Anda di halaman 1dari 14

OBJEK III

PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGEN


1. TUJUAN PERCOBAAN

Mengetahui cara pengerjaan pemeriksaan pemisahan antisera dan antigen.

Mengetahui cara pemurnian antigen dan antisera

2. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam transfusi darah, penetapan golongan darah merupakan persyaratan yang
mutlak di samping persyaratan lainnya. Ketidaksesuaian golongan darah donor dengan
golongan darah resipien akan mengakibatkan reaksi-reaksi alergi dan yang paling fatal
adalah syok anafilaktik.
Ada beberapa sistim penggolongan darah, namun yang terpenting untuk tujuanklinis
adalah sistim penggolongan darah ABO dan Rhesus. Menurut sistim penggolongan darah
ABO, darah dibagi 4 golongan, yakni golongan A, B, AB dan O; untuk penetapan
golongan darah tersebut digunakan reagen yang disebut antisera.
Antisera untuk reagen penentuan golongan darah umumnya dibuat dari serum darah
manusia yang memiliki titer tinggi, walaupun dewasa ini telah diketahui bahwa antisera
tersebut juga dapat diisolasi dari jenis tumbuh-tumbuhan tertentu, seperti dari biji
Dolichos biflorus dan dari hewan yang diimunisasi. (Yovita, 1993)
Antibodi dalam antiserum mengikat agen menular atau antigen. Sistem kekebalan
tubuh kemudian mengakui agen-agen asing terikat antibodi dan memicu respon imun
yang lebih kuat. Penggunaan antiserum sangat efektif melawan patogen yang mampu
menghindari sistem kekebalan tubuh dalam keadaan tidak distimulasi, tetapi yang tidak
cukup kuat untuk menghindari sistem kekebalan tubuh dirangsang.Keberadaan antibodi
kepada agen karena itu tergantung pada korban beruntung awal yang sistem kekebalan
tubuh secara kebetulan menemukan counteragent ke patogen, atau spesies inang yang
membawa virus tetapi tidak menderita dari efek nya. Saham lebih lanjut dari antiserum
kemudian dapat dihasilkan dari donor awal atau dari organisme donor yang diinokulasi
dengan patogen dan disembuhkan oleh beberapa saham yang sudah ada sebelumnya
antiserum.
Antisera / Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning
yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume
darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan
1

10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan
karbondioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.
Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang telah
dibubuhi zat anti-koagulanyang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah merah
jatuh ke dasar tuba, sel darah putih akan berada di atasnya dan membentuk lapisan buffy
coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan sekitar 1025 kg/m3,
or 1.025 kg/l.Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor koagulasi
lainnya. Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan faktor
penting dalam proses pembekuan darah.
3. ALAT DAN BAHAN

Alat :
-

Tabung reaksi 10 ml

Rak tabung reaksi

Tabung sentrifus

Sentrifus dan pipet tetes

Stopwach

Bahan
-

Darah golongan A, B, AB, dan O

Larutan NaCl fisiologis

Kalsium klorida

Ammonium oksalat

Natrium azida

4. Prosedur Kerja
Pemisahaan antisera dan Antigen
A . Pemisahan Plasma( antisera ) dan Eritrosit ( antigen )
2

1. Ambil darah 5 ml, masukkan dalam tabung sentrifus.


2. Sentrifugasi 2000 rpm selama 10 menit.
3. Ambil plasma dan masukkan dalam tabung reaksi (antisera golongan darah AB)
4. Amati pemisahan plasma dan eritrosit.
B. Pemurnian Eritrosit ( antigen )
1. Eritrosit pada tabung sentrifus ditambah dengan larutan NaCl fisiologis sama
banyak, aduk dengan cara memutar-mutarkan tabung sentrifus pada kedua telapak
tangan.
2. Sentrifugasi 2000rpm selama 10 menit.
3. Buang supernatannya, lalu tambahkan lagi dengan larutan NaCl fisiologis sama
banyak, aduk dengan memutar-mutarkan tabung sentrifus pada kedua telapak
tangan.
4. Sentrifugasi 2000 rpm lagi selama 10 menit.
5. Lakukan prosedur ini sampai 3 kal, sehingga diperoleh eritroset bersih ( eritrosit
ini dianggap 100%).
C. Pemurnian Plasma ( antisera )
1. Cairan plasma ditambahkan dengan kristal kalsium klorida sebanyak 2,8 mg(=
jumlah plasma) untuk 2,8 ml, biarkan selama 10 menit.
2. Saring dengan kapas, lalu ditambahkan lagi kalsium klorida sebanyak 2,8 mg
untuk 2,8 ml darah, aduk biarkan selama 10 menit.
3. Lakukan pula pengerjaan ini sebnyak 3 kali.
4. Kemudian ditambahkan dengan kristal ammonium oksalat sebanyak 2,8 mg untuk
2,8 ml darah, aduk lalu biarkan selama 10 menit kemudian saring.
5. Lakukan pengerjaan ini sebanyak 3 kali.
6. Ditambahkan natrium azida sebanyak 2,8 mg untuk 2,8 ml darah.
7. Antisera siap untuk digunakan.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil :
A. Didapat pemisahan plasma dan eritrosit

Lapisan bening diatas adalah plasma dan


lapisan dibawahnya adalah eritrosit.

