Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TATA KELOLA PERUSAHAAN

Etika Bisnis dan CG

Kelompok 7:
Dhestha Sufian Mardiana - 1306484274
Ivan Julio - 1306484633
Maria Virginia Melati - 1306484785
Sintia Resmi Januarini - 1306485352

Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Depok
2014

Daftar Isi
Daftar Isi

Statement of Authorship

Bab 1. Pendahuluan 4
Bab 2. Pembahasan 5
2.1 Bagaimana dan mengapa perilaku perusahaan-perusahaan pada industri keuangan di
Amerika dapat menyebabkan terjadinya krisis ekonomi 5
2.2 What Business for ?

2.3 Perusahaan yang berintegritas - Without it, nothing works?


2.4 A Letter From Chairman
2.5 Isi Film - Inside Job

11

Bab 3. Kesimpulan 20
Bab 4. Daftar Pustaka

21

11

10

STATEMENT OF AUTHORSHIP

Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas


terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain
yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi

ini

tidak/belum

pernah

disajikan/digunakan

sebagai

bahan

untuk

makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa
saya/kami menyatakan dengan jelas menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak
dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata ajaran

: Tata Kelola Perusahaan

Judul tugas

: Etika bisnis dan CG

Tanggal

: 4 Desember 2014

Dosen

: Desi Adhariani S.E., Ak., M.Si

Nama

NPM

Dhestha Sufian Mardiana

1306484274

Ivan Julio

1306484633

Maria Virginia Melati

1306484785

Sintia Resmi Januarini

1306485352

TTD

BAB 1
PENDAHULUAN
Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan
manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan
bisnis yang etik. Oleh karena itu, perilaku etik penting diperlukan untuk mencapai
sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Di dalam bisnis tidak jarang berlaku
konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun
ditempuh demi pencapaian suatu tujuan.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1

Bagaimana dan mengapa perilaku perusahaan-perusahaan pada industri


keuangan di Amerika dapat menyebabkan terjadinya krisis ekonomi

Krisis global tahun 2008 yang berawal dari krisis keuangan Amerika Serikat terjadi
karena banyaknya default payment dari instrument credit default swap di pasar
keuangan Amerika Serikat. Subprime mortgage merupakan istilah untuk kredit
perumahan (mortgage) yang diberikan kepada debitor dengan sejarah kredit yang
buruk atau belum memiliki sejarah kredit sama sekali, sehingga digolongkan sebagai
kredit yang berisiko tinggi. Penyaluran subprime mortgage di AS mengalami
peningkatan pesat yakni sebesar US$ 200 miliar pada 2002 menjadi US$ 500 miliar
pada 2005.
Meskipun subprime mortgage yang menjadi awal terciptanya krisis, namun
sebenarnya jumlahnya relatif kecil dibandingkan keseluruhan kerugian yang dialami
oleh perekonomian dunia secara keseluruhan. Kerugian besar yang terjadi bersumber
dari praktik pengemasan subprime mortgage tersebut ke dalam berbagai bentuk
sekuritas lain, yang kemudian diperdagangkan di pasar finansial global.
Pada tahap pertama, sekuritisasi dilaksanakan terhadap sejumlah subprime
mortgagesehingga menjadi sekuritas yang disebut mortgage-backed securities (MBS).
Dalam sistem keuangan modern, praktik sekuritisasi MBS ini merupakan suatu hal
yang telah lazim, dan bahkan pada tahun 2006 jumlah kredit perumahan di AS
(mortgage) yang disekuritisasi menjadi MBS telah mencapai hampir 60% dari seluruh
outstanding kredit perumahan.
Proses sekuritisasi ini melibatkan pihak ketiga baik institusi pemerintah (antara lain
lembaga Fannie Mae dan Freddie Mac) maupun swasta. Dalam proses sekuritisasi ini,
pihak ketiga melakukan pengemasan dengan melakukan penggabungan
sejumlah mortgage, yang selanjutnya dijual kepada investor yang berminat. Untuk
menanggulangi risiko gagal bayar (default), maka pihak ketiga sekaligus bertindak
sebagai penjamin.
Praktik sekuritisasi mortgage ini ternyata tidak berhenti sampai di sini. Melalui
rekayasa keuangan (financial engineering) yang kompleks, MBS kemudian
diresekuritisasi lagi menjadi jenis sekuritas yang dikenal sebagai Collateralised Debt
Obligations (CDOs). Sejalan dengan jumlah MBS yang terus meningkat, persentase
jumlah MBS yang diresekuritisasi menjadi CDOs juga mengalami peningkatan pesat.

Dalam skala global, total penerbitan CDOs pada 2006 telah melebihi US$ 500 milar,
dengan separuhnya didominasi oleh CDOs yang bersumber dari MBS.
Pada tahun 2004 total penerbitan CDOs global baru berada pada level sekitar US$
150 miliar. Selain dalam bentuk CDOs, MBS juga diresekuritisasi dalam beberapa
bentuk sekuritas lain yang sudah sulit dilacak bentuk maupun jumlahnya, diantaranya
sekuritas SIV (Structured Investment Vehicles). Maraknya perdagangan CDOs di
pasar global juga dipengaruhi hasil rating yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga
pemeringkat internasional, yang cenderung underpricing terhadap risiko dari produkproduk derivatif di atas. Kondisi ini pada akhirnya memberi pukulan berat pada pasar
perumahan AS, yang ditandai dengan banyaknya debitur yang mengalami gagal
bayar.
Gelombang gagal bayar yang terjadi bersamaan dengan jatuhnya harga rumah di AS,
akhirnya menyeret semua investor maupun lembaga yang terlibat dalam penjaminan
ke dalam persoalan likuiditas yang sangat besar. Salah satu yang terkena dampak
buruk dan harus bangkrut diantaranya adalah Lehman Brothers. Raksasa-raksasa
finansial tak ada satupun yang bisa lari dari dampak buruk krisis ini.
Krisis yang disebabkan gagal bayar (default) ini menunjukkan bahwa institusi
keuangan harus mengontrol likuiditasnya lebih cermat dengan melakukana
menajemen resiko yang efektif dan efisien. Maka dari itu, pertumbuhan permintaan
(demand) terhadap manajemen resiko yang efektif dan lebih transparan semakin
bertambah besar dalam pasar keuangan internasional (Derayati dan Kader : 2010 hal
1).
2.2

What Business for ?


