Anda di halaman 1dari 15

Jaringan jalan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

jalan tol Jagorawi sebagai bagian jaringan jalan tol di Indonesia
Jaringan Jalan adalah satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri atas sistem
jaringan primer dan sistem jaringan Jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan
hierarkis.
Sedang sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling
menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang
berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan hierarkis.
Daftar isi
1 Sistem jaringan jalan primer
2 Sistem jaringan jalan sekunder
3 Pola Jaringan Jalan Kota
o 3.1 Kisi-kisi
o 3.2 Radial
o 3.3 Ring Radial
4 Lihat pula
Sistem jaringan jalan primer
Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di
tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat-pusat kegiatan.
Sistem jaringan jalan sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan
perkotaan.
Pola Jaringan Jalan Kota
Kisi-kisi
Merupakan jaringan jalan berbenrtuk kisi-kisi atau grid yang merupakan jaringan
jalan yang banyak dikembangkan di Amerika Utara yang mempunyai aksesibilitas
yang tinggi, sehingga alternatip pilihan jalan yang dilalui banyak. Pola jaringan
ini iterapkan dikota New York di Amerika Serikat, Toronto di Canada
Radial
Yaitu jaringan jalan yang berpusat pada pusat kota yang dihubungkan dengan
jalan-jalan radial, biasnya cocok untuk kota kecil dan akan menjadi tidak layak
untuk dikembangkan dikota-kota besar.
Ring Radial
Adalah pengembangan jaringan jalan radial dengan menambahkan ring atau jalan
lingkar. Semakin besar kota dibutuhkan jaln lingkar yang lebih banyak lagi, kota
Beijing di Cina sebagai memiliki 7 buah jalan lingkar. Kota Tokyo di Jepang, kota
London di Inggris juga menerapkan pola Ring radial.
Lihat pula
Jalan
Jalan tol
Jalan lingkar
http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_jalan\
Jalan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Jalan Pantura di Jawa Tengah
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori, dan jalan kabel.
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
Jalan khusus adalah jalan yang di bangun oleh instasi, badan usaha.
Perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan
sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.
Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol.
Penyelenggaraan jalan adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,
pembangunan, dan pengawasan jalan.
Pengaturan jalan kegiatan perumusan kebijakan perencanaan, penyusunan
perencanaan umum, dan penyusunan peraturan perundang-undangan jalan.
Pembinaan jalan adalah kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis,
pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan
pengembangan jalan.
Pengembangan jalan adalah kegiatan pemrograman dan penganggaran,
perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan
pemeliharaan jalan
Pengawasan jalan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tertib
pengaturan, pembinaan, dan pengembangan jalan.
Penyelenggaraan jalan adalah pihak yang melakukan peraturan, pembinaan,
pembangunan, dan pengawasan jalan sesuai dengan kewenangannya.
Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan
pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan
sebanding serta dilengkapai dengan pagar ruang milik jalan.
Daftar isi
1 Pengelompokan Jalan
o 1.1 Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status, dan
kelas
1.1.1 Sistem jaringan jalan
1.1.1.1 Sistem jaringan jalan primer
1.1.1.2 Sistem jaringan jalan sekunder
1.1.2 Jalan umum menurut fungsi
1.1.2.1 Jalan arteri
1.1.2.2 Jalan kolektor
1.1.2.3 Jalan lokal
1.1.2.4 Jalan lingkungan
1.1.3 Jalan umum menurut status
1.1.3.1 Jalan nasional
1.1.3.2 Jalan provinsi
1.1.3.3 Jalan kabupaten
1.1.3.4 Jalan kota
1.1.3.5 Jalan desa
1.1.4 Jalan umum menurut kelas
2 Bagian jalan
o 2.1 Ruang manfaat jalan
o 2.2 Ruang milik jalan
o 2.3 Ruang pengawasan jalan
3 Pembangunan jalan
4 Perekonomian jalan
5 Sejarah Pembangunan Jalan
o 5.1 Jalan Mesopotamia-Mesir
o 5.2 Jalan di Eropa dan China
o 5.3 Jalan Romawi
o 5.4 Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa
6 Sejarah Teknik Membangun Jalan
7 Lihat pula
Pengelompokan Jalan
Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khusus.
--180.254.142.56 30 Maret 2013 06.31 (UTC)--180.254.142.56 30 Maret 2013
06.31 (UTC)
Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status, dan
kelas
Sistem jaringan jalan
Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari
sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin
dalam hubungan hierarki.
Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah
dan dengan memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan
perkotaan, dan kawasan perdesaan.
Sistem jaringan jalan primer
Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di
tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:
menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan
wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan
menghubungkan antarpusat kegiatan nasional.
Sistem jaringan jalan sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di
dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang
mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi
sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.
Jalan umum menurut fungsi
Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan kedalam jalan arteri, jalan
kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.
Jalan arteri
Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara berdaya guna.
Jalan kolektor
Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata
sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
Jalan lokal
Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
Jalan lingkungan
Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
Jalan umum menurut status
Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan
provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.
Jalan nasional
Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan
jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis
nasional, serta jalan tol.
Jalan provinsi
Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan primer yang
menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar
ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
Jalan kabupaten
Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang
tidak termasuk dalam jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan
ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota
kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan
umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan
strategis kabupaten.
Jalan kota
Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan sekunder yang
menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat
pelayanan dengan persil, menghubungkan antara persil, serta menghubungkan
antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.
Jalan desa
Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau
antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
Jalan umum menurut kelas
Pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan
dikelompokkan atas bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan kecil.
Menurut berat kendaraan yang Iewat, jalan raya terdiri atas: 1. Jalan Kelas I 2.
Jalan Kelas IIA. 3. Jalan Kelas IIB. 4. Jalan Kelas IIC. 5. Jalan Kelas III.
Tebal perkerasan jalan itu ditentukan sesuai dengan kelas jalan.
Makin berat kendaraan-kendaraan yang melalui suatu jalan, makin berat pula
syarat-syarat yang ditentukan untuk pembuatan jalan itu.
Kelas I
Kelas jalan ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk dapat
melayani lalu lintas cepat dan berat. Dalam komposisi lalu lintasnya tak terdapat
kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor. Jalan raya dalam kelas ini
merupakan jalan-jalan raya yang berjalur banyak dengan konstruksi perkerasan
dari jenis yang terbaik dalam arti tingginya tingkatan pelayanan terhadap lalu
lintas.
Kelas II
Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan sekunder. Dalam komposisi Ialu
lintasnya terdapat lalu lintas lambat. Kelals jalan ini, selanjutnya berdasarkan
komposisi dan sifat lalu lintasnya, dibagi dalam tiga kelas, yaitu : IIA, IIB dan
IIC.
Kelas IIA Adalah jalan-jalan raya sekuder dua jalur atau lebih dengan
konlstruksi permukaan jalan dari jenis aspal beton (hot mix) atau yang setaraf, di
mana dalam komposisi lalu lihtasnya terdapat kendaraan lambat tapi, tanpa
kendaraan tanpa kendaraan yang tak bermotor. Untuk lalu lintas lambat, harus
disediakan jalur tersindiri.
Kelas IIB
Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan
dari penetrasi berganda atau yang setaraf di mana dalam komposisi lalu lintasnya
terdapat kendaraan lambat, tapi tanpa kendaraan yang tak bermotor.
Kelas IIC
Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan
dari jenis penetrasi tunggal di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat
kendaraan lambat dari kendaraan tak bermotor.
Kelas III
Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan penghubung dan merupakan
konstruksi jalan berjalur tunggal atau dua. Konstruksi permukaan jalan yang
paling tinggi adalah pelaburan dengan aspal.
Bagian jalan
Ruang manfaat jalan
Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang
pengamannya.
Ruang manfaat jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar,
tinggi, dan kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang
bersangkutan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh departemen yang
berwenang.
Ruang manfaat jalan hanya diperuntukkan bagi median, pengerasan jalan, jalur
pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman,
timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan
pelengkap lainnya.
Trotoar hanya diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki, walau pada prakteknya
banyak digunakan untuk keperluan lain semisal parkir atau tempat berjualan.
Ruang milik jalan
Ruang milik jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar
ruang manfaat jalan. Ruang milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang
dibatasi oleh lebar, kedalaman, dan tinggi tertentu. Ruang milik jalan
diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jalur
lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan.
Sejalur tanah tertentu dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang
berfungsi sebagai lansekap jalan.
Ruang pengawasan jalan
Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang
penggunaannya ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan. Ruang
pengawasan jalan diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan
pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan.
Ruang pengawasan jalan merupakan ruang sepanjang jalan di luar ruang milik
jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu.
Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup luas, lebar ruang pengawasan jalan
ditentukan dari tepi badan jalan paling sedikit dengan ukuran sebagai berikut:
jalan arteri primer 15 (lima belas) meter;
jalan kolektor primer 10 (sepuluh) meter;
jalan lokal primer 7 (tujuh) meter;
jalan lingkungan primer 5 (lima) meter;
jalan arteri sekunder 15 (lima belas) meter;
jalan kolektor sekunder 5 (lima) meter;
jalan lokal sekunder 3 (tiga) meter;
jalan lingkungan sekunder 2 (dua) meter; dan
jembatan 100 (seratus) meter ke arah hilir dan hulu.
Pembangunan jalan

