Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

WAWASAN KEBANGSAAN DI INDONESIA









Akmilia Ristina Wiradita
AT-1A / H0713016


Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
2013
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Suhady 2006: 18),
istilah wawasan kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu wawasan dan
kebangsaan dan secara etimologi istilah wawasan berarti hasil mewawas,
tinjauan, pandangan dan dapat juga berarti konsepsi cara pandang. Wawasan
kebangsaan dapat juga diartikan sebagai sudut pandang/cara memandang yang
mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk memahami
keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam memandang diri dan bertingkah
laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam lingkungan internal dan lingkungan
eksternal. Wawasan kebangsaan menentukan cara suatu bangsa mendayagunakan
kondisi geografis negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politik serta
pertahanan keamanan dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan
nasional. Wawasan kebangsaan menentukan cara bangsa menempatkan diri dalam
tata hubungan dengan sesama bangsa dan dalam pergaulan dengan bangsa
bangsa lain di dunia internasional.
Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai sudut pandang / cara
memandang yang mengandung kemampuan seseorang kelompok atau organisasi
orang untuk memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam
memandang diri dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam
lingkungan internal dan lingkungan eksternal, menentukan cara suatu bangsa
mendayagunakan kondisi geografis negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan
politik serta pertahanan keamanan dalam mencapai cita-cita dan menjamin
kepentingan nasional dan Internasional. SDM Indonesia hendaknya menjadi insan
yang memiliki integritas, cerdas, dan kompetitif serta dapat meningkatkan
aktualisasi diri sekaligus bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia.

2. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk
a. Mengetahui pengertian wawasan kebangsaan
b. Menjelaskan peran generasi pemuda
c. Memberikan jalan keluar tentang masalah-masalah yang dihadapi bangsa
tentang generasi muda


