AGAMA ISLAM
KELOMPOK 8
Ary Akbar Nugraha
(5115134288)
(5115134294)
(5115136233)
(5115131457)
JAKARTA 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul Masyarakat Madani dan Kerukunan antar Umat Beragama.
Shalawat serta salam, selalu tercurahkan kepada junjungan nabi kita, nabi besar
Muhammad SAW yang telah membimbing serta mengajarkan umat manusia dari zaman
jahilliyah menuju ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Makalah ini berisikan tentang berbagai hal yang berhubungan dengan konsep
masyarakat madani, pengertian masyarakat madani, dasar pembentukan masyarakat
madani menurut Al-Quran, masyarakat madani dalam sejarah, karakteristik masyarakat
madani, peranan umat Islam dalam membangun masyarakat madani, dan membangun
masyarakat madani berbasis kearifan lokal.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan pembelajaran dan informasi terkait
dalam pembahasan mata kuliah psikologi pendidikan agama Islam. Penulis menyadari
akan kurangnya pengetahuan, pengalaman serta keterbatasan lainnya baik dari segi isi,
pembahasan, dan susunan rangkaian kalimat-kalimatnya. Oleh karena itu, dengan
berbesar hati penulis mengharapkan dan menghargai kritik serta saran yang sifatnya
membangun untuk menyempurnakan tulisan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT. senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin ya rabbal alamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
2.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membangun sebuah masyarakat bukanlah sebuah pekerjaan mudah seperti
mebalikkan telapak tangan, tetapi membutuhkan proses dan pemakaian waktu yang
panjang dan memerlukan kerja keras. Apalagi dalam membangun sebuah masyarakat
yang ideal yang saat ini dikenal dengan istilah masyarakat madani, sangat tergantung
pada sosio-kultural suatu bangsa. Wacana tentang masyarakat madani telah mengalami
proses yang panjang seirng dengan modernisasi. Islam sebagai sebuah risalah yang telah
disempurnakan dan bersifat universal, telah meletakkan dasar-dasar kemasyarakatan
sebagaimana yang ditetapkan Al-Quran dan Sunnah Rasul.
Perwujudan sebuah masyarakat ideal yang hidup aman dan tentram, juga tergambar
dalam tatanan kemasyarakatan yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW, dengan
mendirikan sebuah kota yang dikenal dengan Madinah, didukung oleh sebuah konstitusi
tertulis yang mampu mengakomodir keberagaman dalam masyarakat kota Madinah saat
itu. Konstitusi inilah yang kita kenal dengan nama Piagam Madinah dan merupakan
konstitusi tertulis pertama yang pernah ada di dunia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.
...
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak
(Q.S. 4; 1)
...
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteriisteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang (Q.S. 30; 21)
...
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal (Q.S. 49; 13)
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung. (Q.S. 3; 104)
...
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang maruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah (Q.S. 3;
110)
Masyarakat Saba
Sebuah masyarakat seperti yang digambarkan dalam surat Saba (34; 15), yaitu
masyarakat yang hidup dalam wilayah yang tanahnya subur dan negerinya makmur
lebuh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya. Kehidupan
masyarakat seperti inilah yang digambarkan dengan sebutan baldatun thoyyibatun wa
robbun ghoffuur.
2.
Masyarakat Madinah
Hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke kota Yastrib dan mengganti namanya dengan
Madinah, membuka peluang bagi terbentuknya masyarakat yang memiliki tatanan etika,
moral dan akhlak sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Ada beberapa pilar yang
melandasi proses pembentukan masyarakat Madinah saat itu antara lain ialah: