PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Istilah-istilah dalam Kasus
1. GCS E3M3V4
Kesadaran GCS 10 dengan E3M3V4 adalah keasadaran adalah apatis . keasadaran
apatis adalah menurunnya kesadaran ditandai dengan acuh tak acuh terhadap stimulus
yang masuk atau mulai mengantuk (Sunaryo,2004).
2. Frekuensi nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali per menit. Pasca
melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun takikardi. Denyut nadi
melebihi 100x/menit, harus waspada kemungkinan terjadinya infeksi atau perdarahan
post partum.
3. Frekuensi pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 x/menit. Pada ibu post
partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam
keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan pernafasan selalu
berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila nadi tidak normal,
pernafasan juga akan mengikutinya. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi
lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
4. Leukosit
Leukosit normal pada ibu hamil adalah 12.000/mm3 , pada ibu postpartum, kadar
leukosit bisa mencapai 20.000-25.000/mm3 dan ini normal.
5. Cardiac output
CO akan meningkat disbanding saat kehamilanpada 30-60 menitsetelahpersalinan.
Hal
inidisebabkankarenaadanyapemutusansirkulasiuteroplasenta.
Iniakanmenuruncepatpadaminggu
ke-2
postpartum
72
jam
setelahpersalinan,
terdapatkehilangan
dalamjumlahbesarsehinggamenyebabkanHbdanHtmeningkathingga
plasma
7
harisetelahpersalinan.
B. Pengertian
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda hipertensi, edema (pembengkakan
jaringan), dan proteinuria (ditemukan protein di dalam urine) yang timbul karena
kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada molahidatidosa (Wiknjosastro,
2002). Post partum atau masa nifas adalah masa setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu (Mansjoer, 2001).
Preeklampsia merupakan suatu sindrom spesifik kehamilan dengan penurunan
perfusi pada organ akibat terjadinya vasospasme, peningkatan resistensi pembuluh darah
perifer dan aktivasi endotel. Menurut (Cunningham, 2006) preeklampsia adalah keadaan
dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, edema atau keduanya yang terjadi akibat
kehamilan setelah minggu ke-20. Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut
dan dapat terjadi saat ante, intra dan postpartum (Angsar, 2008).
Pada ibu hamil dengan pre eklampsia mereka disarankan untuk melahirkan
dengan jalan operasi dikarenakan apabila memaksakan untuk melahirkan dengan jalan
normal akan menimbulkan serangan jantung saat dalam proses melahirkan karena ibu
harus mengejan yang akan meningkatkan hormon adrenalin dan kerja jantung.
C. Manifestasi Klinik
Gejala yang sangat penting pada preeklampsia adalah hipertensi dan proteinuria.
Gejala ini biasanya tidak disadari oleh wanita hamil, pada saat keluhan lain muncul
seperti sakit kepala, gangguan penglihatan dan nyeri epigastrum mulai timbul, hipertensi
dan proteinuria yang terjadi biasanya sudah berat.
1. Tekanan darah
Kelainan dasar pada preeklampsia adalah vasospasme arteriol sehingga tanda
peringatan awal muncul adalah peningkatan tekanan darah. Tekanan diastolik
merupakan tanda prognostik yang lebih baik dibandingkan tekanan sistolik dan
tekanan diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih menetap menunjukkan keadaan
abnormal.
2. Kenaikan berat badan
Peningkatan berat badan secara tiba-tiba dan berlebihan merupakan tanda pertama
preeklampsia. Kenaikan berat badan 1 kg/ minggu atau 3 kg dalam sebulan harus
dicurigai terjadinya preeklampsia. Peningkatan berat badan yang mendadak secara
berlebih diduga disebabkan karena retensi cairan dan dapat ditemukan terjadinya
edema secara jelas seperti edema kelopak mata, kedua lengan atau tungkai yang
membesar.
3. Proteinuria
Pada preeklampsia awal, proteinuria mungkin hanya minimal atau tidak ditemukan
sama sekali. Pada kasus yang berat, proteinuria biasanya dapat ditemukan dan
mencapai 10 gr/liter.
4. Nyeri kepala
Jarang ditemukan pada kasus ringan tetapi semakin sering terjadi pada kasus yang
lebih berat. Nyeri kepala akan sering terasa di daerah frontalis dan oksipitalis, dan
tidak sembuh dengan hanya pemberian obat analgesik biasa.
5. Nyeri epigastrum
Nyeri epigastrum atau nyeri kuadran kanan atas merupakan keluhan yang sering
ditemukan pada preeklampsia berat dan dapat menjadi presiktor serangan kejang
yang akan terjadi. Keluhan ini dapat terjadi mungkin dikarenakan regangan kapsula
hepar akibat edema atau perdarahan.
6. Gangguan penglihatan
Gangguan penglihatan yang dapat terjadi di antaranya pandangan yang sedikit kabur,
skotoma, hingga kebutaan sebagian atau total. Hal tersebut disebabkan karena adanya
vasospasme, iskemia dan perdarahan petekie pada korteks oksipital.
D. Klasifikasi
1.
2.
Hipertensi
akibat
kehamilan
(pregnancy-induced
hypertension,
PIH)
4.
E. Etiologi
Etiologi preeklampsia sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Banyak teori
dikemukakan, tetapi belum ada jawaban yang memuaskan. Oleh karena itu, preeklampsia
sering disebut sebagai sebuah teori penyakit atau the disease of theory. Adapun teoriteori tersebut antara lain :
1. Peran prostasiklin dan tromboksan
F. Patofisiologi
G. Faktor Resiko
Faktor risiko preeklampsia meliputi kondisi medis yang berpotensi menyebabkan
preeklampsia seperti primigravida, diabetus mellitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda,
hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun dan obesitas (Wibowo dan Rachimhadi, 2006).
BAB III
KASUS
A. KASUS
Ny H, usia 32 tahun, dirawat di ICU dengan penurunan kesadaran post partum hari
pertama. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan GCS E3V3M4, tekanan darah 180/140
mmHg, frekuensi nadi 120 x/mnt, frekuensi napas 40 x/mnt, suhu 37oC, produksi urin
200 cc/8 jam, ada edema di ekstremitas. Hasil pemeriksaan darah: Hb 11, Leukosit
20.300, Trombosit 86.000, Ht 41.1, GDS 130, Creatinin 0.4. Hasil pemeriksaan urin:
protein +3.
B. PATHWAY
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Nama
: Ny. H
2) Agama
:-
3) Umur
: 32 tahun
4) Suku
:-
:-
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Keluarga
2) Riwayat Kesehatan Sebelumnya
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Penurunan kesadaran post partum hari pertama. GCS E3V3M4.
d. Riwayat Obstetric
1) Haid
i. Usia menarche
:-
:-
:-
iv. Volume
:-
v. HPHT
:-
vi. HPL
:-
:-
:-
:-
:-
:-
:-
:-
:-
:-
:-
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliran lochea sedang dan
bebas bekuan berlebihan/banyak.
12) Integritas Ego
13) Neurosensori
-
f. Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda vital
a) GCS E3V3M4
b) Tekanan darah 180/140 mmHg
c) Frekuensi nadi 120 x/mnt
d) Frekuensi napas 40 x/mnt
e) Suhu 37Oc
f) produksi urin 200 cc/8 jam
g) Terdapat edema di ekstremitas
2) Status Present
a) Kepala
b) Rambut
c) Mata
e) Mulut
g) Aksilla
h) Dada
Pulmonal
i. Inspeksi
ii. Palpasi
iii. Perkusi
: Sonor
ii. Palpasi
iii. Perkusi
: Pekak
j) Genetalia
l) Ekstremitas
g. Pemeriksaan Laboratorium
1) Hb 11
2) Leukosit 20.300
3) Trombosit 86.000
4) Ht 41.1
5) GDS 130
6) Creatinin 0.4
7) Hasil pemeriksaan urin: protein +3.
2. Pengkajian Primer
a. Airway
1) Tidak ada sumbatan jalan napas
b. Breathing
1) Frekuensi napas 40 x/mnt
c. Circulation
1) Frekuensi nadi 120 x/mnt
2) Tekanan darah 180/140 mmHg
d. Disability
1) GCS E3V3M4
3. Pengkajian Sekunder
b. Sign and symtomp
1) Penurunan kesadaran post partum hari pertama
c. Allergi
d. Medikasi
e. Past Illness
1) Preeklamsi
f. Last Meal
g. Event
1) Post partum hari pertama
4. Analisis Data
No. Data Fokus
Masalah
1.
Ds :
Gangguan
Do :
jaringan
2.
GCS E3V3M4
Edema di ekstremitas
Trombosit 86.000
Ds :
Etiologi
perfusi Gangguan Vaskuler
Intoleransi aktivitas
Do :
-
GCS E3V3M4
Kelemahan Umum
3.
Trombosit 86.000
Ds :
Kelebihan
Do :
Cairan
Creatinin 0.4
Urin: protein +3
Edema di ekstremitas
5. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan b.d kelemahan aliran darah sekunder
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
c. Kelebihan Volume Cairan b.d Gangguan mekanisme regulasi
Regulasi
6. Intervensi
Dx Tanggal Tujuan dan kriteria hasil
1
Setelah
Rasional
tindakan
diharapkan
sirkulasi
Intervensi
jam
status
dan
perfusi
peka
terhadap
keluarga
untuk
laserasi
diastole
dalam
rentang
yang
tertentu
daerah
yang
sensasi
2.
klien
penurunan sensasi
tanda
peningkatan
dapat
diharapkan
jika
mengalami
memonitor
intake
tekanan intracranial
mmHg)
sensasi
diketahui
panas/dingin/tajam/tumpul
2. Intruksikan
TTD
Mendemonstrasikan
fungsi tubuh
4. Cairan MgSO4 berguna untuk
kemampuan kognitif
mengurangi
vasospasme,
Menunjukan fungsi
dengan
menurunnya
yang utuh
mobilisasi
cairan
edema
dapat
dikurangi
5. Dengan memonitor edema
yang tampak dapat diketahui
keadaan edema merupakan
indikator
keadaan
cairan
tubuh.
6. Dengan istirahat tidur dengan
posisi berbaring pada salah
satu
sisi
tubuhnya
akan
mengontrol
dapat
diketahui
umum
klien
menentukan
TTV
keadaan
dan
dapat
tindakan
selanjutnya
2
Setelah
tindakan
diharapkan
1. Menentukan
pilihan
intervensi selanjutnya
2. Untuk
membantu
klien
mampu mengoptimalkan
penggunaan
energy,
Berpartipisasi
dalam
aktivitas
fisik
tanpa
mengidentifikasi
7. Bantu
Mampu
klien/keluarga
melakukan
mengidentifikasi
aktivitas sehari-
beraktivitas
kekurangan
untuk
dalam
mandiri
vital normal
dapat
yang
dalam
disukai
merangsang
klien
meningkatkatkan
aktivitas
7. Mencegah dampak buruk
jika kekurangan aktivitas
seperti penurunan kekuatan
otot.
8. Untuk
mendorong
klien
Mampu
respon fisik,
berpindah
tanpa
klien
Aktivitas
untuk
hari
Membantu
mobilisasi
6.
mengidentifikasi
meningkatnya
nadi dan RR
dengan
4. Mencegah
untuk
untuk
mandiri
klien
klien
darah, 6. Bantu
tekanan
untuk
peningkatan
3. Membantu
disertai
klien
atau
bantuan
klien
dalam
keadaannya
menyikapi
alat
Sirkulasi
status
baik
Status respirasi :
pertukaran
dan
gas
ventilasi
adekuat
Setelah
1. Dengan
memonitor
intake
tindakan ..x jam pada 1. Monitor dan catat intake output setiap
pasien
diketahui
diharapkan
hari
adanya
keseimbangan
dapat
seimbang
dengan
kriteria hasil:
urin)
Terbebas
dari
kelelahan,
kecemasan
dan
kapiler
kebingungan
Menjelaskan
2.
cairan
diramalkan
dan
keadaan
3. Mengetahui
BUN,
Hmt,
dalam
status
indikator
kelebihan
cairan
Terbebas
distensi
jugularis,
vena
reflek
hepatojugular (+)
Memelihara tekanan
intruksi dokter
hemodinamik
5. Dengan memonitor vital sign
dan pengisian kapiler dapat
dijadikan
pedoman
venasentral, tekanan
indicator
dalam tubuh
dalam
batas
untuk
7. Diit
keadaan
rendah
garam
mengurangi
cairan
akan
terjadinya
kelebihan cairan
8. Retensi cairan yang berlebihan
bisa dimanifestasikan dengan
pelebaran vena jugularis dan
edema perifer
9. Diuretika dapat meningkatkan
filtrasi
glomerulus
menghambat
dam
penyerapan
7. Implementasi
No Hari/Tanggal
Diagnosa
1.
a. Gangguan
Implementasi
perfusi
jaringan
berhubungan
dengan
kelemahan
sekunder
aliran
b.d
darah
terhadap sensasi
2. Mengintruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika
gangguan
vaskuler
2.
Intoleransi
aktivitas
kelemahan umum
Ttd
kursi roda
6. Membantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
disukai
7. Membantu klien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
8. Membantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
3.
Kelebihan
volume
8. Evaluasi
No Hari/Tanggal
Diagnosa
1.
Gangguan
Evaluasi
perfusi
jaringan
S:
O:
aliran
A:
darah
sekunder
b.d
gangguan vaskuler
2.
Intoleransi
aktivitas
P:
b.d
kelemahan umum
S:
O : pasien terlihat pucat dan lemah
A:
P:
3.
Kelebihan
volume
cairan
S:
O:
mekanisme regulasi
TTD
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.