B. Pemurnian Eritrosit

Eritrosit setelah disentifugasi 2000 rpm


sebanyak 3x

C. Pemurnian Plasma

Pemurnian plasma dengan Kalsium klorida dan plasma dengan Ammonium oksalat
yang pengerjaannya sebanyak 3x. Hasilnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Pembahasan:
Dalam praktikum pemisahan antisera dan antigen ini didapatkan cair bening kekuningan
(bagian atas) yaitu antisera. Dan yang merah (bagian bawah) antigen. Pemurnian antigen
5

dengan dilakukan sentrifugasi 3 kali, dengan cairan pembersih berupa NaCl fisiologis.
Pemurnian antisera, menggunakan Kristal CaCl2 untuk mengikat senyawa murni antisera,
lalu diberi Kristal ammonium oksalat yang mengendapkan, dan terakhir diberi natrium azida
sebagai pengawet.
6. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan pemisahan antisera dan antigen didapat dua lapisan, lapisan bening
berwarna kekuningan yaitu antisera dan yang berwarna merah yaitu eritrosit atau antigen.

OBJEK IV
PEMERIKSAAN SPESIFISITAS ANTISERA

I.

TUJUAN PERCOBAAN
-

Mengetahui cara pengerjaan spesifisitas antisera

Memahami prinsip reaksi aglutinasi antara antisera golongan daarah dengan suspensi
eritrosit 5% golongan darah tertentu ( A,B, AB, & O ).

II.

TINJAUAN PUSTAKA
Ada beberapa sistim penggolongan darah, namun yang terpenting untuk tujuan klinis
adalah sistim penggolongan darah ABO dan Rhesus. Menurut sistim penggolongan darah
ABO, darah dibagi 4 golongan, yakni golongan A, B, AB dan O; untuk penetapan
golongan darah tersebut digunakan reagen yang disebut antisera.
Antisera untuk reagen penentuan golongan darah umumnya dibuat dari serum darah
manusia yang memiliki titer tinggi, walaupun dewasa ini telah diketahui bahwa antisera
tersebut juga dapat diisolasi dari jenis tumbuh-tumbuhan tertentu, seperti dari biji
Dolichos biflorus dan dari hewan yang diimunisasi. (Yovita, 1993)
Antibodi dalam antiserum mengikat agen menular atau antigen. Sistem kekebalan
tubuh kemudian mengakui agen-agen asing terikat antibodi dan memicu respon imun
yang lebih kuat. Penggunaan antiserum sangat efektif melawan patogen yang mampu
menghindari sistem kekebalan tubuh dalam keadaan tidak distimulasi, tetapi yang tidak
cukup kuat untuk menghindari sistem kekebalan tubuh dirangsang.Keberadaan antibodi
kepada agen karena itu tergantung pada korban beruntung awal yang sistem kekebalan
tubuh secara kebetulan menemukan counteragent ke patogen, atau spesies inang yang
membawa virus tetapi tidak menderita dari efek nya. Saham lebih lanjut dari antiserum
kemudian dapat dihasilkan dari donor awal atau dari organisme donor yang diinokulasi
dengan patogen dan disembuhkan oleh beberapa saham yang sudah ada sebelumnya
antiserum.
Antisera / Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning
yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume
darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan
10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dankarbon
dioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.

Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang telah
dibubuhi zat anti-koagulanyang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah
merah jatuh ke dasar tuba, sel darah putih akan berada di atasnya dan membentuk
lapisan buffy coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan sekitar
1025 kg/m3, or 1.025 kg/l. Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor
koagulasi lainnya. Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan
merupakan faktor penting dalam proses pembekuan darah.
Komponen Penyusun antiserum (Plasma Darah)
Senyawa atau zat-zat kimia yang larut dalam cairan darah antara lain sebagai berikut:
Sari makanan dan mineral yang terlarut dalam darah, misalnya monosakarida,
asam lemak, gliserin, kolesterol, asam amino, dan garam-garam mineral.
Enzim, hormon, dan antibodi, sebagai zat-zat hasil produksi sel-sel.
Protein yang terlarut dalam darah, molekul-molekul ini berukuran cukup besar
sehingga tidak dapat menembus dinding kapiler. Contoh:
a). Albumin, berguna untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik darah.
b). Globulin, berperan dalam pembentukan g-globulin, merupakan komponen
pembentuk zat antibodi.
c). Fibrinogen, berperan penting dalam pembekuan darah.
Urea dan asam urat, sebagai zat-zat sisa dari hasil metabolisme.
O2, CO2, dan N2 sebagai gas-gas utama yang terlarut dalam plasma.
Bagian plasma darah mempunyai fungsi penting adalah serum. Serum
merupakan plasma darah yang dikeluarkan atau dipisahkan fibrinogennya dengan cara
memutar darah dalam sentrifuge. Serum tampak sangat jernih dan mengandung zat
antibodi. Antibodi ini berfungsi untuk membinasakan protein asing yang masuk ke
dalam tubuh. Protein asing yang masuk ke dalam tubuh disebut antigen.

III.

ALAT DAN BAHAN


Alat :

Pipet tetes

Objek glass

Tabung reaksi

Tusuk gigi
8

Stopwach

Kaca pembesar

Bahan :

IV.

Eritrosit murni 5% gol A, B, AB, O

Larutan NaCL fisiologis.

CARA KERJA
Pemeriksaan Spesifisitas Antisera
A. Pembuatan Eritrosit 5%
1. Masukkan ke dalam tabung reaksi larutan NaCl fisiologis sebanyak 19 tetes.
2. Dengan menggunakan pipet tetes yang sama, masukkan ke dalam tabung reaksi
diatas 1 tetes eritrosit golongan A.
3. Aduk hingga homogen dengan cara memutar-mutar menggunakan kedua telapak
tanggan sehingga diperoleh larutan 5%.
4. Hal yang sama dilakukan dengan terhadap eritrosit murni golongan B, AB, dan
O, sehingga diperoleh masing-masing larutan eritrosit 5%.
5. Tandai keempat larutan tersebut.

B. Uji spesifisitas antisera


1. Teteskan diatas 4 buah objec glass bersih larutan antisera ( plasma golongan A
yang telah dimurnikan ) masing-masing sebanyak 1 tetes.
2. Pada objek glass pertama ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan A, lalu amati
reaksi yang terjadi.
3. Pada objek glass kedua ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan B, lalu amati
reaksi yang terjadi.
4. Pada objek glass ketiga ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan AB, lalu amati
reaksi yang terjadi.
5. Dan pada objek glass keempat ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan O, lalu
amati reaksi yang terjadi.
6. Penggerjaan yang sama juga dilakukan terhadap plasma golongan B, AB dan O.
7. Tabelkan hasil reaksi yang terjadi, bila terjadi aglutinasi dinyatakan dengan tanda
positif (+) dan bila reaksi negatif dinyatakan dengan tanda negative (-).

5. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil

Gambar : hasil spesifitas


antisera golongan AB

Plasma A

Plasma B

Plasma AB

Eritrosit 5% A

1,10

1,03

Eritrosit 5% B

20

18

Eritrosit 5% AB

2,55

2,42

Eritrosit 5% O

Plasma O

PEMBAHASAN :
Pada percobaan ini plasma AB tidak menunjukkan penggumpalan ketika diberikan
eritrosit A, B, AB, dan O. Golongan darah AB yang tidak memiliki aglutinin A dan aglutinin
B, dapat bersifat recipient universal, dimana golongan ini hanya mampu menerima darah
yang ditransfusikan dari berbagai golongan darah termasuk golongan darah AB itu sendiri.
Karena golongan ini mempunyai dua macam aglutinogen (A&B), maka ketika darah dari
golongan lain (A,B, dan O) ditransfusikan ke golongan ini, pada saat itu golongan AB akan
mempertemukan satu macam aglutinogen (misalnya B) yang terdapat di dalam sel darah
merah tertentu dengan aglutinogen yang bersangkutan (B) yang terdapat di dalam sel darah
merah dari golongan di luar AB (A, B, dan O). ini berarti bila aglutinin tidak terdapat di
dalam plasma darah, maka aglutinogen yang bersangkutan harus ada di dalam sel darah
merah. Golongan darah AB hanya dapat mentransfusikan darah ke sesama golongannya.
10

Kesalahan ini bisa dikeranakan banyak factor, seperti penggunaan reagen inaktif yang
terkontaminasi, sampel sentrifugasi yang tidak lengkap, inkubasi yang kurang baik, atau
masalah pada darah pasien.

VI. KESIMPULAN
Pemeriksaan spesifisitas antisera dilakukan dengan mereaksikan antisera (serum) dengan
sel darah merah. Hasil yang di dapat dari percobaan pemeriksaan spesifisitas antisera ini
plasma AB tidak memberi gumpalan setelah diberi eritrosit.

11

OBJEK V
PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA
I. TUJUAN PERCOBAAN

I.