PEMBAHASAAN
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang mengenai diri dan tanah airnya
sebagai negara kepulauan dan sikap bangsa Indonesia diri dan lingkungannya,
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Wawasan Kebangsaan adalah merupakan sebuah pedoman yang masih
bersifat filosofia normatif. Sebagai perwujudan dari rasa dan semangat kebangsaan
yang melahirkan bangsa Indonesia. Akan tetapi situasi dan suasana lingkungan
yang terus berubah sejalan dengan proses perkembangan kehidupan bangsa dari
waktu ke waktu. Wawasan Kebangsaan harus senantiasa dapat menyesuaikan diri
dengan perkembagan dan berbagai bentuk implementasinya.
Memahami serta mempedomani secara baik ajaran yang terkandung di
dalam konsepsi Wawasan Kebangsaan akan menumbuhkan keyakinan dan
kepercayaan dari setiap warga bangsa tentang posisi dan peran masing-masing
ditengah-tengah masyarakat yang serba majemuk. Hal ini berarti suasana kondisi
yang mendorong perkembangan setiap individu sehingga terwujud ketahanan
pribadi dapat menciptakan suatu ketahanan nasional Indonesia.
Semakin berkembangnya era globalisasi, perubahan cara pikir para
masyarakat pun berubah. Paradigma berfikir masyarakat, termasuk para generasi
muda pun mengalami perkembangan. Namun seringkali perkembangan cara
berfikir mereka tidak diimbangi dengan wawasan kebangsaan yang mumpuni
(memadai). Sehingga seringkali mereka bertindak melampaui batas sebagai warga
negara, dengan sikap seperti itu maka suatu negara tidak mengalami
perkembangan yang seharusnya, oleh karena itu perlu adanya pengimbangan
antara wawasan kebangsaan dengan cara berperilaku masyarakat terhadap
perkembangan. Karena dengan wawasan kebangsaan itulah seorang individu atau
bahkan masyarakat umum mampu menjawab tantangan besar di dunia luar, namun
tetap berpegang teguh dengan kepribadian bangsa.
Bukan hal mudah untuk mewujudkan tekad dalam memahami wawasan
kebangsaan. Namun menghadapi millenium ke III yang dimulai pada abad ke XXI
ini, kira-kira tiga setengah tahun lagi, wawasan kebangsaan Indonesia mutlak
dihayati dan diwujudkan oleh kita sebagai orang dewasa dan anak-anak kita
bersama-sama dengan seluruh bangsa kita demi keutuhan persatuan dan kesatuan
nasional Indonesia. Pengalaman menunjukan bahwa, Yugoslavia dan Uni Soviet
adalah contoh negara-negara yang porak poranda menjadi banyak negara kecil
karena mereka masing-masing tidak memiliki wawasan kebangsaan dan
nasionalisme yang berakar pada kebudayaan nasional mereka masing-masing .
Sebagai bangsa kita memiliki Pancasila yang menjadi pandangan hidup
bangsa, dasar negara dan ideologi nasional di dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara yang berakar kuat di dalam kebudayaan daerah-daerah
Indonesia. Rasa memiliki dan keyakinan menjadi bagian integral dari bangsa kita
inilah yang perlu kita pupuk dan kembangkan di antara generasi muda. Pengenalan
lebih dalam mengenai aneka ragam adat istiadat, flora fauna, kekayaan alam,
kelebihan dan kekurangan masyarakat kita, lagu-lagu rakyat, nyanyian dan tarian
daerah, sastera daerah, pemahaman humaniora dan historiografi peristiwa-
peristiwa daerah dan nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi bangsa di
dalam abad XXI di bidang-bidang ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, kehidupan keluarga, riwayat hidup pahlawan-pahlawan bangsa
Indonesia, peran serta rakyat Indonesia di dalam upaya kemanusiaan dan
perdamaian di dunia internasional, sumbangsih Indonesia di dunia olah raga dan
kesenian merupakan upaya yang dapat dilaksanakan dengan pelbagai metode
yang relevan untuk melaksanakan bimbingan di atas di sekolah maupun di
keluarga.
Dewasa ini, di Indonesia wawasan kebangsaan sudah mulai tergeser oleh
berbagai budaya asing yang masuk, dan warga negara nya cenderung tidak peduli
terhadap wawasan kebangsaan tersebut, apalagi pada kalangan generasi muda
saat ini, mereka tidak bangga atas negaranya sendiri dan lebih membanggakan
negara lain yang menurut pandangan mereka lebih baik dan tentunya lebih modern.
Apabila hal ini terus terjadi, maka lambat laun wawasan kebangsaan mereka
akan terkikis dan wawasan kebangsaan itu akan menghilang dari diri mereka. Jadi,
dengan keadaan tersebut, kita sebagai generasi muda sudah seharusnya untuk
menjaga dan menegakan wawasan kebangsaan kita dan senantiasa untuk bangga
atas tanah air kita, yaitu Indonesia.
Cara-cara yang dapat digunakan selain membaca buku-buku,
mendengarkan nyanyian-nyanyian juga mengadakan festival, lomba, sayembara,
penjelajahan, diskusi, seminar, lokakarya, kegiatan rohani di pelbagai bidang seni,
sastera, ilmiah pada peringatan hari-hari nasional atau pada kesempatan-
kesempatan lain. Di rumah, cara-cara ini memang dilakukan secara informal. Di
sekolah cara-cara ini dapat dilakukan sebagai kegiatan ko kurikuler dan ekstra
kurikuler yang dilaksanakan secara sistematis dan sistemik, berkesinambungan,
berjenjang mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi.
Wawasan kebangsaan adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh kita
semua sebagai anak bangsa terutama Generasi Muda yang merupakan generasi
penerus bangsa, yang bertugas meneruskan perjuangan-perjuangan para
