Anda di halaman 1dari 72

KECELAKAAN KERJA

DAN CARA
PENCEGAHANNYA
Oleh : Mulyono

Difinisi

adalah :
Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga /tiba-tiba yang dapat menimbulkan
korban manusia dan atau harta benda

KECELAKAAAN
KERJA
KECELAKAAN INDUSTRI
(an industrial accident)
di tempat kerja
karena bahaya kerja
UU No. 1/1970

KECELAKAAN DALAM
HUBUNGAN KERJA

(community accident)

di luar tempat kerja


dalam perjalanan kerja
UU No. 3/1992

( UU No.2/1951 dan PP
No.33/1977)

KECELAKAAAN
peristiwa
tidak diduga dari semula
tidak dikehendaki
mengacaukan proses akivitas yang telah
ditentukan
dapat menimbulkan kerugian
- korban manusia
- harta benda

ilustrasi
SEKOLAHAN

RUMAH

KECELAKAAN

1. Kec. diluar hub. Kerja


2. Kec. dalam hub. Kerja
3. Kecelakaan kerja

Tempat kerja

DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan, bilamana pada saat
itu sedikit saja ada perubahan
maka dapat mengakibatkan
terjadinya accident.
INCIDENT :
MEMPUNYAI KATAGORI LEBIH LUAS DARI ACCIDENT
SEMUA ACCIDENT ADALAH INCIDENT, TIDAK SEMUA
INCIDENTADALAH ACCIDENT
INDUSTRIAL ACCIDENT PREVENTION, McGraw Hill, NY,1980
6

HAZARD

Adalah sumber bahaya potensial yang


dapat menyebabkan
kecelakaan/kerusakan

Hazard dapat berupa :

bahan-bahan , bagian-bagian mesin,


bentuk energi, metode kerja atau
situasi kerja.
7

DANGER
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi bilamana
terjadi accident.
adalah suatu kondisi
sumber bahaya telah ter-identifikasi
dan telah dikendalikan
ke tingkat yang memadai
(Aman/safe)8

RISK
Resiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari
sumber bahaya (hazard) tertentu
yang terjadi.

AMAN / SELAMAT
Kondisi yang tidak ada kemungkinan malapetaka

TINDAKAN TAK AMAN


Suatu pelanggaran tehadap prosedur keselamatan yang
memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan.

KONDISI TAK AMAN


Kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang mungkin
dapat langsung mengakibatkan terjadinya kecelakaan.

10

Physical Hazards
Chemical Hazards

Electrical Hazards

Mechanical Hazards
Physiological Hazards
Biological Hazards
Ergonomic

11

Jenis Potensi Bahaya

Physical Hazards
Meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat
rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan
udara dan lain-lain.
Chemical Hazards
Berupa gas, uap, debu, kabut, asap,awan, cairan dan
benda-benad padat.
Electrical Hazards
Semua potensi bahaya yang berhubungan dengan listrik
(pembebanan lebih, kebocoran isolasi dll)

12

Jenis Potensi Bahaya

Mechanical Hazards

Physiological Hazards

Bahaya yang timbul dari beban kerja, sikap dan cara kerja (cara
mengangkat dan mengankut yang salah, cara kerja yang mengakibatkan
hamburan debu dan serbuk logam, percikap api dan tumbahan bahan
berbahaya dan beracun serta memakai alat pelindung diri yang salah)
Biological Hazards

Bahaya timbul dari konstruksi, mesin dan instalasi

Bahaya dari jazad renik, serangga atau hewan lain ditempat


kerja, berbagai macam penyakit yang timbul seperti, infeksi,
alergi dan sengatan atau gigitan binatang yang menimbulkan
berbagai macam penyakit

Ergonomic

Gangguan yang bersifat faal karena beban kerja yang terlalu


berat, peralatan kerja yang tidak sesuai dan tidak serasi dengan
tenaga kerja, kecepatan ban berjalan yang tidak sesuai dengan
operator yang melayani
13

FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN
RESIKO KECELAKAAN KERJA

TENAGA
KERJA
KESEHATAN

KESELAMATAN
PROSES

BAHAN

ALAT
LINGKUNGAN
14

Piramida kasus kecelakaan


1

Data yg

kec. fatal

dilaporkan

10

kec. ringan
30

Kerusakan alat
600

dan

tercatat

Nyaris Kecelakaan

10.000

Sumber bahaya

Prinsip dasar penerapan K3

Risk assessment
identifikasi &
analisa potensi
bahaya
HAZARD

Tindakan
Pengendalian
bahaya
CONTROL

16

ASPEK PENERAPAN K3
a Perencanaan
a Pemasangan
a commissioning
a pemakaian
aperawatan

