Anda di halaman 1dari 13

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A.PERTUKARAN CAIRAN TUBUH


Pemasukan air setiap harinya (daily intake of water)terutama terjadi melalui oral misalnya
minuman dan makanan.Kira-kira 2/3 dari jumlah air yang masuk ini adalah dalam bentuk murni
dan lainya dalam bentuk makanan.Sebagian kecil air ini merupakan hasil dari proses oksidasi
hydrogen didalam makanan,yang jumlahnya berkisar 150-250ml/hari,tergantung dari
kecepatan metabolism seseorang.Jumlah cairan yang masuk

termasuk juga hasil sintesa

didalam tubuh yang berkisar 2300 ml/hari.


Pengeluaran air.
Pengeluaran cairan dari tubuh dalam keadaan normal sebagian besar terjadi melalui urine
yang jumlahnya kurang lebih 1400 ml/hari.Namun dalam keadaan-keadaan tertentu,seperti
dalam keadaan latihan yang berat,kehilangan cairan yang terbesar melalui pengeluaran
keringat.
Kehilangan cairan melalui proses difusi melalui kulit dan proses evaporasi melalui saluran
pernafasan biasa disebut juga insensible water loss.Kehilangan cairan melaui proses ini tidak
dapat dirasakan mekanismenya.Kehilangan cairan melalui kulit yang rata-rata berkisar
350ml/hari terjadi oleh karena berdifusinya molekul air melalui sel-sel kulit.Berdifusinya cairan
melalui kulit dibatasi oleh adanya lapisan epithel bertanduk yang banyak mengandung
cholesterol.Pada penderita luka bakar yang luas,lapisan ini mengalami kerusakan,sehingga
proses difusi akan meningkat dan kehilangan cairan akan meningkat jumlahnya samapai dapat
mencapai 3-5 liter/hari.
Jumlah cairan yang hilang melalui proses evaporasi(penguapan)rata-rata 350ml/hari,oleh
karena tekanan atmosfir akan berkurang dengan berkurangnya suhu,maka kehilangan cairan
akan lebih besar pada suhu yang sangatdingin dan lebih kecil pada suhu yang hangat.Hal ini
dapat dirasakan dengan adanya perasaan kering pada saluran nafas pada suhu dingin.Pada
suhu yang sangat panas kehilangan cairan melaui keringat akan meningkat,sehingga akan

menyebabkan berkurangnya cairan tubuh dengan cepat.Pengeluaran cairan melalui keringat ini
berfungsi untuk mengeluarkan panas dari tubuh.Pada latihan fisik yang berat kehilangan cairan
tubuh melalui dua mekanisme yaitu:
a.Latihan fisik menyebabkan meningkatnya kecepatan ventilasi sehingga jumlah cairan yang
hilang melaui saluran pernafasan akan meningkat.
b.Latihan fisik menyebabkan meningkatnya produksi panas pada tubuh dengan konsekwensi
meningkatnya cairan yang hilang melalui keringat.
B.PEMBAGIAN CAIRAN TUBUH
1.Cairan ekstrasel dan cairan intrasel
Cairan tubuh terdiri atas cairan ekstrasel dan caiaran intrasel.Dimana 1/3 dari cairan tubuh
total terdiri dari cairan ekstrasel dan 2/3 merupakan cairan intrasel.Distribusi cairan tubuh
adalah sebagai berikut:a. Otot 50%, b. Kulit 20%, c. Darah 20% dan Organ-organ lain 20%.
A.CAIRAN EKSTRASEL
Cairan ekstrasel adalah semua cairan yang terdapat diluar sel atau biasa disebut CES.Cairan
ekstrasel terdiri dari ion-ion dan berbagai bahan nutrisi yang dibutuhkan oleh sel untuk
mempertahankan