Whats a Business For? Harvard Business Review

Apakah sistem kapitalis dapat mengubah stigma kapitalisme? Ada pertanyaan seorang
penulis untuk New York Times dikarenakan banyaknya skandal akuntansi yang
melibatkan perusahaan-perusahaan besar di AS. Jawabannya tidak, karena beberapa
apel busuk tidak akan mencemari seluruh kebun, dan pasar akhirnya akan menyortir
yang baik dari yang buruk.
Dalam beberapa tahun ini muncul masalah besar yang menyebabkan timbulnya
keraguan terhadap sistem ekonomi kapitalis. Masalah tersebut adalah skandal-skandal
akuntansi yang dilakukan oleh beberapa perusahaan besar di Amerika Serikat. Karena

masalah tersebut kepercayaan investor hilang terhadap pasar modal di Amerika


Serikat dan kemudian mulai menyebar ke pasar modal dunia .
Skenario ekstrim seperti mungkin tampak menggelikan beberapa tahun yang lalu,
ketika terlihat jelas keunggulan kapitalisme Amerika muncul jelas. Dalam skandal
baru-baru ini, kebenaran tampak terlalu mudah menjadi korban untuk kemanfaatan
dan kebutuhan pihak tertentu untuk meyakinkan pasar bahwa target telah tercapai.
John May, seorang analis pasar saham untuk layanan investor AS, menunjukkan
bahwa proforma pengumuman laba oleh 100 perusahaan NASDAQ dalam sembilan
bulan pertama tahun 2001 dilebih-lebihkan, sehingga keuntungan aktual yang telah
diaudit menjadi sebesar $ 100 miliar.
Skandal tersebut juga memperlihatkan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut
menyia-nyiakan kepercayaan para stakeholder, terutama kepercayaan pelanggan,
karyawan dan para pemegang saham. Para manajer dan eksekutif hanya
mempedulikan kepentingan dan keuntungan bagi dirinya sendiri. Dalam masalah ini
banyak yang mempertanyakan apa yang salah dari dunia bisnis. Kesalahan tersebut
terletak pada keserakahan para eksekutif dan manajer, lemahnya pengawasan
perusahaan dan ketidakpekaan perusahaan terhadap opini publik.
Melihat masalah yang terjadi pada system ekonomi kapitalis, muncul banyak
pertanyaan tentang untuk apa sebenarnya bisnis ada dan untuk siapa bisnis ada.
Apakah bisnis ada semata-mata untuk memperkaya perusahaan itu sendiri dan para
pemegang sahamnya? Tentunya tidak demikian. Namun, jawaban dari pertanyaan ini
sudah tidak seperti dulu yang menyatakan bahwa bisnis dijalankan semata-mata untuk
memenuhi harapan para pemegang saham, yaitu meningkatkan kekayaan pemegang
saham. Tujuan bisnis saat ini tidak sebatas memenuhi ekspektasi pemegang saham
dengan

meningkatkan

kekayaannya,

melainkan

mendapatkan

profit

supaya

perusahaan dapat melakukan sesuatu yang lebih dan sesuatu yang lebih baik dari yang
lain.
Sistem kapitalis memang telah kehilangan kepercayaannya, namun yang harus
dilakukan sekarang adalah mengatasi kelemahan dari system kapitalis dengan
membuat regulasi yang lebih baik dan lebih kuat, lebih memperhatikan tata kelola
perusahaan atau corporate governance, mendeskripsikan tanggung jawab setiap pihak

yang terlibat dengan jelas, melakukan pemisahan tugas pengawasan dan regulator
pasar modal.
Perusahaan harus berusaha untuk menggunakan profit yang telah dihasilkan
dialokasikan secara baik untuk suatu hal yang lebih berguna bagi para stakeholder
yaitu pemegang saham, karyawan, pemasok, pelanggan, pemerintah, kreditor dan
debitor. Untuk menjalankan bisnis , perusahaan harus menjadikan bisnisnya sebagai
sebuah komunitas yang memiliki tujuan untuk mencapai sesuatu yang dapat dicapai
bersama, yaitu menghasilkan profit. Selain itu perusahaan harus memberikan para
karyawan sebagai anggota komunitas hak untuk memberikan suara atau pendapat
dalam isu-isu yang terjadi di dalam perusahaan.
Perusahaan-perusahaan di Eropa sudah merapkan konsep ini, dengan menjadikan
perusahaan sebagian komunitas bagi para anggotanya, yaitu karyawan untuk bersamasama meningkatkan kekayaan. Para karyawan diberi hak untuk memberikan suara
sebesar setengah dikurang satu hak suara dari Dewan Pengawas. Pemberian suara
kepada karyawan menyebabkan

fleksibilitas manajemen dalam pembuatan

keputusan, namun banyak hal positif yang muncul dari hal ini yaitu meningkatkan
loyalitas dan kerjasama para karyawan serta mendorong terjadinya inovasi.
Budaya manapun yang diterapkan di dalam perusahaan, perlu mengembalikan
kepercayaan investor terhadap perusahaan terkait masalah kegagalan system ekonomi
kapitalis. Untuk mengembalikan kepercayaan investor, perusahaan harus jujur dan
mengungkapkan sebenar-benarnya keadaan keuangan perusahaan ketika menyusun
laporan keuangan. Bahkan di Amerika terdapat aturan yang mengharuskan Chief
Executive Officer dan Chief Financial Officer dapat membuktikan kebenaran laporan
keuangan

perusahaan

mereka.

