SKRIPSI
OLEH:
SAIFUL BADRI
NIM:20077117010213
NIMKO:2007.4.117.0001.1.00212
SKRIPSI
OLEH:
SAIFUL BADRI
NIM:20077117010213
NIMKO:2007.4.117.0001.1.00212
ii
: Saiful Badri
NIM/NIMKO
: 20077117010213/2007.4.117.0001.1.00212
Judul Penelitian
Telah diperiksa, dikoreksi dan dibimbing sesuai dengan prosedur yang berlaku
untuk disidangkan pada Ujian Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Aqidah
Usymuni (STITA) Sumenep pada tanggal 18 Oktober 2011.
Sumenep 18 Oktober, 2011.
(.)
(.)
Mengetahui,
Ketua Jurusan PRODI PAI STITA Sumenep
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama
: Saiful Badri
NIM/NIMKO
: 20077117010213/2007.4.117.0001.1.00212
Judul Penelitian
..............................................
..............................................
..............................................
Mengetahui,
Ketua STITA Sumenep
iv
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini, saya :
Nama
: Saiful Badri
NIM
: 20077117010213
NIMKO
: 2007.4.117.0001.1.00212
Jenjang
Jurusan
Saiful Badri
MOTTO
vi
PERSEMBAHAN
vii
KATA PENGANTAR
Tarate
Pandian
Sumenep
Madura,
serta
karyawan-
karyawannya.
4. Para sahabat aktifis mahasiswa yang telah banyak memberikan
masukan lewat dialog dan diskursus, sungguh sangat berarti bagi kami.
Terutama dalam kondisi sistem yang kurang menguntungkan.
Penulis menyadari bahwa keterbatasan itu milik segala hal. Termasuk
keterbatasan penulis untuk menjadikan skripsi ini lebih baik dari yang telah ada.
Artinya skripsi yang telah tersusun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan adanya kritikan dan saran konstruktif demi penyempurnaan
skripsi ini.
Tak satupun yang dapat penulis belaskan kecuali ratapan doa, semoga
amal baik beliau diterima oleh Allah SWT. sebagai amal sholeh. Amien.
viii
2011.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...............................................................................
HALAMAN JUDUL...................................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................
iii
iv
PERNYATAAN..........................................................................................
vi
vii
viii
DAFTAR ISI...............................................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................
xii
D. Kegunaan Penelitian........................................................................
G. Hipotesis Penelitian.........................................................................
10
10
12
12
12
15
16
17
20
20
21
22
24
28
29
29
31
31
34
34
35
35
46
52
BAB V PENUTUP......................................................................................
53
A. Kesimpulan .....................................................................................
53
B. Saran................................................................................................
54
55
LAMPIRAN-LAMPIRAN..........................................................................
SURAT KETERANGAN PENELITIAN ...................................................
SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN PENELITIAN ................
xi
ABSTRAK
Saiful Badri 2011, Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Etika Siswa
MTs Al Amien Jambu Lenteng Sumenep Tahun Pelajaran
2011/2012. Skripsi. Program Study Pendidikan Agama Islam
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Aqidah Usymuni (STITA)
Tarate Pandian Sumenep Madura. Pembimbing,(1) Moh
Abduh. M.Ag, (II) Drs. Amir Hamzah. MM
Kata Kunci, Pembelajaran Aqidah Akhlak dan Etika
Pembelajaran Aqidah Akhlak yang merupakan bagian dari Mata Pelajaran
agama Islam mempunyai fungsi dalam merefleksikan pola-pola aktivitas
keagamaan yang fleksibel dari para peserta didik. Ketiga aspek Mata Pelajaran
agama Islam yakni iman, takwa, dan ihsan menjadi bagian yang sangat penting
dalam metode pengajaran aqidah akhlak sehingga akan mampu terefleksi dalam
kehidupan realitas para peserta didik. Disamping itu, pola-pola pengembangan
aqidah akhlak terhadap peserta didik diharapkan akan mampu memberikan
konstribusi positif bagi proses etika peserta didik. Sehingga standar kualifikasi
keberislaman seluruh aktivitas keseharian peserta didik bernilai ibadah dan
perilaku yang ditampilkannya didasari oleh nilai-nilai keIslaman dan mampu
menampilkan etika yang baik dalam melakukan interaksi dengan masyarakat.
Permasalahan dalam penelitian ini ada dua macam, pertama tentang ada
tidaknya pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Etika Siswa MTs Al
Amien Jambu Lenteng Sumenep, dan kedua adalah tentang besarnya pengaruh
Pembelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Etika Siswa MTs Al Amien Jambu
Lenteng Sumenep Tahun Pelajaran 2011/2012
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
serta seberapa besar Pembelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Etika Siswa MTs Al
Amien Jambu Lenteng Sumenep Tahun Pelajaran 2011/2012.
