Laporan Pendahuluan
Gangguan Sistem Reproduksi Carsinoma Serviks
di Ruang Perawatan Lontara IV (GSR)
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar
CI Institusi
CI Institusi
CI Lahan
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. DEFENISI
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai
akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal
di sekitarnya.
Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan istilah kanker leher rahim adalah
tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim, Perubahan untuk menjadi sel kanker
memakan waktu lama, sekitar 10 sampai 15 tahun.
Klasifikasi Menurut Figo 1978
Tingkat
Kriteria
Ia
Ib
Lesi invasif >5 mm dibagi atas lesi < 4 cm dan > 4 cm.
II
IIa
IIb
III
IIIa
IIIb
IV
IVa
IVb
B. ETIOLOGI
1. HPV (Human Papilloma Virus)
HPV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan terjadinya kutil pada daerah genital
(kondiloma akuminata), yang ditularkan melalui hubungan seksual. HPV sering diduga
sebagai penyebab terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim.
2. Merokok
Tembakau dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan mempengaruhi kemampuan
tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
4. Berganti-ganti pasangan seksual
5. Gangguan sistem kekebalan tubuh
6. Pemakaian pil KB
7. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Pada tingkat dini, kanker leher rahim seringkali tidak menunjukan gejala atau tanda yang
khas. Sehingga sukar dikenali dengan cara biasa.
2. Keputihan, pendarahan sesudah senggama di curigai sebagai gejalanya. Walaupun tidak
selalu, hal tersebut juga merupakan gejala pada polip leher rahim atau radang leher rahim.
3. Gejala kanker leher rahim pada tingkat lanjut seringkali menunjukkan hal-hal sebagai
berikut :
a. Haid tidak normal
b. Pendarahan tidak pada masa haid
c. Pendarahan pada masa monopouse
d. Keputihan atau keluar cairan encer putih kekunigan terkadang bercampur darah
e. Pendarahan vagina setelah hubungan seksual
f. Sakit panggul
g. Rasa sakit selama hubungan seksual
h. Perdarahan abnormal antara periode menstruasi
i. Peningkatan frekuensi urin ketika gejala awal kanker serviks dicurigai, Pap smear
adalah teknik penyaringan yang terbaik saat ini tersedia untuk mengevaluasi sel-sel di
mulut leher rahim. Pap smear adalah suatu tes untuk gejala awal kanker serviks seperti
kanker atau pra-sel kanker leher rahim.
D. PATOFISIOLOGI
Karsinoma
intraepitel,
serviks
adalah
perubahan
penyakit
neoplastik,
yang
berkembang
progresif,
menjadi
kanker
mulai
dengan
serviks
setelah
10 tahun atau lebih. Secara histopatologi lesi pre invasif biasanya berkembang
melalui
beberapa
karsinoma
melalui
stadium
insitu
dan
perubahan
displasia
akhirnya
intraepitel,
(ringan,
invasif.
tidak
Meskipun
semua
Bentuk
ringan
(displasia
ringan
sedang
dan
kanker
perubaha
berat)
invasif
ini
menjadi
berkembang
progres
menjadi
sedang)
mempunyai
angka
regresi
yang tinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS)
berkisar antara 1 7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma
insitu menjadi invasive 320 tahun. Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat,
diawali adanya perubahan displasia yang perlahan -lahan menjadi progresif. Displasia ini
dapat muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat
trauma
mekanik
keseimbangan
atau
kimiawi,
hormon.
tersebut
menjadi
serviks
dengan
Dalam
bentuk
infeksi
jangka
preinvasif
adanya
proses
virus
waktu
atau
berkembang
keganasan.
bakteri
dan
10
tahun
menjadi
invasif
Perluasan
lesi
di
gangguan
perkembangan
pada
stroma
serviks
dapat
menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks.
Lesi
dapat
akhirnya
serviks
meluas
dapat
dapat
ke
menginvasi
meluas
ke
forniks,
ke
arah
jaringan
rektum
segmen
pada
dan
atau
bawah
ser
viks,
vesika
uterus
parametria
urinaria.
dan
dan
Karsinoma
kavum
uterus.
Penyebaran kanker ditentukan oleh stadium dan ukuran tumor, jenis histologik
dan
ada
tidaknya
invasi
ke
pembuluh
pula
melalui
darah,
anemis
hipertensi
dan
adanya
demam.
Penyebaran
pembuluh
dapat
limfe
terkena
invasi,
metastase
kanker
limpatik
dapat
dan
menyebar
ke
hematogen.
Bila
pembuluh
getah
bening pada servikal dan parametria, kelenjar getah beni ng obtupator, iliaka
eksterna dan kelenjar getah bening hipogastrika. Dari sini tumor menyebar ke
kelenjar getah bening iliaka komunis dan pada aorta. Secara hematogen, tempat
penyebaran terutama adalah paru -paru, kelenjar getah bening mediastinum dan
supravesikuler, tulang, hepar, empedu, pankreas dan otak.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.Kelemahan, tidak
dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
2. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan
10-40 kali.
Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk
melakukan biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelianan
pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
3. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
4. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
5. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan
kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak
tampak kelainan-kelainan yang jelas
6. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui aktivitas pryvalekinase. Pada
pasien konservatif dapat diketahui peningkatan aktivitas enzim ini terutama pada daerah
epitelium serviks.
7. Radiologi
1. Pelvik limphangiografi, yang dapat menunjukkan adanya gangguan pada saluran pelvik
atau peroartik limfe
2.
Pemeriksaan
intravena
urografi,
yang
dila
kukan
pada
kanker
serviks
tahap lanjut, yang dapat menunjukkan adanya obstruksi pada ureter. Pemeriksaan
radiologi direkomendasikan untuk mengevaluasi kandung kemih dan rektum yang meliputi
sitoskopi, pielogram intravena (IVP), barium, dan sigmoidoskopi.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau scan, CT abdomen / pelvis digunakan untuk
menilai penyebaran lokal dari
8. Tesschiller
Tes
ini
serviks.
menggunakan
Pada
serviks
iodine
normal
solution
akan
yang
membentuk
diusapkan
bayangan
pada
permukaan
yang terjadi
pada
sel epitel serviks karena adanya glikogen. Sedangkan pada sel epitel serviks
yang
mengandung
kanker
akan
menunjukkan
warna
yang
KOMPLIKASI
Pada tahap yang lebih lanjut dapat terjadi komplikasi:
Fistula vesika vagina
Nausea
Muntah
Demam
G. PENATALAKSAAN
Terapi yang dilakukan :
1. Irradiasi
a. Dapat dipakai untuk semua stadium
b. Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
c. Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
Dosis
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
tidak
berubah
Komplikasi irradiasi
a. Kerentanan kandungan kencing
b. Diarrhea
c. Perdarahan rectal
d. Fistula vesico atau rectovaginalis
2. Operasi
a. Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II
b. Operasi Schauta, histerektomi vagina yang radikal
3. Kombinasi
Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya
vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran
dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran kesistem
limfe dan peredaran darah.
4. Cytostatika
Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5 % dari
karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten bila 8-10
minggu post terapi keadaan masih tetap sama.
Penatalaksanaan pada klien dengan karsinoma serviks dapat dilakukan dilakukan
berdasarkan klasifikasi yang dikemukakan oleh Figo tahun 1978 yaitu sebagai berikut :
Tingkat
Panatalaksanaan
0, Ia
- Biopsi kerucut
- Histerectomi transvaginal
Ib, IIa
IIb, III, IV
- Histerectomi transvaginal
IVa, IVb
- Radioterapi
- Radiasi paliatif, dan
- Kemoterapi
BAB II
TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
-
Aktivitas/ istirahat
Gejala
: Kelemahan dan keletihan, perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur
pada malam hari, adanya factor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas,
berkeringat malam, keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan. Pekerjaan atau profesi
dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi.
-
Sirkulasi
Gejala
Tanda
: Perubahan pada TD
Integritas Ego
Gejala
: Faktor stress (keungan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress
Eliminasi
Gejala
: perubahan pada pola defekasi, misalnya darah pada feses, nyeri pada defekasi,
perubahan pada eliminasi urinaria, misalnya nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih,
sering berkemih
Tanda
-
Makanan/cairan
Gejala
Neurosensori
Gejala
-
: Pusing
Nyeri/Ketidaknyamanan
Gejala
: Nyeri, atau derajat bervariasi mis, ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat
Pernapasan
Gejala
-
Keamanan
Gejala
Tanda
: Demam
Seksualitas
Gejala
Interaksi social
Gejala
Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala
: Riwayat kanker pada keluarga, mis, ibu atau bibi dengan kanker payudara, sisi
tepat.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan (anemia) berhubungan dengan perdarahan intraservikal
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan
nafsu makan
3. Nyeri berhubungan dengan proses desakan pada jaringan intra servikal
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5. Resiko tinggi terhdap gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan dalam
penampilan, penyakitnya
C. INTERVENSI
1. Gangguan perfusi jaringan (anemia) berhubungan dengan perdarahan intraservikal
tanda
kapiler,
vital,
warna
Rasional
kaji
kulit/
2. Observasi pendarahan
ekspensi
paru
dan
4. Awasi
pemeriksaan
misalnya hb/ht
resiko pendarahan.
Rasional
Mengidentifikasi
kekuatan
defisiensi
nutrisi
2. Timbang berat badan setiap hari
3. Dorong pasien untuk makan diet tinggi Kebutuhan jaringan metabolic diangkatkan
kalori kaya nutrient, dengan masukan begitu juga cairan (untuk menghilangkan
cairan adekuat
penting
dalam
mempertahankan
waktu
makanan
lebih
Rasional
1. Kaji skala nyeri dan intensitas (skala 0- Informasi memberikan data dasar untuk
10) dan tindakan penghilangan yang mengevaluasi
digunakan
2. Observasi tanda-tanda vital
kebutuhan/keefektifan
intervensi
Memberikan informasi tentang derajat /
keadekuatan perfusi jaringan dan membantu
reposisi
relaksasi
dan
membantu
punggung)
4. Ajarkan tehnik relaksasi
respon
individual
berbeda.
Mengurangi nyeri
Rasional
Membantu dalam menentukan intervensi
selanjutnya
klien
dalam
menyelesaikan
membatasi masalah
orang
terdekat
menemani klien
untuk Mendukung
mekanisme
koping
dan
menurunkan ansietas
4. Berikan info tentang apa/ tindakan yang Membantu mengurangi rasa cemas
akan dilakukan
5. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan Mengurangi rasa tegang dan menciptakan
tenang
kenyamanan
5. Resiko tinggi terhdap gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan dalam
penampilan, penyakitnya
Tujuan : Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi klien menjadi
stabil dengan criteria hasil
dengan
Rasional
pasien
memastikan masalah
klarifikasi
setiap
tentang penyakitnya
beberapa
pasien
fase
memerlukan
pengobatan,
dukungan
perlu
untuk
memulai
dan
bila
system
pendukung
terdekat terganggu
pasien/orang
D. DISCHARD PLANNING
PERENCANAAN PASIEN PULANG
1. Berikan penjelasan kepada klien atau kepada keluarga pasien secara verbal atau tulisan
tentang perawatan dan pengobatan
Rasional : pasien sering malas untuk minum obat
2. Anjurkan pasien untuk minum (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih
sehari).
Rasional : air dapat membersihkan ginjal dan membantu klien untuk berkemih
3. Beritahu pasien untuk segera buang air kecil, jika terasa ingin BAK dan mengosongkan
kandung kemih dengan efektif
Rasional : menahan air kencing dapat memungkinkan masuknya kuman dan dapat
membuat distensi kemih
4. Ajarkan pencegahan infeksi saluran kemih,kebersihan perineal yang bai, kebsersihan
yang baik untuk buang air kecil atau besar, hindari lingkungan atau lembab dan hindari
memegang air kemih atau kotoran tinja
Rasional : agar pasien dapat mengetahui Untuk menjaga kebersihan dan menghindari
bakteri yang membuat infeksi uretra
5. Buat jadwal untuk kontrol ulang kedokter dan kultur urin
Rasional : agar dapat mengetahui perkembangan penyakit
Mengompres menggunakan air hangat pada daerah dahi, aksila, dan perut
3. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pemasukan yang kurang, mual,
muntah/ pengeluaran yang berlebihan, diare, panas tubuh.
-
Apabila nyerinya datang (teknik pengalihan nyeri) klien bisa mendengarkan musik ,
nonton tv, baca buku
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn & Mary Frances Moorhouse. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi
Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien Ed. 2. EGC.
Jakarta.
Mansjoer, Arif dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Ed.3. Media Aesculapius FK UI.
Jakarta.
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson, 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit Ed. 6 Vol. 2. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Vol.2 Ed. 8. EGC. Jakarta
http://saktyairlangga.wordpress.com/2011/11/18/asuhan-keperawatan-kanker-serviks/