Aturan

ini

mendorong

akuntabilitas

untuk

pengungkapan kebenaran di perusahaan,


Muncul isu baru dari para demonstran anti-globalisasi yang menyudutkan dunia bisnis
dengan mengklaim bahwa kerugian yang ditimbulkan dari bisnis global lebih besar
dibandingkan dengan manfaatnya. Jika perusahaan-perusahaan ingin membantah
tuduhan ini dan ingin mengembalikan reputasinya di mata masyarakat dunia, maka
para

pemimpin

perusahaan-perusahaan

harus

melaksanakan

janjinya

untuk

menjalankan praktek bisnis yang baik, sesuai etika bisnis, tidak melanggar peraturan
perundang-undangan dan tidak merugikan masyarakat serta lingkungan di sekitarnya.

Bahkan seharusnya dunia usaha dapat menjadi pionir dalam masalah kelestarian
lingkungan dan sosial.
John Browne, CEO BP, perusahaan minyak raksasa, adalah salah satu orang yang siap
untuk melakukan beberapa pendapat yang diperlukan. Dalam kuliah umum disiarkan
di radio BBC pada tahun 2000, ia mengatakan bahwa komunitas bisnis tidak
bertentangan dengan pembangunan berkelanjutan tetapi sebenarnya penting untuk
memberikan keberlanjutan, karena hanya bisnis yang dapat menghasilkan inovasi
teknologi dan memberikan sarana untuk kemajuan hidup lainnya di masa depan.
Banyak pemimpin bisnis lain yang sekarang setuju dengan pendapat Browne. Mereka
mulai menjalankan bisnisnya berdasarkan konsep keberlanjutan. Beberapa perusahaan
bahkan sadar bahwa dengan menciptakan produk dan jasa yang berdasarkan konsep
keberlanjutan dapat menghasilkan keuntungan yang besar.
Sayangnya, sebagian besar perusahaan masih melihat konsep-konsep seperti
keberlanjutan dan tanggung jawab sosial sebagai kegiatan yang hanya dapat dilakukan
oleh perusahaan besar. Bagi mereka, bisnis adalah bisnis dan harus tetap begitu.
Dave Packard pernah berkata, "Saya pikir banyak orang yang beranggapan salah,
bahwa tujuan perusahaan adalah hanya untuk menghasilkan uang. Walaupun
menghasilkan uang atau keuntungan merupakan hal wajib bagi perusahaan, kita harus
menelusuri lebih dalam untuk menemukan alasan mengapa perusahaan dibuat. Jika
ditelusuri lebih dalam, alasan perusahaan ada adalah sebagai wadah bagi sekelompok
orang untuk berkumpul sebagai lembaga untuk mencapai suatu tujuan secara kolektif
yang tidak bisa mereka capai jika mereka berpisah, yaitu memberikan kontribusi
kepada masyarakat dengan menciptakan produk baru, teknologi baru dan memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Bisnis selalu menjadi agen aktif kemajuan hidup
manusia, dengan menciptakan berbagai barang dan jasa yang membuat hidup menjadi
lebih mudah.

2.3

Perusahaan yang berintegritas- Without it, nothing works?

Integritas, Moralitas dan Etika

Integritas adalah sebuah keadaan atau kondisi yang utuh, lengkap, tak
terceraikan, tak terhalang, angkat bicara, dan dalam kondisi yang sempurna.
Moralitas : Di dalam suatu kelompok masyarakat tertentu dan dalam suatu
masa tertentu, moralitas adalah standar yang diterima secara umum tentang

apa yang diinginkan dan tidak diinginkan, tindakan yang benar dan yang
salah serta apa yang dianggap masyarakat sebagai baik buruknya
seseorang, kelompok atau badan.
Etika : Dalam kelompok tertentu, etika adalah sebuah persetujuan terhadap
standar tentang apa yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, tindakan yang
benar dan yang salah, apa yang dianggap oleh suatu kelompok sebagai
perilaku baik dan buruknya seseorang, kelompok, atau entitas yang
merupakan anggota kelompok, dan mungkin termasuk dasar untuk sebuah
disiplin ilmu termasuk pengecualian.

Sebuah kata yang diucapkan seseorang terdiri dari beberapa komponen, seperti :

Apa yang dikatakan : Apapun yang anda katakan, akan anda lakukan atau
tidak, dan jika akan dilakukan, lakukanlah hal tersebut dengan tepat waktu.
Apa yang diketahui : Apapun yang anda ketahui yang harus dilakukan dan
tidak baik untuk dilakukan, dan jika harus dilakukan, lakukanlah seperti yang
anda ketahui bagaimana cara melakukannya dan lakukanlah hal tersebut
tepat waktu, kecuali jika anda mengatakan sebaliknya.
Apa yang diharapkan : Apapun yang anda harapkan dan tidak harapkan, jika
anda mengharapkannya, lakukanlah hal tersebut tepat waktu, kecuali jika
anda mengatakan sebaliknya.
Apa yang anda katakan tentang suatu hal : Setiap kali anda berkata kepada
orang lain untuk beberapa hal atau beberapa negara di dunia, kata-kata anda
termasuk pertanggung jawaban kepada orang lain bahwa apa yang anda
katakana benar.
Anda berjuang untuk apa yang anda katakan : Apa yang anda perjuangkan,
baik yang dinyatakan untuk satu orang atau lebih, atau bahkan untuk diri
sendiri, dan apa yang anda katakan tentang diri anda kepada orang lain
merupakan bagian dari janji anda.
Standar moral sosial, sekumpulan standar etika dan standar hukum
pemerintahan menyangkut perbuatan yang benar dan yang salah di
masyarakat
Di sebuah kelompok masyarakat atau negara dimana salah satu anggota
menikmati manfaat keanggotaan juga merupakan bagian dari suatu kata,
kecuali bila orang tersebut secara terang-terangan menolak standar tersebut
dan salah satu pihak bersedia untuk menanggung biaya penolakan standar
ini.