Populasi penelitian ini adalah semua siswa MTs Al Amien Jambu Lenteng
Sumenep berjumlah 115 siswa. Mengingat jumlah populasinya lebih dari 100,
maka penelitian ini mengambil sampel dengan menggunakan Random sampling
Jadi besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 29 orang siswa atau 25% dari
populasi dan dapat mewakili keseluruhan siswa MTs Al Amien Jambu Lenteng
Sumenep. Instrumen utama yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
angket, sedangkan intrumen penunjang adalah observasi, dan dokumentasi.
Tehnik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mata Pelajaran aqidah akhlak
mempunyai pengaruh yang positif terhadap Etika Siswa MTs Al Amien Jambu
Lenteng Sumenep dengan kategori cukup.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, Bagi guru Mata Pelajaran aqidah
akhlak hendaknya senantiasa lebih meningkatkan pola pengajaran Mata Pelajaran
aqidah akhlak sehingga nantinya akan memberikan out put yang baik terhadap
etika siswa. Guru Mata Pelajaran aqidah akhlak hendaknya selalu berupaya
menampilkan sosok dirinya sebagai seorang figur yang baik dan menjadi tauladan
bagi siswa sehingga proses visualisasi etika yang baik dapat dicerna dan ditiru
serta diamalkan oleh para siswa.
xii
BAB I
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah
Telah peneliti pahami bahwa para remaja berkembang secara integral,
dalam arti fungsifungsi jiwanya saling mempengaruhi secara organik.
Karenanya sepanjang perkembangannya membutuhkan bimbingan sebaik
baiknya dari orang yang lebih dewasa dan bertanggung jawab terhadap jiwa
para remaja yang menurut kodratnya terbuka terhadap pengaruh dari luar.
Namun tidak jarang para remaja mengambil jalan pintas untuk mengatasi
kemelut batin yang mereka alami itu. Pelarian batin ini terkadang akan
mengarah ke perbuatan negatif dan merusak, seperti kasus narkoba, tawuran
antar pelajar, maupun tindak kriminal merupakan bagian dari kegagalan para
remaja dalam menemukan jalan hidup yang dapat menentramkan gejolak
batinnya. Sehingga jika tingkah laku yang diperlihatkan sesuai dengan norma
yang berlaku, maka tingkah laku tersebut dinilai baik dan diterima.
Sebaliknya, jika tingkah laku tersebut tidak sesuai atau bertentangan dengan
norma yang berlaku, maka tingkah laku dinilai buruk dan ditolak
(Jalaluddin,2005:276) Akibatnya peranan serta efektivitas Pembelajaran
Aqidah Akhlak di MTs sebagai landasan bagi pengembangan spiritual
terhadap kesejahteraan masyarakat dipertanyakan. Dengan demikian jika
Pembelajaran Aqidah Akhlak yang dijadikan landasan pengembangan nilai
spiritual dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.
Aqidah
Akhlak
tersebut
masih
terdapat kelamahan-kelamahan
yang
tingkah
laku
para
pelaku
secara
perseorangan
(Sanapiah,2000:300).
Dengan Pembelajaran Aqidah Akhlak diharapkan dapat menumbuhkan
dan meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam tingkah laku
sebab
itu
Pembelajaran
Aqidah
Akhlak
bertujuan
untuk
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Adakah Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Etika Siswa
MTs Al Amien Jambu Lenteng Sumenep?
2. Seberapa besar Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Etika
Siswa MTs Al Amien Jambu Lenteng Sumenep?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat diketahui tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak
Terhadap Etika Siswa MTs Al Amien Jambu Lenteng Sumenep.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak
terhadap etika siswa di MTs. Al Amien Jambu Lenteng Kabupaten
Sumenep
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat:
1. Bagi Lembaga
Memperoleh informasi secara konkrit tentang kondisi obyektif
lembaga mengenai pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak dan
pengembangan etika siswa.
2. Bagi Pengelola
Untuk menjadi masukan dan bahan rujukan dalam pelaksanaan
Pembelajaran Aqidah Akhlak dan pengembangan etika siswa ke depan.
3. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan yang lebih matang dalam bidang pengajaran
dan menambah wawasan dalam bidang penelitian, sehingga dapat
dijadikan sebagai latihan dan pengembangan teknikteknik yang baik
khususnya dalam membuat karya tulis ilmiah, juga sebagai kontribusi
nyata bagi dunia pendidikan.