fungsi

sel,seperti

pertumbuhan,perkembangan

dan

fungsi

khusus

lainya.Karena peranannya yang penting ini,maka cairan ekstrasel disebut juga internal
environment.Cairan ini bergerak secara constant pada seluruh tubuh dan ditransport secara
cepat kedalam sirkulasi melalui dinding kapiler.Cairan ekstrasel terdiri atas beberapa komponen
yaitu:Plasma,Cairan interstitial dan Cairan transeluler.
B.CAIRAN INTRASEL
Sekitar 25 liter dari 40 liter cairan dalam tubuh kita terdapat dalam 100 triliun sel,disebut
cairan intraseluler yang meliputi 2/3 dari seluruh cairan tubuh.Cairan intrasel juga biasa disebut
CIS.Cairan intrasel yang terdapat pada setiap sel mempunyai komposisi yng berbeda,tetapi
konsentrasinya dari tiap komposisi ini dapat dikatakan sama dari sel satu ke sel lainya.Cairan

intrasel ini mempunyai pH yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pH pada cairan
ekstrasel yaitu berkisar 6,8 samapai 7,2.
2.CAIRAN INTERSTITIAL
Cairan interstitial merupakan cairan yang terdapat diantara sel,termasuk diantaranya
adalah cairan linfe.Cairan interstitial merupakan 75% dari jumlah cairan ekstrasel atau kurang
lebih 10.5liter pada seseorang dengan berat badan 70kg.
3.CAIRAN TRANSELULAR
Cairantranselular dipisahkan dengan cairan ekstrasel lainya oleh lapisan sel epitel.Cairan
transelular merupakan cairan yang terdapat pada lumen saluran pencernaan,keringat,cairan
serebrospinal,cairan

pleura,cairan

pericardial,cairan

intra

okuler,cairan

synovial,cairan

peritoneum,empedu dan cairan kokhlea.Cairan yang terdapat pada lumen saluran pencernaan
merupakan dari seluruh cairan transelular,disusul oleh cairan serebrospinalis dan empedu.

C.KOMPOSISI CAIRAN TUBUH


Komposisi cairan ekstrasel dan cairan intrasel berbeda satu sama lainya,namun komposisi
cairan tubuh yang utama adalah AIR dan ELEKTROLIT.Jadi elektrolit merupakan cairan tubuh
yang sangat penting untuk kelangsungsungan kehidupan ataupun untuk keseimbangan dalam
tubuh.Elektrolit terdiri atas Kation dan Anion.Kation adalah ion yang bermuatan positif
sedangkan Anion adalah ion yang bermuatan negative.Monovalent kation membawa 1muatan
listrik pada molekulnya,sedang divalent kation membawa 2 muatan listrik pada
molekulnya.Pada cairan tubuh jumlah antara kation dan anion harus sama untuk
mempertahankanelectrical neutrality.Hal ini tidak berarti bahwa jumlah partikel kation harus
sama dengan jumlah partikel anion,namun,plasma protein misalnya,mempunyai beberapa

muatan negative atau anion,sehingga kation atau muatan positif harus ada untuk mengimbangi
tiap molekul protein.Komposisi dari elektrolit baik pada intraseluler maupun pada plasma
adalah:
a.Kation :
Natrium(Na+),Kalium(K+),Kalsium(Ca++),Magnesium(Mg++)
b.Anion:
Klorida(Cl-),Bikarbonat(HCO3-),Fosfat(HPO42-),Sulfat(SO42-) dan protein.
Cairan ekstrasel mengandung banyak kation dan anion juga bahan nutrisi untuk sel.bahan
nutrisi untuk sel tersebut seperti:oksigen,glucose,asam lemak dan asam amino.cairan ekstrasel
juga mengandung karbondioksida yang ditransport dari sel menuju keparu-paru untuk
diekskresi,serta berbagai hasil metabolisme dari sel yang akan diekskresi melalui ginjal.
D.DINAMIKA DAN KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH.
Dalam menjalankan fungsinya,tubuh selalu berusaha mempertahan kan keseimbangan
antara cairan ekstrasel dan cairan intrasel.Salah satu hal yang merupakan masalah penting
dalam kedokteran klinis adalah mempertahankan cairan tubuh yang sesuai dan memelihara
keseimbangan yang sempurna antara volume cairan ekstrasel dan volume cairan intrasel pada
orang yag sakit.Dalam bahasan ini kita akan membicarakan berbagai factor yang mempengaruhi
keseimbangan cairan serta factor osmotic yang menyebabkan perpindahan cairan antara ruang
ekstrasel dan ruang intrasel.
1.Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh
Peristiwa ini terjadi dalam tiga fase yaitu:
a.Fase pertama:

Plasma darah pindah dari seluruh tubuh kedalam system sirkulasi,nutrisi dan
oksigen diambil dari paru-paru dan traktus gastrointestinal.

b.Fase kedua:

Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel

c.Fase ketiga :

Cairan dan substansi yang ada didalamnya berpindah dari cairan interstitial
masuk kedalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang

merupakan membrane semipermeabel mampu memfilter tidak semua substansi dan


komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.
2.Pergerakan cairan tubuh
A. OSMOSIS dan TEKANAN OSMOTIK
Bila suatu membrane yang terletak diantara dua ruangan yang berisi cairan bersifat
permeable terhadap air tetapi tidak terhadap bahan-bahan tertentu,maka membrane ini
disebut bersifat semipermeabel.Bila konsentrasi bahan tersebut lebih besar pada salah satu sisi
membrane dibandingkan dengan sisi membrane lainya,maka air akan melewati membrane
menuju kesisi yang mempunyai konsentrasi yang lebih besar.Keadaan ini disebut osmosis.
Osmosis terjadi oleh karena pergerakan kinetic dari setiap partikel dari ion atau molekul
pada larutan pada kedua sisi dari membrane.Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:Bila suhu
pada kedua sisi dari membrane adalah sama,partikel pada kedua sisi membrane akan
mempunyai energy untuk pergerakan kinetic yang sama.Namun oleh karena partikel bahanbahan yanh tidak permeable pada kedua larutan menggantikan molekul air,akibatnya potensi
kimia air akan berkurang sesuai dengan konsentrasi bahan-bahan yang tidak permeable
tersebut.Pada daerah dimana konsentrasi baha-bahan yang tidak larut itu rendah,maka potensi
kimia air akan lebih besar dibandingkan pada daerah dimana konsentrasi bahan-bahan yang
tidak permeable lebih rendah kesisi dimana konsentrasi bahan-bahan yang tidak permeabelnya
lebih tinggi.Na+ adalah ion utama yang mempengaruhi osmolalitas cairan ekstrasel dan
berfungsi mengikat air agar tetap berada diluar sel.Sebaliknya,K+ merupakan ion utama yang
mempengaruhi osmolalitas dan berfungsi menahan air agar tetap berada didalam sel.
Jumlah tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan proses osmosis disebut Tekanan
osmotic.Tekanan osmotic untuk plasma adalah 5450mmHg dan cairan intrasel 5430 dan cairan
interstitial 5430mmHg.

B.DIFUSI
Materi

padat,partikel

berpindah

dari

konsentrasi

tinggi

kerendah.Faktor

yang

mempengaruhi laju difusi adalah:


1.peningkatan perbedaan konsentrasi substansi
2.peningkatan permeabilitas
3.peningkatan luas permukaan difusi
4.berat molekul substansi
5.jarak yang ditempuh untuk difusi.
C.FILTRASI
Perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersama sebagai respon karena
tekanan cairan.Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan,luas
permukaan membrane dan permeabilitas membrane.Tekanan yang dihasilkan likuid dalam
sebuah ruanganya disebut tekanan hidostatik.
D.TRANSPORT AKTIF
Memerlukan lebih banyak ATP karena untuk menggerakan berbagai materi guna
menembus membrane sel.Contohnya pompa Na untuk keluar dari sel dan kalium masuk ke sel.
E.KESEIMBANGAN OSMOTIK CAIRAN EKSTRASEL DAN INTRASEL
Bila tekanan osmotic pada salah satu sisi membrane sel meningkat,misalnya dengan
memasukan sel kedalam air,maka pada kedua sisi membrane tidak terjadi keseimbangan
osmotic.Bila sel dimasukan kedalam larutan yang mempunyai osmolalitas yang jauh lebih
rendah dibandingkan dengan osmolalitas cairan intrasel maka akan segera terjadi osmosis air
kedalam sel,sehingga sel akan membengkak dan cairan intrasel akan mengalami pengenceran
sampai osmolalitasnya sama dengan caiaran diluar sel dan proses osmosis akan
berhenti.Sebaliknya bila sel dimasukan kedalam larutan yang mempunyai osmolalitas yang jauh

