Anda di halaman 1dari 6

ERITRASMA

DEFINISI
Eritrasma ialah penyakit bakteri kronik pada stratum korneum yang disebabkan oleh
Corynebacterium minutissimum, ditandai dengan adanya lesi berupa eritema dan skuama
halus terutama di daerah ketiak dan lipat paha.
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi dari eritrasma belum banyak diuraikan. Insidens eritrasma dilaporkan
sekitar 4% di dunia. Penyakit ini bersifat universal, namun lebih banyak terlihat di daerah
tropik. Eritrasma lebih banyak pada dewasa muda. Namun penyakit ini dapat menyerang
semua usia, pasien termuda yang pernah dilaporkan menderita eritrasma adalah anak usia
satu tahun. Frekuensinya sama pada pria dan wanita. Namun, eritrasma pada regio kruris
lebih banyak ditemukan pada pria. Studi pada tahun 2008 menemukan bahwa eritrasma
interdigitalis lebih umum terjadi pada wanita (83% dari 24 pasien) Orang-orang yang banyak
keringat, kegemukan, peminum alkohol dan debilitas lebih sering terkena penyakit Pada ras
kulit hitam lebih banyak daripada kulit putih. Daerah beriklim panas lebih sering terkena
daripada daerah dingin. Higiene buruk berperan penting dalam menimbulkan penyakit.Panas
dan lembab juga mempermudah timbulnya penyakit.
ETIOLOGI
Seperti yang telah disebutkan di atas etiologi dari penyakit ini adalah
Corynebacterium minutissimum. Bakteri ini adalah bakteri gram positif (difteroid). Bakteri
ini tidak membentuk spora dan merupakan basil yang bersifat aerob atau anaerob yang
fakultatif. Corynebacterium minitussismum merupakan flora normal di kulit yang
dapat menyebabkan infeksi epidermal superfisial pada keadaan-keadaan tertentu.
GEJALA KLINIS
Lesi

kulit

dapat

berukuran

sebesar

miliar

sampai

plakat.

Lesi

eritoskuamosa, berskuama halus kadang-kadang dapat terlihat merah kecoklat-coklatan.


Variasi ini rupanya bergantung pada area lesi dan warna kulit penderita. Tempat predileksi dimulai dari
tempat yang paling sering, yaitu toe webspaces (diantara jari kaki), lipat paha, aksila. Bisa
ditemukan di daerah intertriginosa lain (terutama pada penderita gemuk), intergluteal,

inframamary (submammary). Lesi di daerah lipat paha dapat menunjukkan gejala berupa gatal dan
terasa terbakar.Sedangkan lesi pada tempat lain asimtomatik.
Perluasan lesi terlihat pada pinggir yang eritematosa dan serpiginosa. Lesi
tidak menimbulkan dan tidak terlihat vesikulasi. Skuama kering yang halus menutupi lesi
dan pada perabaan terasa berlemak. Beberapa penulis beranggapan ada hubungan erat antara
eritrasma dan diabetesmelitus. Penyakit ini terutama menyerang pria dewasa dan dianggap
tidak begitu menular, berdasarkan observasi pada pasangan suami-isteri yang biasanya tidak
terserang penyakit tersebut secara bersama-sama. Eritrasma tidak menimbulkan keluhan
subyektif, kecuali bila terjadi ekzematisasi oleh karena penderita berkeringat banyak atau
terjadi maserasi pada kulit.

Gambar 1.Eritrasma: Lesi eritroskuamosa berwarna merah kecoklatan di


daerah ketiak dan pada daerah inguinal.

PATOGENESIS
Cukup lama kelompok jamur actynomicetes yaitu Nocardia minutissima diduga sebagai penyebab.
Saat ini kuman batang gram positif yang ditemukan pada pemeriksaaan eritrasma diketahui sebagai
corynebacterium minutissimum.
Corynebacterium minutissimum merupakan bakteri batang gram positif, yang berdiameter 1-2 u
dengan granul sub-sternal. Terkadang terdapat pertambahan granul yang terdapat di sentral. Perubahan ini disertai
oleh kurangnya fluoresensi pada koloni.
Bakteri ini bersifat lipofilik, tidak memiliki spora, aerob dan katalase positif. Organism lipofilik ini
berkolonisasi pada daeerah yang kaya akan lipid atau sebum seperti axillae. Bakteri mempermentasikan glukosa,
dextrose, sukrosa, maltose dan manitol.
Corynebacterium minutissimum berada pada lapisan superficial stratum korneum, dan tidak
berpenetrasi kepada lapisan epithelium yang masih baik atau jaringan ikat dalam keadaan normal. Bakteri ini
menginvasi bagian superficial stratum korneum pada kondisi yang cenderung panas dan kelembaban,
organisme ini berkembang biak akibat gangguan pada flora normal yang diikuti oleh kerusakan pada barrier
kulit, sehingga menyebakan stratum korneum menjadi tebal. Bakteri ini dapat dilihat di rongga antar sel, seperti
juga di sel-sel, menghancurkan fibril-fibril keratin. Bakteri ini menghasilkan porfirin seperti pada hampir seluruh
corynebacteria. Substansia fluoresensi adalah senyawa porfirin yang larut air sehingga tidak bisa dilihat pada
daerah yang baru saja dicuci.
PENUNJANG DIAGNOSIS
Pemeriksaan pembantu terdiri atas pemeriksaan dengan lampu Wood dan sediaan
langsung.
Pada pemeriksaan dengan lampu Wood, lesi terlihat berfluoresensi merah membara
(coral-red ). Fluoresensi ini terlihat karena adanya porfirin. Pencucian atau pembersihan
daerah lesi sebelum diperiksa akan mengakibatkan hilangnya fluoresensi.
Bahan untuk sediaan langsung dengan cara mengerok. Lesi dikerok dengan skalpel
tumpul atau pinggir gelas obyek. Bahan kerokan kulit ditambah satu tetes eter, dibiarkan menguap.
Bahan tersebut yang lemaknya sudah dilarutkan dan kering ditambah birumetilen atau biru
laktofenol, ditutup dnegan gelas penutup dan dilihat di bawah mikroskopdengan pembesaran
10x100. Bila sudah ditambah biru laktofenol, susunan benang halus belum terlihat nyata,
sediaan dapat dipanaskan sebentar di atas api kecil dan gelas penutupditekan, sehingga
preparat menjadi tipis.

Organisme terlihat sebagai batang pendek halus, bercabang, berdiameter 1u atau


kurang, yang muda putus sebagai bentuk basil kecil atau difteroid. Pemeriksaan harus teliti
untuk melihat bentuk terakhir ini. Kultur biasanya tidak diperlukan.

Gambar 2. Gambaran eritrasma dengan pemeriksaan Lampu Wood


DIAGNOSIS BANDING
Kelainan kulit kronik, non-inflamasi pada daerah intertriginosa, yang berwarna merah
kecoklatan, dilapisi skuama halus merupakan tanda eritrasma. Candidiasis dan penyakit yang
disebabkan oleh dermatofita pada epidermis dan dermis bisa menjadi diagnosis banding pada
eritrasma.
Tinea kruris, penyakit ini biasanya gatal dan disertai papula-papula eritematosa dengan pinggir lesi
aktif yang ditutupi oleh skuama halus, lesi kadang-kadang disertai vesikel halus. Tinea kruris biasanya terjadi
pada lipat paha kiri dan kanan. Diagnosis dapat ditegakan dengan ditemukannya jamur pada pemeriksaan larutan
KOH 10%.

Gambar 3. Tinea kruris.


Kandidiasis, daerah eritematosa yang dikelilingi lesi-lesi satelit, erosif, kadang-kadang dengan papula
yang bersisik dan gatal hebat, disertai panas seperti terbakar.

Gambar 4. Kandidiasis intertriginosa


Dermatitis seboroik, kelainan kulit terdiri dari eritema dan skuama yang berminyak dan agak
kekuningan, batas agak kurang tegas. Bentuk yang ringan hanya mengenai kulit kepala yang berbentuk
skuama-skuama halus, mulai sebagai bercak kecil. Bentuk berat ditandai dengan bercak-bercak berskuama
dan berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal.
Dermatitis seboroik biasanya terdapat di daerah kepala, dahi, glabella, telinga post aurikular, leher,
supraorbital, liang telinga luar, lipatan nasolabialis, areola mammae, lipat paha dan anogenital.

Gambar 5. Dermatitis seboroik pada area genital


Pemeriksaan dengan lampu Wood dan sediaan langsung dapat membedakan kedua
penyakit tersebut. Selain itu dermatitis seboroik juga dijadikan diagnosis banding pada

eritrasma, pada dermatitis seboroik bisa ditemukan adanya spora dan jika diperiksa dengan
menggunakan lampu wood akan berwarna hijau.
PENATALAKSANAAN
Adapun cara untuk mencegah eritrasma atau tindakan yang bisa dilakukan untuk
mengurangi resiko eritrasma, yaitu:
1.

Menjaga kebersihan badan

2.

Menjaga agar kulit tetap kering

3.

Menggunakan pakaian yang bersih dengan bahan yang menyerap keringat

4.

Menghindari panas atau kelembaban yang berlebih


Penularan Corynebacterium minutissimum (eritrasma) yaitu melalui sentuhan secara

langsung, sentuhan dengan kulit antara penderita dengan manusia lainnya. Pengobatan
eritrasma bisa melalui 2 cara, yaitu:
1.

Topikal
Pengobatan Drug of Choicetopikal bisa menggunakan tetrasiklin 3%, klindamisin, dan
natrium fusidat 2%. Hanya pengobatan topikal memerlukan lebih ketekunan dan
kepatuhan penderita.

2.

Sistemik
Pengobatan sistemik bisa menggunakan eritromisin, tetrasiklin dan kloramfenikol.
Eritromisin merupakan obat pilihan dengan pemberian 4 x 250 mg/ hari selama 14 hari.
Penggunaan eritromisin lebih baik baik daripada tetrasiklin dan kloramfenikol.
Penggunaan kloramfenikol dapat menimbulkan neutropenia, agranulositosis dan
anemia aplastik.

PROGNOSIS
Prognosis cukup baik, bila semua lesi diobati dengan tekun dan menyeluruh. Penyakit
ini mungkin saja meninggalkan sisa yang asymptomatis untuk beberapa tahun atau mungkin
dapat mengalami pariode exaserbasi. Kambuh kadang-kadang dapat terjadi tepat setelah
pemberian terapi antibiotik berhasil.

Anda mungkin juga menyukai