strain mikoplasma dan ureaplasma urelithikum. b. Teori nano bakteria Nanobakteria merupakan bakteri terkecil dengan diameter 50-200 nanometer yang hidup dalam darah, ginjal dan air kemih. Bakteri ini tergolong Gram negatif dan sensitif terhadap tetrasiklin. Dinding sel bakteri ini mengeras membentuk cangkang kalsium (karbonat apatite) kristal karbonat apatit ini akan mengadakan agregasi dan membentuk inti batu, kemudian kristal kalsium oksalat akan menempel disitu sehingga makin lama makin besar. Dilaporkan bahwa 90% penderita BSK mengandung nano bacteria. c. Oxalobacter Dalam usus manusia terdapat bakteri pemakan oksalat sebagai bahan energi yaitu Oxalobacter formigenes dan Eubacterium lentrum tetapi hanya Oxalobacter formigenes saja yang tak dapat hidup tanpa oksalat. 8. Dehidrasi Faktor resiko
Gambar 1. Aspek umum pembentukan batu saluran kemih dipengaruhi oleh banyak faktor
Pencegahan 1. Menurunkan konsentrasi reaktan (kalsium oksalat) 2. Meningkatkan konsentrasi inhibitor pembentuk batu Sitrat (kalium sitrat 20 mEq tiap malam hari dan minum jeruk nipis ataulemon sesudah makan malam). Sitrat terdapat pada hampir semua buah-buahan tetapi kadar tertinggi pada jeruk. Pada penelitian diketahui bahwa kandungan sitrat jeruk nipis lebih tinggi daripada jeruk lemon (677 mg/10ml dibanding 494 mg/10ml air perasan jeruk. 3. Pengaturan diet a. Meningkatkan masukan cairan Masukan cairan terutama di malam hari akan meningkatkan aliran kemih dan menurunkan konsentrasi pembentuk batu dalam urin. Dari hasil uji coba didapatkan pada tahun ke-5 insidensi pembentukan batu baru pada kelompok banyak minum 12% dibanding kelompok kontrol 27%. b. Hindari minuman soft drink lebih dari 1 liter per minggu c. Kurangi masukan protein Masukkan protein tinggi dapat meningkatkan eksresi kalsium, eksresi asam urat dan menurunkan sitrat dalam urin. d. Membatasi masukan natrium Diet natrium dapat memperbaiki reabsorpsi kalsium proksimal sehingga penurunan eksresi natrium dan eksresi kalsium. e. Masukan kalsium Pembatasan masukkan kalsium tidak dianjurkan. Penurunan kalsium intensitas bebas akan menimbulkan peningkatan absorpsi oksalat oleh pencernaan, peningkatan eksresi oksalat dan meningkatkan saturasi kalsium oksalat urin. Diet kalsium rendah dapat merugikan pasien dengan hiperkalsiuria idiopatik karena keseimbangan kalsium negatif akan memacu pengambilan kalsium dari tulang dan dari ginjal. Keadaan ini akan memperburuk penurunan densitas tulang pada beberapa pasien. Hematuria Batu terletak pada saluran kencing menghambat aliran urin danmenimbulkan trauma yang menyebabkan iritasi, ulserasi (luka terbuka atau goresan) dan pendarahannpada saluran kencing. Pemeriksaan Untuk Menentukan Lokasi Batu 1. Ultrasonografi a. Dapat menunjukkan ukuran,bentuk dan posisi batu b. Dapat diketahui adanya batu radiolusen dan dilatasi sistem kolektikus c. Keterbatasan pemeriksaan ini adalah kesulitan untuk menunjukkan batu ureter dan tidak dapat membedakan batu kalsifikasi dan batu radiolusen 2. Urogram a. Deteksi batu radiolusen sebagai defek pengisian (batu asam urat, xatin, dan 2,8 dihidroksiadenin ammonium urat) b. Menenjukkan lokasi batu dalam sistem kolektikus 3. CT-scan helikal dan kontas
Hubungan pekerjaan dan kurang minum dengan batu saluran kencing
Pada mereka yang setiap harinya bekerja di udara terbuka atau di lingkungan kerja dengan suhu tinggi mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Jika jumlah cairan dan elektrolit yang masuk tidak cukup untuk maka produksi urin akan menurun dan kepekatan urin akan meningkat (hipersaturasi). Keadaan ini apabila berlangsug cukup lama akan mendorong terbentuknya Kristal atau batu asam urat di saluran kemih. Air sangat penting dalam proses pembentukan batu saluran kemih, sebab bila kekurangan air minum maka dapat terjadi supersatuasi bahan pembentuk batu dalam air kemih yang terjadi dengan akibat terjadinya kristalisasi. Dianjurkan minum air 2-2,5 liter per hari atau minum 250 ml air tiap 4 jam ditambah 250 ml tiap kali makan untuk mencegah terbentuknya batu saluran kemih.
Tabel 1 Jumlah air minum dan risiko relatif timbul batu
Perbedaan Sistitis, Pielonefritis dan BSK
Sistitis adalah inflamasi kandung kemih (vesika urinaria). Inflamasi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri (biasanay Escherichia coli) yang menyebar dari menyebar dari uretra atau karena respon slergik atau akibat iritasi mekanis pada kandung kemih. Gejalanya adalah sering berkemih dan nyeri (disuria) yang disertai darah dalam urin (hematuria). Pielonefritis adalah inflamasi ginjal dan pelvis ginjal akibat infeksi bakteri. Inflamasi dapat berawal di traktus urinaria bawah (kandung kemih) dan menyebar ke ureter, atau karena infeksi yang dibawadarah dan limfe ke ginjal. Obstruksi traktus urinaria terjadi akibat pembesaran kelenjar prostat, batu ginjal, atau defek kongenital yang memicu terjadinya pielonefritis. Batu saluran kencing (BSK) merupakan keadaan patologis karena adanya massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kencing dan dapat menyebabkan nyeri, pendarahan atau infeksi pada saluan kencing.
Daftar Pustaka: Grace, Pierce A. 2007. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga. Sloane, Ethel. 2014. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC. Sudoyo AW, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.