PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka prnulis dapat mengidentifikasi
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah perusahaan telah menetapkan system Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang baik.
2. Apakah ada pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja karyawan dan
kepemimpinan terhadap kepuasan kerja.
3. Apakah Kepemimpinan mampu meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Keselamatan, Kesehatan Kerja yang
diterapkan PT. Suryamas Lestari Prima Medan.
mengetahui
pengaruh
Keselamatan,
kesehatan
Kerja
dan
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Untuk
menambah
wawasan
dan
pengetahuan
tentang
pengaruh
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Uraian Teoritis
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan
dan
kesehatan
kerja
merupakan
terwujudnya
pemeliharaan yang baik dan juga merupakan masalah penting dalam setiap
operasional perusahaan. Perusahaan memperhatikan hal ini untuk memberikan
kondisi kerja yang lebih aman dan lebih sehat serta menjadi lebih tanggung
jawab terutama bagi organisasi/perusahaan yang mempunyai tingkat
kecelakaan tinggi.
Para ahli
Jackson (1999:222)
tempat
kerja
dan
pekerja
dalam
melaksanakan
keselamatan kerja.
Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Undangundang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan
berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan
dipindahkan ketempat kerja baru, sesuain dengan sifat-sifat
pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan secara
berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai alat
pelindung diri dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. Undang-undang
No. 23 Tahun 1992, pasal 23 juga menekankan pentingnya
kesehatn kerjaagar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya , hingga
ini
mengatur
mengenai
segala
hal
yang
untuk
kesejahteraan
hidup
dan
untuk
meningkatkan
10
mesin-mesin
yang
peralatan-peralatan
dilengkapi
yang
lebih
alat
pengaman,
baik,
melakukan
pemeliharaan fasilitas-fasilitas secara baik dan menggunakan petunjukpetunjuk serta peralatan-peralatan keamanan.
2. Melakukan
kegiatan-kegiatan
pencegahan
kecelakaan
dengan
11
12
kondisi
kerja
yang
berkaitan
langsung
dengan
Kebersihan/kesehatan
Keamanan/keselamatan
Penerangan
Ventilasi AC
Warna
b. Hubungan Karyawan
Hubungan kerja didalam instansi tidak lepas dari keberadaan karyawan
sebagai individu atau kelompok. Kryawan sebagai individu memiliki latar
13
c. Pelayanan Konsumen
Pelayanan yang diberikan instansi kepada para karyawan merupakan salah
satu faktor yang sangat menentukan dan penting dalam pembentukan
lingkungan kerja yang baik dengan sangat mendukung sehingga karyawan
memperoleh kepuasan di dalam bekerja yang akan membuat mereka
bergairah, semangat dan bertanggung jawab serta berkemauan untuk
berperan serta aktif dalam pekerjaan.
14
15
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu hal yang muncul dalam suatu organisasi
yang sering kali identik dengan kharisma atau wibawa seseorang. Secara
umum kepemimpinan ini dipegang oleh seorang yang mempunyai kedudukan
tertinggi dalam struktur organisasi perusahaan (formal). Namun tidak jarang
dalam masyarakat terdapat juga seseorang yang menjadi pimpinan, walaupun
jabatan tersebut tersebut tidak diakui secara hukum (informal)
Masalah kepemimpinan telah muncul bersamaan dengan dimulainya
sejarah
manusia,
yaitu
sejak
manusia
menyadaripentingnya
hidup
merumuskan
pengertian
kepemimpinan
adalah
aktivitas
mempengaruhi orang lain agar mau diarahkan untuk mencapai tujuan yang
telah
ditetapkan.
Sedangkan
menurut
Ngalim
Purwanto
(1991:26)
lebih
kepemimpinan adalah
lengkapnya
Siagian
kemampuan dan
(2003:24)
mengemukakan,
17
18
19
20
21
efektif
keseluruhannya
dan
esesiensi,
dilaksanakan
maupun
dalam
bidang
upaya
konseptual
mempertahankan
yang
atau
kontroler
(pengendali)
pemimpin
melaksanakan
fungsi
motivasi,
mengendalikan
organisasi,
menjalin
hubungan
23
Siagian
(2003:173)
mengatakan
bahwa
untuk
menjalankan
24
pemimpin dan bawahan, dimana jika kerjasama yang baik tercipta, maka
kepuasan kerja karyawan dan tujuan perusahaan akan tecapai.
