Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret 2013 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Suhady 2006: 18), istilah wawasan kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu wawasan dan kebangsaan dan secara etimologi istilah wawasan berarti hasil mewawas, tinjauan, pandangan dan dapat juga berarti konsepsi cara pandang. Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai sudut pandang/cara memandang yang mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam memandang diri dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Wawasan kebangsaan menentukan cara suatu bangsa mendayagunakan kondisi geografis negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan keamanan dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasional. Wawasan kebangsaan menentukan cara bangsa menempatkan diri dalam tata hubungan dengan sesama bangsa dan dalam pergaulan dengan bangsa bangsa lain di dunia internasional. Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai sudut pandang / cara memandang yang mengandung kemampuan seseorang kelompok atau organisasi orang untuk memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam memandang diri dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam lingkungan internal dan lingkungan eksternal, menentukan cara suatu bangsa mendayagunakan kondisi geografis negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan keamanan dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasional dan Internasional. SDM Indonesia hendaknya menjadi insan yang memiliki integritas, cerdas, dan kompetitif serta dapat meningkatkan aktualisasi diri sekaligus bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia.
2. Tujuan Penulisan makalah ini bertujuan untuk a. Mengetahui pengertian wawasan kebangsaan b. Menjelaskan peran generasi pemuda c. Memberikan jalan keluar tentang masalah-masalah yang dihadapi bangsa tentang generasi muda
PEMBAHASAAN Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dan sikap bangsa Indonesia diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Wawasan Kebangsaan adalah merupakan sebuah pedoman yang masih bersifat filosofia normatif. Sebagai perwujudan dari rasa dan semangat kebangsaan yang melahirkan bangsa Indonesia. Akan tetapi situasi dan suasana lingkungan yang terus berubah sejalan dengan proses perkembangan kehidupan bangsa dari waktu ke waktu. Wawasan Kebangsaan harus senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan perkembagan dan berbagai bentuk implementasinya. Memahami serta mempedomani secara baik ajaran yang terkandung di dalam konsepsi Wawasan Kebangsaan akan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan dari setiap warga bangsa tentang posisi dan peran masing-masing ditengah-tengah masyarakat yang serba majemuk. Hal ini berarti suasana kondisi yang mendorong perkembangan setiap individu sehingga terwujud ketahanan pribadi dapat menciptakan suatu ketahanan nasional Indonesia. Semakin berkembangnya era globalisasi, perubahan cara pikir para masyarakat pun berubah. Paradigma berfikir masyarakat, termasuk para generasi muda pun mengalami perkembangan. Namun seringkali perkembangan cara berfikir mereka tidak diimbangi dengan wawasan kebangsaan yang mumpuni (memadai). Sehingga seringkali mereka bertindak melampaui batas sebagai warga negara, dengan sikap seperti itu maka suatu negara tidak mengalami perkembangan yang seharusnya, oleh karena itu perlu adanya pengimbangan antara wawasan kebangsaan dengan cara berperilaku masyarakat terhadap perkembangan. Karena dengan wawasan kebangsaan itulah seorang individu atau bahkan masyarakat umum mampu menjawab tantangan besar di dunia luar, namun tetap berpegang teguh dengan kepribadian bangsa. Bukan hal mudah untuk mewujudkan tekad dalam memahami wawasan kebangsaan. Namun menghadapi millenium ke III yang dimulai pada abad ke XXI ini, kira-kira tiga setengah tahun lagi, wawasan kebangsaan Indonesia mutlak dihayati dan diwujudkan oleh kita sebagai orang dewasa dan anak-anak kita bersama-sama dengan seluruh bangsa kita demi keutuhan persatuan dan kesatuan nasional Indonesia. Pengalaman menunjukan bahwa, Yugoslavia dan Uni Soviet adalah contoh negara-negara yang porak poranda menjadi banyak negara kecil karena mereka masing-masing tidak memiliki wawasan kebangsaan dan nasionalisme yang berakar pada kebudayaan nasional mereka masing-masing . Sebagai bangsa kita memiliki Pancasila yang menjadi pandangan hidup bangsa, dasar negara dan ideologi nasional di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara yang berakar kuat di dalam kebudayaan daerah-daerah Indonesia. Rasa memiliki dan keyakinan menjadi bagian integral dari bangsa kita inilah yang perlu kita pupuk dan kembangkan di antara generasi muda. Pengenalan lebih dalam mengenai aneka ragam adat istiadat, flora fauna, kekayaan alam, kelebihan dan kekurangan masyarakat kita, lagu-lagu rakyat, nyanyian dan tarian daerah, sastera daerah, pemahaman humaniora dan historiografi peristiwa- peristiwa daerah dan nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi bangsa di dalam abad XXI di bidang-bidang ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kehidupan keluarga, riwayat hidup pahlawan-pahlawan bangsa Indonesia, peran serta rakyat Indonesia di dalam upaya kemanusiaan dan perdamaian di dunia internasional, sumbangsih Indonesia di dunia olah raga dan kesenian merupakan upaya yang dapat dilaksanakan dengan pelbagai metode yang relevan untuk melaksanakan bimbingan di atas di sekolah maupun di keluarga. Dewasa ini, di Indonesia wawasan kebangsaan sudah mulai tergeser oleh berbagai budaya asing yang masuk, dan warga negara nya cenderung tidak peduli terhadap wawasan kebangsaan tersebut, apalagi pada kalangan generasi muda saat ini, mereka tidak bangga atas negaranya sendiri dan lebih membanggakan negara lain yang menurut pandangan mereka lebih baik dan tentunya lebih modern. Apabila hal ini terus terjadi, maka lambat laun wawasan kebangsaan mereka akan terkikis dan wawasan kebangsaan itu akan menghilang dari diri mereka. Jadi, dengan keadaan tersebut, kita sebagai generasi muda sudah seharusnya untuk menjaga dan menegakan wawasan kebangsaan kita dan senantiasa untuk bangga atas tanah air kita, yaitu Indonesia. Cara-cara yang dapat digunakan selain membaca buku-buku, mendengarkan nyanyian-nyanyian juga mengadakan festival, lomba, sayembara, penjelajahan, diskusi, seminar, lokakarya, kegiatan rohani di pelbagai bidang seni, sastera, ilmiah pada peringatan hari-hari nasional atau pada kesempatan- kesempatan lain. Di rumah, cara-cara ini memang dilakukan secara informal. Di sekolah cara-cara ini dapat dilakukan sebagai kegiatan ko kurikuler dan ekstra kurikuler yang dilaksanakan secara sistematis dan sistemik, berkesinambungan, berjenjang mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi. Wawasan kebangsaan adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh kita semua sebagai anak bangsa terutama Generasi Muda yang merupakan generasi penerus bangsa, yang bertugas meneruskan perjuangan-perjuangan para pahlawan dalam rangka membangun suatu Bangsa dan Negara menjadi Bangsa dan Negara yang maju, sejahtera, dan tentram-damai, serta untuk menjaga dan melestarikan kultur bangsa di era globalisasi ini, agar kultur bangsa kita menjadi kultur bangsa asli dan tidak tercampur dengan kultur bangsa luar yang dapat menghilangkan jati diri bangsa. Untuk itu perlu diperhatian: Pertama, tumbuh kembangkan terus pemahaman tentang Wawasan Kebangsaan sebagai alat pemersatu bangsa dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah rakyat, walaupun latar belakang suku, agama, ras dan adat istiadat yang berbeda; Kedua, hayati dan pahami secara utuh tentang butir-butir dari Wawasan Kebangsaan yaitu; rasa kebangsaan, paham kebangsaan dan semangat kebangsaan yang merupakan jiwa bangsa Indonesia dan pendorong tercapainya cita-cita bangsa; dan Ketiga, bina terus semangat kebangsaan, di lingkungan kita sebagai anak bangsa dalam upaya mewujudkan Persatuan dan kesatuan bangsa. Melihat kondisi negara saat ini yang mudah terpengaruh akan budaya asing, pasti akan timbul sikap kita adalah menjaga kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia, dengan cara membawa jati diri bangsa dan menunjukkan dimana pun kita berada, kita bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, bangsa yang mempunyai banyak hal yang mampu dibanggakan. Tidak peduli banyak hal postif dari luar yang masuk kedalam negeri ini, kita harus tetap lebih bangga terhadap hal- hal yang dimiliki oleh Indonesia. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, dengan cara saling menghargai perbedaan, yang dimulai dari hal kecil, seperti perbedaan dalam menganut kepercayaan. Menaati peraturan, karena adanya peraturan adalah untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara dengan bertujuan membuat Indonesia menjadi lebih baik dan menjaga stabilitas nasional. Memanfaatkan kekayaan alam dengan baik dan untuk kepentingan bersama, oknum-oknum yang selalu mencari keuntungan pribadi dengan mengeruk kekayaan alam di Indonesia perlu ditindak lanjuti. Pelestarian kekayaan alam di Indonesia diperlukan agar anak cucu kita nantinya juga dapat merasakan apa yang dimiliki negeri ini. Mengargai jasa para pahlawan, Indonesia tidak mungkin merdeka tanpa adanya usaha dan perjuangan para pahlawan. Maka dari itu kita sebagai kaum muda harus menghargai