Tujuan
-

II.

Untuk mengetahui cara pemeriksaan aviditas dan titer antisera.

Tinjauan pustaka
Sama seperti pada percobaan III pada halaman pertama.

III.

Alat dan Bahan


Alat :

Pipet tetes

Objek glass

Tabung reaksi

Tusuk gigi

Stopwatch

Kaca pembesar

Bahan :
-

Larutan eritrosit 5% golongan A, B, AB, O

Larutan NaCL fisiologis.

IV. CARA KERJA


Pemerikasaan Aviditas dan Titer Antisera
A. Uji Aviditas Antisera
1. Pengujian aviditas dilakukan terhadap antisera yang memberikan reaksi aglutinasi
terhadap antigen eritrosit reaksi positif pada uji spesifisitas.
2. Pengerjaan pengujian sama dengan uji spesifisitas, tapi disini yang dihitung berapa
lama waktu yang diperlukan mulai ditetesi larutan eritrosit 5% sampai terbentuk
aglutinasi.
3. Tabelkan waktu yang diperlukan untuk terjadinya aglutinasi tersebut.

12

B. Uji Titer Antisera


Pada rak, letakkan secara berurutan 10 buah tabung reaksi kecil yang masingmasingnya telah ditandai dengan , sampai dengan 1/512 dan K (kontrol)
1. Pada tabung reaksi ke 1 ( ) sampai dengan tabung ke 9 (1/512) dimasukkan NaCl
fisiologis sebanyak 0,2 ml (4 tetes ) dan pada tabung K sebanyak 8 ml.
2. Pada tabung reaksi ke 1 ( ) ditambahkan antisera ( cairan plasma golongan A )
sebanyak 0,2 ml ( 4 tetes ) lalu di aduk.
3. Ambil 0,2 ml ( 4 tetes ) larutan pada tabung reaksi ke 1 dan masukkan ke tabung
reaksi 2 ( ). Aduk dan begitu seterusnya sampai pada tabung reaksi ke 9 ( 1/512 )
dan pada tabung reaksi ke 9 ini dibuang 0,2 ml ( 4 tetes ).
4. Pada masing- masing tabung reaksi ( termasuk tabung kontrol ) ditambahkan suspensi
eritrosit 5% golongan B sebanyak 0,0005 ml ( 1 tetes ).
5. Biarkan selama 10 menit lalu disentrifugasi dengan kecepatan 1000 rpm selama 5
menit.
6. Amati pengenceran yang tertinggi yang masih menggalami aglutinasi.
7. Catatan :
Cairan plasma gol. A dilakukan terhadap eritrosit gol.B dan AB.
Cairan plasma gol.B dilakukan terhadap eritrosit gol.A dan AB.
Cairan plasma gol. O dilakukan terhadap eritrosit gol.A,B, dan AB
Bandingkan hasil yang diperoleh.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil

13

PE

1/2

1/4

1/8

1/16

1/32

1/64

1/128

1/256

1/512

AB

BB

ABB +

ABA +

Pembahasan
Pada percobaan ini cairan plasma gol.AB dilakukan terhadap eritrosit gol.B dan AB
masih menunjukkan aglutinasi pada pengencerab tertinggi ( 1/512 ). Plasma B tidak
menunjukan adanya aglutinasi pada saat ditambahkan dengan eritrosit 5% A,B,AB,O. malah
percobaan ini sampai dilakukan dua kali, tetapi tetap tidak menunjukan adanya aglutinasi.
Bahkan pada sel darah merah dari golongan B itu sendiri ia tidak menunjukan adanya
penggumpalan. Kesalahan ini bisa saja terjadi pada saat pemeriksaan, dikarenakan beberapa
factor seperti penggunaan reagen inaktif yang terkontaminasi, permunian plasma yang tidak
sempurna, sampel sentrifugasi yang tidak lengkap, inkubasi yang kurang baik, atau masalah
pada darah pasien.
VI.

Kesimpulan
Nilai titer hasilnya adalah pada pengenceran 1/512 masih mengalami aglutinasi yang

menandakan banyak mengandung antibodi dan antigen.

DAFTAR PUSTAKA
Nanny, K H. et all.1990. Isolasi imunogamaglobulin anti-T4 dari antisera. Seminar
Pendayagunaan Reaktor Nuklir untuk Kesejahteraan Masyarakat, PPTN- BATAN. Bandung.
Sinnott, E.W. 1958. Principles Of Genetics. 5th edition. McGraw-Hill Book Company Inc.
New York.
Suryo. 1996. Genetika. Departemen P dan K Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Jakarta.
Yovita Lisawati. 1993. Pembuatan dan Evaluasi Antisera Penentuan Golongan Darah ABO.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas, Padang.

14

Anda mungkin juga menyukai