2. Alasan Subyektif
a. Judul tersebut menarik untuk diteliti guna menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti dalam memahami upaya yang dilakukan guru
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Aqidah Akhlak
b. Judul yang diteliti sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuni peneliti
selama ini
c. Adanya persetujuan dan kesediaan dosen pembimbing serta pihakpihak yang terkait untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam
pembuatan skripsi
d. Tersedianya tenaga, waktu, tempat serta literatur yang dapat
menunjang kelancaran penelitian.
F. Asumsi Penelitian
Arikunto (1985:52) mengatakan, Asumsi atau anggapan dasar adalah
suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus dirumuskan
dengan jelas.
Asumsi di sini bisa diartikan sebagai dugaan sementara dalam
melakukan penelitian, hal itu merupakan sebuah media untuk melangkah ke
depan. Dalam penelitian ini penulis berasumsi bahwa:
a.
b.
G. Hipotesa Penelitian.
Menurut asal usulnya hipotesa berarti sesuatu kesimpulan atau pendapat
yang masih kurang (hypo berarti kurang dari, sedangkan thesis berarti
pendapat). Jadi kesimpulan itu belum final (proto conclution) karena masih
harus dibuktikan. Setelah terbukti kebenarannya, hipotesa berubah menjadi
tesa. Kemudian menurut Marzuki hipotesa adalah dugaan yang mungkin
benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan
akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya (Marzuki,1983:35).
Adapun hipotesa yang akan diajukan dalam penelitian ini ada dua yaitu:
1. Hipotesa Kerja (Ha)
Ada pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak terhadap etika siswa MTs.
Al Amien Jambu Lenteng Kabupaten Sumenep.
2. Hipotesa Nol (Ho)
Tidak ada pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak terhadap etika siswa
MTs. Al Amien Jambu Lenteng Kabupaten Sumenep.
Hipotesis peneliti bahwa Pembelajaran Aqidah Akhlak terhadap etika
siswa MTs. Al Amien berpengaruh dan ini akan dibuktikan.
10
I.
Definisi Oprasional
1. Pengaruh
Menurut WJS. Poerwadarminta, pengaruh adalah daya kekuatan
yang datang dari keadaan (kekuasaan) dan sebagainya. (Poerwadarminta,
2002:731).
Sedangkan menurut Hasan Noel Arifin, pengaruh adalah sesuatu
yang dapat menguasai atau mengubah batin atau tabiat sesuatu yang lain.
(Arifin, 2005:267).
Adapun yang dimaksud dengan pengaruh dalam penelitian ini
adalah daya kekuatan yang datang dari keadaan sesuatu yang telah dikuasai
oleh daya tersebut akan bersikap lain dari keadaan sebelumnya.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
12
13
Aqidah atau keyakinan adalah suatu nilai yang paling asasi dan prinsipil
bagi manusia, sama halnya dengan nilai dirinya sendiri, bahkan melebihinya
(Syihab,1998:1).
Sedangkan Syekh Hasan Al-Bannah menyatakan aqidah sebagai sesuatu
yang seharusnya hati membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa,
yang menjadikan kepercayaan bersih dari kebimbangan dan keragu-raguan
(Tadjab,1994:242).
b. Pengertian Akhlak
Sedang pengertian akhlak secara etimologi berasal dari kata Khuluq dan
jamanya Akhlaq, yang berarti budi pekerti, etika, moral. Demikian pula
kata Khuluq mempunyai kesesuaian dengan Khilqun, hanya saja khuluq
merupakan perangai manusia dari dalam diri (ruhaniah) sedang khilqun
merupakan perangai manusia dari luar (jasmani) (Tadjab,1994:243).
Selanjutnya Ibnu Maskawaih mendefinisikan akhlak dengan keadaan
gerak jika yang mendorong ke arah melakukan perbuatan dengan tidak
memerlukan pikiran (Tadjab,1994:243).
Akhlak adalah sikap hati yang mudah mendorong anggota tubuh untuk
berbuat sesuatu (Depag,2003:72).
Adapun Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, yang disebut akhlak itu ialah
kehendak yang dibiasakan. Artinya kehendak itu bila membiasakan sesuatu,
maka kebiasaan itulah yang dinamakan akhlak. Dalam penjelasan beliau,
kehendak ialah ketentuan dari beberapa keinginan sesudah bimbang,
sedangkan kebiasaan ialah perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah
14
15
tercapai
setelah
sesuatu
usaha
atau
kegiatan
selesai
16
tingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan beradab,
ikhlas, jujur dan suci (Athiyah,1984:104).