Menurut Timpe (2000:51) ada beberapa unsure kunci kepemimpinan
efektif antara lain :
a. Beritahu apa yang diharapkan mereka
Tidak hanya dari segi tanggung jawab pekerjaan, orang harus tau apa yang
diharapkan dari mereka tapi juga dari segi hasil yang diperoleh dari
kegiatan itu, mereka pun harus mengerti. Baik atasan maupun bawahan
harus mencapai persetujun bersama dalam lima hal, yaitu :
1. Pekerjaan atau kegiatan utama menjadi tanggung jawab karyawan.
2. Tempat pekerjaan dan mengapa ia menjadi penting.
3. Faktor-faktor yang dijadikan pertimbangan seperti biaya, jumlah
pelayanan kepada orang-orang lain dan lain-lain.
4. Bagaimana performa akan dinilai.
5. Hasil minimum atau standar performa spesifik yang harus dicapai
dalam bidang yang berhubungan dengan tanggung jawab.
b. Tetapkan dan pelihara performa yang tinggi
Jika harapan rendah,maka performa pun rendah serta timbul sikap masa
bodoh. Sedangkan jika harapan tinggi, maka performa akan tinggi. Ini
berarti seorang pemimpin menunjuk dengan tepat apa yang dikehendaki
dan mengkomunikasikan serta meminta tanggung jawab dari pelaksanaan.
c. Orang ingin tau dimana posisi mereka
Jika bawahan tau dimana posisinya mereka pun akan tau apa yang kurang
jika tidak mengenai sasaran. Ini akan membantu untk memperkuat sifat
25
pencapaian dari hasil kerja dan memberikan saran bagi atasan dan
bawahan untuk menegaskan kembali apa yang harus dikerjakan. Yang
terpenting memberitahu orang bahwa mereka telah melakukan pekerjaan
dengan baik.
d. Gunakan komunikasi dengan landasan yang lebar
Komunikasi dengan landasan lebar artinya komunikasi yang menyusup
keseluruh organisasi dan berpusat pada manajer. Pendekatan ini
menumbuhkan team dengan memajukan koordinasi lewat pengertian
tentang peran masing-masing. Peningkatan komunikasi antar bawahan
menciptakan perasaan menjadi penting dan bagian dari suatu kejadian.
e. Ciptakan iklim yang mendukung
Iklim yang mendukung mencakup perilaku pimpinan di bawah ini :
1. Memberikan kepercayaan kepada karyawan dengan memperkenalkan
dan menetapkan sasaran tanpa harus melaporkan terus menerus dan
bentuk pengendalian lain yang berlebihan.
2. Mengambil tindakan yang positif untuk membantu pengembangan
karyawan.
3. Memberikan kemungkinan sebab-sebab timbulnya masalah dan solusi
pemecahannya.
4. Melatih dan membantu karyawan menemukan jalan yang lebih baik
untuk melakukan pekerjaannya tanpa memproyeksikan citra atasan
yang baik.
5. Menyediakan sarana fisik yang dibutuhkan sesuai kemampuan.
26
27
3. Kepuasan Kerja
3.1. Pengertian Kepuasan Kerja
Dalam perkembangan sebuah perusahaan perhatian terhadap pekerja
mutlak dilakukan, dalam hal ini menjadikan perusahaan lebih produktif
mencapai sasaran yang diinginkan. Untuk itu sudah menjadi keharusan bagi
perusahaan untuk melakukan perbaikan untuk meningkatkan kepuasan kerja
karyawan dalam menjalankan aktivitasnya.
Adanya kepuasan kerja yang diharapkan karyawan tentunya kan
menjadi suatu ukuran dari pelaksanaan tugas yang akan menjadi suatu ukuran
dari pelaksanaan tugas yang akan dikerjakan. Sesuai dengan definisi kepuasan
kerja yang dikemukakan para ahli.
Menurut Handoko (2000:1930) adapun pengertia kepuasan kerja
adalah emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana
para karyawan memandang pekerjaan mereka.
Sedangkan menurut Hasibuan (2000:199) mengatakan pengertian dari
kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan atau mencintai
pekerjaan. Sikap ini dicerminkan oleh moral pekerja, kedisiplinan dan prestasi
kerja.
Sementara itu menurut Davis dalam bukunya Mangkunegara
(2000:117) mengatakan kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak
menyokong yang dialami karyawan dalam bekerja.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa suatu kepuasan
kerja merupakan rasa menyenangkan dan tidak meyenangkan yang dirasakan
oleh karyawan, secara langsug berpengaruh pada emosional dan tingkah laku
28
karyawan dalam bekerja , berupa prestasi kerja, disiplin kerja dan moral
pekerja. Disamping itu perhatian perusahaan dalam bidang pemuasan kerja
karyawam hendaknya lebih memprioritaskan pada masalah-masalah yang
langsung berhubungan baik secara individu maupun umum.
Menurut Heidjrachman dan Husnan (2000:184) ada beberapa bagian
yang perlu dipuaskan dengan bekerja antara lain :
1. Kebutuhan psikologi dasar.
2. Kebutuhan-kebutuhan sosial.
3. Kebutuhan-kebutuhan egoistic.
Maka dengan pemenuhan kebutuhan tersebut, keluhan dan keinginan
karyawan secara general dapat tertutupi, baik bagi karyawan itu sendiri.
Dalam hal ini mereka akan lebih giat bekerja, maupun bagi perusahaan
dimana akan dapat mencapai tingkat maksimal dalam mencapai sasaran
dan tujuan perusahaan.
Hasibuan
(2000:200)
adapun
29
faktor-faktor
yang
30
B. Kerangka Pemikiran
31
32
Karyawan
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan
Kepemimpinan
Kepuasan Kerja
C. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2005:51), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan
pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Objek dan waktu penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Suryamas Lestari Prima Medan yang berlokasi
di Jl. Batang Kuis Km 5,5 Desa Dalu X A No. 18 Medan.
2. Objek Penelitian
Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah Keselamtan, kesehatan
kerja dan Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja.
3. Waktu Penelitian
34
No Jenis Kegiatan
Jadwal Kegiatan
Nov 2014
Des
2014
Tahap proposal
Pembuatan
Pengolahan data
Konsep penulisan
Penulisan skripsi
Jan
2015
5.
Defenisi Operasional
35
Variabel
1
Keselamatan,
Variabel
Indikator
Keselamatan,
dan Faktor
Kesehatan Kerja
kesehatan
kerja Manusia/Pribadi,
(X1)
merupakan
fisiologis-fisikal,
psikologis
yang
disediakan
perusahaan.
fisik,
diakibatkan
lingkungan
dan kemampuan
kerja
oleh kurangnya
yang pengetahuan
dan
oleh ketrampilan/keahlian,
dan
stress
serta
Faktor
kerja/lingkungan,
antara
lain
tidak
cukupnya
kepemimpinan
dan
pengawasan,
perawatan
barang-
barang,
penyalahgunaan
standar kerja.
36
dan
Kepemimpinan
(X2)
Kepemimpinan
proses
adalah 1. Integritas
mempengaruhi 2. Optimisme
pada
dan
suatu
perubahan
melalui
proses 6. jujur
komunikasi
kearah 7. transparan
8. Berdedikasi
9. Cerdas
10. komunikasi yang
baik
Kepuasan Kerja
(Y)
emosional
menyenangkan
mencintai
yang 2. promosi
atau 3. Kondisi kerja
pekerjaan. 4. bonus
Sikap
ini
dicerminkan 6. Supervisi
oleh
moral
pekerja,
37
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2005:73) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Lebih lanjut dikatakan,
bahwa sampel adalah pemilihan wakil dari seluruh objek penelitian. Dalam
bahasan ini teknik sampling yang dipergunakan adalah probability sampling,
teknik ini dengan menggunakan metode Simple Random Sampling. Dikatakan
simpe (sederhana) karena pengambilan anggota populasi dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian
dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat diambil sampel secar acak
(random sampling) sebesar 10% dari seluruh jumlah populasi yaitu sebanyak
629 orang karyawan
38
Tabel III.2
Skala Likert
No Pertanyaan
Bobot
Sangat Setuju
39
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Y=a+b1X1+b2X2
Keterangan :
Konstanta (bila harga x1x2=0)
b : Koefisien Regresi Berganda
x1 : Keselamatan dan kesehatan kerja (Variable bebas x1)
x2 : Kepemimpinan (variabel bebas x2)
40
Koefisien Determinansi
Uji determinansi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program
K3 dan Kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan melalui
koefisien penentu berganda dengan rumus sebagai berikut :
D = r2 x 100%
Keterangan :
D = Diterminan
r2 = koefisien korelasi ganda
2. Uji-T (parsial)
Untuk mengetahui kebenaran pengujian hipotesis maka dilakukan uji
signifikan dengan rumus sebagai berikut :
t=
keterangan :
t
= nilai t-hitung
41
= jumlah sampel
3. Uji F (simultan)
Untuk tingkat signifikan antara varibel X1 dan X2 terhadap variabel Y
digunakan rumus sebagai berikut:
F =(
)(
Keterangan :
F = Tingkat signifikan
K = jumlah variabel independent
n
= jumlah sampel
4. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh K3 (X1) dan Kepemimpinan
(X2) terhadap kepuasan kerja (Y) digunakan koefisien determinasi
dengan rumus :
D = R2 x 100%
42
43
DAFTAR PUSTAKA
44
45
46