lebih tinggi dari cairan intrasel maka air akan keluar dari sel melalui proses
osmosis,memekatkan cairan intrasel dan mengencerkan cairan ekstrasel.Hal ini menyebabkan
sel akan mengkerut,sampai konsentrasi ekstrasel dan intrasel menjadi seimbang.
Perpindahan air melalui membrane dengan proses osmosis dapat terjadi dengan begitu
cepat sehingga setiap gangguan keseimbangan osmosis antara kedua kompartemen cairan
tubuh disetiap jaringan akan segera dikoreksi dalam beberapa detik atau menit.Namun pada
seluruh tubuh kecepatan osmosis tidak berlangsung sedemikian cepatnya oleh karena cairan
yang masuk kedalam tubuh harus melalui saluran pencernaan,selanjutnya ditransport oleh
darah keseluruh jaringan sebelum proses osmosis berlangsung.Pada orang normal dibutuhkan
sampai 30 menit untuk tercapainya keseimbangan osmosis diseluruh tubuh setelah minum air.
ASUPAN CAIRAN DAN HALAUAN CAIRAN
Osmoreseptor memantau osmolalitas,akan mendeteksi kehilangan cairan dan akan
mengaktifkan

pusat

rasa

haus.Cairan

dikeluarkan

melalui

ginjal

dan

saluran

gastrointestinal.Kehilangan air diatur oleh saraf simpatis.Dua macam kehilangan air yaitu:
1.Kehilangan air tak kasat mata.Ginjal melaui produksi urine(400-1500ml).
2.Kehilangan air kasat mata.Skin dan keringat (350-400ml),lungs(350-400ml) dan saluran
pencernaan melalui feces(100-200ml).
Mekanisme terjadinya haus melalui peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel akan
merangsang osmoreseptor dihipothalamus.Rangsangan ini akan dihantarkan keneuron
hypothalamus yang mensintesis vasopressin.Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior
kedalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya diduktus koligen.Ikatan vasopressin
dengan reseptornya memicu terbentuknya aquaporin yaitu kanal air dimembran bagian apeks
duktus koligen.Pembentukan aquaporin ini memungkinkan terjadinya reabsorpsi cairan kevasa
recta.Hal ini menyebabkan urine yang terbentuk diduktus koligen menjadi sedikit dan
hiperosmotik atau pekat,sehingga cairan didalam tubuh akan tetap dipertahan kan.Pengaturan
fisiologis asam basa dilakukan oleh paru-paru dan ginjal.

1.ELEKTROLIT EKSTRASEL
Kation utama diekstraseluler adalah Na berfungsi membantu saraf dan sel otot
berinteraksi.Klorida berfungsi mempertahankan tekanan osmotic.Diperlukan oleh sel mukosa
lambung untuk memproduksi asam hidroklorida.Kalsium sebagai kation utama yang ikut serta
dalam pembentukan tulang dan gigi,berfungsi mensetabilkan membrane sel dan mengurangi
permeabilitas terhadap Na dan transmit inpuls saraf dan untuk kontraksi otot.Bikarbonat
menjadi agen buffer dalam darah.
2.ELEKTROLIT INTRASEL
Kation utama diintraseluler adalah K berfungsi mengatur eksitabilitas atau ambang
rangsang merupakan konduksi impuls saraf,mengatur potensial membrane,mengatur kontraksi
otot dan kemampuan berespon membrane miokardia dan mengontrol osmolalitas
intrasel.Fosfor penting untuk metabolism energy,memainkan peranan dalam meneralisasi
tulang dan gigi,mempertahankan keseimbangan asam-basa.Magnesium sebagai katalis reaksi
enzim,mengatur kontraksi neuromuscular,menciptakan fungsi normal saraf dan system
kardiovaskuler,membantu sintesa protein dan transportasi Na dan K.
KETIDAK SEIMBANGAN ELEKTROLIT
A.KETIDAK SEIMBANGAN NATRIUM
Terjadi hiponatremia atau hipernatremia.Jika Na menurun,tubuh akan menurunkan eksresi
air untuk mempertahankan osmolalitas serum agar normal.Bila berlanjut menurun,maka
volume darah akan dipertahankan.
B.KETIDAK SEIMBANGAN KALIUM
Terjadi hipokalamia karena penggunaan diuretic yang membuang kalium dan hiperkalemia
karena gagal ginjal.
C.KETIDAK SEIMBANGAN MAGNESIUM