Sedangkan Menurut Moh. Rifai tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak
yaitu sebagai berikut:
a. Memberikan pengetahuan, penghayatan dan keyakinan kepada siswa
akan hal-hal yang harus diimani, sehingga tercermin dalam sikap dan
tingkah lakunya sehari-hari.
b. Memberikan pengetahuan, penghayatan, dan kemauan yang kuat untuk
mengamalkan akhlak yang baik, dan menjauhi akhlak yang buruk, baik
dalam hubungannya dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan
sesama manusia, maupun dengan alam lingkungannya.
c. Memberikan bekal kepada siswa tentang aqidah dan akhlak untuk
melanjutkan pelajaran ke jenjang pendidikan menengah (Rifai,1994:v).
Berdasarkan rumusan-rumusan di atas, maka dapat penulis ambil
suatu kesimpulkan bahwa tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak tersebut
sangat menunjang peningkatan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah
SWT serta dapat memberikan pengetahuan sekitar pendidikan agama Islam
kearah yang lebih baik.
3. Ruang Lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlak
Ruang lingkup merupakan obyek utama dalam pembahasan
Pembelajaran Aqidah Akhlak. Maka ruang lingkup Pembelajaran Aqidah
Akhlak menurut Moh. Rifai meliputi:
a. Hubungan manusia dengan Allah.
Hubungan vertikal antara manusia dengan Khaliqnya mencakup dari
segi aqidah yang meliputi: iman kepada Allah, iman kepada malaikatmalaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, dan iman kepada rasul-Nya,
iman kepada hari akhir dan iman kepada qadha-qadarNya.
b. Hubungan manusia dengan manusia.
Materi yang dipelajari meliputi: akhlak dalam pergaulan hidup
sesama manusia, kewajiban membiasakan berakhlak yang baik terhadap
diri sendiri dan orang lain, serta menjauhi akhlak yang buruk.
17
18
19
tajalli,
yaitu
merasa
akan
keagungan
Allah
SWT
(Tadjab,1994:247).
Untuk pendidikan moral dan akhlak dalam Islam terdapat beberapa
metode atau cara, antara lain sebagai berikut:
a. Pendidikan akhlak secara langsung, yaitu dengan cara mempergunakan
petunjuk, tuntunan, nasehat, menyebutkan manfaat dan bahayabahayanya sesuatu, dimana pada siswa dijelaskan hal-hal yang
bermanfaat dan yang tidak, menuntun kepada amal-amal baik,
mendorong mereka berbudi pekerti yang tinggi dan menghindari hal-hal
yang tercela.
b. Pendidikan akhlak secara tidak langsung, yaitu dengan jalan sugesti
seperti mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmat kepada anakanak dengan memberikan nasehat-nasehat dan berita berharga,
mencegah mereka membaca sajak-sajak kosong termasuk yang
menggugah soal-soal cinta dan pelakon-pelakonnya.
c. Mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anak-anak
dalam rangka pendidikan akhlak (Athiyah,1984:106-108).
Demikianlah beberapa metode yang digunakan dalam Pembelajaran
Aqidah Akhlak, disamping itu faktor situasi dan kondisi juga harus
diperhatikan sehingga metode dapat efektif dan proses belajar-mengajar
dapat terlaksana dengan baik.
20
Pengertian Etika
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat
21
dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai
dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya. (http://etikaprofesidan
protokoler.blogspot.com/2008/03/ pengertian-etika.htm)
2. Macam-Macam Etika
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan
kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia
disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat
hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan
pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai
makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas
nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam
etika (Keraf: 1991: 23), sebagai berikut:
a. Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan
perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya
sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara
mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku
manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam
penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan
dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara
etis.
b. Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan
seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh
manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika
Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia
bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai
dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas dapat
diklasifikasikan menjadi tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut:
22
kedua,
etika
dipandang
sebagai
ilmu
pengetahuan
yang
23
memiliki kepribadian yang luhur, lebih dari itu agar menjadikan dirinya
sebagai manusia yang berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku siswa,
menurut Zakiah Daradjat ada tiga faktor antara lain sebagai berikut:
a. Faktor Intern
Yang paling kelihatan dalam faktor intern disini adalah pertumbuhan
jasmani yang cepat. Artinya perubahan cepat yang terjadi pada fisik
remaja, berdampak pula pada sikap dan perhatiannya terhadap dirinya. Ia
menuntut agar orang dewasa memperlakukannya tidak lagi seperti kanakkanak. Sementara itu, ia merasa belum mampu mandiri dan masih
memerlukan bantuan orang tua untuk membiayai keperluan hidupnya.
Juga pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan, menyebabkan
terjadinya perubahan kemampuan berpikir pada remaja, perubahan
menanggapi keadaan, dan perubahan sikap terhadap dirinya, terhadap
orang lain, terhadap keadaan sekitar dan masyarakat lingkungan, yang
tidak jarang membawa hal-hal yang negatif terhadap remaja.
b. Faktor Ekstern
Disinilah letak bahaya dan ancaman terhadap kehidupan para remaja
yang sedang mulai tumbuh, yang sedang menatap hari depan yang
diharapkan dan dicita-citakannya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada dasarnya baik dan berguna bagi kemajuan bangsa. Tetapi
kemajuan IPTEK itu telah ditumpangi dan disalahgunakan oleh sebagian
manusia yang serakah yang tidak beragama atau kehidupannya ditentukan
oleh hawa nafsu. Secara tidak terasa, para remaja terbawa oleh arus yang
sering didengar dan disaksikan dalam acara kebudayaan yang
ditayangkan oleh media elektronik .
c. Faktor Lingkungan
Faktor keluarga merupakan faktor yang paling penting dalam
mempengaruhi tingkah laku siswa. Apabila faktor negatif yang datang dari
keluarga, misalnya orang tua tidak rukun, sering bertengkar dihadapan
anak, akibatnya remaja mengalami keterbelakangan kecerdasan,
kegoncangan emosi akibat tekanan perasaan, kehilangan rasa kasih saying
dan sebagainya. Maka usaha keluarga adalah mencari jalan preventif
(pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan konstruktif (pembinaan).
Sehingga para remaja menjadi manusia yang teguh imannya, kokoh
pendiriannya, terpuji akhlaknya dan tinggi semangatnya untuk
membangun bangsa dan masyarakatnya kepada kehidupan bahagia yang
diridhai oleh Allah SWT (Zakiah,1995:46-60).
24
25
solusi atas problem yang dihadapi para remaja. Maka pendidikan yang
pertama dan utama adalah pembentukan keyakinan kepada Allah SWT yang
diharapkan dapat melandasi sikap, tingkah laku dan kepribadian siswa.
Dari para ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa maksud dari
pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan
segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah
mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah
(keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi,
mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya
ikhlas dan jujur (Athiyah,1984:106-108).
Selanjutnya untuk mewujudkan etika (tingkah laku) yang positif maka
diperlukan keseriusan pembentukan kepribadian sebagai hasil pendidikan,
sehingga perwujudan kepribadian muslim, kemajuan masyarakat dan budaya
akan dapat terealisasikan melalui sarana-sarana pendidikan yang dalam hal ini
adalah Pembelajaran Aqidah Akhlak. Karena dengan menanamkan nilai-nilai
agama akan sangat membantu terbentuknya kepribadian dan tingkah laku
siswa kelak pada masa dewasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Pembelajaran Aqidah Akhlak adalah usaha yang diarahkan kepada
pembentukan tingkah laku siswa yang sesuai dengan ajaran Islam, dalam
berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam serta bertanggung jawab sesuai dengan
nilai-nilai Islam.
Disamping itu Pembelajaran Aqidah Akhlak tidak hanya sekedar
diketahui dan dimilki oleh para remaja, melainkan lebih dari itu Pembelajaran
Aqidah Akhlak harus dihayati dengan baik dan benar. Sebab bila
Pembelajaran Aqidah Akhlak telah dimiliki, dimengerti, dan dihayati dengan
baik dan benar, maka kesadaran seseorang akan hak dan kewajibannya sebagai
26
hamba Allah akan muncul secara sendirinya. Hal ini akan muncul dalam
pelaksanan ibadah, tingkah laku, sikap dan perbuatan serta perkataannya
sehari-hari.
Dan apabila Pembelajaran Aqidah Akhlak tersebut sudah tertanam dan
menjadi dasar dalam jiwa remaja, maka ia akan menjadi kekuatan batin yang
dapat melahirkan tingkah laku positif dalam kehidupannya. Sehingga para
remaja akan selalu optimis menghadapi masa depan, selalu tenang dalam
mencari solusi atas masalah yang dihadapi, dan tidak takut terhadap apapun
kecuali kepada Allah SWT. Selain itu mereka akan selalu rajin melakukan
ibadah dan perbuatan baik, serta tingkah laku positif lainnya yang tidak hanya
bermanfaat bagi dirinya tetapi bermanfaat pula untuk masyarakat dan
lingkungannya.
