Anda di halaman 1dari 26

TURBIN GAS

A.

Pengertian Turbin Gas


Turbin gas adalah sebuah mesin panas pembakaran dalam, proses kerjanya

seperti

motor

bakar

yaitu

udara

atmosfer

dihisap masuk

kompresor

dan

dikompresi, kemudian udara mampat masuk ruang bakar dan dipakai untuk proses
pembakaran, sehingga diperoleh suatu energi panas yang besar. Energi panas
tersebut diekspansikan pada turbin dan menghasilkan energi mekanik pada poros. Sisa
gas pembakaran
pesawat

yang

terbang).

ke

luar

Jadi jelas

turbin

menjadi

bahwa turbin

energi

dorong

(turbin gas

mesin

yang dapat

gas adalah

mengubah energi panas menjadi energi mekanik atau dorong. Persamaan turbin gas
dengan motor bakar adalah pada proses pembakarannya yang terjadi di dalam mesin
itu sendiri.
Disamping

itu proses

pembakaran, ekspansi

dan

kerjanya
buang.

adalah

sama

Perbedaannya

yaitu:
adalah

hisap,

kompresi,

terletak

pada

konstruksinya. Motor bakar kebanyakan bekerja gerak bolak-balik (reciprocating)


sedangkan turbin gas adalah mesin rotasi, proses kerja motor bakar bertahap
(intermiten), untuk turbin gas adalah kontinyu dan gas buang pada motor bakar tidak
pernah dipakai untuk gaya dorong.

37

Gambar. Mesin pembakaran dalam (turbin gas dan motor bakar)

Turbin gas bekerja secara kontinyu tidak betahap, semua proses yaitu hisap,
kompresi, pembakaran dan buang adalah berlangsung bersamaan. Pada motor
bakar yang prosesnya bertahap yaitu yang dinamakan langkah, yaitu langkah
hisap, kompresi, pembakaran, ekspansi dan langkah buang. Antara langkah satu dan
lainnya saling bergantung dan bekerja bergantian. Pada proses ekspansi turbin gas,
terjadi perubahan energi dari energi panas mejadi energi mekanik putaran poros
turbin, sedangkan pada motor bakar pada langkah ekspansi terjadi perubahan
dari energi panas menjadi energi mekanik gerak bolak-balik torak. Dengan kondisi
tersebut, turbin gas bekerja lebih halus dan tidak banyak getaran.

38

B.

Prinsip Kerja Turbin Gas


Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).

Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut,


sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk
kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan cara
mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut
berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar
hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin
gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudusudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar
kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah
melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust).

Gambar. Turbin gas

39

Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai berikut:
1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan.
2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
dengan udara kemudian di bakar.
3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melalui nozel (nozzle).
4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat
saluran pembuangan.
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugian
kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin
gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri. Kerugiankerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas.
Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:

Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan


(pressure losses) di ruang bakar.

Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan


terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.

Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan


temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.

Adanya mechanical loss, dsb.

40

C.

Klasifikasi Turbin Gas


Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya, kontruksi poros dan
lainnya. Menurut siklusnya turbin gas terdiri dari:

Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)


Sebuah turbin gas siklus terbuka sederhana terdiri dari kompresor,
ruang bakar dan turbin. Kompresor mengambil udara ambien dan menaikkan
tekanannya. Panas ditambahkan pada udara di ruang bakar dengan membakar
bahan bakar dan meningkatkan suhunya.
Gas-gas yang dipanaskan keluar dari ruang pembakaran yang kemudian
diekspan ke turbin membuat mekanik bekerja. Selanjutnya daya
dihasilkan

oleh

turbin

digunakan

untuk

yang

mendorong kompresor dan

aksesoris lainnya dan sisanya digunakan untuk pembangkit listrik. Karena


udara ambien masuk ke kompresor dan gas yang keluar dari turbin di buang
ke atmosfer, media kerja harus digantikan terus-menerus. Jenis siklus ini
dikenal sebagai siklus turbin gas terbuka dan umum digunakan di sebagian
besar pembangkit listrik turbin gas karena memiliki banyak kelebihan.
Sangat

penting

mencegah

debu

memasuki

kompresor

untuk

meminimalkan erosi dan deposisi pada bilah dan bagian-bagian kompresor


dan turbin yang dapat merusak profil dan efisiensinya. Pengendapan karbon
dan abu pada bilah turbin sama sekali tidak diinginkan karena akan
mengurangi efisiensi turbin.