Jalan di Jepang
Pada dasarnya pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas
yang mengatasi pelbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan
muka bumi, pembangunan jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan
tumbuh-tumbuhan. (Ini mungkin melibatkan penebasan hutan). Pelbagai jenis
mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini.
Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban
kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah
yang lebih keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di
atas lapisan dasar ini akan dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan
permukaan. Biasanya lapisan permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen.
Pengaliran/ drainase air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan
dalam pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan
tidak hanya membahayakan pengguna jalan, malahan akan mengikis dan
merusakkan struktur jalan. Karena itu permukaan jalan sebenarnya tidak betul-
betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berarah ke selokan di pinggir
jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke selokan.
Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan
yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing",
yakni sejenis benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan.
Fungsinya adalah untuk menandakan batas lintasan.
Perekonomian jalan
Jalan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong
orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan
adanya jalan, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari
suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan juga
mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya. Contohnya, di
pertengahan lintasan jalan utama yang menghubungkan bandar-bandar besar,
penduduk setempat dapat menjual makanan kepada sopir truk yang kerap lewat di
situ. Satu contoh yang baik bagi ekonomi lalu lintas dapat dilihat di pasar
Machap, Johor Malaysia. Sehubungan itu, Machap telah menjadi tempat istirahat
bagi bus jarak-jauh karena adanya fasilitas istirahat yang lengkap di situ dan juga
letaknya di pertengahan Lebuh Raya Utara Selatan. Di Machap, penumpang-
penumpang bus akan membelanjakan uang untuk pelayanan restoran dan kamar
kecil.
Ekonomi Trafik-Istirihat seperti yang berlaku di Machap sebenarnya tidak hanya
bergantung kepada lokasi dan juga fasilitas. Yang lebih penting ialah hubungan
pihak pemilik restoran dengan sopir bus. Untuk menarik lebih banyak sopir bus
datang ke mari bersama penumpangnya, pemilik restoran berusaha menarik hati
sopir bus dengan menyediakan makanan dan rokok gratis kepada mereka. Tetapi
cara yang paling baik ialah menghubungi langsung perusahaan bus tersebut agar
memilih suatu tempat sebagai tempat istirahat yang tetap.
Sejarah Pembangunan Jalan
Jalan sudah ada sejak manusia memerlukan area untuk berjalan terlebih-lebih
setelah menemukan kendaraan beroda diantaranya berupa kereta yang ditarik
kuda. Tidak jelas dikatakan bahwa peradaban mana yang lebih dahulu membuat
jalan. Akan tetapi hampir semua peradaban tidak terlepas dari keberadaan jalan
tersebut.
Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan muncul pada 3000 SM. Jalan tersebut
masih berupa jalan setapak dengan kontruksi sesuai dengan kendaraan beroda
padaknya diduga antara masa itu. Letaknya diduga antara Pegunungan Kaukasus
dan Teluk Persia.
Jalan Mesopotamia-Mesir
Seiring perkembangan peradaban di Timur tengah pada masa 3000 SM, maka
dibangunlah jalan raya yang menghubungkan Mesopotamia-Mesir. Selain untuk
perdagangan, jalan tersebut berguna untuk kebudayaan bahkan untuk peperangan.
Jalan utama pertama di kawasan itu, disebut-sebut adalah Jalan Bangsawan Persia
yang terentang dari Teluk Persia hingga Laut Aegea sepanjang 2857 km. Jalan ini
bertahan dari tahun 3500-300 SM.
Jalan di Eropa dan China
Di Eropa, jalan tertua disebut-sebut adalah Jalur Kuning yang berawal dari
Yunani dan Tuscany hingga Laut Baltik.
Di Asia timur, bangsa Cina membangun jalan yang menghubungkan kota-kota
utamanya yang bila digabung mencapai 3200 km.
Jalan Romawi
"Banyak jalan menuju Roma" begitulah istilah yang umum dikenal mengenai
jalan-jalan Romawi. Istilah tersebut tidaklah keliru karena bangsa Romawi banyak
membangun jalan. Di puncak kejayaannya , bangsa Romawi membangun jalan
sepanjang 85.000 km yang terbentang dari Inggris hingga Afrika Utara, dari
pantai Samudera Atlantik di Semenanjung Iberia hingga Teluk Persia. Keberadaan
jalan tersebut diabadikan dalam peta yang dikenal sebagai Peta Peutinger.
Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Jalan Raya Pos
Herman Willem Daendels adalah seorang Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang
ke-36. Ia memerintah antara tahun 1808 1811. Pada masa itu Belanda sedang
dikuasai oleh Perancis. Pada masa jabatannya ia membangun jalan raya pada
tahun 1808 dari Anyer hingga Panarukan. Sebagian dari jalan ini sekarang
menjadi Jalur Pantura (Pantai Utara) yang membentang sepanjang pantai utara
Pulau Jawa. Pembangunan jalan ini adalah proyek monumental namun dibayar
dengan banyak pelanggaran hak-hak asasi manusia karena dikerjakan secara paksa
tanpa imbalan pantas.
Manfaat yang diperoleh dari jalan ini adalah sebagai jalan pertahanan militer.
Selain itu dari segi ekonomi guna menunjang tanam paksa (cultuur stelsel) hasil
produk kopi dari pedalaman Priangan semakin banyak yang diangkut ke
pelabuhan Cirebon dan Indramayu padahal sebelumnya tidak terjadi dan produk
itu membusuk di gudang-gudang kopi Sumedang, Limbangan, Cisarua, dan
Sukabumi. Selain itu, dengan adanya jalan ini perjalanan darat Surabaya-Batavia
yang sebelumnya ditempuh 40 hari bisa dipersingkat menjadi tujuh hari. Ini
sangat bermanfaat bagi pengiriman surat yang oleh Daendels kemudian dikelola
dalam dinas pos.
Sejarah Teknik Membangun Jalan
Dalam sejarahnya, berbagai macam teknik digunakan untuk membangun jalan. Di
Eropa Utara yang repot dengan tanah basah yang berupa "bubur", dipilih jalan
kayu berupa gelondongan kayu dipasang diatas ranting, lalu diatasnya disusun
kayu secara melintang berpotongan untuk melalui rintangan tersebut.
Di kepulauan Malta ada bagian jalan yang ditatah agar kendaraan tidak meluncur
turun. Sedangkan masyarakat di Lembah Sungai Indus, sudah membangun jalan
dari bata yang disemen dengan bituna (bahan aspal) agar tetap kering. Dapat
dikatakan, pemakaian bahan aspal sudah dikenal sejak milenium ke 3 sebelum
masehi dikawasan ini, terbukti di Mahenjo Daro, Pakistan, terdapat penampung
air berbahan batu bata bertambalkan aspal.
Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan.
Lapisan pertama berupa hamparan pasir atau adukan semen, lapisan berikutnya
berupa batu besar datar yang kemudian disusul lapisan kerikil dicampur dengan
kapur, kemudian lapisan tipis permukaan lava yang mirip batu api. Ketebalan
jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan Romawi tersebut termasuk mutakhir
sebelum muncul teknologi jalan modern di akhir abad XVIII atau awal abad XIX.
Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh.