pahlawan dalam rangka membangun suatu Bangsa dan Negara menjadi Bangsa
dan Negara yang maju, sejahtera, dan tentram-damai, serta untuk menjaga dan
melestarikan kultur bangsa di era globalisasi ini, agar kultur bangsa kita menjadi
kultur bangsa asli dan tidak tercampur dengan kultur bangsa luar yang dapat
menghilangkan jati diri bangsa. Untuk itu perlu diperhatian: Pertama, tumbuh
kembangkan terus pemahaman tentang Wawasan Kebangsaan sebagai alat
pemersatu bangsa dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah rakyat, walaupun
latar belakang suku, agama, ras dan adat istiadat yang berbeda; Kedua, hayati dan
pahami secara utuh tentang butir-butir dari Wawasan Kebangsaan yaitu; rasa
kebangsaan, paham kebangsaan dan semangat kebangsaan yang merupakan jiwa
bangsa Indonesia dan pendorong tercapainya cita-cita bangsa; dan Ketiga, bina
terus semangat kebangsaan, di lingkungan kita sebagai anak bangsa dalam upaya
mewujudkan Persatuan dan kesatuan bangsa.
Melihat kondisi negara saat ini yang mudah terpengaruh akan budaya asing,
pasti akan timbul sikap kita adalah menjaga kebanggaan kita sebagai bangsa
Indonesia, dengan cara membawa jati diri bangsa dan menunjukkan dimana pun
kita berada, kita bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, bangsa yang
mempunyai banyak hal yang mampu dibanggakan. Tidak peduli banyak hal postif
dari luar yang masuk kedalam negeri ini, kita harus tetap lebih bangga terhadap hal-
hal yang dimiliki oleh Indonesia.
Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, dengan cara saling
menghargai perbedaan, yang dimulai dari hal kecil, seperti perbedaan dalam
menganut kepercayaan. Menaati peraturan, karena adanya peraturan adalah untuk
mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara dengan bertujuan membuat
Indonesia menjadi lebih baik dan menjaga stabilitas nasional.
Memanfaatkan kekayaan alam dengan baik dan untuk kepentingan
bersama, oknum-oknum yang selalu mencari keuntungan pribadi dengan mengeruk
kekayaan alam di Indonesia perlu ditindak lanjuti. Pelestarian kekayaan alam di
Indonesia diperlukan agar anak cucu kita nantinya juga dapat merasakan apa yang
dimiliki negeri ini.
Mengargai jasa para pahlawan, Indonesia tidak mungkin merdeka tanpa
adanya usaha dan perjuangan para pahlawan. Maka dari itu kita sebagai kaum
muda harus menghargai apa yang telah mereka lakukan terhadap negara ini.
Lalu bagaimana dengan tindakan anarkis di lingkungan mahasiswa?
Dalam pengertian secara umum, tindakan anarkis menjurus kepada
tindakan pengrusakan, perkelahian, dan tindakan negatif lainnya. Ketika tindakan ini
dilakukan oleh orang-orang yang bukan dari kalangan intelektual, mungkin wajar
saja. Tapi bagaimana jika yang melakukan ini adalah mahasiswa yang jelas-jelas
merupakan generasi muda, generasi yang berwawasan akademis. Tindakan seperti
demo yang sering dilakukan di beberapa tempat umum dan gedung pemerintahan,
bentrokan-bentrokan yang sering terjadi akhir-akhir ini, tidak menunjukan predikat
mahasiswa yang sesungguhnya.
Mahasiswa harus memahami kembali hakikat dirinya bisa menjadi
mahasiswa. Dilihat dari bentukan katanya, mahasiswa berasal dari dua kata, yaitu
maha yang berati besar, dan siswa yang berarti orang yang belajar. Jadi,
mahasiswa adalah pelajar yang mempunyai derajat paling tinggi dibandingkan
dengan pelajar-pelajar lainnya. Oleh sebab itu, mahasiswa harus menggunakan
akal dan hati nuraninya, dalam setiap mengatasi masalah yang ada. Sudah
diketahui, bahwasannya mahasiswa adalah agent of social change, yaitu agen
perubahan sosial. Mahasiswa sudah seharusnya menjadi pengawal perubahan
tatanan masyarakat dalam kehidupan bernegara. Sehingga, tujuan untuk
menciptakan masyarakat adil dan makmur akan tercapai.
Budaya anarkis harus mulai dibedakan dari sekarang, mana anarkis yang
sebenarnya dan yang tidak. Pertama, anarkis yang harus dilakukan mahasiswa
adalah sikap selalu menolak jika ada bentuk penindasan dan ketidak adilan.
Penolakan itu bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melaui publikasi
dan demonstrasi. Dalam melakukan publikasi, mahasiswa bisa memanfaatkan
media-media yang ada untuk menyampaikan penolakannya, misalnya melalui
artikel, puisi, cerpen, atau karya tulis yang lain yang bisa dimanfaatkan.
Kedua, anarkis yang harus dihindari mahasiswa adalah anarkis yang
diartikan ke dalam hal yang negatif seperti yang dijeaskan di awal. Sebut saja,
bentrok dengan aparat kepolisian dalam demonstrasi, bertikai dengan teman sendiri
karena berbeda pendapat, dan hal-hal lain yang sifatnya negatif. Sebab, ini jelas
tidak pantas dilakukan oleh mahasiswa yang notabene adalah insan akademis dan
kaum intelektual.
Namun, harus digaris bawahi, jika berbagai uapaya penolakan sudah
dilakukan, baik berupa publikasi maupun demonstrasi, tetapi segala bentuk
penindasan dan ketidakadilan itu masih saja dilakukan, maka tindakan kekerasan
harus dilakukan untuk meruntuhkan rezim yang melakukan hal itu. Sebab, apabila
hal itu dibiarkan, maka semua cita-cita yang diimpikan oleh rakyat tidak akan
terwujud. Oleh karena itu, mahasiswa harus mulai menamkan paham anarkisme
dengan benar yang dijalankan sesuai dengan hukum bernegara dan norma-norma
yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.