41

Gambar. Turbin gas siklus terbuka

Turbin gas siklus tertutup (Close cycle)


Siklus gas turbin tertutup yang berasal dan dikembangkan di
Swiss. pada tahun 1935, J. Ackeret dan C. Keller pertama kali diusulkan jenis
mesin dan pabrik pertama selesai pada tahun 1944 di Zurich.
Dalam turbin gas siklus tertutup, fluida kerja (udara atau gas)
keluar dari kompresor dipanaskan dalam pemanas dengan sumber eksternal
pada tekanan konstan. Suhu tinggi dan tekanan udara tekanan tinggi keluar
dari pemanas eksternal dilewatkan melalui turbin. Cairan yang keluar dari
turbin didinginkan ke suhu aslinya dalam pendingin menggunakan sumber
pendingin eksternal sebelum diteruskan ke kompresor. Fluida kerja terus
digunakan dalam sistem tanpa fase dan panas yang dibutuhkan diberikan
kepada fluida kerja dalam penukar panas.

42

Gambar. Turbin gas siklus tertutup


Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada turbin
gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke udara
atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida kerjanya didinginkan
untuk kembali ke dalam proses awal.
Berdasarkan konstruksi poros, turbin gas diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu :

Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)


Turbin jenis ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik
yang menghasilkan energi listrik untuk keperluan proses di industri.

43

Gambar. Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)

Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)


Turbin jenis ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin
bertekanan tinggi dan turbin bertekanan rendah, dimana turbin gas ini
digunakan untuk menggerakkan beban yang berubah seperti kompresor pada
unit proses.

Gambar. Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)


Berdasarkan aplikasi dari turbin gas, diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu :

Industrial heavy-duty gas turbine


Daya keluaran yang besar.
Berumur panjang.
Memiliki efisiensi paling tinggi dibanding tipe turbin gas lain.
Tidak berisik dibandingkan dengan Aircraft-derivative gas
turbine.

Gambar. Industrial heavy-duty gas turbine

Aircraft-derivative gas turbine


Paling banyak digunakan pada Power Plant.
Biaya instalasi yang relative murah.
Peralatan start-up membutuhkan daya yang kecil.
Proses start-up dan shut-down dapat dilakukan dengan cepat.
Dapat meng-handle fluktuasi perubahan beban.

Gambar. Aircraft-derivative gas turbine

Berdasarkan kapasitas, turbin gas diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu :

Medium-range gas turbine


Kapasitas berkisar antara 5000 15000 hp (3,7 11,2 MW).
Memiliki efisiensi yang cukup tinggi.
Pada kompresor terdapat 10 16 tingkat sudu, dengan rasio
tekanan sekitar 5 11.
Biasanya

menggunakan

regenerator

untuk

meninggkatkan

efisiensi.

Small gas turbine


Kapasitas dibawah 500 hp (3,7 MW).
Biasanya menggunakan kompresor sentrifugal.
Memiliki efisiensi sekitar 20 %, karena :

Efisiensi kompresor sentrifugal yang digunakan memiliki


efisiensi lebih rendah disbanding kompresor aksial.

Temperatur masuk pada turbin diusahakan tidak melebihi


1700 F (927 C).

D.

Siklus Turbin Gas


Tiga siklus turbin gas yang dikenal secara umum, yaitu:
a. Siklus Ericson
Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible)
yang terdiri dari dua proses isotermis dapat balik (reversible isotermic)
dan dua proses isobarik dapat balik (reversible isobaric).