Sebuah perusahaan dapat dikatakan berintegritas apabila :


Utuh dan lengkap berkaitan dengan menghormati apa yang diucapkan,
termasuk tidak ada yang disembunyikan, tidak ada penipuan, tidak ada
kebohongan, dan tidak ada pelanggaran kontrak atau hak milik.
Organisasi menghormati janjinya secara :
Internal, antar anggota organisasi
External, antar organisasi dan orang-orang yang berhubungan. Hal
tersebut termasuk apa yang dikatakan atas nama organisasi untuk
anggota dan pihak diluar anggota.

Jensen mengatakan without it, nothing works karena dengan tidak


adanya integritas baik seseorang maupun sebuah kelompok atau entitas,
hal tersebut dapat membuat segala sesuatu tidak dapat terlaksana, dan
menunjukan kepada pihak lain bahwa kita tidak konsisten, tidak dapat
diandalkan, dan membuat semua hal menjadi tidak terduga.

2.4

A Letter From Chairman


A Letter from Chairman

Pada bulan Februari 2009, Jeff Kindler, ketua dewan dan CEO, menghadapi tugas
penyusunan surat ketiga kepada pemegang saham untuk laporan tahunan Pfizer 2008.
Memaksimalkan nilai pemegang saham adalah tujuan penting dari korporasi.
Dalam laporan tahunan 2000, mantan CEO Bill Steere membahas kenaikan Pfizer
menjadi industry unggulan dengan akuisisi dari Warner- Lambert dan pensiun yang
tertunda. Dalam laporan tahunan 2003, CEO baru Hank McKinnell membahas tujuan
kinerja Pfizer dan akuisisi Pharmacia, yang memberikan kontrol obat anti-arthritis
Celebrex.
Dalam laporan tahunan 2006, Kindler, yang menggantikan McKinnell sebagai CEO
Pfizer, menulis suratnya yang pertama kepada pemegang saham. Meskipun kinerjanya
terhadap keuangan Pfizer yang mengecewakan, McKinnell telah pensiun dengan
kompensasi hampir $ 200 juta, yang memicu protes dari media, kelompok
kepentingan umum, dan pemegang saham.
Berikut ini adalah kutipan dari surat pemegang saham laporan tahunan sebelumnya.

Dalam annual report tahun 2005, surat untuk shareholder tahun 2000 chairman
William C. Steere menyatakan akuisisi Warner-Lambert membuat Pfizer menjadi
perusahaan farmasi terbesar di dunia. Pada tanggal 1 Januari 2001, Steere akan
mengundurkan diri sebagai Chief Executive Officer dan posisinya digantikan oleh
Hank McKinnell, yang sebelumnya merupakan Presiden dan Chief Operating Officer
Pfizer. Pada bulan April 2001, Dia akan melakukan pertemuan pemegang saham
tahunan yang kesepuluh dan terakhir sebagai Ketua Dewan. Perusahaan mengakhiri

tahun dengan kapitalisasi pasar US $ 290 miliar, meningkat 44% dibandingkan tahun
1999. Dengan 2000 penjualan melebihi $ 5 miliar
Merger dengan Warner-Lambert menciptakan perusahaan dunia yang tumbuh paling
cepat. Sementara pertumbuhan EPS Pfizer diproyeksikan melampaui 20%, beberapa
analis menyatakan keprihatinan bahwa pertumbuhan tersebut akan didorong oleh
pemotongan biaya daripada pertumbuhan top-line.

Dalam annual report tahun 2005, surat untuk shareholder tahun 2003 chairman Hank
McKinnell menyatakan manajemen akan mengubah rencana pada rapat tahunan
menjadi tindakan, dan menetapkan standar Pfizer progress berdasar 3 kunci standar
yaitu:
1. Kinerja keuangan, dengan terus menarik investasi dan membangun nilai bagi
pemegang saham, baik dalam jangka pendek dan panjang.
2. kemampuan meningkatkan akses layanan kesehatan.
3. tanggung jawab sosial perusahaan, menyebutnya "corporate citizenship
Namun, Deklarasi McKinnell tersebut ternyata bertentangan dengan prinsip-prinsip
Business Roundtable (BRT).
Perspektif pemangku kepentingan awalnya diartikulasikan dalam BRT 1981
Pernyataan Tanggung Jawab perusahaan:
Pemegang saham harus menerima pengembalian tetapi juga harus memperhatikan
konstituen lainnya (pelanggan, karyawan, masyarakat, pemasok dan masyarakat pada
umumnya). Tujuan menyeimbangkan kepentingan dari berbagai konstituen terbalik di
BRT 1997 Pernyataan Tata Kelola Perusahaan, yang diklaim perusahaan harus
memprioritaskan "nilai pemegang saham" pertama dan terutama. Pernyataan baru
yang menyatakan kepentingan stakeholder lainnya saling terkait sebagai turunan dari
tugas kepada pemegang saham. Gagasan bahwa direksi harus menyeimbangkan
kepentingan pemegang saham terhadap kepentingan stakeholder lainnya secara
fundamental merupakan tindakan yang salah.
Profesor Harvard Business School, Michael Jensen adalah pendukung nilai pemegang
saham sebagai satu-satunya tolak ukur keberhasilan perusahaan. Menurut teori ini,
para direktur dan manajer dari perusahaan bertugas demi kepentingan semua