PENGENDALIAN

Administratif,
Legalitas/perijinan,
Standarisasi
Sertifikasi
17

Identifikasi Bahaya

Sebelum memulai suatu pekerjaan,harus dilakukan


Identifikasi Bahaya guna mengetahui potensi bahaya
dalam setiap pekerjaan.
Identifikasi Bahaya dilakukan bersama pengawas
pekerjaan dan Safety Departement.
Identifikasi Bahaya menggunakan teknik yang sudah
baku seperti Check List, JSA, JSO,What If, Hazops,
dsb.
Semua hasil identifikasi Bahaya harus
didokumentasikan dengan baik dan dijadikan sebagai
pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.

18

Identifikasi dan analisis


kecelakaan kerja

Kerusakan
Korban jiwa

HAZARD
Peralatan
Mesin,
Instalasi
Bahan

Accident

Cacat,
cidera,
Sakit
Kerugian :
Harta
benda
Citra

Cara kerja,
Proses
Lingkungan
19

20

ANALYSIS KECELAKAAN
ANALISA KECELAKAAN, bertujuan
menemukan faktor penyebab utamanya
dan menentukan tindakan pencegahan
terjadinya peristiwa yang sama

21

22

GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN


BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
Pengobatan/ Perawatan
Gaji (Biaya Diasuransikan)

$1

$5

HINGGA

$50

BIAYA DALAM PEMBUKUAN:


KERUSAKAN PROPERTI
(BIAYA YANG TAK
DIASURANSIKAN)

$1

HINGGA

$3

BIAYA LAIN YANG


TAK DIASURANSIKAN

Kerusakan gangguan
Kerusakan peralatan dan perkakas
Kerusakan produk dan material
Terlambat dan ganguan produksi
Biaya legal hukum
Pengeluaran biaya untuk penyediaan
fasilitas dan peralatan gawat darurat
Sewa peralatan
Waktu untuk penyelidikan

Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang


Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/
atau biaya melatih
Upah lembur
Ekstra waktu untuk kerja administrasi
Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
Hilangnya bisnis dan nama baik
23

The Three Basic Causes


Poor Management Safety Policy & Decisions
Personal Factors
Environmental Factors

Unsafe Act

Indirect Causes
Unplanned release of
Energy and/or
Hazardous material

Basic Causes

Unsafe
Condition

ACCIDENT
Personal Injury
Property Damage
24

Logika terjadinya kecelakaan


Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)

LACK OF
CONTROL

BASIC
CAUSES

IMMIDIATE
CAUSES

INSIDENT

LOSSES

25

( H.W. HEINRICH, 1931)

ENVIRON
MENT

SOCIAL
ENVIRON
MENT

PERSON

HAZARD

FAULT
OF
PERSON

UNSAFE
ACT /
UNSAFE
CONDITIO
N

ACCIDENT

INJURY

26

( FRANK BIRD JR, 1970 )

Lack of
Control
LACK OF
CONTROL

ORIGIN

SYMPTOM

CONTACT

Loss

BASIC
CAUSES

IMMEDIATED

INCIDENT /
ACCIDENT

INJURY /
DAMAGE

CAUSES

27

( ILCI model - Bird & German, 1985 )

28

HAZARD

ACCIDENT

KERUGIAN

INSIDEN

SEBAB LANGSUNG

SEBAB DASAR

LEMAH KONTROL

Kebakaran, ledakan dan


kejadian lain yang berbahaya

CONSEQUENCY
29

A.

Akibat
kecelakaan

Loss
People
Property
Process
(Profit)

Korban manusia
Meninggal
Luka berat
Luka ringan

Kerugian Material (Rp)


Bangunan
Peralatan/Mesin
Bahan Baku
Bahan setengah jadi
Bahan jadi
Kerugian waktu kerja
jam kerja orang

30

B.

