Disusun Oleh :
MAISARAH BASARANG
N21113044
HAROLD B. TANI
N21113045
N21113046
HAFLAH
N21113047
N21113048
ASLIATI AMIR
N21113763
ANDI ATIRAH. M
N21113764
IQRANA A. R
N21113765
FADILLAH MARYAM
N21113766
NURAINI
N21113767
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan dan status sosial masyarakat di
waktu
peradaban
ini
berdampak
positif
terhadap
peningkatan
(profit
sehingga
ada
jaminan
bagi
masyarakat
untuk
tersebut
melalui
Keputusan
Menteri
Kesehatan
No.
farmasis/apoteker
sebagai
profesi
yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Industri Farmasi
1. Pengertian Industri Farmasi
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
245/MenKes/SK/V/1990
tentang
petentuan
dan
Tata
Cara
industri
farmasi
tercantum
dalam
Surat
setelah
memperoleh
izin
edar sesuai
dengan
oleh
Adapun visi
serta
dan
misi,
motto
Marketing
Director/Direktur
Pemasaran,
dan
perusahaan
Mengangkat dan memberhentikan karyawan
Memelihara dan mengawasi kekayaan
Bertanggung jawab memimpin dan membina karyawaan
secara keseluruhan.
2. Human Resource and Development (HRD)
HRD
merupakan
departemen/bagian/divisi
Mengrekruitmen Karyawan
Absensi
Penanganan Cuti
Lembur & Bonus
Jamsostek
a. Jaminan Hari Tua
b. Jaminan Keselamatan Kerja
c. Jaminan Kesehatan
yang
sesuai
teknik
pemasaran
seperti
dahulu
sebelum
selanjutnya
dikembangkan
ke
internasional.
Hasil survey akan dilihat tingkat penggunaan sediaan
infus yang paling banyak digunakan oleh pasien, selain itu juga
dilakukan survey ke klinik ataupun apotek, dan sebagai riset
tambahan
(sekunder)
digunakan
media
internet
untuk
tersebut
memperlihatkan
hasil
statistika
yang
kualitas
dan
kelebihan
produk
sendiri
sediaan
obat.
Bagian-bagian
dibawah
Direktur
sebagai
tenaga
pelaksana meliputi:
a. Manager Teknik dan Pemeliharaan
Departemen
teknik
berfungsi
10
maintenance
yaitu
suatu
perawatan
yang
11
dan
menjaga
kelangsungan
hidup
perusahaan.
c. Perusahaan yang baik adalah yang selalu tumbuh, hal
ini dapat dicapai jika laba kotor selalu meningkat.
d. Peningkatan laba dicapai dengan antara lain melalui :
- Kenaikan harga/kenaikan unit.
- Kenaikan pangsa pasar dalam unit.
- Bertambahnya obat baru
- Dimatikan obat tua yang sudah tidak memberikan
keuntungan
4. Tanggung Jawab dan Peran R & D dalam Perusahaan
Farmasi
- Menunjang pengembangan produk untuk menguatkan
posisi perusahaan dalam pemasaran.
- Mengikuti perkembangan teknologi
dan
transfer
teknologi
- Bank data untuk pengetahuan teknis dan keilmuan.
- Memikirkan kemungkinan business baru.
12
5. Konstribusi R & D
Kontribusi atas pembuatan dan pemasaran suatu
produk :
a.
b.
c.
d.
e.
patennya,
dan
membayar/membeli
boleh
diproduksi
tanpa
Untuk
pengembangan
kemasannya
akan
dan
sampel
berkala.
Semua
pengawasan
13
Bagian/Departemen
Pengawasan
Mutu
(QC)
di
dan
evaluasi dokumentasi
produksi terdahulu.
3. Semua pengawasan selama proses dan pemeriksan
laboratorium terhadap suatu bets obat telah dilaksanakan
dan bets tersebut memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan sebelum didistribusikan.
4. Suatu bets obat memenuhi persyaratan mutunya selama
waktu peredaran yang telah ditetapkan.
Penjelasan tentang semua tahapan fungsi dalam
industry farmasi infus NaCl 0,9% akan dibahas pada
tahapan proses kerja dalam produksi infus NaCl 0,9%.
d. Production Manager / Manajer Produksi
Bertugas dalam produksi obat termasuk :
Memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai
prosedur
agar
memenuhi
persyaratan
mutu
yang
ditetapkan.
Memberikan
persetujuan
kerja
yang
terkait
dengan
pemeliharaan
bangunan
fasilitas
serta
sesuai
telah
bahwa
validasi
yang
14
berkesinambungan
bagi
personil
di
departemennya
produksi,
pemasaran,
pengadaan,
Pokok
PPIC
Merencanakan
dan
produksi
menghitung
kebutuhan
material
produksi
setiap
tahun
15
16
lisensi
Rancangan Formula
Master Formula
Nama Produk : Infus
Jumlah Produk: 1 botol @ 500 mL
No. Registrasi : DKL 1311101249 A1
Rancangan Formula
17
4,5 g
500 mL
pH sediaan = 7
Diproduksi Oleh:
PT. INFUS
Tgl
International For
Formulasi
The Health
16 Okt 2013
Nama
Kode Bahan
NC - 01
Tgl Produksi
Fungsi
Bahan
bahan
NaCl
Zat aktif
Air untuk
API - 03
Dosis
14 Nov 2013
4,5 g
495,5 mL
Pelarut
injeksi
Alasan Penambahan
1. Natrium Klorida
Komposisi Cairan Ekstrasel
Zat terlarut dalam cairan tubuh adalah elektrolit dan
non elektrolit. Kation-kation (Na, Ca, Mg, dan K) dan
anion-anion (Cl-, CO3-, SO4-, dan PO4-) adalah elektrolit
yang
mayor
hubungan
dari
osmotic,
mempertahankan
keseimbangan
saraf.
Ion-ion
Na,
Cl,
dan
bikarbonat
Cairan
intraseluler
yang
paling
tinggi
membantu
mepertahankan
volume
dan
adalah
dibawah
kontrol
homeostatic.
18
insufisiensi
adrenokortikal
atau
dengan
kehilangan
natrium
dan
terapi
Kebutuhan Ion Na
90% dari cairan ekstraseluler tubuh adalah Na.
Suatu larutan isotonik NaCl mengandung 0,9% NaCl. 1
liter dari larutan ini mengandung 154 mEq Na dan 154
mEq Cl. Konsentrasi plasma normal dari Na + adalah 135145 mEq per liter plasma. Injeksi Na 3% dan 5% dinilai
adalah untuk mengobati hiponatremia (secara abnormal
menurunkan tingkat Na darah), tetapi pemberian berlebih
dari Na dapat menyebabkan udem.
Penurunan konsentrasi Na serum akan mencegah
retensi air, sebaliknya peningkatan konsentrasi Na serum
19
tersebut
bertambahnya
diiringi
air.
dengan
Pengubahan
kehilangan
atau
konsentrasi
Na
dikompensasi
dengan
meningkatkan
tingkat
20
a.
0,9%
digunakan
untuk
pengganti
cairan
ekstraseluler
b.
c.
cairan
ekstraseluler,
maka
digunakan
konsentrasi
Pemberian
berlebihan
menyebaban
dengan
mikroorganisme
penghambatan
pertumbuhan
21
4,5 g
ad
500 mL
NaCl
Bobot Na+
Cara Kerja
Pengerjaan dilakukan pada ruang steril di area
lingkungan
R&D
skala
laboratorium
dilakukan
untuk
22
1.
2.
ditimbang
sesuai perhitungan.
3.
4.
pHnya
Botol
infus
kemudian
8.
dalam
stabilitas
dilakukan
untuk
menjamin
maupun
dalam
(accelerated test).
kondisi
suhu
yang
ditingkatkan
23
2.
Perubahan
kimia
yang
mikrobiologi,
24
Hangatkan
produk
yang
akan
diuji
sampai
dalam
waktu
10
menit
dihitung
dari
awal
pemberian.
Catat temperatur pada 1, 2, dan 3 jam sesudah penyuntikan.
Bila masing-masing kelinci tidak ada ynag temperaturnya
meningkat 0,6oC atau lebih dari temperatur control masingmasing, dan jika hasil penjumlahan kenaikan temperature
dari 3 kelinci tidak lebih dari 1,4 oC. Maka zat yang diuji
memenuhi persyaratan bebas pirogen.
Jika kelinci-kelinci menunjukkan kenaikan temperatur 0,6 oC
atau lebih atau hasil penjumlahan kenaikan temperature 3
kelinci lebih dari 1,4oC, ulangi dengan menggunakan 5
kelinci lain.
Jika tidak lebih dari 3 dari 8 kelinci, masing-masing
menunjukkan kenaikan temperature 0,6oC atau lebih dan
jumlah kenaikan temperature 8 kelinci tidak lebih dari 3,7 oC,
maka larutan memenuhi persyaratan bebas pirogen.
Selain itu uji yang penting selanjutnya adalah uji
sterilitas dari kontaminan mikroba, dapat diuji dengan cara
inokulasi langsung ke dalam media uji, uji tidak kurang dari
volume dari jumlah seperti yang tertera pada pemilihan
spesimen uji dan masa inkubasi.