PENUTUP
1. Simpulan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang mengenai diri dan tanah airnya
sebagai negara kepulauan dan sikap bangsa Indonesia diri dan lingkungannya,
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Pemuda sebagai salah satu komponen bangsa perlu tanggap terhada
kondisi ini. Pemuda hendaknya maju terus dalam dinamika konteks kebangsaan di
Indenesia yang hingga saat ini masih mencoba mencari format terbaik dalam
pengembangan demokrasi, wawasan kebangsaan dan membangun bangsa.
Sebagai generasi muda, penerus bangsa kita harus memiliki wawasan
kebangsaan. Upaya kita dalam mempertahankan wawasan kebangsaan adalah
menolak segala bentuk ketidakadilan dan penindasan, menumbuhkan rasa
nasionalisme sehingga kita merasa harus melindungi persatuan negara Indonesia,
menghargai jasa para pahlawan dan mengikut jejak mereka dalam
mempertahankan kemerdekaan bangsa.

2. Saran
Kita seharusnya menjaga persatuan NKRI, harus meningkatkan daya
adaptasi masyarakat terhadap perkembangan IPTEK, para generasi muda harus
memahami dan mempelajari serta mengamalkan wawasan kebangsaan,
pematangan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai bekal untuk membentengi diri
dari segala hal yang dapat memecahkan persatuan Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Adjisoedarmo, S., dkk. 2012. Jatidiri UNSOED. Purwokerto: Universitas Jenderal
Soedirman.
Basari, H. dan Dahm, Bernhard. 1987. Sukarno dan Perjuangan Kemerdekaan.
Jakarta : LP3ES.
Hamengkubuwono. 2008. Merajut Kembali Indonesia Kita. Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama.
Suhady, I. dan A.M. Sinaga. 2006. Wawasan Kebangsaan dalam kerangka NKRI .
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Yudhoyono, SB. 2004. Menuju Negara Kebangsaan Modern. Wawasan
Kebangsaan dan Indonesia Masa Depan. Jakarta: Brighten Press.

Anda mungkin juga menyukai