Maka dari itu, yang terpenting dalam mengembangkan dan membentuk
potensi yang dimiliki seorang remaja adalah agar para remaja mengalami
suatu perubahan baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Berkumpulnya potensi dalam diri remaja tersebut akan menjadikan dia pribadi
yang utuh, seimbang dan selaras. Demikian citra pribadi muslim yang ternyata
identik dengan tujuan pendidikan Islam yaitu menciptakan manusia yang
berakhlak Islam, beriman, bertaqwa dan meyakininya sebagai suatu kebenaran
serta berusaha dan mampu membuktikan kebenaran tersebut melalui akal,
rasa, feeling di dalam seluruh perbuatan dan tingkah laku sehari-hari
(Zakiah,1987:137).
27
Namun juga dasar agama Islam merupakan fondasi utama dari keharusan
berlangsungnya Pembelajaran Aqidah Akhlak. Karena ajaran Islam bersifat
yang mengandung aturan-aturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia dalam hubungannya dengan khaliqnya, juga dalam muamalah,
masalah berpakaian, jual beli, aturan budi pekerti yang baik dan sebagainya.
Hal ini tentu memberi nilai positif dalam pembentukan tingkah laku siswa.
Oleh sebab itu, para remaja yang merupakan tumpuhan harapan masa
depan bangsa dan agama sangat penting dalam jiwanya tersebut ditanamkan
nilai-nilai Pembelajaran Aqidah Akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak pada tingkah laku siswa dapat
dikatakan
berguna
dan
bermanfaat
seumur
hidup
apabila
dapat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian
Dalam pembahasan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode
yaitu:
1. Metode Induksi
Menurut Sukandarrumidi metode induksi adalah : Suatu pola berpikir
yang menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus
yang bersifat individual (Sukandarrumidi,2002:38).
Metode ini dimaksud untuk membahas suatu masalah dengan jalan
mengumpulkan data dan fakta-fakta yang bersifat khusus atau peristiwaperistiwa konkrit yang ada hubungannya dengan pokok bahasan,
kemudian diambil pengertian atau kesimpulan.
2. Metode Deduksi
Dari pendapatnya Sukandarrumidi dalam bukunya yang berjudul
Metodologi Penelitian: Metode deduksi adalah pola berpikir yang bertitik
tolak dari pernyataan yang bersifat umum, dan menarik kesimpulan yang
bersifat khusus (Sukandarrumidi,2002:40).
Berdasarkan metode ini penulis mempergunakan untuk membahas
permasalahan yang bersifat umum yang ada kaitannya dengan pokok
pembahasan kemudian ditarik suatu kesimpulan yang khusus. Adapun
jenisnya merupakan penelitian korelasioanal dan expert faction, karena
28
29
Jumlah
34
44
37
115
30
25% atau tergantungnya pada kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu,
tenaga dan dana.
2. Penentuan Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti (Arikunto,2002:109). Adapun sampel penelitian ini penulis
tentukan
dengan
menggunakan
teknik
random
sampling
yaitu:
populasi,
sehingga
semua
subyek
dianggap
sama,
(Arikunto,2002:111).
Jadi penelitian ini adalah penelitian sampling research artinya
dalam penelitian ini tidak meneliti semua populasi yang ada akan tetapi
hanya meneliti sekelompok yang dapat mewakili populasi tersebut.
Adapun perincian sampel dari siswa adalah sebagai berikut:
Kelas
VII
VIII
IX
Jumlah
Jumlah
34
44
37
115
%
25 %
25 %
25 %
Sampel
9
11
9
29
31
32
Untuk mengolah data yang terkumpul maka dalam penulisan skripsi ini akan
menggunakan metode yang sesuai dengan sifat dan jenis datanya.
Selanjutnya setelah data diperoleh dan dikumpulkan, maka data
diklasifikasikan dan dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisa
data Product Moment yaitu mencari pengaruh antara Pembelajaran Aqidah
Akhlak dengan etika (tingkah laku) siswa di MTs. Al Amien Jambu Lenteng.
Rumus Product Moment yaitu:
xy
xy=
(x )(y )
2
Keterangan
rxy Kofesien korelasi antara gejala x dan gejala y
xy
x
y
kepercayaan 95% dan 99%, maka hipotesis kerja ( H1) ditolak, sedangkan
hipotesis nol (Ho) diterima.
33
dapat
Besar Nilai r
Interprestasi
Tinggi
Cukup
Agak rendah
Rendah
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam laporan hasil penelitian yang dilaksanakan di MTs Al Amien Jambu
Lenteng Sumenep Tahun Pelajaran 2011/2012, akan penulis sampaikan tahapan
penelitian yang terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan dan penyajian data.
