Oleh:
Nama
Nurul Amalia
NIM
12304241017
Prodi
A.
Judul
Pengaruh Aktivitas dan Suhu Terhadap Tekanan Darah
B.
Tujuan
Mengetahui pengaruh aktivitas dan suhu terhadap tekanan darah sistole dan diastole
C.
Alat
1. Tensimeter (sphygmomanometer) dengan sabuk tekannya
2. Stetoskop
D.
No
NIM
Sebelum
Nama
Sesudah
Sistole
Diastole
Sistole
Diastole
110
60
130
70
12304241002 Turasih
110
70
110
60
120
88
138
80
105
70
130
85
115
80
130
110
120
70
130
90
110
90
115
80
12304241008 Sulistyaningsih
110
82
123
78
120
80
140
110
10
90
65
112
72
11
110
70
130
70
12
110
70
120
80
13
100
70
130
90
14
90
70
100
80
15
125
84
135
95
16
119
80
138
80
17
110
90
120
80
18
110
75
110
80
19
110
80
120
70
20
110
70
120
80
21
110
70
120
60
22
110
70
130
80
23
110
70
139
70
24
110
70
110
80
25
108
78
118
86
26
12304241027 Ikhsanudin
110
70
126
88
27
118
75
140
70
28
110
90
135
100
29
110
70
120
70
30
120
70
120
80
31
110
70
120
60
32
100
70
120
80
33
110
60
110
70
34
120
80
140
70
35
110
70
130
90
36
90
65
105
70
37
110
70
130
80
38
115
78
130
90
39
110
60
120
54
40
90
60
100
60
41
90
60
110
70
42
100
90
130
110
43
110
70
130
90
44
90
70
120
80
45
110
60
110
70
Jumlah
Simpangan Baku
Rata-Rata
4885
3280
5544
3568
123,2 79,28889
2. Pembahasan
Praktikum kali ini berjudul pengaruh aktivitas dan suhu terhadap tekanan darah.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas dan suhu terhadap
tekanan darah, khususnya tekanan sistole dan tekanan diastole (mm/Hg).
Akibat kontraksi jantung yang terus menerus dan secara ritmis dalam rangka
mensuplai kebutuhan zat-zat yang diperlukan oleh jaringan tubuh, maka timbul tekanan
dorongan ke seluruh pembuluh darah terutama arteri (Green, melalui Heru dan Tri (2013)).
Selain itu, pengaliran darah ke jaringan melalui kapiler diatur oleh otot polos (spinchter)
yang terdapat pada arteriole. Apabila jumlah darah yang dipompa oleh jantung dan yang
mengalir ke seluruh jaringan tubuh lewat arteriole seimbang, maka tekanan darah di arteri
stabil. Akan tetapi jika jumlah darah yang dipompa jantung lebih banyak daripada yang
keluar lewat arteriole, maka timbul masalah peningkatan tekanan darah hipertensi (Heru
dan Tri, 2013).
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas
dinding pembuluh darah
menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat
menimbulkan kerja tambahan bagi jantung. Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh
dalam pengukuran, yakni tekanan sistole dan diastole. Sistole dan diastole merupakan dua
periode yang menyusun satu siklus jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat
jantung terisi oleh darah yang kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistole. Satu
siklus jantung tersusun atas empat fase (Saladin, 2003).
Jantung diinervasi (disarafi) oleh saraf otonom yang terdiri atas saraf simpatis
dan
parasimpatis.
Simpatis
berperan
meningkatkan
frekuensi
denyut
jantung,
untuk tekanan yang melebihi nilai puncak gelombang nadi, arteri terus melemah dan tidak
ada gelombang pulsa yang bisa teraba di arteri perifer. Jika tekanan dalam spontan secara
bertahap dikurangi, suatu titik akan tercapai di mana terdapat gelombang pulsa sedikit
melebihi tekanan pada jaringan sekitarnya dan dalam kantong karet. Pada tingkat itu,
denyut nadi menjadi teraba dan tekanan yang ditunjukkan pada manometer air raksa adalah
ukuran dari nadi puncak atau tekanan sistolik.
Aliran
mempercepat kolom darah di cabang arteri perifer, menghasilkan turbulensi dan suara
khas, yang dapat didengar melalui stetoskop. Sebagian tekanan dalam manset dikurangi
lebih lanjut. Perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan manset semakin melebar dan
arteri terbuka selama beberapa waktu. Secara umum, jumlah darah bergelombang di bawah
manset juga sama meningkatnya, dan suara jantung melalui stetoskop cenderung mengeras.
Ketika tekanan dalam manset turun di bawah tekanan minimal gelombang nadi, arteri tetap
terbuka terus menerus dan suara yang dipancarkan menjadi teredam karena darah terus
mengalir dan derajat percepatan darah oleh gelombang pulsa tiba-tiba dikurangi. Pada
masih rendah manset tekanan, suara hilang sama sekali sebagai aliran laminar dan aliran
darah menjadi normal kembali (Rushmer, 1970).
Maka yang dimaksud dengan tekanan sistole adalah tekanan puncak yang
ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama
kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan diastole adalah tekanan terendah yang terjadi di
arteri sewaktu darah mengalir ke pembuluh hilir sewaktu relaksasi ventrikel. Selisih antara
tekanan sistole dan diastole, ini yang disebut dengan blood pressure amplitude atau pulse
pressure (Stegemann, 1981).
Tekanan darah arteri adalah kekuatan darah ke di dinding pembuluh darah yang
menampung, mengakibatkan tekanan ini berubah-ubah pada setiap siklus jantung. Pada
saat ventrikel kiri memaksa darah masuk ke aorta ,tekanan naik sampai puncak yang
disebut tekanan sistolik. Pada waktu diastole tekanan turun sampai mncapai titik terendah
yag disebut tekanan diastole (Guyton, 2007).
Data yang diperoleh adalah tekanan sistole dan diastole sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas, besarnya tekanan darah sistole sebelum aktivitas berkisar antara 90 125 mm/Hg dengan rata rata keseluruhan sebesar 110 mm/Hg. Sedangkan tekanan
diastolenya berkisar antara 70-90 mm/Hg dengan rata rata keseluruhan sebesar 72
mm/Hg. Setelah melakukan aktivitas diperoleh besarnya tekanan sistole berkisar antara
110-140mm/Hg dengan rata rata keseluruhan sebesar 123 mm/Hg, sedangkan tekanan
diastolenya berkisar antara 55-110 mm/Hg dengan rata rata keseluruhan sebesar 79
mm/Hg. Dari data tersebut menunjukkan adanya peningkatan besarnya tekanan darah baik
tekanan sistole maupun diastole setelah melakukan aktivitas. Hal tersebut membuktikan
bahwa adanya pengaruh aktivitas terhadap besarnya tekanan darah, baik tekanan sistole
maupun diastole.
Menurut teori pada Nadi H (1992) Pada latihan fisik akan terjadi perubahan pada
sistem cardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi darah dari organ
yang kurang aktif ke organ yang aktif. Peningkatan curah jantung ini dilakukan dengan
meningkatkan isi sekuncup dan denyut jantung. Disaat melakukan latihan fisik maka otot
jantung akan mengkonsumsi O2 yang ditentukan oleh faktor tekanan dalam jantung selama
kontraksi sistole. Ketika tekanan meningkat maka konsumsi O2 ikut naik pula.
Peningkatan denyut nadi yang signifikan ini merupakan hasil dari respon
kardiovaskular terhadap adanya kontraksi otot. Kerja ini juga berfungsi untuk mengangkut
O2 yang dibutuhkan oleh otot untuk melakukan kontraksi selama latihan (Ganong, 2003).
Tekanan darah ditentukan oleh 2 faktor, yaitu faktor fisiologis dan faktor
patologis. Faktor fisiologis ialah faktor yang berkaitan langsung terhadap kondisi jantung.
Sedangkan faktor patologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi tubuh secara
fisik.
Faktor fisiologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu, :
a. Kelenturan dinding arteri
b. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah
c. Kekuatan gerak jantung
d. Viscositas darah, semakin besar viskositas maka semakin besar pula resistensi
terhadap aliran
e. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkat
f. Kapasitas pembuluh darah, semakin besar kapasitas pembuluh darah maka semakin
tinggi tekanan darah.