pemangku kepentingan, bukan hanya penuntut residual. Sebaliknya, memaksimalkan


nilai pasar organisasi menjadikan kontribusi terbesar terhadap masyarakat secara
keseluruhan. Untuk menyelaraskan kepentingan manajer dan pemegang saham,
Jensen mengatakan bahwa kompensasi eksekutif harus diikat terutama untuk apresiasi
harga saham.
Pada tahun 2002, pertumbuhan pendapatan Pfizer melambat dan pengembangan
internal lemah. Untuk memperbaiki situasi ini, Pfizer mengumumkan tawaran $ 60
Miliar untuk mengakuisisi Pharmacia pada bulan Juli 2002. Pendapat strategi akuisisi
Pfizer bervariasi, beberapa pengamat industri melihat itu sebagai sesuatu yang
menguntungkan, lainnya mempertanyakan potensi pertumbuhan jangka panjang
perusahaan.

Dalam annual report tahun 2005, surat untuk shareholder tahun 2005 chairman Hank
McKinnell menyatakan tahun 2005 merupakan tahun yang sulit bagi Pfizer dan bagi
investor. Pendapatan Pfizer menurun dua persen karena kerugian perlindungan paten
dan untuk ketidakpastian terkait beberapa obat Pfizer. Perusahaan berkomitmen untuk
memberikan nilai kepada investor sekarang dan dalam jangka panjang.
Pfizer mendorong keras untuk melepaskan Celebrex sebelum Merck selesai
mengembangkan Vioxx. Kedua perusahaan ini mengakui potensi pendapatan yang
cukup besar dengan menjadi yang pertama memasarkan produk dengan salah satu
obat revolusioner.
Pada saat Pfizer mencapai kesepakatan, penjualan tahunan rata-rata Celebrex $ 2
miliar dan pada tahun 2008, penjualan Celebrex melebihi $ 2,5 miliar. Obat tersebut
telah menghasilkan lebih dari $ 20 miliar pendapatan untuk Pfizer dalam 10 tahun
sejak diluncurkan.

Dalam annual report tahun 2006, surat untuk shareholder tahun 2007 chairman Jeff
Kindler menyatakan akan membentuk tim manajemen baru untuk berfokus pada
peningkatan kinerja dan prospek perusahaan dan untuk menciptakan dan
meningkatkan nilai bagi investor dengan:
1. Menunjuk tim kepemimpinan baru eksekutif.

2. Mengurangi lapisan manajemen.


3. mengurangi tenaga penjualan sebesar 20 persen.
4. menanggapi panggilan investor untuk transparansi yang lebih besar dari jaringan
perusahaan.
5. membangun budaya berbasis kinerja.
6. meninjau program kompensasi untuk memastikan bahwa, di semua tingkat
organisasi, ada hubungan kuat antara bagaimana kita membayar orang dan
bagaimana prestasi mereka berkontribusi untuk membangun total return
pemegang saham.
Chairman Chander juga menyatakan pendapat tentang kepemimpinan sebelumnya
yaitu:
1. Hank McKinnell, Ketua dan CEO sebelumnya yang telah pension, Hank berperan
dalam menjadikan perusahaan sebagai tempat pertama di industri, penempaan
dua akuisisi penting dan membawa berbagai obat-obatan baru untuk pasien.
2. Karen Karen, sebelumnya Wakil Ketua dan Presiden Pfizer Human Health, akan
pensiun dari perusahaan pada bulan Maret, telah melakukan banyak kontribusi
untuk pertumbuhan dan keberhasilan Pfizer selama lebih dari tiga dekade.
3. Stan Ikenberry akan pensiun pada bulan Maret dari Dewan Pfizer Direksi dengan
rasa syukur dan hormat, dan dengan keinginan yang terbaik untuk masa depan.
4. Ruth Simmons, yang telah di Dewan sejak 1997.
Pada bulan Juni 2006, Pfizer membukukan laba penjualan $ 10,2 miliar dalam laporan
laba ruginya. Pada bulan Juli 2006, perusahaan mengumumkan pengunduran diri
McKinnell. McKinnell telah membentuk dirinya sebagai pemimpin yang megikuti
etika perusahaan, sering berbicara secara terbuka tentang praktik good governance,
tanggung jawab perusahaan, dan peran Pfizer dalam meningkatkan kesehatan
manusia. Selama masa jabatannya lima tahun, Pfizer mem-PHK ribuan karyawan,
membatalkan pengembangan obat baru yang menjanjikan karena risiko kesehatan,
dan melihat yang penurunan harga saham lebih dari 40%. McKinnell telah dipaksa
keluar karena kinerja pengelolaan keuangan dan obat yang buruk, reputasi negatif
oleh analis dan investor. Dalam kegagalan tersebut, memperoleh kecaman terhadap
paket kompensasi dan pension yang diberikan kepada McKinnell. Pada tahun 2005,
McKinnell telah mendapatkan kompensasi dengan $ 6 juta gaji dan bonus dengan
total remunerasi (termasuk mobil dan driver, penggunaan pesawat, dll) senilai $ 15.9

