Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH FIK UI

Nama

: Fitri Annisa

NPM

: 0706270592

Tempat : Teratai 4/S RSUP Fatmawati


TUMOR GINJAL

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI


A.1. Makroskopis
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium (retroperitoneal),
didepan dua kostaterakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus
lumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat
kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar
suprarenal). Kedua ginjal terletak di sekitar
vertebra T12 hingga L3. Setiap ginjal
terbungkus oleh selaput tipis yang disebut
kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di
bagian luar, yang berwarna coklat gelap, dan
medulla renalis di bagian dalam yang
berwarna coklat lebih terang dibandingkan
cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut
yang disebut pyramides renalis, puncak
kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri
dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk
konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis
renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. (Price,1995 : 773).

A.2. Mikroskopis
Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta buah pada tiap
ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman,
tumbai kapiler glomerulus,tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus
distal, yang mengosongkan dirikeduktus pengumpul (Price, 1995). Unit nephron dimulai dari

pembuluh darah halus / kapiler, bersifat sebagai saringan disebut Glomerulus,darah melewati
glomerulus/ kapiler tersebut dan
disaring sehingga terbentuk filtrat
(urin yang masih encer) yang
berjumlah kira-kira 170 liter per
hari, kemudian dialirkan melalui
pipa/saluran yang disebut
Tubulus.Urin ini dialirkan keluar
ke saluran Ureter, kandung
kencing, kemudian ke luar melalui
Uretra. Nefron berfungsi sebagai
regulator air dan zat terlarut
(terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi
cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dansisa cairan lainnya akan
dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan
arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin.

A.3. Vaskularisasi ginjal


Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra lumbalis II. Vena
renalis menyalurkan darah kedalam vena kava inferior yang terletak disebelah kanan garis
tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri
interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian
membentuk arteriola interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis
ini kemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995).Glomeruli bersatu
membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang membentuk sistem portal kapiler yang
mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular.

Darah yang mengalir melalui sistem portal iniakan dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya
menuju vena interlobularis, vena arkuarta, venainterlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya
mencapai vena cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200ml darah permenit suatu volume
yang sama dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90%darah yang masuk
keginjal berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran
darah ginjal adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen mempunyai
kapasitas intrinsik yang dapat merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan
tekanan darah arteri dengan demikian mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus tetap konstan ( Price, 1995).

A.4. Fisiologi Ginjal


Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler)
tugasnyamemang pada dasarnya adalah menyaring/membersihkan darah. Aliran darah ke
ginjal adalah 1,2liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat
sebanyak 120 ml/menit (170liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus
sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.

Fungsi ginjal adalaha a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau
racun, b) mempertahankan keseimbangan cairan tubuh,c) mempertahankan keseimbangan
kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari
protein ureum, kreatinin dan amoniak.e) Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara
kesehatan tulang. f) Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah. g) Produksi Hormon
Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah.

Tahap Pembentukan Urine :1. Filtrasi Glomerular Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi
plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif
bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang besar dan cukup permabelterhadap air dan
larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Alirandarah
ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200
ml/menit.Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui
glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR =
Glomerular Filtration Rate).
Gerakan masuk ke kapsula bowmans disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan
tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula bowmans, tekanan hidrostatik
darah dalam kapiler glomerulus mempermudahfiltrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan
hidrostatik filtrat dalam kapsula bowmans serta tekananosmotik koloid darah. Filtrasi
glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan koloid diatas, namun juga oleh
permeabilitas dinding kapiler. ReabsorpsiZat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian
yaitu : non elektrolit, elektrolit dan air. Setelah filtrasilangkah kedua adalah reabsorpsi
selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat yang sudah difiltrasi.

Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui tubulus
kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh
(misalnya penisilin). Substansiyang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat
dan kalium serta ion-ion hidrogen.Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier

yang juga telibat dalam sekresi hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan ini,
tiap kali carier membawa natrium keluar dari cairan tubular,cariernya bisa hidrogen atau ion
kalium kedalam cairan tubular perjalanannya kembali jadi, untuk setiapion natrium yang
diabsorpsi, hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya.Pilihan kation yang akan
disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari ion-ion ini(hidrogen
dan kalium). Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita
memahami beberapahubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, kita
dapat mengerti mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa
pada awalnya dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi secara
theurapeutik.

Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria
renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria
interlobularis kemudian menjadi arteriakuarta. Arteri interlobularis yang berada di tepi ginjal
bercabang menjadi arteriolae aferen glomerulusyang masuk ke gromerulus. Kapiler darah
yang meninggalkan gromerulus disebut arteriolae eferengromerulus yang kemudian menjadi
vena renalis masuk ke vena cava inferior.

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin masuk
ke dalamkandung kemih.Vesika Urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini
berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga
panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempisseperti balon karet.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm.

Sifat fisis air kemih, terdiri dari:1. Jumlah ekskresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari
pemasukan (intake) cairan dan faktor lainnya. 2. Warna, bening kuning muda dan bila
dibiarkan akan menjadi keruh. 3. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan
dan sebagainya. 4. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak. 5.Berat
jenis 1,015-1,020. 6. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada
diet (sayur menyebabkan reaksialkalis dan protein memberi reaksi asam).

Komposisi air kemih, terdiri dari: 1. Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air. 2. Zat-zat sisa
nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan kreatinin. 3. Elektrolit,
natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat. 4. Pagmen (bilirubin dan urobilin). 5.
Toksin. 6. HormonMikturisi.

Ciri-Ciri Urin Normal:

1. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang
masuk.
2. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.
3. Baunya tajam.
4. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
B. DEFINISI
Tumor ginjal sering disebut juga hipernefroma, carcinoma alveolar, dan clear cell carcinoma.
Pada fase awal biasanya asimtomatik, dan baru diketahui sebagai massa abdomen yang teraba
setelah dilakukan pemeriksaan fisik yang rutin. Tipe tumor ginjala yang paling sering
ditemukan adalah adenocarsinoma renal atau sel renal yang menyebabkan lebih dari 85% dari
semua tumor ginjal. Tumor ini dapat melakukan metastase sampai ke paru-paru, tulang, hati,
otak dan ginjal yang ain. Seperempat hingga setengah dari bagian pasien tumor ginjal sudah
mengalami kelainan metastasik pada saat penyakitnya didiagnostik (brUnner & suddart,
2002).
B. ETIOLOGI
1) GenetiK
2) Paparan bahan kimia : asbes dan petrokimia
3) Kegemukan
4) Sosioekonomi rendah
5) Minum kopi dalam jangka lama
6) Penggunaan diuretik kronik
C. KLASIFIKASI TUMOR GINJAL
Tumor Jinak
Tumor mulai pada sel-sel, blok-blok bangunan yang membentuk jaringan-jaringan.
Jaringan-jaringan membentuk organ-organ tubuh.Secara normal, sel-sel tumbuh dan
membelah untuk membentuk sel-sel baru ketika tubuh memerlukan mereka. Ketika selsel tumbuh menua, mereka mati, dan sel-sel baru mengambil tempat mereka. Adakalanya
proses yang teratur ini berjalan salah. Sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak
memerlukan mereka, dan sel-sel tua tidak mati ketika mereka seharusnya mati. Sel-sel
ekstra ini dapat membentuk suatu massa dari jaringan yang disebut suatu pertumbuhan
atau tumor.

Hamartoma Ginjal
Definisi
Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri atas komponen
lemak, pembuluh darah dan otot polos. Tumor ini lebih banyak menyerang wanita
daripada pria dengan perbandingan 4 : 1.
Gambaran Klinis
Biasanya bersamaan dengan penyakit Tuberous sklerosis. Gejala klinis yang mungkin
dikeluhkan adalah : nyeri pinggang, hematuria, gejala obstruksi saluran kemih bagian atas
dan kadang kala terdapat gejala perdarahan rongga retroperitonial.

Fibroma Renalis
Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis atau tumor sel
interstisial reno-medulari.

Adenoma Korteks Benigna


Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus berwarna
kuning kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang terletak dalam
korteks ginjal.

Onkositoma
Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma granulernya
(tanda terhadap adanya mitokondria yang cukup besar dan mengalami distorsi)
banyak ditemukan.

Tumor Jinak Lainnya


Tumor jinak dapat timbul dari jenis sel apapun dari dalam ginjal. Beberapa
menyebabkan masalah klinis, seperti hemangioma yang dapat menyebabkan
terjadinya perdarahan, sehingga memberikan rasa nyeri atau merupakan
predisposisi kehilangan darah yang banyak sewaktu terjadi trauma.Tumor yang
jarang ditemukan ialah tumor sel jukstaglomerulor yang memproduksi renin yang
merupakan penyebab terjadinya hipertensi (Underwood, 2000). Jenis tumor lain
yang pernah ditemui adalah lipoma dan leiomioma (De Jong, 2000).

Tumor Ganas (kanker)


Tumor ginjal yang ganas biasanya berupa tumor padat yang berasal dari
urotelium, yaitu karsinoma sel transisional atau berasal dari sel epitel ginjal atau
adenokarsinoma, yaitu tumor Grawitz atau dari sel nefroblas, yaitu tumor Wilms.