Faktor patologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu, :
a. Posisi tubuh, baroresepsor akan merespon saat tekanan darah turun dan akan
berusaha menstabilkan tekanan darah.
b. Aktifitas fisik, aktifitas fisik membutuhkan energy sehingga butuh aliran yang lebih
cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik)
c. Temperature, menggunakan system rennin-angiotensin vasokonstriksi perifer.
Temperature pun dapat berkaitan dengan aktifitas, suhu yang tinggi diakibatkan
karena aktifitas yang banyak ssedangkan suhu yang rendah dikarenakan aktifitas
yang cenderung ringan.
d. Usia, semakin bertambah usia, semakin bertambah pula tekanan darah hal ini
disebabkan oleh berkurangnya elastisitas pembuluh darah
e. Jenis kelamin, wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi
tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran.
Sedangkan pria yang memiliki banyak aktifitas pun cenderung memiliki tekanan
darah yang lebih tinggi.
f. Emosi, emosi akan menaikkan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan
menset baroresepsor untuk menaikkan tekanan darah. Emosi akan memicu kerja
hormone adrenalin, adrenalin pria lebih tinggi karena dipengaruhi oleh syaraf
parasimpatis.
Berikut ini kategori dalam melihat tekanan darah :
Tekanan Darah
Kategori
Sistole
Diastole
Normal
< 80 mmHg
Normal Tinggi
130-39 mmHg
85-89 mmHg
Hipertensi
Ringan
140-159 mmHg
90-99 mmHg
Sedang
160-179 mmHg
100-109 mmHg
Berat
180-209 mmHg
110-109 mmHg
Sangat berat
>210 mmHg
>120 mmHg
E. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Pengaruh aktivitas dan suhu terhadap tekanan darah, baik tekanan sistole dan
diastole yaitu meningkatnya aktivitas yang dilakukan juga menyebaabkan peningkatan
tekanan darah dalam tubuh. Tubuh setelah melakukan aktivitas, maka suhunya akan
mengalami peningkatan, dan mengakibatkan meingkatnya tekanan darah. Hal tersebut
terjadi karena adanya perubahan pada sistem cardiovaskular yaitu peningkatan curah
jantung dan redistribusi darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang aktif.
Peningkatan curah jantung ini dilakukan dengan meningkatkan isi sekuncup dan
denyut jantung. Disaat melakukan latihan fisik maka otot jantung akan mengkonsumsi
O2 yang ditentukan oleh faktor tekanan dalam jantung selama kontraksi sistole. Ketika
tekanan meningkat maka konsumsi O2 ikut naik pula. Secara keselurhan tekanan darah
praktikan laki-laki baik sebelum maupun setelah melakukan aktivitas lebih tinggi
daripada praktikan perempuan karena, jenis kelamin mempengaruhi tekanan darah
seseorang, karena cenderung memiliki aktivitas tinggi dan mempunyai lebih sedikit
lemak dibandingkan peremouan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2000. Biologi, Edisi Kelima-Jilid
3. (Terjemahan Wasmen Manalu). Jakarta: Erlangga. (Buku asli diterbitkan tahun
1999).
Fox EL, Bowers RW, Foss ML. 1988. The physiological basis of education and atlhetics
4th ed. Philadelphia: Saunders College Publishing.
Ganong WF. 2003.Review of medical physiology. Ed 21. United States : The McGraw-Hill
Companies Inc.
Guyton AC, MD, Hall JE, Ph.d. 2006. Textbook of Medical Physiology. USA: Elsevier
Mohrman D, Jane H. 2006. Cardiovascular physiology. Sixth edition. USA: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Nadi H, Iwan NB. 1992. Manula dan Olahraga Ditinjau dari Sistem Cardiovaskular. :Cermin Dunia Kedokteran no. 78,
Rushmer, Robert F., M.D. 1970. Cardiovascular Dynamics. USA: W.B Saunders
Company
Saladin, K . 2007. Anatomy and physiology the unity of form and function. 4th ed. New
York McGraw-Hill Companies inc
Soewolo, Soedjono Basoeki & Titi Yudani. 2005. Fisiologi manusia. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Syaifuddin. 2009. Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.