Pengembangan untuk rancangan
formulasi
telah
dari
produk
ini
selanjutnya
mengarahkan
25
karena
jika
terakumulasi
dalam
tubuh
akan
dari
kopolimer
dari
ethylene
dan
propylene.
tekanan.
Daya
rentang
yang
tinggi,
dalam
sifat
yang
diinginkan
dapat
diperoleh.
propilen,
memperbaiki
pengolahan,
dan
sedikit
26
27
mutu
bahan
baku
dilakukan
untuk
28
29
itu
bagian
analisa
mengeluarkan
lembar
bahan baku.
karton,
aluminium
foil,
botol
dan
tutup
botol.
bagian PPIC
30
Goods)
Barang kembalian atau returned goods adalah semua
produk jadi (finished goods) yang telah keluar dari pabrik dan
dikembailikan lagi ke pabrik dengan alasan tertentu. Penyebab
terjadinya produk kembalian antara lain karena mendekati masa
kadaluarsa, kerusakan isi produk maupun kerusakan Error:
Reference source not foundkemasan, rekomendasi dari Balai
POM karena faktor mutu dan timbilnya efek samping yang
merugikan atau membahayakan konsumen. Distributor akan
menyampaikan
pemberitahuan
yang
berkaitan
dengan
Tickets
kembalian
dan
dikarantina
Goods
yang
Inspection
selanjutnya
Report.
akan
Produk
dilakukan
Control
bertanggung
jawab
juga
terhadap
31
persyaratan
umum
mengenai
hygiene
terhadap
kondisi-kondisi
32
6. Tangan
dan
kuku
tangan
harus
disikat
secara
dengan
memberikan
pelajaran
dan
Pengamatan
dan
pengewasan
harus
atau
operasional,
kotor
selama
karyawan
melakukan
bersangkutan
kegiatan
harus
33
gangguan
sakit
perut
terutama
atau
yang
pernafasan
ruang
steril
karena
hal
tersebut
akan
yang
digunakan
dalam
daerah
steril
34
Pakaian
Pelindung
1. Baju Kerja
2. Sepatu
3. Pelindung
rambut
4. Masker
5. Sarung
Tangan
secara maksimal
- Bebas bedak/serbuk
- Sterilkan sebelum digunakan, atau gunakan yang tersedia di
pasaran dalam kondisi steril
- Didesinfeksi secara berkala paling tidak setiap jam misalnya
dengan etilalkohol 70%
- Diganti segera bila rusak atau terkontaminasi
35
sekuat
mungkin
untuk
mengurangi
PAKAIAN
PARTIKEL
SERAT
A
1.000
10
B
5.000
25
C
10.000
50
D
15.000
75
- Serat adalah partikel yang panjangnya lebih besar
daripada
100
mikron
dimana
perbandingan
antara
36
sehingga
memperbaiki
kenyamanan
operator.
37
panas.
Seperangkat
pakaian
steril
dari
steril
melepaskan
sarung
tangan
dan
38
pakaian
dengan
urutan-urutan
yang
Pada
akhir
hari
kerja
sarung
tangan
Sterilisasi
Sarung
Tangan
Untuk
dalam
pencemaran
ruang
sejenis
ini,
steril.
Untuk
karyawan
menghindari
harus
menutupi
39
40
bahan
pengemas
berupa
karton
dapat
pandang
untuk
memudahkan
pelaksanaan
dari
luar
ruangan
untuk
mengurangi
41
dimana
salah
satu
ujungnya
dihubungkan
dan
pembasmi
hamaan/desinfeksi
disebut
pada
Protap
Pembersihan
Ruangan
diantaranya :
1. Frekuensi : setiap hari
Uraian tugas
42
5. Basahkan
dengan
lap
tong
sampah
dengan
isopropanol 70%
6. Bersihkan lantai dengan desinfektan A pada hari senin
sampai dengan kamis dan desinfektan B pada hari
jumat
2. Frekuensi : Setiap minggu (Hari jumat)
Uraian tugas
lap
jendela
kaca
dengan
isopropanol 70%
4. Basahkan dengan lap semua permukaan baja tahan
karat dengan isopropanol 70%
5. Bersihkan lantai dengan desinfektan B
6. Periksa sistem saluran pembuangan dan tuangkan
desinfektan C
3. Frekuensi : Setiap bulan (hari jumat minggu pertama)
Uraian tugas
43
-Daerah
steril,
daerah
pengolahan
lahan
dan
pengisian
aseptik
44
udara
diruang
bersih
dan
ruang
steril
45
menunjuk
perbedaan
tekanan
udara
diruang
udara
sedemikian
rupa
untuk
dapat
memisahkan
dibuka
dalam
waktu
yang
sama.Wadah
untuk
yang
telah
digunakan
hendaklah
disiapkan
steril.Ruang
ganti
pakaian
steril
hendaklah
atmosfer
terdiri
dari
nitrogen,
argon,
46
sediaan
Infus
menggunakan
HEPA filter
HEPA
filter
terdiri
dari
elemen
saringan
semakin
besar,
sehingga
kemampuan
Hitungan maksimum
tiap cm3
Bakteri
Kapang
8
5
10
3
2
5
Bakteria
UPK / m3
Kapang
UPK / m3
47
SP
SA
SP SA
25
10
5
50
10
2
50
500
100
25
2
10
2
1
10
100
25
10
<1
< 1 / ml
0 / ml
proses
aseptik
hendaklahdikeluarkan
48
filter
ini
tidak
digunakan
untuk
bersama
dengan
layer
dan
pencuci.
pada
dimasukkan
ke
spoit
werlock
potongan
asbes
dan
cairan
dengan
49
ini
secara
kimia,
menjadi
resistensi
50
a. Membuat
rencana
produksi
secara
global
dengan
yang
bertanggung
jawab
untuk
(purchasing
department).
Bagian
pembelian
51
rangka
bekerja
pengadaan
sama
bahan
dengan
baku,
Departemen
Departemen
Product
52
PPIC
dan
QA melakukan
pengecekan
awal
yang
dihasilkan
mempunyai
kualitas
yang
baik.
53
54
55
Administrasi Gudang
Area Karantina
Label
Memenuhi Syarat
Label Hijau
Label Merah
Area Penyimpanan
Area Reject
RETURN
Kartu stock
(administrasi dan
lapangan)
Permintaan Marketing
Laporan stock
bulanan dan stock
opname tahunan
Penjualan
56
ruangan
dalam
gudang
juga
dapat dilakukan
57
kembalian,
Pengeluaran
Penerimaan
barang,
Penyimpanan,
sejuk, Barang
kemasan, dll.
tepat.
Memeriksa pemeliharaan bangunan fasilitas serta peralatan
dibagian produksi
Memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan
dan
memastikan
berkesinambungan
bahwa
bagi
pelatihan
personil
awal
di
dan
departemennya
penggabungan
memasukkan
produk
bahan-bahan
dalam
dari
formula
masing-masing
wadah
hingga
untuk
58
Alat
Pemorses
Komponen
wadah
Lingkungan Bersih
Terkontrol
Campuran
Penyaringan
Daerah
Bersih
produk larutan
Pembersiha
n
Daerah
Aseptis
Pensterilan
Pengisian
Penyegelan
Pembersiha
n
Pengema
san
Penyimpan
an produk
Pensterilan
untuk
digunakan
diambil
dari
tempat
yang
bersih,
dan
sebaiknya
disterilkan
serta
59
60
dengan
deterjen
atau
desinfektan
dapat
61
62
dilakukan
dengan
air
murni
(purified
water),
63
64
posisi kerja.
2. Kelas B : Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptik,
kelas ini adalah lingkungan latar belakang untuk zona kelas
A.
3. Kelas C dan D : Area bersih untuk melakukan tahap
pembuatan produk steril dengan tingkat risiko lebih rendah.
Berikut ini adalah tabel Jumlah partikulat di udara untuk
masing-masing daerah di atas :
Non-operasional
Operasional
3
Jumlah maksimum partikel /m yang diperbolehkan
untuk kelas setara atau lebih tinggi dari
0,5 m
5m
0,5 m
5m
Kelas
A
3500
3500
3500
350.000
2000
350.000
2000
3.500.000
20.000
3.500.000
Tidak
ditetapkan
20.000
Tidak
ditetapkan
65
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
sebelumnya
yang
tertinggal.
Selanjutnya
ruangan
yang
memadai
pada
luas
permukaan
yang
maksimum.
Sinar ultra violet (UV), terutama digunakan untuk
menyinari permukaan tangki pemrosesan bagian dalam dan
permukaan
yang
terpapar,
permukaan
di
bawah
tutup,
66
Raw water
Sand
filter
Chlorinasi
Carbon
filter
Potable
Water
c. Grade III : Purified Water/Aquademineralisata
Fungsi : Cuci akhir container.
Pembuatan:
Saringan
mikro 3 m
Potable
Water
De-ionisasi
Saringan
mikro 1 m
UV Lamp
Purified
water
Saringan
mikro 0,2 m
Unit
destilasi
Water For
Injection
67
(Eur.
USP)
Pharmacopeia)
Pharm.)
25C
1.3 S/ cm
1.3 S/ cm
1.3 S/ cm
Heavy Metals
0.1 ppm
0.1 ppm
Nitrate
0.2 ppm
0.1 ppm
Carbon
Microbial Limit
< 10 cfu/ ml
< 10 cfu/ ml
Endotoxines
USP
Conductivity at
Total Organic
68
umum larutan
dalam botol
100-200 ml akan
69
mulai
dari
pencucian,
pensterilan,
sampai
de-
pyrogenasi.
Pencampuran Produk
Produk harus dicampur pada kondisi lingkungan tertentu.
Hal terpenting dalam proses pencampuran ini adalah ketelitian
dalam proses pencampuran. Perhatian khusus harus diberikan
untuk mencapai dan menjaga homogenitas larutan, dengan cara
menjaga suhu larutan.
Penyaringan Larutan
Larutan harus disaring. Tujuan utama proses penyaringan
adalah penjernihan atau sterilisasi larutan. Secara prinsip, kedua
tujuan ini berbeda. Penjernihan diberi istilah pengkilapan dan
larutan yang dikilapkan membutuhkan penghilangan partikelpartikel kecil sampai ukuran paling tidak 3 mikron. Sedangkan
sterilisasi dimaksudkan untuk menghilangkan partikel di bawah 3
mikron, termasuk menghilangkan mikroorganisme hidup atau
spora. Setelah penyaringan, larutan harus dilindungi dari
kontaminasi lingkungan sampai larutan tersebut tersegel dalam
wadah akhir. Untuk menjamin sterilisasi larutan yang akan difilling, dilakukan uji tes sterilisasi
70
Pengisian
Pengisian larutan steril, biasanya dilakukan secara
otomatis dengan mesin pengisi dan penyegelan. Mesin pengisi
harus didesain untuk dapat memberikan ketepatan volume.
Ketepatan volume dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, antara
lain kecepatan pengisian dan keseragaman ukuran infus bag.
Jika pada pembilasan akhir tidak digunakan air bebas pirogen,
hendaklah wadah dan komponen mesin yang akan bersentuhan
dengan produk atau bahan pengemas primer, dilewatkan melalui
proses depirogenesis yaitu pemanasan pada suhu 180 C selama
2 jam atau suhu 250 C selama jam atau pada kondisi
pemanasan lain yang telah divalidasi.
Penyegelan
Penyegelan infus bag yang telah diisi, biasanya dilakukan
segera setelah diisi dengan menggunakan mesin filling and
sealing otomatis dalam satu rangkaian.
Penyegelan
infus
Infus bag
Penimbangan
Pengukuran Volume
Pencucian
Pembuatan Larutan
Sterilisasi
Penyaringan
(Pengujian oleh QC II/ IPC)
Pengisian
71
Sterilisasi
(Pengujian oleh QC II/ IPC)
Pengemasan
sekunder
(kesesuain
design
dgn
kode
kemasan,
ukuran,
barcode, box kualitas
dimensi
Cek Kelengkapan Pengemasan
Quarantine
Distribusi
6. Quality Control 2 (QC 2)
Pengawasan Selama Proses Produksi (In Proses Control =
IPC)
IPC merupakan pemeriksaan dan pengujian yang dilembagakan
dan dilaksanakan selama proses pembutan obat, termasuk
pemeriksaan dan pengujian terhadap lingkungan dan peralatan.
Tujuannya adalah untuk mencegah terlanjur diproduksinya obat
yang tidak memenuhi spesifikasi.
Cara pengawasan:
1) Pengawasan dilakukan dengan cara mengambil contoh dan
mengadakan pemeriksaan dan pengujian terhadap produk
yang dihasilkan pada langkah-langkah tertentu dari proses
pengolahan
2) Pengawasan oleh bagian produksi: untuk menjamin bahwa
mesin dan peralatan produksi serta proses yang digunakan
72
Bagian QC
Labelling
Sampling
Periksa
Ditolak / diterima
Hasil (NHPB)
73
memberikan
hasil
yang
reproducible
dan
74
bahab
baku
pembanding
yang
sudah
75
pelaksanaan
validasi
proses
produksi
serta
mengikuti
prosedur
pengemasan
dan
76
77
apus,
umumnya
alcohol)
atau
hanya
aquademineralisata,
78
c) Kelebihan
jika
dilakukan
dengan
benar,
hasil
produk
yang
79
temperature
yang
ditimbulakan
akibat
dari
80
81
ada
factor
campuran
dalam
sediaan,
peralatan
tidak
Jika
menimbulkan
terlalu
cepat,
gelembung
gerakan
pada
memutar
bagian
dapat
permukaan.
82
83
aplikasi
wadah,
termasuk
wadah
makanan,
alat
pada
kotak
terhadap
waktu.
Kecepatan
atau
84
penyimpangan
dari
prosedur
yang
telah
85
tidak
dijual
atau
didistribusikan
sebelum
kepala
sistem
persetujuan
terhadap
perubahan yang
berkala
untuk verifikasi
adalah
bagian
dari
pemastian
mutu
yang
86
mencakup
Produksi
dan
Pengawasan
Mutu.
87
dari
suplier
yang
telah
disetujui
oleh
88
(inspeksi
diri)
dan
audit
external,
untuk
telah
disusun
untuk
memverifikasi
kepatuhan
perbaikan.
Pernyataan
dari
tindakan
yang
89
yang
bersangkutan,
dimonitor,
dan
yang
sudah
(validasi retrospektif).
Fasilitas,
sistem
dan
peralatan
yang
digunakan
proses
untuk
verifikasi
bahwa
fasilitas,
sistem,
prosedur
tertulis
yang
menjelaskan
pengambilan
90
akhir
hendaklah
diperiksa
selama
proses
kesesuaiannya
dengan
spesifikasi
dan
atas
catatan
pengolahan
bets
dan
catatan
pengemasan bets.
1. Catatan Pengolahan Bets
Catatan pengolahan bets harus tersedia untuk
tiap bets yang diolah. Dokumen ini dibuat berdasarkan
91
Metode
pembuatan
catatan ini
didesain
nomor
bets
yang
sedang
dibuat.
sebelumnya
atau
serta
peralatan
bersih
dan
sesuai
untuk penggunaannya.
Selama pengolahan, informasi sebagai berikut
dicatat pada saat tiap tindakan dilakukan dan setelah
catatan lengkap kemudian diberi
tanggal
dan
tahap
pengolahan;
c) nama personil yang bertanggung jawab untuk tiap
tahap proses;
d) paraf operator untuk berbagai langkah pengolahan
yang
yang
memeriksa
tiap
kegiatan
ini
(misalnya
penimbangan);
e) nomor bets dan/atau nomor kontrol analisis dan
jumlah nyata tiap bahan awal yang ditimbang atau
diukur (termasuk nomor bets dan jumlah bahan hasil
pemulihan
atau
ditambahkan);
hasil
pengolahan
ulang
yang
92
pengawasan
personil
selama-proses
dan
paraf
diperoleh;
i) jumlah hasil produk yang diperoleh dari tahap
pengolahan
penyimpangan
terhadap
Prosedur
Pengolahan Induk.
2. Catatan Pengemasan Bets
Catatan pengemasan bets tersedia untuk tiap
bets yang dikemas. Dokumen ini dibuat berdasarkan
bagian relevan dari Prosedur Pengemasan Induk yang
berlaku dan metode pembuatan catatan ini didesain
untuk menghindarkan kesalahan transkripsi. Catatan
mencantumkan nomor bets dan jumlah produk jadi yang
direncanakan akan diperoleh.
Sebelum suatu kegiatan pengemasan dimulai,
dilakukan pemeriksaan
yang
dicatat,
bahwa
peralatan
penggunaannya.
bersih
Selama
dan
pengemasan,
dan
tanggal
sesuai
untuk
informasi
tiap
tindakan
setelah
catatan lengkap
kemudian
dan
ditandatangani
dengan
93
persetujuan
dari
personil
yang
bertanggung
jawab
untuk
pemeriksaan
terhadap
identitas
dan
kegiatan
pengemasan
yang
dilakukan,
termasuk
spesimen
dari
uraiannya
dengan
tanda
tangan
diserahkan,
digunakan, dimusnahkan
atau
untuk
melakukan
rekonsiliasi
yang
memadai.
Catatan pengolahan bets dan catatan pengemasan
bets harus bisa dijamin bahwa nomor bets yang sama
tidak dipakai secara berulang.
94
jadi
untuk
terkait.
c. Keluhan
Tiap keluhan yang menyangkut kerusakan produk di
catat yang mencakup rincian mengenai asal-usul keluhan
dan diselidiki secara menyeluruh dan mendalam. Jika
produk pada satu best diduga rusak atau cacat maka
dilakukan periksaan pula pada bets lain, khususnya bets
yang mengandung hasil pengolaha ulang dari best yang
cacat harus diselidiki.
Setelah
melakukan
penyelidikan
dan
evaluasi
Report
merupakan
laporan
tentang
Deviation
berdasarkan
kemungkinan
95
and
Preventive
Action
merupakan
kualitas
untuk
mencegah
kemunculan
kualitas
produk
dan
keamanan,
(Annual
Product
Review)
adalah
laporan
96
97
yang
terdapat
di
dalam
limbah,
kemudian
kemudian
dijual
ke
pengumpul
rusak/kaduwarsa
sampah
serta
98
: max 7,5 Hz
Pemantauan
99
100
BAB III
PENUTUP
Produksi infus NaCl 0,9% haruslah sesuai dengan CPOB yang
terkini. Pelaksanaannya mulai dari tim marketing yang melakukakan
observasi, selanjutnya PPIC yang merencanakan strategi produksi yang
sebelumnya dilakukan penelitian dan pengembangan produk oleh bagian
R & D. slanjutnya semua pengujian mengenai kelayakan bahan baku
dilakukan QC 1. Selajutnya tahapan paling penting adalah bagian
produksi, bagaian yang sangat perlu pemantauan untuk meyakinkan
produk akhir infus harus sesuai dengan kualitas yang terbaik dang
persyaratan yang telah ditentukan.
101
DAFTAR PUSTAKA
1. Ansel, Howard C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Penerbit UI
Press : Jakarta. 1989.
2. Aulton, Michael. Pharmaceutical Practice. Oritic Livingston : London,
New York. 1990
3. Dirtjen POM. Cara Pembuatan Obat dengan Baik. Departemen
Kesehatan RI. Jakarta. 2006.
4. Dirtjen POM. Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik.
Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 2012.
5. Fatmawaty A. Farmasi Industri. Fakultas Farmasi UNHAS. Makassar.
2010.
6. Turco, Salvatore dan Robert E. Sterile Dosage Forms. Great Britain,
Henry Kimpton Publishers : London.1974.
7. The Department Of Health. British Pharmacopoeia. The Department Of
Health, Social Services And Public Safety. London. 2009
8. B. Braun OEM Division. Products, Project Management and Services
for the Healthcare Industry. B. Braun. 2010.
9. CDM Lavoisier. Lavoisier Sodium Chloride 0.9 %, Injectable Solution.
Paris. 2009.
102
LAMPIRAN
Pemeriksaan bahan baku NaCl
Natrium Klorida
Kadar
99,0 persen menjadi 100,5 persen (zat kering).
Pemerian
Putih atau hampir putih, bubuk kristal atau kristal berwarna atau putih atau
hampir putih mutiara.
Kelarutan
Bebas larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol anhidrat.
UJi
Jika zat ini dalam bentuk mutiara dihancurkan sebelum digunakan.
Larutan S
Larutkan 20,0 g dalam air karbon dioksida bebas R1 dibuat dari air suling
R1 dan encerkan sampai 100,0 ml dengan pelarut yang sama. Larutan ini
jernih dan tidak berwarna
Keasaman atau kebasaan
Untuk 20 ml larutan S tambahkan 0,1 ml Bromothymol biru larutan R1.
Tidak lebih dari 0,5 ml asam klorida 0,01 M atau natrium hidroksida 0,01
M diperlukan untuk mengubah warna indikator.
Bromida
Maksimum 100 ppm.
Untuk 0,5 ml larutan S add 4,0 ml air R1, 2,0 ml fenol larutan merah R2
dan 1,0 ml dari 0,1 g / l larutan chloramine R1 dan campuran segera.
Setelah tepat 2 menit, tambahkan 0,15 ml natrium tiosulfat 0,1M, dicampur
dan encerkan sampai 10,0 ml dengan air R1. absorbansi dari larutan
diukur pada 590 nm, menggunakan air R1 sebagai cairan kompensasi,
tidak lebih besar dari standar yang disiapkan pada waktu yang sama dan
dengan cara yang sama, menggunakan 5.0 ml dari 3.0 mg / l larutan
kalium bromida R1.
103
Ferrocyanides
Larutkan 2,0 g dalam 6 ml air R1. Tambahkan 0,5 ml campuran 5 ml dari
10 g / l larutan besi amonium sulfat R1 dalam 2,5 g / l larutan asam sulfat
R dan 95 ml dari 10 g / l larutan besi sulfat R1. ada warna biru
berkembang dalam 10 menit.
Iodida
Dilembabkan 5 g dengan penambahan tetes demi tetes dari campuran
baru disiapkan dari 0,15 ml natrium nitrit larutan R1, 2 ml asam sulfat 0,5
M, 25 ml iodida bebas pati larutan R1 dan 25 ml air R1. Setelah 5 menit,
memeriksa di siang hari. Campuran tidak menunjukkan warna biru.
Nitrit
Untuk 10 ml larutan S ditambah 10 ml air R1. absorbansi tidak lebih besar
dari 0,01 pada 354 nm.
Fosfat
Maksimum 25 ppm. Encerkan 2 ml larutan S sampai 100 ml dengan air
R1.
Sulfat
Maksimum 200 ppm. Encerkan 7,5 ml larutan S sampai 30 ml dengan air
suling R1.
Arsenik
Maksimum 1 ppm, ditentukan 5 ml larutan S.
Barium
Untuk 5 ml larutan S add 5 ml air suling R1 dan 2 ml asam sulfat encer
R1. Setelah 2 jam, setiap opalescence dalam larutan tidak lebih intens
dari itu dalam campuran 5 ml larutan S dan 7 ml air suling R1.
Besi
Maksimum 2 ppm, ditentukan solusi S. Siapkan standar menggunakan
campuran 4 ml larutan standar besi (Fe 1 ppm) R1 dan 6 ml air R1.
104
atau
peritoneal
dialisis
solusi.
endotoxin
bakteri.
UJI
Larutkan 50,0 mg dalam air R1 dan encerkan sampai 50 ml dengan
pelarut yang sama. Titrasi dengan perak nitrat 0,1 M menentukan titik
akhir perubahan potensiometri. 1 ml perak nitrat setara 0,1 M dengan
5,844 mg NaCl.
105
Penandaan
Label menyatakan:
yang mana berlaku, bahwa zat ini cocok untuk digunakan dalam
pembuatan bentuk sediaan parenteral
VALIDASI METODE ANALISIS
Tujuan validasi metode analisis adalah untuk menunjukkan bahwa metode
analisis sesuai tujuan
penggunaannya. Perlu dipertimbangkan tabel mengenai karakteristik yang
berlaku untuk
identifikasi, pengujian terhadap impuritas dan prosedur penetapan kadar.
Jenis Metode Analisis yang harus divalidasi
Validasi metode analisis umumnya dilakukan terhadap 4 jenis:
1. uji identifikasi;
2. uji kuantitatif kandungan impuritas (impurity);
3. uji batas impuritas; dan
4. uji kuantitatif zat aktif dalam sampel bahan aktif obat atau obat atau
komponen tertentu dalam obat.
Uraian singkat mengenai jenis uji metode analisis adalah sebagai berikut:
1. Uji identifikasi bertujuan untuk memastikan identitas analit dalam
sampel.
Uji
ini
biasanya
dilakukan
dengan
membandingkan
106
obat. Untuk obat, karakteristik validasi yang serupa juga berlaku untuk
penetapan kadar zat aktif atau komponen tertentu. Karakteristik
validasi yang sama juga dapat dilakukan untuk penetapan kadar yang
berkaitan dengan metode analisis lain (misal uji disolusi).
Tujuan prosedur analisis hendaklah jelas dan dimengerti karena hal ini
akan menentukan karakteristik validasi yang perlu dievaluasi. Karakteristik
validasi yang umumnya perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. akurasi;
2. presisi;
3. ripitabilitas;
4. intermediate precision;
5. spesivisitas;
6. batas deteksi;
7. batas kuantitasi;
8. linearitas; dan
9. rentang.
Validasi ulang mungkin diperlukan pada kondisi sebagai berikut:
1. perubahan sintesis bahan aktif obat;
2. perubahan komposisi produk jadi; dan
3. perubahan prosedur analisis.
Tingkat validasi ulang yang diperlukan tergantung pada sifat perubahan.
Perubahan tertentu lain mungkin juga memerlukan validasi ulang.
Pemeriksaan infus NaCl
Natrium Klorida Infusion intravena adalah larutan steril Natrium Klorida
dalam Air untuk Suntikan (WFI).
Infus intravena memenuhi persyaratan yang tercantum dalam preparsi
parenteral dan dengan persyaratan sebagai berikut.
Kandungan natrium klorida, NaCl
95,0-105,0% dari jumlah yang dinyatakan.
107
Identifikasi
Menghasilkan karakteristik reaksi dari garam natrium dan reaksi
Karakteristik klorida,
Endotoksin bakteri
Batas
konsentrasi
endotoksin
0,25
IU
per
ml.
Encerkan
infus
mengandung lebih dari 0,9% b/v Natrium Klorida dengan BET air
mengandung 0,9% b/v
UJI
Titrasi volume yang mengandung 0,2 g Natrium Klorida 0,1 M dengan
perak nitrat menggunakan VS larutan kromat kalium sebagai indikator.
Setiap ml 0,1 M perak nitrat VS setara dengan 5,844 mg NaCl.
Penandaan
liter.
Untuk solusi terkonsentrasi disediakan untuk preparasi Infus Natrium
Klorida intravena dengan pengenceran, label menyebutkan ' Natrium
diberikan.
Ketika Injeksi Natrium Klorida diperlukan sebagai pengencer Sediaan
parenteral dari Farmakope, Infus Natrium Klorida intravena (0,9% b/v)
harus digunakan.
108