Proses perpindahan panas pada proses isobarik berlangsung di dalam


komponen siklus internal (regenerator), dimana effisiensi termalnya
adalah : hth = 1 T1/Th, dimana T1 = temperatur buang dan Th =
temperatur panas.
b. Siklus Stirling
Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua
proses isotermis dapat balik (isotermal reversible) dengan volume tetap
(isokhorik). Efisiensi termalnya sama dengan efisiensi termal pada siklus
Ericson.
c. Siklus Brayton
Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin
gas, sehingga saat ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh
pembuat mesin turbine atau manufacturer dalam analisa untuk
performance upgrading. Siklus Brayton ini terdiri dari proses kompresi
isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan panas pada tekanan
konstan. Pada siklus Bryton tiap-tiap keadaan proses dapat dianalisa
secara berikut:

Gambar. Sistem turbin gas, diagram P-v, diagram T-s

Proses 1 ke 2 (kompresi isentropik).


Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor: Wc = ma (h2 h1).
Proses 2 ke 3
pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan. Jumlah kalor
yang dihasilkan: Qa = (ma + mf) (h3 h2).
Proses 3 ke 4
ekspansi isentropik didalam turbin. Daya yang dibutuhkan
turbin: WT = (ma + mf) (h3 h4).
Proses 4 ke 1
pembuangan panas pada tekanan konstan ke udara. Jumlah
kalor yang dilepas: QR = (ma + mf) (h4 h1).

E.

Komponen Utama Turbin Gas


Turbin gas tersusun atas komponen-komponen utama seperti air
inlet section, compressor section, combustion section, turbine section, dan
exhaust section. Sedangkan komponen pendukung turbin gas adalah starting
equipment, lube-oil system, cooling system, dan beberapa komponen pendukung
lainnya. Berikut ini penjelasan tentang komponen utama turbn gas:
1. Air Inlet Section
Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam
udara sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:

a.

Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana


didalamnya terdapat peralatan pembersih udara.

b. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau


partikel yang terbawa bersama udara masuk.
c. Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada
inlet house.
d.

Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada


bagian dalam inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini
masuk ke dalam kompresor aksial.

e. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada


saat memasuki ruang kompresor.
f. Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur
jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan.
2. Compressor Section
Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor,
berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section
hingga bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat
menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya
output turbin yang besar. Aksial flow compressor terdiri dari dua bagian
yaitu:
a. Compressor Rotor Assembly. Merupakan bagian dari kompresor
aksial yang berputar pada porosnya. Rotor ini

memiliki 17 tingkat sudu yang mengompresikan aliran udara secara


aksial dari 1 atm menjadi 17 kalinya sehingga diperoleh udara yang
bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun dari wheels, stubshaft, tie bolt
dan sudu-sudu yang disusun kosentris di sekeliling sumbu rotor.
b. Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin
yang terdiri dari:

Inlet

Casing,

mengarahkan

merupakan
udara

masuk

bagian
ke

dari
inlet

casing

yang

bellmouth

dan

casing

yang

selanjutnya masuk ke inlet guide vane.

Forward

Compressor

Casing,

bagian

didalamnya terdapat empat stage kompresor blade.

Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat


compressor blade tingkat 5-10.

Discharge

Casing,

merupakan

bagian

casing

yang

berfungsi sebagai tempat keluarnya udara yang telah


dikompresi.
3. Combustion Section
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan
fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil
pembakaran ini berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik
dengan mengarahkan udara panas tersebut ke transition pieces yang juga
berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari keseluruhan

sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem


pembakaran

ini

terdiri

dari

komponen-komponen

berikut

yang

jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas.


Komponen-komponen itu adalah :
a.

Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya


pencampuran antara udara yang telah dikompresi dengan bahan
bakar yang masuk.

b.

Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber


yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.

c.

Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke


dalam combustion liner.

d. Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke


dalam combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan
udara dapat terbakar.
e. Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk
aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu
turbin gas.
f. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.
g.

Flame

Detector,

merupakan

alat

mendeteksi proses pembakaran terjadi.

yang

dipasang

untuk

4. Turbin Section
Turbin

section

merupakan

tempat

terjadinya

konversi

energi

kinetik menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak


compresor aksial dan perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan
kira-kira 60 % digunakan untuk memutar kompresornya sendiri, dan sisanya
digunakan untuk kerja yang dibutuhkan.
Komponen-komponen pada turbin section adalah sebagai berikut :
a. Turbin Rotor Case
b.