Seorang skotlandia bernama Thomas Telford (1757 - 1834) membuat rancangan
jalan raya, di mana batu besar pipih diletakan menghadap ke atas atau berdiri dan
sekarang dikenal dengan pondasi jalan Telford. Konstruksi ini sangat kuat
terutama sebagai pondasi jalan, dan sangat padat karya karena harus disusun
dengan tangan satu per satu. Banyak jalan yang bermutu baik dengan konstruksi
Telford, tetapi tidak praktis memakan waktu.
Oleh sebab itu ada konstruksi berikutnya oleh John Loudon Mc Adam (1756-
1836). Konstruksi jalan yang di Indonesia dikenal dengan jalan Makadam itu lahir
berkat semangat membuat banyak jalan dengan biaya murah. Jalan tersebut
berupa batu pecah yang diatur padat dan ditimbun dengan kerikil. Jalan Makadam
sangat praktis, batu pecah digelar tidak perlu disusun satu per satu dan saling
mengunci sebagai satu kesatuan.
Di akhir abad ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda, pada 1824
dibangun jalan aspal namun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalan
bersejarah itu dapat disaksikan di Champ-Elysess, Paris, Perancis.
Di Skotlandia, hadir jalan beton yang dibuat dari semen portland pada 1865.
Meski lebih kuat, jalan tersebut mudah retak karena perubahan cuaca. Berbeda
dengan aspal yang bersipat lebih plastis atau dapat kembang susut yang baik
terhadap perubahan cuaca dan sebagai pengikat yang lebih tahan air.
Jalan Aspal modern merupakan hasil karya imigran Belgia Edward de Smedt di
Columbia University, New York. Pada tahun 1872, ia sukses merekayasa aspal
dengan kepadatan maksimum. Aspal itu dipakai di Battery Park dan Fifth Avenue,
New York, tahun 1872 dan Pennsylvania Avenue, Washington D.C pada tahun
1877.
Lihat pula
Kecelakaan lalu-lintas
Kapasitas jalan
Jalan Lingkungan
Jalan setapak
Jalan tikus
Polisi tidur
http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan
Jalan lokal primer
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Jalan lokal primer adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah
dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan
lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan.
Ciri jalan lokal primer
Jalan lokal primer dalam kota merupakan terusan jalan lokal primer luar
kota.
Jalan lokal primer melalui atau menuju kawasan primer atau jalan primer
lainnya.
Jalan lokal primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah
20 (dua puluh) km per jam.
Kendaraan angkutan barang dan bus dapat diizinkan melalui jalan ini.
Lebar badan jalan lokal primer tidak kurang dari 6 (enam) meter
Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya paling rendah pada
sistem primer
http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_lokal_primer
Jalan lokal sekunder
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Jalan lokal sekunder adalah menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder
ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan.
Ciri jalan lokal sekunder
Jalan lokal sekunder menghubungkan:
1. antar kawasan sekunder ketiga atau dibawahnya.
2. kawasan sekunder dengan perumahan.
Jalan lokal sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling
rendah 10 (sepuluh) km per jam.
Lebar badan jalan lokal sekunder tidak kurang dari 5 (lima) meter.
Kendaraan angkutan barang berat dan bus tidak diizinkan melalui fungsi
jaIan ini di daerah pemukiman.
Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya paling rendah
dibandingkan dengan fungsi jalan yang lain.
http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_lokal_sekunder
Daftar Trayek Angkot di Kabupaten Bogor

ANGKOT WARNA BIRU
01 Cipaku Merdeka
Cipaku Pahlawan Empang Ramayana Ir. H.Juanda Paledang
PerintisKemerdekaan Term. Merdeka Dr.Semeru PasarMawar M.
A.Salmun PasarAnyar Dewi Sartika Kapten Muslihat Ir. H. Juanda
Ramayana Suryakencana Lawang Gintung Cipaku

02 Cisarua Sukasari
Cisarua Tugu Megamendung Cipayung Gadog Ciawi -Tajur
RayaPajajaran Sukasari

02a Cicurug Sukasari
Cicurug Cigombong Ciawi Tajur Sukasari


03 Ciapus Ramayana
Ciapus Kota Batu Cikaret Empang Bondongan GangAut Pasar
Cumpok Ramayana
Empang Cikaret Kota Batu Ciapus

04 Rancamaya Ramayana
Rancamaya Batutulis Pahlawan Empang Ramayana Ir. H.Juanda
PasarCumpok Pahlawan Batutulis -Rancamaya

04a Cihideung Ramayana
Cihideung Batutulis Pahlawan Empang Ramayana PasarCumpok
Pahlawan Batutulis Cihideung

05 Ciampea -Term. Bubulak/Laladon
Ciampea Darmaga Term.Bubulak / Laladon

06 Parung Term.Merdeka
Parung Jampang Kemang Salabenda Semplak Cilendek Dr. Semeru
Pasar Mawar Merdeka Term.Merdeka Dr.Semeru Cilendek Semplak
Salabenda Kemang Jampang Parung

06a BantarKambing Term.Merdeka
Bantar Kambing Semplak Cilendek Dr. Semeru PasarMawar Merdeka
Term. Merdeka Dr. Semeru Cilendek Semplak Salabenda Kemang
Jampang Parung

07 Bojonggede Pasar Anyar
Bojonggede Raya Kedungbadak Kebon Pedes Dadali Ahmad Yani
Jenderal Sudirman Sawojajar PasarAnyar DewiSartika Sawojajar Jenderal
Sudirman Pondok Rumput Raya Kedungbadak Bojonggede

07a Salabenda Pasar Anyar
Salabenda RayaKedungbadak Kebon Pedes Dadali Ahmad Yani Jenderal
Sudirman Sawojajar PasarAnyar JenderalSudirman Pemuda Pondok
Rumput Raya Kedungbadak Kedungbadak Salabenda

08 Citeureup Pasar Anyar
Citeureup -Nangewer Cibuluh Kedung Halang Warung Jambu Ahmad Yani
Jenderal Sudirman Sawojajar - PasarAnyar DewiSartika Sawojajar
Jenderal Sudirman Pemuda Dadali Warung Jambu Nangewer- Citeureup

32 Cibinong Terminal Bubulak
Cibinong Jl.RayaJakarta Bogor Kedunghalang KH.Sholeh Iskandar
Kampus UIKA -Taman Yasmin Loji- Terminal Bubulak
http://infotrayek.blogspot.com/2010/09/1106.html

Anda mungkin juga menyukai