apa yang telah mereka lakukan terhadap negara ini. Lalu bagaimana dengan tindakan anarkis di lingkungan mahasiswa? Dalam pengertian secara umum, tindakan anarkis menjurus kepada tindakan pengrusakan, perkelahian, dan tindakan negatif lainnya. Ketika tindakan ini dilakukan oleh orang-orang yang bukan dari kalangan intelektual, mungkin wajar saja. Tapi bagaimana jika yang melakukan ini adalah mahasiswa yang jelas-jelas merupakan generasi muda, generasi yang berwawasan akademis. Tindakan seperti demo yang sering dilakukan di beberapa tempat umum dan gedung pemerintahan, bentrokan-bentrokan yang sering terjadi akhir-akhir ini, tidak menunjukan predikat mahasiswa yang sesungguhnya. Mahasiswa harus memahami kembali hakikat dirinya bisa menjadi mahasiswa. Dilihat dari bentukan katanya, mahasiswa berasal dari dua kata, yaitu maha yang berati besar, dan siswa yang berarti orang yang belajar. Jadi, mahasiswa adalah pelajar yang mempunyai derajat paling tinggi dibandingkan dengan pelajar-pelajar lainnya. Oleh sebab itu, mahasiswa harus menggunakan akal dan hati nuraninya, dalam setiap mengatasi masalah yang ada. Sudah diketahui, bahwasannya mahasiswa adalah agent of social change, yaitu agen perubahan sosial. Mahasiswa sudah seharusnya menjadi pengawal perubahan tatanan masyarakat dalam kehidupan bernegara. Sehingga, tujuan untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur akan tercapai. Budaya anarkis harus mulai dibedakan dari sekarang, mana anarkis yang sebenarnya dan yang tidak. Pertama, anarkis yang harus dilakukan mahasiswa adalah sikap selalu menolak jika ada bentuk penindasan dan ketidak adilan. Penolakan itu bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melaui publikasi dan demonstrasi. Dalam melakukan publikasi, mahasiswa bisa memanfaatkan media-media yang ada untuk menyampaikan penolakannya, misalnya melalui artikel, puisi, cerpen, atau karya tulis yang lain yang bisa dimanfaatkan. Kedua, anarkis yang harus dihindari mahasiswa adalah anarkis yang diartikan ke dalam hal yang negatif seperti yang dijeaskan di awal. Sebut saja, bentrok dengan aparat kepolisian dalam demonstrasi, bertikai dengan teman sendiri karena berbeda pendapat, dan hal-hal lain yang sifatnya negatif. Sebab, ini jelas tidak pantas dilakukan oleh mahasiswa yang notabene adalah insan akademis dan kaum intelektual. Namun, harus digaris bawahi, jika berbagai uapaya penolakan sudah dilakukan, baik berupa publikasi maupun demonstrasi, tetapi segala bentuk penindasan dan ketidakadilan itu masih saja dilakukan, maka tindakan kekerasan harus dilakukan untuk meruntuhkan rezim yang melakukan hal itu. Sebab, apabila hal itu dibiarkan, maka semua cita-cita yang diimpikan oleh rakyat tidak akan terwujud. Oleh karena itu, mahasiswa harus mulai menamkan paham anarkisme dengan benar yang dijalankan sesuai dengan hukum bernegara dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.
PENUTUP 1. Simpulan Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dan sikap bangsa Indonesia diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Pemuda sebagai salah satu komponen bangsa perlu tanggap terhada kondisi ini. Pemuda hendaknya maju terus dalam dinamika konteks kebangsaan di Indenesia yang hingga saat ini masih mencoba mencari format terbaik dalam pengembangan demokrasi, wawasan kebangsaan dan membangun bangsa. Sebagai generasi muda, penerus bangsa kita harus memiliki wawasan kebangsaan. Upaya kita dalam mempertahankan wawasan kebangsaan adalah menolak segala bentuk ketidakadilan dan penindasan, menumbuhkan rasa nasionalisme sehingga kita merasa harus melindungi persatuan negara Indonesia, menghargai jasa para pahlawan dan mengikut jejak mereka dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa.
2. Saran Kita seharusnya menjaga persatuan NKRI, harus meningkatkan daya adaptasi masyarakat terhadap perkembangan IPTEK, para generasi muda harus memahami dan mempelajari serta mengamalkan wawasan kebangsaan, pematangan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai bekal untuk membentengi diri dari segala hal yang dapat memecahkan persatuan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Adjisoedarmo, S., dkk. 2012. Jatidiri UNSOED. Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman. Basari, H. dan Dahm, Bernhard. 1987. Sukarno dan Perjuangan Kemerdekaan. Jakarta : LP3ES. Hamengkubuwono. 2008. Merajut Kembali Indonesia Kita. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Suhady, I. dan A.M. Sinaga. 2006. Wawasan Kebangsaan dalam kerangka NKRI . Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Yudhoyono, SB. 2004. Menuju Negara Kebangsaan Modern. Wawasan Kebangsaan dan Indonesia Masa Depan. Jakarta: Brighten Press.