Anda di halaman 1dari 3

Hasil Pengamatan:

Pasien :
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Hasil

:
:
:
:

Rani Sumarayanti
19 Tahun
Perempuan
11 mm/jam
PEMBAHASAN

Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) atau Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR)
merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah untuk mengetahui tingkat peradangan
dalam tubuh seseorang. Laju endap darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) yang juga
disebut kecepatan endap darah (KED) atau laju sedimentasi eritrosit adalah kecepatan
sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED
merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut,
infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid,
malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). Ada beberapa factor yang
mempengaruhi Laju Endap Darah (LED) yaitu factor eritrosit, factor plasma, dan factor
pemeriksaan.
Pada praktikum kali ini kita menggunakan darah dari mahasiswa yang bernama Rani.
Sampel darah yang telah diambil ini dimasukkan ke dalam tabung vakum yang telah berisi
antikoagulan yaitu EDTA. EDTA tidak berpengaruh terhadap besar dan bentuknya eritrosit dan
tidak juga terhadap bentuk leukosit. Selain itu, EDTA dapat mencegah trombosit bergumpal,
tiap 1 mg EDTA menghindarkan membekunya 1 ml darah.
Pada pemeriksaan LED ini kita Menggunakan metode waestengren. Dimana metode ini
menggunakan pipet yang panjangnya 300 mm dan memiliki skala 0 s.d 200. Pada metode ini
darah diencerkan terlebih dahulu dengan NaCl 0,9% dengan perbandingan 4 :1. Pengenceran
dilakukan bertujuan untuk mempercepat tumbukan sehingga mempercepat terjadinya
pengumpalan. Alasan menggunakan NaCl 0,9 % adalah sifatnya yang fisiologis dan isotonic
dimana larutan NaCl 0,9 % ini memiliki konsentrasi sama dengan cairan dalam tubuh kita
(darah) sehingga tidak akan menimbulkan lisis pada darah.
Karena kita menggunakan NaCl 0,9 %sebanyak 50 mm maka

penambahan darah

digunakan sebanyak 200 mm. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur

dengan memasukkan darah ke dalam pipet waestengren dalam posisi tegak lurus selama satu
jam. Sel darah merah akan mengendap ke dasar tabung sementara plasma darah akan
mengambang di permukaan.
Hasil yang diproleh dalam pemeriksaan LED setelah satu jam adalah 11 mm/jam, ini di
katakan normal karena untuk wanita dewasa batas normal / interfretasi LED nya adalah 0- 20
mm/jam. LED itu sendiri hanya mengalami pemanjangan dengan kata lain tidak ada LED yang
di bawah satandar karena santar di mulai dari 0. Nilai dari LED selain dipengaruhi oleh metoda
pemeriksaan yang dipergunakan juga dipengaruhi umur dan jenis kelamin. Nilai normal pada
anak lebih rendah dari orang dewasa dan untuk wanita lebih tinggi dari pria. Pada kedua jenis
kelamin terjadi peningkatan nilai normal sesuai dengan penambahan umur. Peningkatan ini
sampai umur 55 tahun berjalan lambat, tetapi lewat umur 60 tahun akan berlangsung lebih cepat.
Meskipun LED bukan merupakan pemeriksaan yang spesifik untuk penyakit sendi,
pemeriksaan tersebut masih tetap berguna untuk menilai perubahan susunan protein plasma
sebagai akibat proses peradangan atau kerusakan jaringan yang terjadi pada penyakit tersebut.
Pada penyakit sendi yang disebabkan oleh proses degenerasi, hasil pemeriksaan LED umumnya
masih dalam batas nilai normal. LED yang normal tidak menyimpulkan bahwa seseorang tidak
mengendap suatu penyakit, sedangkan peninggian LED berkaitan dengan perubahan dalam
protein plasma yaitu:
a. Penyakit infeksi akut atau kronis
b. Penyakit neoplasma/keganasan
c. Penyakit degenerative
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pemeriksaan LED sehingga dapat
memaksimalkan hasil yang diproleh dan mengurangi kesalahan, diantaranya :
1. Semual alat yang di gunakan dalam keadaan bersih
2. Penggunaan antikoagulan yang baik dan sesuai (EDTA)
3. Pemahaman terhadap pengenceran yang akan dilakukan, tentang volume darah
maupun volume NaCl 0,9% yang akan digunakan. Sehingga tercampur dengan
baik dan sesuai dengan standar yanga ada
4. Selalu homogenkan sampel (darah ) bila akan digunakana, sehingga mendapat
hasil yang baik.
5. Pemipetan dilakukan dengan baik, usahakan tidak ada gelembung udara sehingga
tidak terjadi kesalahan saat pembacaan miniskus. Dimana untuk memipet NaCl
0,9% menggunakan miniskus bawah sedangkan pada darah miniskus atas.
6. Usahakan tidak ada udara di bawah pipet sehingga pembacaanya juga tepat

7. Saat membersihkan pipet usahakan tidak menyentuh ujung pipet, cara yang baik
adalah dengan langsung mengusap lurus kebawah.
8. Saat meletakan pipet pada rak westengren, volume harus tepat pada skala 0
9. pipet harus diletakkan benar-benar posisi vertikal. Sehingga memudahkan untuk
pembacaan skala LED.
10. Tidak ada getaran. Getaran pada dasar tabung member pengaruh pada jalannya
sedimentasi. Oleh sebab itu harus diusahakan rak sedimentasi tidak berada semeja
dengan perawatan yang mengeluarkan getaran misalanya sentrifuge.

DAPUS
Ramlah, 2013. Pengaruh Penundaan Waktu Terhadap Hasil Pemriksaan Laju Endap Darah (Led)
Metode

Westergreen.

Online.

Available

http://rhamlaharieefblog.blogspot.com/2013/04/pengaruh-penundaan-waktuterhadap-hasil_21.html ( diakses pada 19 september 2013)


Maisyah, 2013. Laporan Praktikum Hematologi Laju Endap Darah . online. Available :
http://michamaisyah.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-hematologi-lajuendap.html ( diakses pada 19 september 2013)

Anda mungkin juga menyukai