juta serta manfaat pensiun mencapai hampir $ 200 juta. Media komentator mengecam
keserakahan McKinnell itu. Merupakan sudah kewajiban shareholder untuk
membayar McKinnell, namun menolak unyuk memberikan sebanyak itu kepada
pemimpin yang telah gagal.
Pfizer menanggapi kewajiban yang legal untuk McKinnell sebagai karyawan yang
telah lama berdedikasi di perusahaan. Perusahaan telah membuat perubahan
kompensasi eksekutif. Kompensasi yang digunakan sebagai bagian dari pertempuran
alih korporasi itu sendiri
Ketika Jeffrey B. Kindler diganti McKinnell, ia segera berusaha untuk membalikkan
reputasi Pfizer untuk komunikasi yang buruk dengan investor, lebih transparan dan
akan menanggapi keinginan investor.
Peristiwa tahun lalu mempengaruhi surat Kindler kepada pemegang saham tentang
upaya perusahaan untuk meningkatkan nilai pemegang saham. Kindler telah
meningkatkan reputasi Pfizer dengan mempromosikan keterlibatan pelanggan dan
transparan. Pfizer mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan reputasinya
dengan menggeser strategi komunikasi untuk menjadi lebih terbuka dan responsif
terhadap media dan pemangku kepentingan lainnya.
Pfizer telah menjadi perusahaan obat terbesar di dunia terutama dengan membeli
pesaing. Sementara pertumbuhan penjualan kemungkinan akan lambat dalam jangka
pendek, beberapa analis melihat Pfizer sebagai investasi jangka panjang yang
menarik, mengutip valuasi yang relatif rendah, 7% dividen, dan industry memimpin $
30 miliar kesetaraan kas. Beberapa berspekulasi Pfizer akan terlibat dalam
pemangkasan biaya atau bahkan mengeksekusi pecah lini bisnisnya; lain melihat
akuisisi di bidang bioteknologi. Menurut Pfizer, kesepakatan itu merupakan "Peluang
untuk meningkatkan, konsisten, dan stabil top-line dan pertumbuhan EPS, dan
meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka pendek dan panjang." Ada yang
menyatakan kekuatan Wyeth dalam bioteknologi dan barang konsumsi akan
meningkatkan portofolio Pfizer; lainnya berpendapat bahwa mega-merger adalah
perbaikan jangka pendek untuk penelitian dan pengembangan kekurangan Pfizer.
2.5

Isi Film - Inside Job

Film ini mengisahkan tentang kronologi krisis yang terjadi di Amerika Serikat di
tahun 2008, fakta bahwa 40tahun sejak depresi besar, ekonomi AS telah tumbuh
selama 40 tahun tanpa pernah mengalami krisis finansial. Sebuah perubahan yang
cukup radikal di tahun 1982, saat dilakukan deregulasi pada perusahaan-perusahaan di
bidang

financial

yang

membuat

perusahaan-perusahaan

dengan

mudah

menginvestasikan dana deposito yang dimilikinya untuk hal-hal yang beresiko tinggi,
dan di akhir dekade, ratusan perusahaan yang bergerak dalam bidang tersebut
bangkrut.
Usaha memperluas kesalahan para pelaku kecelakaan perbankan tahun 2008 dan
mencoba menjelaskan mengapa begitu sedikit, bahkan dapat dikatakan tidak ada
tindakan yang telah dilakukan untuk mereformasi dunia keuangan atau menuntut
pidana para pelaku utama kecelakaan perbankan tersebut.
Salah satu topik yang beberapa orang juga membahasnya adalah peran akademisi
dalam krisis. Catatan Ferguson, misalnya, bahwa ahli ekonomi Harvard University,
dan mantan kepala Dewan Penasehat Ekonomi di bawah pemerintahan Presiden
Ronald Reagan, Martin Feldstein, adalah seorang direktur perusahaan asuransi AIG
dan mantan anggota dewan dari bank investasi JP Morgan & Co. Ferguson juga
mencatat bahwa banyak dari para profesor terkemuka dan anggota fakultas terkemuka
dari bidang ekonomi dan kalangan sekolah bisnis sering memperoleh proporsi yang
besar dari pendapatan asli mereka, mereka juga terlibat baik sebagai konsultan, atau
penceramah. Sebagai contoh, dekan Columbia Business School saat ini, Glenn
Hubbard dan Penasehat Ekonomi pada masa George W. Bush, menerima sebagian
besar pendapatan tahunan dari salah satu perusahaan dimana dia bertindak sebagai
konsultan atau penceramah.
Hubbard juga berafiliasi dengan KKR dan Keuangan BlackRock. Hubbard serta
Ketua Jurusan ekonomi Harvard saat ini, John Y. Campbell, menyangkal keberadaan
konflik kepentingan antara akademisi dan sektor perbankan. Selama wawancara
Hubbard menyangkal bahwa dia telah melakukan tindakan korup, dari gaji/bayaran
yang dia peroleh berdasarkan kedekatannya dengan pemerintah. Yang pada akhirnya
dia marah dan membentak ketika di wawancara.
Dalam film ini terlihat ada konflik kepentingan di sektor keuangan, film ini
menunjukkan bahwa konflik kepentingan ini mempengaruhi suku bungan kredit,