Adenokarsinoma Ginjal
Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang berasal dari
tubulus proksimalis ginjal. Tumor ini paling sering ditemukan pada umur lebih
dari 50 tahun.
Angka kejadian pada pria lebih banyak daripada wanita dengan perbandingan 2 :
1. Meskipun tumor ini biasanya banyak diderita pada usia lanjut (setelah usia 40
tahun), tetapi dapat pula menyerang usia yang lebih muda.Tumor ini dikenal
dengan nama lain sebagai : tumor Grawitz, Hipernefroma, Karsinoma sel Ginjal
atau Internist tumor .
D. TANDA DAN GEJALA
Keluhan klinis ditentukan oleh besar dan invasi terhadap jaringan sekitar seperti
kelenjar getah bening, serta invasi ke dalam pembuluh darah terutama pada vena
renalis dan pada gilirannya memberikan keluhan dan gejala metastasis tumor tersebut.
Tiga gejala khas dari tumor ginjal yang didapatkan 10-15% pasien pada stadium
lanjut :
1. Hematuria
dibuktikan dengan diagnosis bukan karena batu, infeksi tuberkulosa, dan kista
2. Nyeri pinggang
Nyeri ini bisa diakibatkan oleh tekanan balik yang oaleh kompresi ureter perluasan
tumor ke daerah perineal atau perdarahan ke dalan jaringan ginjal. Nyeri kronik
terjadi jika bekuan darah atau massa sel tumor bergerak melalui ureter.
3. Massa didaerah ginjal.
Gejala lain tumor menimbulkan kelainan neoplasmatik dan eritrositosis. Hipertensi
dan kelainan hati, muncul juga sindrom cushing hipoglikemia, genekomastia, anemia,
hematuria dan peningkatan laju endap darah, kelainan tulang yang diikuti
hiperkalsemia dan peningkatan hormon paratiroid.
E. PATOFISIOLOGI
Tumor ini berasal dari sel tubulus ginjal yang dapat dimulai dari korteks maupun
daerah medulla. Tumor dari daerah korteks cenderung meluas kedarah sekitar ginjal.
Tumor ini mempunyai pseudo kapsul yang terdiri dari jaringan parenkim yang
tertekan serta jaringan fibrous dan sel-sel inflamasi. Infiltrasi tumor ke daerah luar
menyebabkan tonjolan yang dapat digunakan sebagai tanda diagnostik pada
pemeriksaan USG atau CT scan.

Ukuran sangat bervariasi mulai dari yang berukuran kecil sampai ukuran 8-9 cm.
Secara makroskopik akan terlihat pewarnaan kekuningan atau orange oleh karena
mengandung banyak lemak. Permukaan tumor yang lebih kecil tampak homogen
sedang yang besar biasanya disertai kista sekunder di dalamnya dengan daerah
perdarahan dan daerah nekrosis serta kadang ditemukan kalsifikasi didaerah perifer
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSITIK
# Urografi intravena
# USG
# CT scan
# MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran tumor.
F. PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan tumor ginjal adalah untuk menghilangkan tumor itu sebelum
terjadi metastasis. Nefrektomi radikal adalah terapi pilihan jika tumornya dapat
diangkat. Tindakan ini mencakup pengangkatan ginjal serta tumornya. Kelenjar
adrenal, lemak perirenal, disekitarnya serta fasia gerota dan nodus limfatikus. Terapi
radiasi, hormonal atau kemoterapi dapat dilakukan bersama-sama pembedahan,
imunoterapi dapat pula membantu ( brunner & suddart, 2002)
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan
syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek
samping therapi kanker
Data : klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan
perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.
Tujuan :
- Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas
- Melaporkan nyeri yang dialaminya
- Mengikuti program pengobatan
- Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas
yang mungkin
Intervensi:
a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
b. Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien

dan keluarga tentang cara menghadapinya


c. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti
mendengarkan musik atau nonton TV
d. Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi,
bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik.
e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu.
f. Diskusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan klien
g. Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narkotik dll
2. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi,
radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea),
emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri
Data: klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera,
berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan
lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.
Tujuan :
- Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda
malnutrisi
- Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat
- Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya
Intervensi:
a. Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan.
c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis.
d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan
yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.
e. Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang
terlalu manis, berlemak dan pedas.
f. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau
keluarga.

g. Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan.


h. Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami klien.
i. Amati studi laboratorium seperti total limposit, serum transferin dan albumin
j. Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi
dengan infus.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh


sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasif
Tujuan :
Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan infeksi
Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka berlangsung normal
Intervensi:
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga dianjurkan melakukan hal
yang sama.
b. Jaga personal hygine klien dengan baik.
c. Monitor temperatur
d. Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi.
e. Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur.
g. Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets.
h. Berikan antibiotik bila diindikasikan
Referensi:
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.
Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.
Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.
EGC. Jakarta.
Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi II. Jakarta: EGC
Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedik Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai