Anda di halaman 1dari 3

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATURIUM BAHAN

Analisis Densitas dan Porositas pada Material Batu


Putu Riadi Wirawan, Maya Andansari, Astrid Delia Aisyah
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: puturiadi12@mhs.physics.its.ac.id
AbstrakTelah dilakukan percobaan dengan judul analisis
densitas dan porositas pada material batu. Praktikum ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui nilai densitas dan
porositas pada material batu, serta untuk membandingkan
densitas dan porositas. Percobaan ini menggunakan lima jenis
batu yang berbeda yaitu batu kuarsa ,batu kerikil , batu
sedimen koral, dan batu bata. Dari praktikum yang telah
dilakukan, Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini
adalah Gaya Archimedes (batu) dan Piknometer (serbuk).
Batu kerikil 0.2% , sedimen 0.9% , kuarsa 15.4% , koral
14.9% dan batu bata 7.9% kemudian densitas dari Batu
kerikil 470.1667, sedimen 367.5714, kuarsa 229, koral
241.8571dan batu bata 131.8 Densitas bahan yang berbeda
yang menunjukan bahwa tiap bahan memiliki kepadatan yang
berbeda-beda. Persentase Dan dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara densitas dan porositas adalah berbanding
terbalik
Kata KunciBatu, densitas, porositas.

I. PENDAHULUAN

ETIAP material pasti memiliki nilai densitas dan


porositas masing - masing. Karena pada dasarnya
setiap material
memiliki sifat tertentu yang
didapatkan dari bahan-bahan penyusunnya. Salah satu sifat
fisis yang dimiliki oleh suatu meterial adalah kerapatan atau
lebih dikenal dengan istilah massa jenis. Adapula yang
menyebutnya sebagai densitas atau density. Selain densitas,
sifat fisis yang juga dimiliki oleh suatu material adalah
porositas. Zat padat pun memiliki nilai densitas dan
porositas yang berbeda beda. Pada praktikum ini akan
dicari besar densitas dan porositas dari beberapa material
batu.
Kerapatan didefinisikan sebagai perbandingan dari massa
bahan terhadap volumenya. Berbeda dengan densitas,
porositas merupakan jumlah pori yang terdapat dalam
batuan. Atau porositas dapat diartikan sebagai kemampuan
material untuk menyerap fluida atau dapat pula diartikan
sebagai formasi atau ruang-ruang yang terisi oleh fluida di
antara zat-zat padat atau mineral pada suatu bahan Sehingga
pororositas berhubungan erat dengan densitas. Secara teori,
semakin besar porositas, maka densitasnya akan semakin
kecil. Sebaliknya, semakin kecil porositas, maka semakin
besar densitasnya. Untuk itulah dilakukan percobaan ini,
guna menganalisis densitas dan porositas dari material alam
dalam bentuk padat dan serbuk.[3]
Ada perbedaan cara untuk mendapatkan nilai densitas
suatu material dalam bentuk padat dan juga serbuk. Proses
pengukuran densitas bahan dapat dilakukan dengan
memanfaatkan prinsip Archimedes khususnya untuk bahanbahan dengan ukuran yang cukup besar, sedangkan untuk
bahan yang berbentuk serbuk maka densitasnya dapat diukur
menggunakan piknometer. Unsur logam seperti alumunium,
besi, tembaga umumnya memiliki densitas yang tinggi
sedangkan porositasnya cenderung rendah. Densitas atau

massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume


benda. Semakin besar densitas suatu benda, maka semakin
besar pula massa setiap volumenya. Densitas rata-rata setiap
benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih
tinggi akan memiliki volume yang lebih rendah daripada
benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih
rendah.[2]
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat
memiliki massa jenis yang berbeda. Suatu zat berapapun
massa dan volumenya akan memiliki massa jenis yang
sama. Rumusan untuk densitas adalah sebagai berikut:
.................................................(1) [1]
Pengukuran densitas dengan menggunakan prinsip
Archimedes dilakukan dengan menghitung besar gaya
angkat keatas, yaitu selisih berat benda terhadap berat benda
ketika dimasukkan kedalam air yang diukur menggunakan
neraca Newton. Besarnya densitas dengan menggunakan
prinsip Archimedes ini dapat dirumuskan:

Dengan
[5]

Porositas juga dapat diukur dari selisih densitas teoritik


bahan tersebut dengan densitas hasil eksperimen. Porositas
juga dapat diprediksi dari parameter bahannya misalnya
pada batu pasir. Prediksi empiris batupasir memiliki
beberapa kenampakan fisik yang dapat dibedakan dari
batupasir jenis yang lainnya, yaitu struktur, tekstur dan
komposisi.[2]
Porositas dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Porositas primer yang merupakan ruang-ruang pori
yang dimiliki pada batuan tersebut sehingga dapat
menampung dan menyerap fluida. Contohnya Batu
pasir.
2. Porositas sekunder: yang merupakan ruang-ruang atau
pori yang dapat menyerap air atau menampung fluida
tapi terbentuknya karena adaya proses lanjutan setelah
pengendapan berupa disolusi atau kekar pada batuan
tersebut. Contohnya adalah batuan kapur dan dolomit,
pada gamping karena merupakan batuan yang dapat
larut sehingga sering adanya gerohong pada batuan
tersebut, gerohong tersebut yang berfungsi sebagai
porositas di dukung dengan adanya kekar pada batuan
tersebut.
3. Porositas bersambung merupakan porositas yang saling
berhubungan dan membentuk jalur pada ruang porinya
sehingga depat memberikan aliran pada fluida dengan
batasan tertentu.
4. Porositas Potensial merupakan porositas yang dapat
memberikan aliran pada fluida pada batasan tertentu
tergantung dari ukuran pori.

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATURIUM BAHAN


5.

Porositas efektif merupakan porositas yang mempunyai


permebilitas, dimana besarnya adalah
...........................(3)[1]

fe=

Porositas adalah kemampuan untuk menyimpan,


sedangkan permeabilitas atau kelulusan yaitu kemampuan
untuk melepaskan fluida tanpa merusak partikel pembentuk
atau kerangka batuan. Hubungan antara porositas dan
permeabilitas tidak mungkin ada tanpa adanya porositas,
walaupun sebaliknya belum tentu demikian. Penentuan
porositas langsung di lapangan dapat dilakukan dengan
menggunakan metode Well Log, sedangkan penentuan nilai
permeabilitas hanya dapat dilakukan di laboratorium.
Hubungan porositas dan permeabilitas sangat diperlukan
karena untuk mengetahui seberapa besar kandungan dan
seberapa besar fluida yang dapat diambil dari suatu
reservoar. Permeabilitas pada suatu batuan tergantung pada :
Porositas, ukuran pori, bentuk pori, morfologi permukaan
pori bagian dalam, susunan pori dan batang pori (topologi
dari jaringan pori), ukuran butir dan distribusinya serta
kompaksi dan sementasi Porositas cenderung berhubungan
secara linier terhadap logaritma permeabilitas.[4]
II. METODE
Pada percobaan analisis densitas dan porositas pada
material batu ini, alat dan bahan yang perlu disiapkan adalah
neraca digital, neraca pegas, tali wol untuk menggantung
batu pada beraca pegas, gelas ukur, stopwatch untuk
mengukur waktu pada saat batu dioven, aquades, dan lima
jenis batu berongga yang berbeda yaitu batu marmer, apung,
kapur, basalt, dan bata seperti pada gambar 1.
Langkah pertama adalah kelima batu ditimbang
menggunakan neraca digital untuk mengetahui massa awal
batu. Setelah itu, batu dioven dengan suhu 115 C selama 10
menit agar batu benar benar kering. Kemudian batu
ditimbang kembali menggunakan neraca digital hingga di
dapatkan massa konstan. Jika massa belum konstan, maka
dioven kembali selama beberapa menit dan ditimbang
kembali hingga didapatkan massa yang konstan. Massa ini
dinamakan massa kering (Mk). Setelah itu batu ditimbang
menggunakan neraca pegas dengan cara batu digantung di
neraca pegas menggunakan tali wol untuk mendapatkan
berat kering (Wk). Kemudian batu dicelupkan kedalam air.
Setelah itu batu kembali ditimbang menggunakan neraca
digital untuk mendapatkan massa basah (Mb). Setelah itu
batu digantungkan pada neraca pegas dan dicelupkan
kedalam air hingga tidak ada gelembung yang keluar dari
batu. Untuk mempermudah cara kerja, dapat dilihat diagram
alir dibawah ini.

Gambar 3. Diagram alir percobaan analisis densitas dan porositas


pada material batu.

Proses selanjutnya yaitu dengan menggunakan prinsip


hukum Archimedes dimana bongkahan ditimbang massanya
tanpa ada pengaruh air (massa kering) dan setelah itu
dilakukan penimbanggan massa padatan setelah dimasukkan
dalam air (massa basah). Dimana untuk densitasnya dapat
ditentukan menggunakan persamaan berikut ini :

.. (4)
kemudian dicari persentase dari porositasnya dengan
persamaan :
....(5)

III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


A. Analisa Data
Dari percobaan analisis densitas dan porositas pada
material batu yang telah dilakukan didapatkan data seperti
tabel 1, dimana terdapat lima jenis material batu yang
berbeda yaitu batu marmer, apung, kapur, basalt, dan bata.
Tabel 1.Massa Kering Dan Massa Basah Batu yang
Ditimbang dengan Menggunakan Neraca Ohaus
Massa Kering Massa Basah
No
Jenis Batu
(gr)
(gr)
1
Batu Kerikil
28.21
28.27
2
Batu Sedimen
25.73
25.97
3
Batu Kuarsa
6.87
7.93
4
Batu Koral
16.93
19.46
5
Batu Bata
6.59
7.11

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATURIUM BAHAN


Dimana Mk adalah massa kering, Mb adalah massa basah,

Tabel 2. Berat Kering dan Berat Basah Batu yang


Ditimbang dengan Menggunakan Neraca Pegas
N
Berat Kering Berat
Basah
Jenis Batu
o
(N)
(N)
1
Batu Kerikil
2.5
1.9
2
Batu Sedimen 2.2
1.5
3
Batu Kuarsa
0.5
0.2
4
Batu Koral
1.7
1
5
Batu Bata
0.7
0.2
a.

Perhitungan

Setelah didapat analisa data, maka dilakukan perhitungan


menurut persamaan (4) untuk menghitung densitas, dan (5)
untuk menghitung porositas, berikut contoh perhitungannya.
-

Densitas

470.1667
-

Porositas

Dari contoh perhitungan diatas, maka untuk data


perhitungan selanjutnya akan di tampilkan dalam bentuk
table dibawah ini.
Tabel 3. Hasil Perhitungan untuk Densitas (Massa Jenis)
Batu dan % porositas.
No Jenis Batu
Massa Jenis (kg/m3)
Porositas
1
Batu Kerikil
470.1667
0.2%
2
Batu Sedimen
367.5714
0.9%
3
Batu Kuarsa
229
15.4%
4
Batu Koral
241.8571
14.9%
5
Batu Bata
131.8
7.9%

3
masing masing batu. Didapatkan bahwa nilai densitas
Batu kerikil 470.1667 kg/m3, sedimen 367.5714 kg/m3,
kuarsa 229 kg/m3, koral 241.8571 kg/m3dan batu bata 131.8
kg/m3. Batu kerikil memiliki nilai densitas yang paling besar
dan batu bata memiliki nilai densitas yang paling kecil. Hal
ini dipengaruhi oleh kerapatan atom atom penyusun batu
tersebut. Semakin rapat susunannya, maka akan semakin
besar pula nilai densitasnya. Sedangkan dari tabel 3,
didapatkan nilai porositas dalam persen. Batu kerikil 0.2% ,
sedimen 0.9% , kuarsa 15.4% , koral 14.9% dan batu bata
7.9% Batu kuarsa memiliki nilai porositas yang paling
besar, sedangkan nilai porositas terkecil ada pada batu
kerikil. Nilai porositas suatu bahan dipengaruhi oleh jumlah
poros atau rongga didalam benda tersebut. Semakin banyak
rongga didalam batu, maka nilai porositas batu tersebut juga
semakin besar. Pada perhitungan densitas, digunakan
persamaan yang tidak lain adalah persamaan Archimedes.
Pengukuran densitas dengan menggunakan prinsip
Archimedes dilakukan dengan menghitung besar gaya
angkat keatas, yaitu selisih berat benda terhadap berat benda
ketika dimasukkan kedalam air yang diukur menggunakan
neraca Newton atau neraca pegas
Pada tabel 3, dapat dilihat perbandingan antara nilai
densitas dan porositas batu. Semakin besar nilai densitas,
maka akan semakin kecil nilai porositasnya. Hal ini
dikarenakan jika suatu bahan semakin rapat susunannya,
maka akan semakin sedikit rongga pada bahan tersebut.
Maka dapat dikatakan bahwa hubungan densitas dan
porositas adalah berbanding terbalik.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan nilai
porositas didapatkan nilai porositas dalam persen. Batu
kerikil 0.2% , sedimen 0.9% , kuarsa 15.4% , koral 14.9%
dan batu bata 7.9% Sedangkan untuk nilai densitas, Batu
kerikil 470.1667 kg/m3, sedimen 367.5714 kg/m3, kuarsa
229 kg/m3, koral 241.8571 kg/m3dan batu bata 131.8 kg/m3.
Dan dapat disimpulkan bahwa hubungan antara densitas dan
porositas adalah berbanding terbalik
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten yang
telah membantu dalam praktikum ini, Maya Andansari,
Astrid Delia Aisyah yang telah membimbing kami selama
praktikum berlangsung dan juga penulis mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman sekelompok praktikum
atas kerjasama dalam melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]

B. Pembahasan
Percobaan yang berjudul analisis densitas dan porositas
pada material batu. Praktikum ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui nilai densitas dan porositas pada material
batu, serta untuk membandingkan nilai densitas dan
porositas. Percobaan ini menggunakan lima jenis batu yang
berbeda yaitu batu kerikil , batu sedimen , batu kuarsa, batu
koral dan batu bata. Hal ini ditujukan untuk membuktikan
bahwa setiap material memiliki nilai densitas dan porositas
yang berbeda beda. Dari tabel 3, didapatkan nilai densitas

[3]
[4]
[5]

Incropera, Frank P. and Dewitt, David P. 2002. Fundamentals Of Heat


and Mass Transfer 5th edition. Singapore, John Wiley & Sons, Inc.
R.E Smallman and R.J Bishop. 2000.Modern Physics Metallurgy &
Materials Engineeering 6th Edition. Jakarta, Erlangga
Sears and Zemansky. 2002.Physics Universcity.Jakarta. Erlangga
Surdia, Tata. 1984. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: Pradnya
Paramita
Vlack, Lawrence H.Van,1994,Ilmu dan Teknologi Bahan
Erlangga: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai