Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

BAGIAN KEPERAWATAN MATERNITAS

Laporan Pendahuluan
Gangguan Sistem Reproduksi Carsinoma Serviks
di Ruang Perawatan Lontara IV (GSR)
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar

HELMI BULKIS, S.Kep


11 3145 201 019

CI Institusi

CI Institusi

CI Lahan

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN (NERS)


STIKes MEGA REZKY MAKASSAR
2012

BAB I
TINJAUAN TEORI

A. DEFENISI
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai
akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal
di sekitarnya.
Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan istilah kanker leher rahim adalah
tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim, Perubahan untuk menjadi sel kanker
memakan waktu lama, sekitar 10 sampai 15 tahun.
Klasifikasi Menurut Figo 1978
Tingkat

Kriteria

Karsinoma insitu atau karsinoma intra epitel

Proses terbatas pada serviks (perluasan ke korpus uterus tidak


dinilai).

Ia

Karsinoma serviks preklinis hanya dapat didiagnosis secara


mikroskopik kedalamnya >3-5 mm dari epitel basal dan memanjang
tadak lebih dari 7 mm.

Ib

Lesi invasif >5 mm dibagi atas lesi < 4 cm dan > 4 cm.

II

Proses keganasan talah keluar dari seviks dan menjalar ke 2/3


bagian atas vagina dan atau ke parametrium tetapi tidak sampai
dinding panggul.

IIa

Penyebaran hanya kevagina, parmetrium masih bebas dari infiltrat


tumor.

IIb

Penyebaran keparametrium, uni atau bilateral tetapi belum sampai


dinding panggul.

III

Penyebaran sampai 1/3 destal vagina atau keparametrium sampai


dinding panggul.

IIIa

Penyebaran sampai 1/3 distal vagina, namuin tidak sampai


kedinding panggul.

IIIb

Penyebaran sampai dinding panggul, atau proses pada tingkat 1/II


tetapi sudah ada gangguan faal ginjal/hidronefrosis.

IV

Proses keganasan telah keluar dri panggul kecil dan melibatkan


mukosa rektum dan atau vesika urinaria (dibuktikan secara
histologi) tau telah bermetastasis keluar panggul atu ketempat yang
jauh.

IVa

Telah bermetastasis keorgan sekitarnya

IVb

Telah bermetastasis jauh.

B. ETIOLOGI
1. HPV (Human Papilloma Virus)
HPV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan terjadinya kutil pada daerah genital
(kondiloma akuminata), yang ditularkan melalui hubungan seksual. HPV sering diduga
sebagai penyebab terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim.
2. Merokok
Tembakau dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan mempengaruhi kemampuan
tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
4. Berganti-ganti pasangan seksual
5. Gangguan sistem kekebalan tubuh
6. Pemakaian pil KB
7. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Pada tingkat dini, kanker leher rahim seringkali tidak menunjukan gejala atau tanda yang
khas. Sehingga sukar dikenali dengan cara biasa.
2. Keputihan, pendarahan sesudah senggama di curigai sebagai gejalanya. Walaupun tidak
selalu, hal tersebut juga merupakan gejala pada polip leher rahim atau radang leher rahim.
3. Gejala kanker leher rahim pada tingkat lanjut seringkali menunjukkan hal-hal sebagai
berikut :
a. Haid tidak normal
b. Pendarahan tidak pada masa haid
c. Pendarahan pada masa monopouse

d. Keputihan atau keluar cairan encer putih kekunigan terkadang bercampur darah
e. Pendarahan vagina setelah hubungan seksual
f. Sakit panggul
g. Rasa sakit selama hubungan seksual
h. Perdarahan abnormal antara periode menstruasi
i. Peningkatan frekuensi urin ketika gejala awal kanker serviks dicurigai, Pap smear
adalah teknik penyaringan yang terbaik saat ini tersedia untuk mengevaluasi sel-sel di
mulut leher rahim. Pap smear adalah suatu tes untuk gejala awal kanker serviks seperti
kanker atau pra-sel kanker leher rahim.
D. PATOFISIOLOGI
Karsinoma
intraepitel,

serviks

adalah

perubahan

penyakit

neoplastik,

yang

berkembang

progresif,

menjadi

kanker

mulai

dengan

serviks

setelah

10 tahun atau lebih. Secara histopatologi lesi pre invasif biasanya berkembang
melalui

beberapa

karsinoma
melalui

stadium

insitu

dan

perubahan

displasia

akhirnya

intraepitel,

(ringan,

invasif.
tidak

Meskipun

semua

invasif. Lesi preinvasif akan mengalami


35%.

Bentuk

ringan

(displasia

ringan

sedang

dan

kanker

perubaha

berat)

invasif
ini

menjadi

berkembang

progres

menjadi

regresi secara spontan sebanyak 3


dan

sedang)

mempunyai

angka

regresi

yang tinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS)
berkisar antara 1 7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma
insitu menjadi invasive 320 tahun. Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat,
diawali adanya perubahan displasia yang perlahan -lahan menjadi progresif. Displasia ini
dapat muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat
trauma

mekanik

keseimbangan

atau

kimiawi,

hormon.

tersebut

menjadi

serviks

dengan

Dalam

bentuk

infeksi

jangka

preinvasif

adanya

proses

virus

waktu

atau

berkembang

keganasan.

bakteri

dan

10

tahun

menjadi

invasif

Perluasan

lesi

di

gangguan

perkembangan
pada

stroma

serviks

dapat

menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks.
Lesi

dapat

akhirnya
serviks

meluas

dapat
dapat

ke

menginvasi
meluas

ke

forniks,
ke
arah

jaringan

rektum
segmen

pada

dan

atau

bawah

ser

viks,

vesika
uterus

parametria

urinaria.
dan

dan

Karsinoma

kavum

uterus.

Penyebaran kanker ditentukan oleh stadium dan ukuran tumor, jenis histologik
dan

ada

tidaknya

invasi

ke

pembuluh

pula

melalui

darah,

anemis

hipertensi

dan

adanya

demam.
Penyebaran
pembuluh

dapat
limfe

terkena

invasi,

metastase
kanker

limpatik

dapat

dan

menyebar

ke

hematogen.

Bila

pembuluh

getah

bening pada servikal dan parametria, kelenjar getah beni ng obtupator, iliaka
eksterna dan kelenjar getah bening hipogastrika. Dari sini tumor menyebar ke
kelenjar getah bening iliaka komunis dan pada aorta. Secara hematogen, tempat
penyebaran terutama adalah paru -paru, kelenjar getah bening mediastinum dan
supravesikuler, tulang, hepar, empedu, pankreas dan otak.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.Kelemahan, tidak
dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
2. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan
10-40 kali.
Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk
melakukan biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelianan
pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
3. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
4. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
5. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan
kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak
tampak kelainan-kelainan yang jelas
6. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui aktivitas pryvalekinase. Pada

pasien konservatif dapat diketahui peningkatan aktivitas enzim ini terutama pada daerah
epitelium serviks.
7. Radiologi
1. Pelvik limphangiografi, yang dapat menunjukkan adanya gangguan pada saluran pelvik
atau peroartik limfe
2.

Pemeriksaan

intravena

urografi,

yang

dila

kukan

pada

kanker

serviks

tahap lanjut, yang dapat menunjukkan adanya obstruksi pada ureter. Pemeriksaan
radiologi direkomendasikan untuk mengevaluasi kandung kemih dan rektum yang meliputi
sitoskopi, pielogram intravena (IVP), barium, dan sigmoidoskopi.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau scan, CT abdomen / pelvis digunakan untuk
menilai penyebaran lokal dari

tumor dan / atau terkenanya nodus limpa regional

8. Tesschiller
Tes

ini

serviks.

menggunakan
Pada

serviks

iodine
normal

solution
akan

yang

membentuk

diusapkan
bayangan

pada

permukaan

yang terjadi

pada

sel epitel serviks karena adanya glikogen. Sedangkan pada sel epitel serviks
yang

mengandung

kanker

akan

menunjukkan

warna

yang

karena tidak ada glikogen.


F.

KOMPLIKASI
Pada tahap yang lebih lanjut dapat terjadi komplikasi:
Fistula vesika vagina
Nausea
Muntah
Demam
G. PENATALAKSAAN
Terapi yang dilakukan :
1. Irradiasi
a. Dapat dipakai untuk semua stadium
b. Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
c. Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
Dosis
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks

tidak

berubah

Komplikasi irradiasi
a. Kerentanan kandungan kencing
b. Diarrhea
c. Perdarahan rectal
d. Fistula vesico atau rectovaginalis
2. Operasi
a. Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II
b. Operasi Schauta, histerektomi vagina yang radikal
3. Kombinasi
Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya
vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran
dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran kesistem
limfe dan peredaran darah.
4. Cytostatika
Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5 % dari
karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten bila 8-10
minggu post terapi keadaan masih tetap sama.
Penatalaksanaan pada klien dengan karsinoma serviks dapat dilakukan dilakukan
berdasarkan klasifikasi yang dikemukakan oleh Figo tahun 1978 yaitu sebagai berikut :
Tingkat

Panatalaksanaan

0, Ia

- Biopsi kerucut
- Histerectomi transvaginal

Ib, IIa

- Histerectomi radikal dengan limfaadenoktomi panggul dan


evaluasi kelenjar limfe para aorta (bila terdapat metastasis
dilakukan radioterapi psca pembedahan).

IIb, III, IV

- Histerectomi transvaginal

IVa, IVb

- Radioterapi
- Radiasi paliatif, dan
- Kemoterapi

BAB II
TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
-

Aktivitas/ istirahat

Gejala

: Kelemahan dan keletihan, perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur

pada malam hari, adanya factor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas,
berkeringat malam, keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan. Pekerjaan atau profesi
dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi.
-

Sirkulasi

Gejala

: Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja

Tanda

: Perubahan pada TD

Integritas Ego

Gejala

: Faktor stress (keungan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress

(mis, merokok, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius / spiritual).


Masalah tentang perubahan penampilan misalnya : alopesia, menyangkal diagnosis,
perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna dan kehilangan control
Tanda
-

: Menyangkal, menarik diri, marah

Eliminasi

Gejala

: perubahan pada pola defekasi, misalnya darah pada feses, nyeri pada defekasi,

perubahan pada eliminasi urinaria, misalnya nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih,
sering berkemih
Tanda
-

: Perubahan pada bising usus, distensi abdomen

Makanan/cairan

Gejala

: Kebiasaan diet buruk (mis, rendah serat,tinggi lemak, bahan pengawet).

Anoreksia, mual/ muntah


Tanda
-

Neurosensori

Gejala
-

: Perubahan pada kelembaban/ turgor kulit, edema

: Pusing

Nyeri/Ketidaknyamanan

Gejala

: Nyeri, atau derajat bervariasi mis, ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat

(dihibingkan dengan proses penyakitnya)


-

Pernapasan

Gejala
-

: Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok).

Keamanan

Gejala

: Pemajanan pada kimia toksit, karsinogen, pemajanan matahari lama/ berlebihan

Tanda

: Demam

Seksualitas

Gejala

: Masalah seksual mis, dampak pada hubungan, perubahan, pada tingkat

kepuasan, aktivitas seksual dini.


-

Interaksi social

Gejala

: Ketidak adekuatan/kelemahan system pendukung, riwayat perkawinan,

(berkenaan dengan kepuasaan di rumah). Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran.


-

Penyuluhan/Pembelajaran

Gejala

: Riwayat kanker pada keluarga, mis, ibu atau bibi dengan kanker payudara, sisi

primer: penyakit primer ditemukan /didiagnosis


Pertimbangan Rencana pemulangan :

DRG menunjukkan lama dirawat Tergantung pada

system khusus yang terkena dan kebutuhan

terapeutik. Rujuk pada sumber-sumber yang

tepat.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan (anemia) berhubungan dengan perdarahan intraservikal
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan
nafsu makan
3. Nyeri berhubungan dengan proses desakan pada jaringan intra servikal
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5. Resiko tinggi terhdap gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan dalam
penampilan, penyakitnya

C. INTERVENSI
1. Gangguan perfusi jaringan (anemia) berhubungan dengan perdarahan intraservikal

Tujuan : Setelah diberikan perawatan selama diharapkan perfusi jaringan membaik


dengan kriteria hasil :
- Perdarahan intra servikal sudah berkurang
- Konjunctiva tidak pucat
- Mukosa bibir basah dan kemerahan
- Ektremitas hangat
- Hb 11-15 gr %
- Tanda vital :
TD:120-140/70-80 mm Hg, N:70-80 X/mnt, S:36-3 0C, R:18-24 X/mnt
Intervensi
1. Kaji

tanda

kapiler,

vital,

warna

Rasional
kaji

kulit/

pengisian Memberikan informasi tentang derajat /


membrane keadekuatan perfusi jaringan dan membantu

mukosa, dasar kuku.

menentukan kebutuhan intervensi

2. Observasi pendarahan

Memberikan informasi tentang derajat /


keadekuatan perfusi jaringan dan membantu
menentukan kebutuhan interven

3. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai Meningkatkan


toleransi

ekspensi

paru

dan

memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan


seluler. Catatan kontra indikasi bila ada
hipotensi.

4. Awasi

pemeriksaan

laboratorium Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan

misalnya hb/ht

pengobatan responterhadap terapi

5. Berikan SDM darah lengkap/packed, Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen,


produk darah sesuai indikasi . Awasi memperbaiki defisiensi untuk menurunkan
ketat komplikasi transfuse

resiko pendarahan.

2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan


nafsu makan
Tujuan : Setelah dilakukan perawatan kebutuhan nutrisi klien akan terpenuhi dengan
kriteria hasil :

- Tidak terjadi penurunan berat badan


- Porsi makan yang disediakan habis
- Keluhan mual dan muntah kurang
Intervensi
1. Pantau masukan makanan setiap hari

Rasional
Mengidentifikasi

kekuatan

defisiensi

nutrisi
2. Timbang berat badan setiap hari

Membantu dalam identifikasi malnutrisi


protein-kalori, khususnya bila berat badan.

3. Dorong pasien untuk makan diet tinggi Kebutuhan jaringan metabolic diangkatkan
kalori kaya nutrient, dengan masukan begitu juga cairan (untuk menghilangkan
cairan adekuat

produk sisa). Suplemen dapat memainkan


peran

penting

dalam

mempertahankan

masukan kalori dan protein adekuat


4. Ciptakan suasana makan malam yang Membuat

waktu

makanan

lebih

menyenangkan dorong pasien untuk menyenangkan yang dapat meningkatkan


berbagi makanan dengan keluarga dan masukan
teman

3. Nyeri berhubungan dengan proses desakan pada jaringan intra servikal


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan diharapka klien tahu cara-cara mengatasi nyeri yang
timbul akibat kanker yang dialami dengan kriteria hasil :
- Klien dapat menyebutkan cara-cara menguangi nyeri yang dirasakan
- Intensitas nyeri berkurangnya
- Ekpresi muka dan tubuh rileks
Intervensi

Rasional

1. Kaji skala nyeri dan intensitas (skala 0- Informasi memberikan data dasar untuk
10) dan tindakan penghilangan yang mengevaluasi
digunakan
2. Observasi tanda-tanda vital

kebutuhan/keefektifan

intervensi
Memberikan informasi tentang derajat /
keadekuatan perfusi jaringan dan membantu

menentukan kebutuhan intervensi


3. Berikan tindakan kenyamanan dasar Meningkatkan
(misalnya

reposisi

relaksasi

dan

membantu

gosokan memfokuskan kembali perhatian

punggung)
4. Ajarkan tehnik relaksasi

Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi


secara aktif dan meningkatkan rasa control.
Nyeri adalah komplikasi sering dari kanker,
meskipun

5. Berikan analgetic sesuai indikasi

respon

individual

berbeda.

Mengurangi nyeri

4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan


Tujuan : Klien akan mengatakan tidak cemas lagi dengan criteria hasil:
- Klien tampak rileks
- Klien mengetahui tindakan - tindakan yang harus dilalui klien
Intervensi
1. Kaji tingkat kecemasan klien

Rasional
Membantu dalam menentukan intervensi
selanjutnya

2. Anjurkan klien mengungkapkan dan Membantu

klien

dalam

menyelesaikan

mengekspresikan perasaan takut dan masalah dan memberi kesempatan untuk


cemas
3. Anjurkan

membatasi masalah
orang

terdekat

menemani klien

untuk Mendukung

mekanisme

koping

dan

menurunkan ansietas

4. Berikan info tentang apa/ tindakan yang Membantu mengurangi rasa cemas
akan dilakukan
5. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan Mengurangi rasa tegang dan menciptakan
tenang

kenyamanan

5. Resiko tinggi terhdap gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan dalam
penampilan, penyakitnya

Tujuan : Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi klien menjadi
stabil dengan criteria hasil

- Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya


- Klien mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat.
- Klien mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara konstruktif.
- Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri
Intervensi
1. Diskusikan

dengan

Rasional

pasien

terdekat Membantu dalam

memastikan masalah

bagaimana diagnosis dan pengobatan untuk memulai proses pecahan masalah


yang mempengaruhi kehidupan pribadi
pasien/ rumah dan aktivitas kerja.
2. Berikan dorongan pada klien untuk Dapat membantu menurunkan masalah yang
mengekpresikanbperasaan dan pikian mempengaruhi penerimaan pengobatan atau
tentang kondisi, kemajuan, prognose, merangsang kemajuan penyakit
sisem pendukung dan pengobatan
3. Berikan informasi yang dapat dipercaya Memvalidasi realita perasaan pasien dan
dan

klarifikasi

setiap

mispersepsi memberikan izin. Untuk tindakan apapun

tentang penyakitnya

perlu untuk mengatasi apa yang terjadi

4. Berikan dukungan emosi untuk pasien/ Meskipun

beberapa

pasien

orang terdekat selama tes diagnostik beradaptasi/menyesuaikan diri dengan efek


dan

fase

memerlukan

pengobatan,
dukungan

banyak kanker atau efek samping terapi


tambahan

selama periode ini.


5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain Mungkin

perlu

untuk

memulai

dan

yang terkait untuk tindakan konseling mempertahankan struktur psikososial positif


secara profesional.

bila

system

pendukung

terdekat terganggu

pasien/orang

D. DISCHARD PLANNING
PERENCANAAN PASIEN PULANG
1. Berikan penjelasan kepada klien atau kepada keluarga pasien secara verbal atau tulisan
tentang perawatan dan pengobatan
Rasional : pasien sering malas untuk minum obat
2. Anjurkan pasien untuk minum (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih
sehari).
Rasional : air dapat membersihkan ginjal dan membantu klien untuk berkemih
3. Beritahu pasien untuk segera buang air kecil, jika terasa ingin BAK dan mengosongkan
kandung kemih dengan efektif
Rasional : menahan air kencing dapat memungkinkan masuknya kuman dan dapat
membuat distensi kemih
4. Ajarkan pencegahan infeksi saluran kemih,kebersihan perineal yang bai, kebsersihan
yang baik untuk buang air kecil atau besar, hindari lingkungan atau lembab dan hindari
memegang air kemih atau kotoran tinja
Rasional : agar pasien dapat mengetahui Untuk menjaga kebersihan dan menghindari
bakteri yang membuat infeksi uretra
5. Buat jadwal untuk kontrol ulang kedokter dan kultur urin
Rasional : agar dapat mengetahui perkembangan penyakit

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi salmonella typhi.


-

Mengompres menggunakan air hangat pada daerah dahi, aksila, dan perut

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keharusan istirahat di tempat tidur/ tirah


baring.
-

Tempatkan barang-barang klien ditempat yang bisa / gampang diambil

Banyak-banyak isyirahat jangan beraktivitas terlalu banyak

3. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pemasukan yang kurang, mual,
muntah/ pengeluaran yang berlebihan, diare, panas tubuh.
-

Minum air yang banyak

4. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada usus halus.

Apabila nyerinya datang (teknik pengalihan nyeri) klien bisa mendengarkan musik ,
nonton tv, baca buku

Mengopres bagian perut

DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn & Mary Frances Moorhouse. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi
Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien Ed. 2. EGC.
Jakarta.
Mansjoer, Arif dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Ed.3. Media Aesculapius FK UI.
Jakarta.
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson, 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit Ed. 6 Vol. 2. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Vol.2 Ed. 8. EGC. Jakarta
http://saktyairlangga.wordpress.com/2011/11/18/asuhan-keperawatan-kanker-serviks/

Anda mungkin juga menyukai