Disusun oleh : Tamalia Umaroyani Pratiwi 11/313233/TK/37848 Fadhila Adzkia Z 11/319640/TK/38763 May Tri Karuniawati 11/319642/TK/38765 Nisrina Nafiatul Huda 11/319727/TK/38844 Wildha B. Riska 11/319762/TK/38879
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014 A. Latar Belakang Masalah Air memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peran penting tersebut terlihat dari tingkat kebutuhan manusia dalam penggunaan air di kehidupan sehari-hari. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap air tidaklah sebanding dengan ketersediaan air di bumi, khususnya air yang sering kita pergunakan, yaitu air tawar. Hingga saat ini tingkat kebutuhan air semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia. Mengingat hal tersebut, penghematan dalam penggunaan air menjadi sesuatu yang penting. Selain untuk konsumsi minum dan untuk mandi, kegiatan yang juga banyak membutuhkan air terutama bagi seorang muslim adalah berwudhu. Wudhu dilakukan minimal 5 kali dalam sehari dengan rata-rata penggunaan setiap kali berwudhu menghabiskan 5 liter air tiap orangnya. Penggunaan air dalam jumlah tersebut tidaklah sesuai dengan ketersediaan air. Maka untuk menghindari terbuangnya air dengan sia-sia saat berwudhu, perlu dicarikan solusi untuk menanganinya. Solusi untuk menangani permasalahan tersebut dapat berupa pembuatan sistem otomasi keran yang dapat mengalirkan air hanya saat digunakan untuk berwudhu, dan akan berhenti saat tidak digunakan.
B. Solusi Rancangan Otomasi Seperti yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah di atas, solusi untuk masalah tersebut adalah membuat rancangan sistem keran otomatis. Sistem yang dirancang berupa pengendali buka-tutup keran solenoid valve. Berikut ini adalah alat- alat yang dibutuhkan untuk perancangan keran otomatis : 1. Keran solenoid Keran solenoid adalah keran yang memiliki katub aliran air yang posisi buka dan tutupnya dikendalikan oleh solenoid dengan memberikan energi elektromagnetis. Kran ini dihubungkan ke sumber arus AC dengan besar tegangan 220V dan aliran melalui lubang mulut keran akan terbuka atau tertutup tergantung pada apakah solenoid diberi energi atau dihilangkan energinya. Ketika kumparan diberi energi, inti besi akan ditarik ke dalam kumparan solenoid untuk membuka keran. Pegas yang terdapat pada pangkal besi akan mengembalikan keran pada posisi semula, yaitu tertutup apabila arus berhenti.
2. Arduino Arduino merupakan sebuah platform komputasi fisik yang bersifat open source dimana memiliki input/output yang dapat dikontrol menggunakan bahasa pemrograman. Arduino dapat dihubungkan ke perangkat seperti komputer. Bahasa pemrograman yang digunakan pada Arduino adalah bahasa pemrograman C yang telah disederhanakan dengan fitur-fitur dalam library sehingga membantu pembuatan program. Arduino terdiri dari dua bagian utama, yaitu hardware dan software. Hardware Arduino merupakan papan elektronik yang biasa disebut dengan mikrokontroler sedangkan software Arduino digunakan untuk memasukkan program yang akan digunakan untuk menjalankan Arduino tersebut.
3. Sensor PIR Passive Infrared (PIR) merupakan jenis radiasi pirometer untuk detektor foton. Radiasi yang datang akan menyebabkan detektor melepaskan sejumlah elektron dan menghasilkan sinyal listrik untuk digunakan dalam pengukuran. PIR mendeteksi radiasi infra merah dari tubuh manusia yang sering digunakan dalam teknologi deteksi gerak atau suhu. Di bawah ini adalah diagram internal PIR.
4. Power Supply Power supply merupakan rangkaian catu daya yang menghasilkan tegangan stabil yang digunakan untuk suplai tegangan sistem microcontroller Arduino Uno dan relay.
5. Driver Relay Driver relay berfungsi sebagai sakelar/switch tegangan 220V pada keran solenoid. 6. Pompa Air Pompa air di gunakan sebagai pembantu memberi tekanan air pada keran solenoid. Perancangan umum sistem keran air wudhu otomatis dapat dijelaskan pada diagram blok sistem berikut.
Dalam simulasi keran air wudhu ini, sensor PIR akan mendeteksi gerak/suhu, dan kemudian hasil dari sensor akan di kirim ke microcontroller berupa perintah. Selanjutnya pada mikrokontroler akan diproses logika pemrograman antara lain ketentuan jarak anggota tubuh kita terhadap sensor. Misal ketika anggota tubuh kita berada tepat pada sensor maksimal 15 cm maka air kran akan mengalir. Sebaliknya, ketika anggota tubuh kita berada pada jarak melebihi 15 cm maka sensor tidak bisa mendeteksi sehingga keran tidak mengalirkan air wudhu. Jika posisi tangan kita berada tepat pada sensor secara terus menurus maka air akan mengalir selama tangan kita berada pada sensor tersebut. Dengan adanya perancangan sistem otomasi keran air wudhu tersebut, diharapkan dapat menghemat penggunaan air . . . (ga tau terusan kesimpulannya,hehe)