selain itu akademisi yang berperan sebagai konsultan diduga telah menerima dana
dari kelompok kepentingan tersebut sehingga mereka tidak mengungkapkan informasi
ini dalam tulisan-tulisan mereka, konflik kepentingan ini memainkan peranan yang
sangat besar dalam menutupi dan memperburuk krisis.
Sorotan sebgaian besar para akademisi di UK, menyatakan bahwa ada banyak para
ekonom yang mempercayai bahwa bank sebenarnya telah memahami apa yang
mereka lakukan dan mendukung deregulasi. Namun, tidak dicantumkan dalam
penelitian mereka, apakah para ekonom tersebut telah meminum seteguk uang tunai
sehingga mereka melakukan manipulasi dalam penelitian mereka, dengan membuat
laporan-laporan menggembirakan tentang keajaiban ekonomi di Islandia.
Masyarakat umum tidak akan mengerti sebanyak apa hal tersebut dijelaskan,
bagaimana seseorang yang pergi ke dalam pertempuran dengan meneriakkan slogan
tentang kegagalan kredit pertukaran. Para bankir tahu ketidaktahuan masyarakat
adalah pada kartu truf mereka. Mungkin film Inside Job ini akan menjadikan kita
lebih mengerti atau lebih faham jika terjadi krisis di masa yang akan datang, Phillip
Inman.
Tema utama dari film ini adalah tekanan dari sektor industri keuangan dalam proses
politik untuk menghindari peraturan, caranya adalah dengan mendesak pihak atau
lembaga terkait. Salah satu permasalahan yang dibahas adalah dalam istilah lain
dikenal dengan prevalensi pintu putar, yakni dimana pengatur keuangan dapat
disewakan atau dipekerjakan dalam sektor keuangan itu sendiri agar mau
meninggalkan jabatannya di pemerintahan dan dengan seperti itu ia dapat menjadi
jutawan.
Dalam film ini juga menganjurkan bahwa pemberian cadangan pinjaman yang
dialihkan dari satu investor kepada investor lain berisiko tinggi serta tingkat hak
praktiknya pun diragukan, merupakan suatu kebohongan bahwa investasi seperti itu
aman. Dengan demikian, pemberi pinjaman didorong untuk mendaftar atau
menandatangani KPR tanpa memperhatikan risikonya, atau bahkan dapat menyokong
suku bunga pinjaman yang lebih tinggi. Namun, karena pandangan hipotek ini
dikemas bersama, maka risiko disamarkan. Film ini menunjukkan bahwa orang yang
telah membeli rumah mereka tidak mampu membayar bunga yang sangat tinggi

sehingga sekarang tinggal di tenda, mereka kehilangan pekerjaan mereka sedangkan


bankir masih punya pekerjaan mereka.
Para bankir investasi Dalam Film Inside Job, mengabaikan besarnya tingkat
konsumsi orang-orang biasa yang mengmpulkan utang begitu tinggi. film ini memberi
kesan bahwa para bankir dan politisi yang mengendalikan keruntuhan atau kolaps ini.
Dan cukup adil, ada beberapa mis-penjualan hipotek Tapi bukan hanya KPR: itu
adalah utang bank, utang kartu kredit, kredit mobil. Kesalahan bankir dalam
memberikan kredit, namun konsumen juga harus mengambil tindakan sesuatu yang
mengecam atau mengkritiknya.
Saya punya permasalahan dengan beberapa elemen yang dikejar-kejar di bagian film
ini. Salah satunya adalah pemfitnahan orang-orang terhadap individu. Chuck Prince,
CEO Citigroup pada saat krisis, mungkin dia telah membayar lebih banyak dari
semestinya tapi saya tidak berpikir ia sangat bersalah. Yang paling buruk adalah dia
mungkin seharusnya lebih tahu banyak tentang apa yang sedang terjadi, tapi sungguh
dia hanya seorang nenek tua yang baik yang berada di atas yang berjabat tangan
dengan orang-orang di pesta koktail. Mungkin ada orang-orang di bawahnya dengan
sengaja melakukan hal-hal kriminal, tapi itu adalah hal yang berbeda Ian Hart (Wall
St Derivative Trader).
Ian Hart menambahkan Sebuah titik kelemahan pasar bebas dan anti-nada konspirasi
dari film. Ya, deregulasi memang pergi terlalu jauh terutama dengan pencabutan Act
Glass-Steagall tahun 1933, yang mungkin telah mencegah bank berjudi dengan uang
deposan. Tapi untuk menyatakan bahwa semua deregulasi dalam 20 tahun terakhir
adalah sebuah konspirasi yang dilakukan oleh ekonom dari elit akademis yang di
bayar bank adalah paranoid dan tak masuk akal.
Masih menurut Ian Hart Sebuah kekeliruan dalam film ini adalah mengabaikan
bagaimana manajer di banyak bank mengambil resiko, dengan sengaja lupa
menyuarakan kekhawatiran mereka tentang cara perusahaan mereka beroperasi.
Seorang manajer yang mengambil risiko tersebut pernah mengatakan kepada saya
bahwa untuk mengangkat masalah yang mengurangi keuntungan bank multi-miliar
dollar akan sama seperti sedang menandatangani surat kematiannya sendiri.
Ketidakmampuan ini menantang meja perdagangan menghasilkan keuntungan
miliaran merupakan hantu endemik.

Dalam film juga disampaikan bahwa produk-produk yang dihasilkan seringkali


memiliki peringkat AAA, sama dengan obligasi pemerintah AS. Produk kemudian
dengan mudah bisa digunakan bahkan oleh investor sama seperti dana pensiun. Film
ini juga menjelaskan kompleksitas krisis dan menempatkan keserakahan bankir
ditempat yang tepat, mewawancarai orang-orang kelas berat, seperti Dominique
Strauss-Kahn, Eliot Spitzer, Raghuram Rajan dan Glenn Hubbard Direktur Bank.
Ini pasti akan membuat banyak orang -khususnya mereka yang kehilangan pekerjaan
dan tabungan- marah tidak hanya apa yang telah bank lakukan, tetapi juga banyak
orang yang mestinya bertanggung jawab atas kasus ini masih tetap dalam
pekerjaan/jabatan mereka, dan tidak ada yang diseret ke penjara. Orang-orang wajib
pajak biasa harus membayar pajak yang lebih tinggi dan pemotongan belanja,
sementara bankir dapat berjalan pergi atau melakukan apa saja secara leluasa bebas
bea.
Yang menarik adalah peran meragukan yang dimainkan oleh ekonom, terutama di
Amerika Serikat. Banyak dibayar dengan jumlah yang sangat banyak, mereka
dideklarasikan untuk menyimpulkan dan menghasilkan laporan palsu dengan
mengatakan CDOs dan alasan derivative yang lain aman dan kondisi di Islandia
sangat baik untuk gamble dengan 10 kali PDB tahunannya. Korupsi ekonom AS dan
kurang lengkapnya kesadaran mereka dari apa yang telah mereka lakukan, sungguh
benar-benar memalukan.
Menikmati Konsumen membeli rumah yang pada akhirnya mereka tidak mampu,
tetapi hipotek didorong sampai ke leher mereka tanpa peduli perannya merupakan
bagian dari para bankir. Di masa lalu, bank akan berkata: Kami tidak berpikir kalau
anda mampu hipotek itu, jadi kami tidak akan meminjamkan anda uang. Film ini
menunjukkan bagaimana nasihat semacam ini terlempar keluar jendela kehidupan.
Sangat di sayangkan, ini jelas bahwa kebanyakan investasi bisnis bank terus berjalan
sangat manis seperti suatu keadaan yang normal dan krisis hanya sebuah persoalan
zaman. Tentu, ada penelitian dengan uang jasa yang lebih besar tetapi banyak bankir
berpikir bahwa mereka tidak bertanggung jawab secara pribadi atas krisis yang terjadi
dan mereka layak setiap sennya mendapat bayaran.

Saya pikir film ini juga membawakan dengan baik, menangkap para regulator,
politisi dan akademisi yang semuanya menjadi cheerleader untuk melanjutkan
deregulasi keuangan yang dimulai di bawah kekuasaan Ronald Reagan dan
memuncak pada krisis yang lebih besar. Re-regulasi yang besar-besaran diperlukan
untuk memastikan agar keuangan aman terkunci dalam baju pengikat lagi.
Seorang Broker Berkata Aku salah satu dari sedikit perempuan di bidang perbankan
dan benar-benar melihat dengan jelas kejadian itu. Kita melihat menteri keuangan
Perancis [Christine Lagarde], adalah seorang wanita dari Securities and Exchange
Commission. Seperti yang mereka katakan di film, perbankan adalah sebuah
masyarakat yang alfa laki-laki dan itu sangat sulit bagi perempuan untuk berhasil di
dalamnya dan namun tetap menjaga beberapa rasa kewanitaan.
Hal lain yang ditayangkan dalam film adalah pembayaran yang tinggi pada sektor
industri keuangan, serta bagaimana industri keuangan tumbuh dalam beberapa dekade
terakhir telah keluar dari proporsi terhentinya perekonomian. Bahkan pada bank-bank
yang gagal, film ini menunjukkan bagaimana para eksekutif bank memperoleh ratusan
juta dolar dalam periode sekarang sampai terjadinya krisis, semua dia disimpan,
menunjukkan neraca risiko/kegunaan telah rusak atau bangkrut.
Pada bagian akhir film, meskipun baru-baru ini peraturan keuangan dirubah, tapi tetap
sistem yang mendasarinya tidak berubah; bank-bank yang tersisa menjadi lebih besar,
sementara semua insentif atau pendorong tetap sama, dan tidak ada seorang pun dari
eksekutif (pemerintah) yang mengusut peran mereka dalam kehancuran keuangan
global.

BAB 3
KESIMPULAN

1. Karena terjadi krisis di Amerika Serikat yang disebabkan oleh skandalskandal akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar
Amerika Serikat, membuat tingkat kepercayaan para investor terhadap
pasar modal, tentunya terhadap perusahaan menjadi menurun. Selain
itu, skandal-skandal akuntansi tersebut menimbulkan pertanyaan apa
sebenarnya fungsi dari bisnis. Di masa ini fungsi bisnis adalah untuk
mendapatkan profit sehingga perusahaan dapat melakukan sesuatu
yang

lebih

baik

bagi

para

stakeholder,

bukan

semata-mata

menjalankan bisnis untuk mencapai ekspektasi maupun meningkatkan


kekayaan para pemegang saham.
2. Dalam Kasus Letter from A Chairman, seharusnya Pfizer mempunyai
sistem yang mengelola semua pengaduan pelanggaran etik yang
dilakukan oleh karyawan maupun direksi. Dengan begitu perusahaan
dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai kompensasi untuk
direksi

yang

bermasalah.

kepemimpinannya,

McKinnel

Walaupun
telah

begitu

dalam

melakukan

masa

kontribusi

semampunya, walaupun pada akhirnya idak membuahkan hasil yang


baik, namun patut untuk diapresiasikan.

BAB 4
DAFTAR PUSTAKA
Handy, Charles (2002), Whats a Business For? Harvard Business Review, December
2002
Integrity, Without It, Nothing Works. An Interview with Michael Jensen. Rotman
Magazine, Fall 2009
Film: Inside Job (2010), sutradara Charles Ferguson
Pfizer: Letter from The Chairman (A) Harvard Business School (2010)
Detik finance, 2009, kronologi dan latar belakang krisis finansial global, per 15 April
2009

<http://finance.detik.com/read/2009/04/15/kronologi-dan-latar-belakang-krisis-

finansial-global> diakses pada tanggal 3 desember 2014


Derayati dan Kader. 2010. Risk Calculation of Interest Rate Swaps for Cinnober
Financial Technology AB. Masters Thesisi; School of Royal Institute of Technology.
http://rizal-razib.blogspot.com/2012/12/penyebab-krisis-subprime-mortgage.html
diakses pada tanggal 3 desember 2014

http://vtastubblefield.wordpress.com/2013/01/30/pentingnya-etika-dalam-berbisnis/

Anda mungkin juga menyukai