A. Tahap Persiapan
Dalam rangka persiapan penelitian penulis menempuh langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Bersilaturahmi ke Kepala sekolah MTs Al Amien Jambu Lenteng
Sumenep
Tahun
Pelajaran
2011/2012
untuk
mengadakan
studi
34
35
B. Tahap Pelaksanaan
Setelah tahap persiapan rampung maka penulis melanjutkan pada tahap
pelaksanaan penelitian, di mana penelitian ini penulis laksanakan selama
kurang lebih satu bulan terhitung dari tanggal 1 s/d 30 September 2011,
dengan rangkaian aktifitas sebagai berikut .
1. Mendatangi lokasi penelitian untuk mengadakan pemilihan atau
penentuan sample responden.
2. Membuat dan mengisi format daftar responden .
3
36
dengan
kurikulum
pengajarannya
memuat
SK
Menteri
Pendidikan
Nasional
RI
nomor
37
peraturan
dan
suasana
keikhlasan,
kesederhanaan,
38
39
Kabupaten Sumenep.
Jadi, secara letak geografis pondok pesantren Mathlabul Ulum
ini sangat strategis karena, bersebelahan dengan Kota Sumenep. Jika
dipantau secara cermat pondok tersebut terletak di daerah yang
lingkungan masyarakatnya terdiri dari masyarakat yang agamis
sehingga cukup mendukung dengan keberadaan pondok pesantren
Mathlabul Ulum tersebut.
2.
Jambu
Lenteng
Kabupaten
Sumenep
Tahun
Pelajaran
40
41
TABEL III
DATA MENTAH HASIL ANGKET VARIABEL X
(PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK)
No.
Respond
Jumlah
Variabel X
Nomor Pertanyaan
Nilai
Mutlak
10
21
10
30
29
10
30
21
29
23
23
25
10
23
11
10
30
12
10
30
13
23
42
14
20
15
29
16
10
30
17
20
18
29
19
23
20
23
21
20
22
10
30
23
29
24
10
30
25
23
26
23
27
23
28
26
29
10
30
Jumlah
739
43
TABEL IV
DATA MENTAH HASIL ANGKET VARIABEL Y
(ETIKA SISWA)
No.
Respond
Jumlah
Variabel Y
Nomor Pertanyaan
Nilai
Mutlak
10
23
10
30
29
10
30
23
10
30
23
20
23
10
20
11
29
12
29
13
20
14
23
44
15
10
30
16
29
17
23
18
29
19
20
20
23
21
23
22
10
30
23
29
24
29
25
23
26
20
27
23
28
20
29
29
JUMLAH
732
45
TABEL V
DATA HASIL ANGKET VARIABEL X
(PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK)
Variabel X
No. Respon
Nilai Mutlak
ax3
bx2
cx1
10
21
10
30
30
27
29
10
30
30
10
21
27
29
18
23
15
23
15
10
25
10
18
23
11
10
30
30
12
10
30
30
13
15
23
14
20
46
15
27
29
16
10
30
30
17
20
18
27
29
19
15
23
20
18
23
21
20
22
10
30
30
23
27
29
24
10
30
30
25
18
23
26
18
23
27
15
23
28
21
26
29
10
30
30
Jumlah
739
47
TABEL VI
DATA HASIL ANGKET VARIABEL Y
(ETIKA SISWA)
Variabel Y
c
ax3
10
No. Respon
Nilai Mutlak
bx2
cx1
18
23
30
30
27
29
10
30
30
18
23
10
30
30
18
23
12
20
18
23
10
12
20
11
27
29
12
27
29
13
12
20
14
18
23
15
10
30
30
48
16
27
29
17
18
23
18
27
29
19
12
20
20
18
23
21
18
23
22
10
30
30
23
27
29
24
27
29
25
18
23
26
12
20
27
18
23
28
12
20
29
27
29
JUMLAH
732
49
Tabel VII
Skor Hasil Angket Variabel X dan Variabel Y
No. Responden
Skor
Variabel X
Variabel Y
21
23
30
30
29
29
30
30
21
23
29
30
23
23
23
20
25
23
10
23
20
11
30
29
12
30
29
13
23
20
14
20
23
15
29
30
16
30
29
50
17
20
23
18
29
29
19
23
20
20
23
23
21
20
23
22
30
30
23
29
29
24
30
29
25
23
23
26
23
20
27
23
23
28
26
20
29
30
29
51
xy
( x ) ( y
2
Keterangan
rxy
xy
52
dan
ke dalam table
y
n
xy
53
X
N
Keterangan:
Mx
Mx =
X
N
739
29
= 25.483
Y
N
732
29
= 25.241
54
TABEL VIII
Perhitungan Korelasi Product Moment
Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Etika Siswa MTs Al Amien
Jambu Lenteng Sumenep Tahun Pelajaran 2011/2012
NO Resp
x2
y2
xy
21
23
-4.483
-2.241
20.095
5.024
10.048
30
30
4.517
4.759
20.405
22.644
21.496
29
29
3.517
3.759
12.371
14.127
13.220
30
30
4.517
4.759
20.405
22.644
21.496
21
23
-4.483
-2.241
21.000
5.024
10.048
29
30
3.517
4.759
12.371
22.644
16.737
23
23
-2.483
-2.241
6.164
5.024
5.565
23
20
-2.483
-5.241
6.164
27.472
13.013
25
23
-0.483
-2.241
0.233
5.024
1.082
10
23
20
-2.483
-5.241
6.164
27.472
13.013
11
30
29
4.517
3.759
20.405
14.127
92.176
12
30
29
4.517
3.759
20.405
14.127
16.979
13
23
20
-2.483
-5.241
6.164
27.472
13.013
55
14
20
23
-5.483
-2.241
30.061
5.024
12.289
15
29
30
3.517
4.759
12.371
22.644
16.737
16
30
29
4.517
3.759
20.405
14.127
16.979
17
20
23
-5.483
-2.241
30.061
5.024
12.289
18
29
29
3.517
3.759
12.371
14.127
13.220
19
23
20
-2.483
-5.241
6.164
27.472
13.013
20
23
23
-2.483
-2.241
6.164
5.024
5.565
21
20
23
-5.483
-2.241
30.061
5.024
12.289
22
30
30
4.517
4.759
20.405
22.644
21.496
23
29
29
3.517
3.759
12.371
14.127
13.220
24
30
29
4.517
3.759
20.405
14.127
16.979
25
23
23
-2.483
-2.241
6.164
5.024
5.565
26
23
20
-2.483
-5.241
6.164
27.472
13.013
27
23
23
-2.483
-2.241
6.164
5.024
5.565
28
20
20
-5.483
-5.241
30.061
27.472
28.737
29
30
29
4.517
3.759
20.405
14.127
16.979
739
732
442.146
441.310
395.512
56
x = 739
y = 732
b.
= 442.146
c.
= 441.310
d.
xy = 395.512
Kemudian dari hasil di atas dirumuskan ke dalam rumus korelasi
rxy =
=
=
xy
( x ) ( y
2
395.512
(442.146) (441.310)
395.512
195123.716
395.512
441.728
= 0.895
E. Pembuktian Hipotesis
Dengan memperhatikan tabel harga kritik dari r product moment
dengan N = 29 dengan taraf signifikansi 95% = 0,367 dan taraf signifikansi
99% = 0,470 ternyata r kerja (0.895), lebih besar dari pada nilai harga kritik
57
baik pada tingkat signifikansi 95% dan 99%. Sebagaimana yang tertera
dalam Tabel Harga Kritik dari r Product Moment sebagai berikut :
TABEL IX
Harga Kritik dari r Product Moment
N
Interval 95%
Kepercayaan 99%
28
0,374
0,478
29
0,367
0,470
30
0,361
0,463
(Arikunto, 2002:328)
Dengan demikian maka berarti terbukti hipotesis kerja (Hl) yang
menyatakan bahwa "Ada Pengaruh antara Pembelajaran Aqidah Akhlak
Terhadap Etika Siswa MTs Al Amien Jambu Lenteng Sumenep Tahun
Pelajaran 2011/2012 diterima.
Dan hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak Ada Pengaruh antara
Pembelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Etika Siswa MTs Al Amien Jambu
Lenteng Sumenep Tahun Pelajaran 2011/2012 dinyatakan ditolak
Dengan mengkonsultasikan nilai r product moment yang di peroleh
(0.895) ke dalam tabel interpretasi nilai r sebagaimana tabel berikut :
TABEL X
Interpretasi Nilai Kritikr (Arikunto, 2002: 254)
Besar Nilai r
Interprestasi
Tinggi
Cukup
58
Agak rendah
Rendah
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data sebagaimana yang di
uraikan pada pembahasan-pembahasan sebelumnya, maka dapat dirumuskan
beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut:
1.
2.
59
60
B. Saran-Saran
1. Mengingat besarnya pengaruh pembelajaran
61
DAFTAR PUSTAKA
62