First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas


panas ke first stage turbine wheel.

c.

First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan


energi kinetik dari aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi
energi mekanik berupa putaran rotor.

d.

Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur


aliran gas panas ke second stage turbine wheel, sedangkan
diafragma berfungsi untuk memisahkan kedua turbin wheel.

e.

Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi


kinetik yang masih cukup besar dari first stage turbine untuk
menghasilkan kecepatan putar rotor yang lebih besar.

5. Exhaust Section
Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai
saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust
section terdiri dari beberapa bagian yaitu : (1) Exhaust Frame

Assembly, dan (2)Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser
pada exhaust frame assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan
kemudian didifusikan dan dibuang ke atmosfir melalui exhaust stack,
sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut diukur dengan
exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini digunakan juga untuk
data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust area
terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol dan 6
buah untuk temperatur trip.
Komponen penunjang dalam sistem turbin gas adalah sebagai berikut:
1. Starting Equipment
Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja. Jenis- jenis
starting equipment yang digunakan di unit-unit turbin gas pada umumnya
adalah :

Diesel Engine, (PG 9001A/B).

Induction Motor, (PG-9001C/H dan KGT 4X01, 4X02 dan


4X03).

Gas Expansion Turbine (Starting Turbine).

2. Coupling dan Accessory Gear


Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros yang
bergerak ke poros yang akan digerakkan. Ada tiga jenis coupling yang
digunakan, yaitu:

Jaw Cluth, menghubungkan starting turbine dengan accessory


gear dan HP turbin rotor.

Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory gear


dengan HP turbin rotor.

Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan


kompressor beban.

3. Fuel System
Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan
tekanan sekitar 15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan
bakar harus bebas dari cairan kondensat dan partikel-partikel padat.
Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas maka sistem ini dilengkapi
dengan knock out drum yang berfungsi untuk memisahkan cairan-cairan yang
masih terdapat pada fuel gas.
4. Lube Oil System
Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu
pada setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagianbagian utama turbin gas dan trush bearing juga untuk accessory gear dan
yang lainnya. Lube oil system terdiri dari:

Oil Tank (Lube Oil Reservoir).

Oil Quantity.

Pompa.

Filter System.

Valving System.

Piping System.

Instrumen untuk

Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk
mensuplai lube oil guna keperluan lubrikasi, yaitu:

Main

Lube

Oil

Pump,

merupakan

pompa

utama

yang

digerakkan oleh HP shaft pada gear box yang mengatur tekanan


discharge lube oil.

Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang


digerakkan oleh tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari main
pump turun.

Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika


kedua pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil.

5. Cooling System
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara.
Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan
bearing. Komponen-komponen utama dari cooling system adalah:

Off base Water Cooling Unit.

Lube Oil Cooler.

Main Cooling Water Pump.

Temperatur Regulation Valve.

Auxilary Water Pump.

Low Cooling Water Pressure Swich.

F.

Bahan Bakar Turbin Gas


Bahan bakar untuk turbin gas harus memenuhi persyaratan tertentu sebelum

digunakan pada proses pembakaran. Persyaratan tersebut yaitu bahan bakar


mempunyai kadar abu yang tidak tinggi. Dengan alasan, bahan bakar yang
mempunyai kadar abu yang tinggi, pada proses pembakaran dihasilkan gas
pembakaran yang mengandung banyak partikel abu yang keras dan korosif. Gas
pembakaran dengan karakteristik tersebut, akan mengenai dan merusak sudu-sudu
turbin pada waktu proses ekspansi pada temperatur tinggi.
Dengan persyaratan tersebut, bahan bakar yang memenuhi persyaratan
adalah bahan bakar cair dan gas. Bahan bakar cair dan gas cenderung mempunyai
kadar abu yang rendah jika dibandingkan dengan bahan bakar padat, sehingga
lebih aman digunakan sebagai bahan bakar turbin gas.
Bahan bakar yang digunakan turbin gas pesawat terbang, persyaratan yang
haus dipenui adalah lebih ketat, hal ini karena menyangkut faktor keamanan dan
keberhasilan selama turbin gas beroperasi. Adapun persyaratannya adalah :
1. Nilai kalor per satuan berat dari bahan bakar harus tinggi. Dengan
jumlah bahan bakar yang sedikit dan ringan dengan tetapi nilai kalornya
tinggi sangat menguntungkan karena mengurangi berat pesawat terbang
secara keseluruhan.
2.