Terjadi

hipomagnesemia

yang

menurunkan

iritabilitas

neuromuscular

dan

hipermagnesemia yang menurunkan eksitabilitas sel-sel otot.


D.KETIDAK SEIMBANGAN KALSIUM
E.KETIDAK SEIMBANGAN KLORIDA
Muntah,drainase nasogastrik atau drainase fistula menyebabkan hipokloremia.
4.KETIDAK SEIMBANGAN ASAM BASA
1.ASIDOSIS RESPIRATORI,disebabkan oleh retensi CO2 akibat hipoventilasi.Pembentukan
H2CO3 meningkat dan disosiasi asam ini akan meningkatkan konsentrasi ion H.
2.ALKALOSIS

METABOLIK,Disebabkan

oleh

kehilangan

CO2

yang

berlebihan

akibat

hiperventilasi.Pembentukan H2CO3 menurun sehingga pembentukan ion H menurun.


3.ASIDOSIS METABOLIK,Asidosis yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi paru,diare
akut,DM,olahraga yang terlalu berat dan asidosis uremia akibat gagal ginjal akan menyebabkan
penurunan kadar bikarbonar sehingga kadar ion H bebas meningkat.
4.ALKALOSIS METABOLIK,Terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma karena difesiensi asam
non karbonat.Akibatnya kosentrasi bikarbonat meningkat.hal ini terjadi karena kehilangan ion H
karena muntah-muntah dan minum obat-obat alkalis.hilangnya ion H akan myebabkan
berkurangnya kemampuan untuk menetralisir bikarbonat,sehingga kadar bikarbonat plasma
meningkat.
5.DEHIDRASI
Pada berbagai keadaan,terjadi kekurangan cairan ekstrasel oleh karena hilangnya cairan
dari tubuh.Kekurangan air yang murni jarang terjadi,sebagian besar kehilangan air akan disertai
dengan kehilangan elektrolit.Kehilangan air tanpa disertai kehilangan elektrolit dapat terjadi
pada penderita diabetes insipidus.istilah dehidrasi secara klinis berarti kekurangan air dan
elektrolit.Istilah dehidrasi sering disalah gunakan dengan hipovolemi yang berarti kurangnya
cairan intravaskuler.Dehidrasi dapat disebabkan oleh berbagai keadaan,seperti dibawah ini:

1.HILANGNYA CAIRAN MELALUI SALURAN PENCERNAAN:


Muntah
Diare
Obstruksi usus
Peritonitis
Fistula
2.HILANGNYA CAIRAN MELALUI GINJAL:
Insufisiensi Adrenal
Diuresis osmotic
Diabetes insipidus
Diuretik yang berlebihan

3.HILANGNYA CAIRAN MELALUI KULIT DAN SALURAN NAFAS:


Keringat berlebihan
Luka bakar
Keganasan paru

Dehidrasi dapat dibagi menurut perubahan volume yang terjadi dan konsentrasi osmolar
cairan ekstrasel.Dengan demikian dehidrasi dapat dibagi menjadi:
A.DEHIDRASI ISOSMOTIK
Pada dehidrasi ini,pada awalnya yang hilang berasal dari plasma dan kemudian diganti oleh
cairan dari ruang interstitial.Tidak terjadi perubahan osmolalitas cairan ekstrasel sehingga tidak

terjadi pengeluaran cairan dari ruang intrasel.Penyebab dehidrasi isosmotik misalnya,eksudasi


plasma dari luka bakar,diare dan muntah.

B.DEHIDRASI HIPEROSMOTIK
Pengeluaran cairan dari plasma akan menimbulkan keadaan hiperosmotik,sehingga cairan
akan keluar dari ruang interstitial menuju ke plasma.Peningkatan osmolalitas caiaran interstitial
akan menyebabkan cairan dari ruang intrasel akan masuk keruang ekstrasel.Ahirnya baik cairan
ekstrasel

maupun

cairan

intrasel

akan

berkurang.Penyrbab

dehidrasi

hiperosmotik

misalnya,kurangnya intake air,diabetes insipidus,demam dan kehilangan cairan yang berlebihan


dari kulit.

C.DEHIDRASI HIPOSMOTIK
Pada dehidrasi hiposmotik,pada awalnya kehilangan NaCl juga akan menyebabkan
kehilangan air.Keadaan ini akan diikuti dengan terjadinya retensi air oleh ginjal,tetapi
kehilangan NaCl akan tetap berlangsung.Keadaan ini akan menyebabkan menurunya
osmolalitas cairan ekstrasel dan terjadi perpindahan cairan dari ruang ekstrasel menuju ke
ruaang intrasel.Pada ahirnya volume cairan ekstrasel
intrasel

akan

meningkat

dan

osmolalitas

cairan

akan berkurang dan volume cairan


ekstrasel

dan

cairan

intrasel

berkurang.Penyebab dehidrasi hiposmotik misalnya:hilangnya NaCl yang berlebihan melalui


keringat dan kehilangan NaCl akibat insufisiensi adrenal(Addisons Disease).

G.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN CAIRAN,ELEKTROLIT


BASA.

DAN ASAM

1.USIA
Tubuh bayi memiliki proporsi lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa seperti yang
sudah digambarkan pada table diatas,namun juga memiliki kerentanan untuk mengalami
kehilangan volume cairan.Pada lansia,elastisitas kulit menurun 45%-50% dari berat
badan;kehilangan massa otot dan proporsi lemak meningkat.Area menilai turgor kulit:

Forehead

Sternum

Abdomen
RENAL-Menurun filtrasi,meningkatkan pengeluaran cairan;ekskresi sisa metabolism
menurun.mssa otot-resiko tinggi didehidrasi dan penurunan pemasukan cairan.
NEURO-berkurang reflex seperti pada pusat rasa haus;
ENDOKRIN,Atrofi otot dan adrenal;regulasi Na dan K berkurang resiko hiponatremia dan

hiperkalemia.
2.UKURAN TUBUH
Individu gemuk dan wanita memiliki sedikit proporsi air karena wanita memiliki lemak pada
payudara dan paha disbanding pria.
3.TEMPERATUR LINGKUNGAN
4.GAYA HIDUP
Kebiasaan yang mempegaruhi keseimbangan cairan yaitu: diet,stress dan olahraga.
5.KONDISI SAKIT
6.TINDAKAN MEDIS
7.PENGOBATAN
8.PEMBEDAHAN.

Hipovolemia(kekurangan volume cairan)


Pada pasien dengan hipovolemia ini didapatkan tanda dan gejala antara
lain:Pusing,kelemahan,keletihan,sinkope,anoreksia,mual,muntah ,haus,kekacauan
mental,konstipasi dan oliguria.
Sedangkan komplikasi yang dapat ditimbulkan atau akibat lanjut dari kekurangan volume
cairan adalah:Dehidrasi ringan,sedang sampai dehidrasi berat.Renjatan hipovolemik,Kejang
pada dehidrasi hipertonik.
Hipervolemia(Kelebihan volume cairan)
Pada pasien dengan gangguan hipervolemia ini biasanya akan timbul tanda dan gejala
sebagai berikut:Sesak nafas dan Ortopnea.Dan komplikasi atau akibat lanjut dari gangguan ini
adalah:Gagal ginjal akut atau kronik,berhubungan dengan peningkatan preload penurunan
kontraktilitas dan penurunan curah jantung,infark miokard,gagal jantung kongestif,gagal
jantung kiri,penyakit katub,takikardi/aritmia,penyakit hepar,berhubungan dengan kerusakan
arus balik vena,varicose vena,penyakit vaskuler perifer dan flebitis kronis.

Anda mungkin juga menyukai