Sumber
Kecelakaan
Incident

Contact
With
Energy or
Substance

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
8
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Mesin produksi
Penggerak mula dan pompa
Lift
Pesawat angkat.
Converyor
Pesawat angkut
Alat transmisi mekanik (rantai, pulley, dll).
Perkakas kerja tangan
Pesawat uap dan bejana tekan
Peralatan listrik
Bahan kimia
Debu berbahaya
Radiasi dan bahan radioaktif
Faktor lingkungan
Bahan mudah terbakar dan benda panas
Binatang
Permukaan lantai kerja
Lain-lain.
31

C.

Type
Kecelakaan

1.
2.
3.
4

Incident

Contact
With
Energy or
Substance

5.
6.
7.
8.
9.
10.

Terbentur
Terpukul
Tertangkap pada, dalam atau
diantara benda
Jatuh dari ketinggian yang
sama.
Jatuh dari ketinggian yang
berbeda.
Tergelincir.
Terpapar
Penghisapan, penyerapan
Tersentuh aliran listrik.
Lain-lain.

32

D.

Kondisi
berbahaya
Immediate
Causes
Substandard
Acts
Substandard
Conditions

1.
2

Pengamanan yang tidak sempurna


Peralatan/bahan yang tidak
seharusnya
3. Kecacatan, ketidak sempurnaan
4. Prosedur yang tidak aman
5. Penerangan tidak sempurna
6. Iklim kerja yang tidak aman
7. Tekanan udara yang tidak aman
8. Getaran yang berbahaya
9. Pakaian, kelengkapan yang tidak
aman
10. Kejadian berbahaya lainnya

33

E.

1. Melakukan pekerjaan tanpa wewenang,

Tindakan
berbahaya
Immediate
Causes
Substandard
Acts
Substandard
Conditions

2. Bekerja dengan kecepatan berbahaya.


3. Membuat alat pengaman tidak berfungsi
4

Memakai peralatan yang tidak aman,


tanpa peralatan.

5. Melakukan Proses dengan tidak aman


6. Posisi atau sikap tubuh tidak aman

7. Bekerja pada objek yang berputar atau


berbahaya
8. Mengalihkan perhatian, mengganggu,
sembrono / berkelakar, mengagetkan
dan lain-lain.
9. Melalaikan penggunaan alat pelindung
diri yang ditentukan.
10. Lain-lain.
34

LEMAHNYA
KONTROL
PROGRAM
TAK SESUAI
STANDAR
TAK SESUAI
KEPATUHAN
PELAKSANAAN

SEBAB
DASAR

PENYEBAB
LANGSUNG

FAKTOR
PERORANGAN

PERBUATAN
TAK AMAN
&
KONDISI
TAK AMAN

FAKTOR
KERJA

INSIDEN
(Kontak)

KERUGIAN

<KEJADIAN>
KONTAK
DENGAN
ENERGI
ATAU
BAHAN/ ZAT

KECELAKAAN
ATAU
KERUSAKAN
YANG TAK
DIHARAPKAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL


Bird & German, 1985
35

PENYEBAB
DASAR

PENYEBAB
LANGSUNG

INSIDEN

KERUGIAN

KERUGIAN

LEMAHNYA
KONTROL

36

INSIDEN

LEMAHNYA
KONTROL

PENYEBAB
DASAR

PENYEBAB
LANGSUNG

INSIDEN

KERUGIAN

STRUCK AGAINST menabrak/bentur benda diam/bergerak


STRUCK BY terpukul/tabrak oleh benda bergerak
FALL TO jatuh dari tempat yang lebih tinggi
FALL ON jatuh di tempat yang datar
CAUGHT IN tusuk, jepit, cubit benda runcing
CAUGHT ON terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
CAUGHT BETWEEN terpotong, hancur, remuk
CONTACT WITH listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
OVERSTRESS terlalu berat, cepat, tinggi, besar
EQUIPMENT FAILURE kegagalan mesin, peralatan
EVIRONMENTAL RELEASE masalah pencemaran
37

PENYEBAB
DASAR

OPERASI TANPA OTORISASI


GAGAL MEMPERINGATKAN
GAGAL MENGAMANKAN
KECEPATAN TIDAK LAYAK
MEMBUAT ALAT PENGAMAN
TIDAK BERFUNGSI
PAKAI ALAT RUSAK
PAKAI APD TIDAK LAYAK
PEMUATAN TIDAK LAYAK
PENEMPATAN TIDAK LAYAK
MENGANGKAT TIDAK LAYAK
POSISI TIDAK AMAN
SERVIS ALAT BEROPERASI
BERCANDA, MAIN-MAIN
MABOK ALKOHOL, OBAT
GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR

PENYEBAB
LANGSUNG

SEBAB LANGSUNG

LEMAHNYA
KONTROL

INSIDEN

KERUGIAN

PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK


APD KURANG, TIDAK LAYAK
PERALATAN RUSAK
RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
SISTEM PERINGATAN KURANG
BAHAYA KEBAKARAN
KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
KEBISINGAN
TERPAPAR RADIASI
TEMPERATUR EXTRIM
PENERANGAN TIDAK LAYAK
VENTILASI TIDAK LAYAK
LINGKUNGAN TIDAK AMAN

38

PENYEBAB
DASAR

KEMAMPUAN FISIK ATAU


PHISIOLOGI TIDAK LAYAK
KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK
STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI
STRESS MENTAL
KURANG PENGETAHUAN
KURANG KEAHLIAN
MOTIVASI TIDAK LAYAK

PENYEBAB
LANGSUNG

SEBAB DASAR

LEMAHNYA
KONTROL

INSIDEN

KERUGIAN

PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN
ENGINEERING
PENGADAAN (PURCHASING)
KURANG PERALATAN
MAINTENANCE
STANDAR KERJA
SALAH PAKAI/SALAH
MENGGUNAKAN

39

PENYEBAB
DASAR

LACK OF CONTROL

LEMAHNYA
KONTROL

PENYEBAB
LANGSUNG

INSIDEN

KERUGIAN

PROGRAM TIDAK SESUAI


STANDARD TIDAK SESUAI
KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR

40

STANDARISASI SISTEM
APA YANG HARUS DIKERJAKAN ?
DILAKUKAN BERAPA KALI ?

KUALITAS APA YANG DIHARUSKAN ?


SIAPA YANG MENGERJAKAN ?
DIMANA DILAKUKAN ?

KAPAN HARUS DISELESAIKAN ?


DATA APA YANG DISIMPAN ?
EVALUASI APA YANG DILAKUKAN ?

41

ACUAN STANDARISASI
01. UNDANG-UNDAN PEMERINTAH
R.I. NO.1/ 1970 TENTANG K3
02. PERATURAN MENTERI TERKAIT
03. CODE OF PRACTICE
04. COORPORATE GUIDELINES
05. PERATURAN PERUSAHAAN

42

Pencegahan Kecelakaan
Adm
Procedure

Engineering
Control

Safety
Approach

Human
Control

43

Merupakan dokumen tertulis sebagai


persyaratan untuk melaksanakan pekerjaan
yang berbahaya dengan memperhatikan
bahaya potensial yang ada serta langkah
pengendalian yang harus dilakukan

44

Tujuan:
1.

Supaya pengawas unit kerja mengetahui pekerjaan tertentu


yang akan dilaksanakan di dalam lokasi yang menjadi
tanggungjawabnya.

Pengawas dapat:

Mengetahui jenis pekerjaan dan jumlah tenaga yang


akan terlibat dalam pekerjaan

Melakukan pengendalian bahaya kerja

Bila terjadi keadaan darurat dapat diambil langkah


tindakan dengan cepat

45

2.

3.

Agar setiap pekerja yang ditugaskan melakukan pekerjaan


berbahaya :

benar-benar mengetahui risiko bahaya kerjanya

Mengetahui prosedur kerja aman yang harus dilaksanakan

Menggunakan perlatan yang aman dan sesuai dengan tipe


pekerjaan

Menggunakan alat pelindungdiri dengan benar

Dengan surat ijin keselamatan kerja dapat dilakukan:

Pemeriksaan terhadap lokasi, bahan, proses, instalasi dan


lingkungan kerja.

Dapat menentukan kualifikasi tenaga kerja yang akan


melaksanakan pekerjaan

46

Tipe Ijin Keselamatan Kerja:


1.

Ijin keselamatan kerja dingin

2.

Ijin keselamatan kerja melakukan pekerjaan berbahaya

a) Ijin kerja menggunakan api


b) Ijin kerja diruang tertutup

c)
3.

Proses ijin pekerjaan berbahaya

Ijin keselamatan kerja pekerjaan penggalian

47

Ijin kerja panas adalah setiap pekerjaan yang menghasilkan potensi


sumber nyala api atau percikan bunga api, contoh:
a) Pengelasan atau pemotongan dengan las
b) Menyalakan api dengan menggunakan obor las
c) Penempaan yang panas
d) Melubangi dengan panas

e) Pengeboran dengan menggunakan peralatan listrik


f) Pemanasan pipa untuk pengetesan sambungan pengelasan

g) Menggerinda dengan menggunakan tenaga listrik


h) Semprotan pasir untuk pembersihan karat

48

Ijin keselamatan kerja menggunakan api/panas diperlukan untuk


pekerjaan didaerah yang mengandung bahan mudah terbakar dan
mudah meledak,
Contoh :

a) Instalasi pipa yang mengandung gas


b) Lokasi penyimpanan bahan mudah terbakar

c) Lokasi penyimpanan bahan bakar


d) Pusat pembangkit tenaga listrik
e) Lokasi sumur injeksi gas

f) Lokasi gas turbin


g) Lokasi menara pengeboran

h) Instalasi pabrik yang sedang operasi


49

JOB SAFETY ANALYSIS

(JSA)

ANALISIS PEKERJAAN YANG DILAKUKAN


SECARA BERATURAN SEBELUM PEKERJAAN
DIMULAI DAN HARUS TERBACA BERKAITAN
DENGAN RENCANA PEKERJAAN TERSEBUT.

Bertujuan mencari/menemukan adanya potensi


bahaya pada setiap tahapan/ rangkaian proses
pekerjaan dan berusaha untuk menghilangkannya.

50

Langkah-langkah :

uraikan tahapan pekerjaan,


identifikasi potensi bahaya yang
mungkin ada,
tetapkan tindakan untuk
mengendalikan bahaya atau
menghilangkannya sama sekali

51

Contoh work sheet JSA

JOB SAFETY ANALYSIS

Jenis pekerjaan :
Unit/Seksi
:

Tanggal :
AHLI K3 :

No tahapan pekerjaan potensi bahaya

pengendalian

2
3
4
Tim JSA
No

Nama

Jabatan

Tanda tangan

52

Syarat-syarat (Rekomendasi K-3)


Metoda pencegahan kecelakaan :

Eliminasi

Subtitusi

Rekayasa

Pengendalian administratif

Syarat tersebut harus mengacu prinsip sebagai berikut :


-

Efektif dalam menghindari terjadinya kecelakaan.

Dapat dilakukan atau dikerjakan.

Biaya yang dikeluarkan seminimal mungkin ( Murah ).

Tidak mengganggu proses produksi dan pemeliharaan

53

Bertujuan memperbaiki atau


meningkatkan mutu K3 melalui
pengamatan sikap dan cara seseorang
dalam melakukan pekerjaan

54

Job Safety observation (JSO) adalah


suatu metoda pengamatan suatu
pekerjaan untuk meningkatkan mutu
pelaksanaan keselamatan kerja.
Kegiatan ini biasanya dilakukan
sewaktu-waktu oleh para pengawas
tanpa sepengetahuan operator yang
diobservasi.

55

Pengamatan anak buah dalam


melaksanakan pekerjaan aspek K3

Meliputi :
penilaian resiko bahaya
penilaian cara kerja yang tidak
aman
penilaian cara kerja yang aman,
melakuan koreksi
memberi penghargaan cara
kerja yang aman
56

Pencegahan Kecelakaan Kerja


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Peraturan
Standardisasi
Pengawasan
Penelitan Teknik
Penelitian Medis
Penelitian Psikologis
Penelitian Statistik
Pendidikan
Pelatihan
Persuasi
Asuransi
Penerangan 1 s/d 11
Ref. Accident Preventions, ILO
57

Faktor Manusia

Sangat dominan dilingkungan konstruksi.


Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan
edukasi berbeda, Pengetahuan tentang
keselamatan rendah.
Perlu penanganan khusus

58

Pencegahan Faktor Manusia

Pemilihan Tenaga Kerja


Pelatihan sebelum mulai kerja
Pembinaan dan pengawasan selama
kegiatan berlangsung

59

Faktor Teknis

Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek


seperti penggunaan peralatan dan alat berat,
penggalian, pembangunan, pengangkutan
dsb.
Disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja
yang tidak memenuhi standar keselamatan
(substandards condition)

60

Perencanaan Kerja yang baik.


Pemeliharaan dan perawatan peralatan
Pengawasan dan pengujian peralatan
kerja
Penggunaan metoda dan teknik
konstruksi yang aman
Penerapan Sistim Manajemen Mutu

61

62

PRINSIP PENGENDALIAN BAHAYA


1. Eliminasi
2. Penggantian/Substitusi
3. Pemisahan/separation

Pemisahan fisik
Pemisahan waktu
Pemisahan jarak
4. Ventilasi
5. Pengendalian administrasi
6. Perlengkapan
perlindungan
personil/
Personal Protective Equipment (PPE)

63

Risk Control Hierarchy

Elimination - Modification to the process method or


material to eliminate the hazard completely. (100%)
Substitution - replace the material, substance or process
with a less hazardous one. (75%)
Separation - Isolating the hazard from persons by
safeguarding, or by space or time separation. (50%)
Administration - Adjusting the time or conditions of risk
exposures (30%)
Training - Improving skills therefore making tasks less
hazardous to persons involved. (20%)
Personal protective equipment - using as the last resort,
appropriately designed and properly fitted equipment where
other controls are not practicable. (5%)

Remember the risk hierarchy is only a guide to the type of actions required.
64

Kapan pengendalian bahaya dilakukan?

SAAT PERANCANGAN PEKERJAAN DAN


FASILITAS KERJA
SAAT PEMBUATAN PROSEDUR OPERASIONAL
SAAT OPERASIONAL
SAAT PEMBELIAN PERLENGKAPAN / PERALAT
AN KERJA.

65

Elimination
Mencari penyelesaian masalah pada sumbernya
Bila hazard dapat disingkirkan dari tempat kerja,
maka:

Tidak akan terjadi cidera

Tidak akan terjadi gangguan kesehatan

Tidak akan terjadi kerusakan property

Contoh:

Singkirkan hazard yg dapat menyebabkan orang


tersandung

Buang bahan kimia yang tidak diperlukan

Eliminasi proses-proses yang berbahaya


66

Minimising the risk


Substitution

Apabila tidak memungkinkan mengeleminasi hazard, maka


lakukan substitusi dengan bahan, alat, atau proses yang
lebih kecil hazardnya

Substitusi bahan kimia berbahaya dengan yang kurang


berbahaya
Apabila substitusi dengan bahan yang lebih aman tidak
dapat diterapkan, kurangi kesempatan untuk kontak
Rancang ulang peralatan, proses kerja atau tools
Gunakan bantuan peralatan mekanik untuk meminimalkan
cidera karena manual handling
Gunakan ventilasi untuk menghilangkan gas/ uap bahan
kimia
Ubahlah ketinggian bangku kerja untuk mengurangi kerja
membungkuk
67

Isolation
Lindungi pekerja dan masyarakat dari
potensi hazard dengan menjaga jarak
hazard jauh dari orang
Cara-cara yang dapat dilakukan:
Secara fisik : berikan pelindung pada hazard
berupa wadah, kontainer dll
Buat konstruksi bangunan untuk membatasi
pekerja dan masyarakat

68

Engineering Controls
Merupakan pendekatan tradisional yang
melibatkan penggunaan peralatan mekanik
Contoh: pelindung mesin, mechanical devices,
ventilator, merancang ulang peralatan

Kurang aman karena mudah dilepas dan


menjadi subjek interferensi/perantara

69

Administrative Controls
Dapat meliputi sejumlah pendekatan-pendekatan:

Pelatihan, rotasi job


Pembatasan waktu terpapar hazard
Pendidikan dan pelatihan bagaimana bekerja
secara aman

Menetapkan prosedur kerja secara tertulis


Merancang ulang job
Menerapkan teknik manual handling yang aman
70

Personal Protective Equipment (PPE)

Merupakan cara terakhir bilamana cara-cara lain


untuk meminimumkan resiko telah dilakukan tetapi
masih terdapat hazard tersisa yang signifikan
Digunakan bila metode kerja lainnya yang ada
tidak praktis

Penting untuk menjamin bahwa Alat Pelindung Diri


Perorangan memadai:

Apakah sudah sesuai standard ?

Apakah pelatihan pemakaiannya dipersyaratkan?

Persyaratan pemeliharaannya, siapa yg bertanggung


jawab?
71

72

Anda mungkin juga menyukai