Kemampuan menguap (volatility) dari bahan bakar tidak terlalu tinggi,


oleh karena pada harga volatility yang tinggi bahan bakar akan mudah
sekali menguap, terutama pada ketinggian tertentu. Hal ini akan

membahayakan karena bahan bakar menjadi mudah terbakar. Disamping itu,


saluran bahan bakar mudah tersumbat karena uap bahan bakar.
3.

Kemurnian dan kestabilan bahan bakar harus terjamin, yaitu bahan bakar
tidak mudah mengendap, tidak banyak mengandung zat-zat seperti air,
debu, dan belerang. Kandungan zat zat tersebut apabila terlalu banyak
akan sangat membahayakan pada proses pembakaran. Khusus untuk
belerang, zat ini akan korosif sekali pada material sudu turbin.

4.

Flash point dan titik nyala tidak terlalu rendah, sehingga penyimpanan
lebih aman.

5.

Gradenya harus tinggi, bahan bakar harus mempunyai kualitas yang


bagus, tidak banyak mengandung unsur-unsur yang merugikan seperti
dyes dan tretaetyl lead.

Dengan karakteristik bahan bakar untuk turbin gas pesawat terbang seperti
yang disebutkan di atas, terlihat bahwa bahan bakar tersebut adalah bermutu
tinggi, untuk menjamin faktor keamanan yang tinggi pada operasi turbin gas
selama penerbangan. Kegagalan operasi berakibat sangat fatal yaitu turbin gas
mati, pesawat terbang kehilangan gaya dorong, kondisi ini dapat dipastikan
pesawat terbang akan jatuh. Bahan bakar pesawat yang biasa digunakan adalah dari
jenis gasolin

dan

kerosen

atau

campuran

keduanya,

tentunya sudah

dimurnikan dari unsur-unsur yang merugikan. Sebagai contoh, standar yang


dikeluarkan American Society for Tinting Material Spesification (ASTM) seri D1655, yaitu Jet A, Jet A1, Jet B. Notasi A, A, dan B membedakan titik bekunya.

G.

Proses Pembakaran Turbin Gas


Pada gambar, dapat dilihat dari konstruksi komponen ruang bakar, apabila

digambarkan ulang dengan proses pembakaran adalah sebagai berikut:

Gambar. Ruang bakar dan proses pembakaran turbin gas


Proses pembakaran dari turbin gas adalah mirip dengan pembakaran mesin
diesel, yaitu proses pembakarannya pada tekanan konstan. Prosesnya adalah
sebagai berikut, udara mampat dari kompresor masuk ruang bakar, udara terbagi
menjadi dua, yaitu udara primer yang masuk saluran primer, berada satu tempat
dengan nosel, dan udara mampat sekunder yang lewat selubung luar ruang
bakar. Udara

primer

masuk

ruang

bakar

melewati

swirler,

sehingga

alirannya berputar. Bahan bakar kemudian disemprotkan dari nosel ke zona


primer, setelah keduanya bertemu, terjadi pencampuran. Aliran udara primer yang
berputar akan membantu proses pencampuran, hal ini menyebabkan campuran
lebih homogen, pembakaran lebih sempurna. Udara sekunder yang masuk melalui
lubang-lubang

pada

selubung luar

ruang

bakar

akan

membantu

proses

pembakaran pada zona sekunder. Jadi, zona sekunder akan menyempurnakan


pembakaran dari zona primer.

Disamping untuk membantu proses pembakaran pada zona sekunder,


udara sekunder juga membantu pendinginan ruang bakar. Ruang bakar harus
didinginkan, karena dari proses pembakaran dihasilkan temperatur yang tinggi
yang merusak material ruang bakar. Maka, dengan cara pendinginan udara
sekunder, temperatur ruang bakar menjadi terkontrol dan tidak melebihi dari yang
diijinkan. Pada gambar di atas, terlihat zona terakhir adalah zona pencampuran
(dillute zone), adalah zona pencampuran gas pembakaran bertemperatur tinggi
dengan sebagian udara sekunder. Fungsi udara pada sekunder pada zona itu
adalah

mendinginkan

gas

pembakaran yang

bertemperatur

tinggi

menjadi

temperatur yang aman apabila mengenai sudu-sudu turbin ketika gas pembakaran
berekspansi. Disamping itu, udara sekunder juga akan menambah massa dari gas
pembakaran sebelum masuk turbin, dengan massa yang lebih besar energi
potensial gas pembakaran juga bertambah. Apabila Wkinetik adalah energi kinetik gas
pemabakaran dengan kecepatan V, massa sebelum ditambah udara sekunder adalah
m1 maka energi kinetiknya adalah sebagai berikut:

Proses pembakaran pada turbin gas memerlukan udara yang berlebih,


biasanya sampai 30% dari kondisi normal untuk proses pembakaran dengan
jumlah bahan bakar tertentu. Kondisi ini akan berkebalikan, apabila udara

pembakaran terlalu berlimpah (lebih 30%), udara justru akan mendinginkan


proses pembakaran dan mati, karena panas banyak terbuang ke luar melalui gas
bekas yang bercampur udara dingin sekunder. Dengan pemikiran yang sama, apabila
jumlah udara kurang dari normal, yaitu terjadi overheating, material ruang bakar dan
sudu-sudu turbin bekerja melampaui kekuatannya dan ruang bakar dapat pecah,
hal ini berarti turbin gas berhenti bekerja atau proses pembakaran terhenti.

H.

Aplikasi Turbin Gas


Salah satu contoh aplikasi turbin gas yang di gunakan adalah Pembangkit

Listrik Tenaga Gas (PLTG).

Gambar. Prinsip Kerja Unit Pembangkit Turbin Gas

Gambar menunjukkan prinsip kerja PLTG. Udara masuk ke kompresor untuk


dinaikkan tekanannya, kemudian udara tersebut dialirkan ke ruang bakar. Dalam ruang
bakar, udara bertekanan ini dicampur dengan bahan bakar dan dibakar. Apabila
digunakan bahan bakar gas (BBG), maka gas dapat langsung

dicampur dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila digunakan bahan bakar minyak
(BBM), maka BBM ini harus dijadikan kabut terlebih dahulu kemudian baru dicampur
dengan udara untuk dibakar. Teknik mencampur bahan bakar dengan udara dalam
ruang bakar sangat mempengaruhi efisiensi pembakaran. Pembakaran bahan bakar
dalam ruang bakar menghasilkan gas bersuhu tinggi. Gas hasil pembakaran ini
kemudian dialirkan menuju turbin untuk disemprotkan kepada sudu-sudu turbin
sehingga energi (enthalpy) gas ini dikonversikan menjadi energi mekanik dalam turbin
penggerak generator (dan kompresor udara) dan akhirnya generator menghasilkan
tenaga listrik.

DAFTAR PUSTAKA

http://majarimagazine.com/2009/02/gas-turbine-engine-part-1/
http://majarimagazine.com/2009/02/gas-turbine-engine-part-2/
Sunyoto. 2008. Teknik Mesin Industri Jilid 3, [online],
(http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_16_Turbin_Gas_Sunyoto, diakses tanggal
06 Februari 2013 )
A.K.Raja, Amit Prakash Srivastava & Manish Dwivedi. Power Plant Engineering,
[online], (http://books.google.co.id/books?id=P7kM_VZqxcC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false, diakses
tanggal 06 Februari 2013 )

29

Anda mungkin juga menyukai