DISUSUN OLEH:
HANI TUASIKAL
22020113210018
A. PENGERTIAN
SOL (Space Occupying Lesion) merupakan generalisasi masalah
mengenai adanya lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak.
Terdapat beberapa penyebab yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti
kontusio serebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor intracranial. (Suzanne
dan Brenda G Bare. 1997: 2167).
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak / ganas
yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak. Tumor otak merupakan salah satu
tumor susunan saraf pusat, baik ganas maupun tidak. Tumor ganas disusunan
saraf pusat adalah semua proses neoplastik yang terdapat dalam intracranial atau
dalam kanalis spinalis, yang mempunyai sebagian atau seluruh sifat-sifat proses
ganas spesifik seperti yang berasal dari sel-selsaraf di meaningen otak, termasuk
juga tumor yang berasal dari sel penunjang (Neuroglia), sel epitel pembuluh darah
dan selaput otak. (Fransisca B Batticaca. 2008: 84).
Kranium merupakan tempat yang kaku dengan volume yang terfiksasi
maka lesi-lesi ini akan meningkatkan tekanan intracranial. Suatu lesi yang meluas
pertama kali dengan cara mengeluarkan cairan serebrospinal dari rongga cranium.
Akhirnya vena mengalami kompresi, dangan gangguan sirkulasi darah otak dan
cairan serebrospinal mulai timbul dan tekanan intracranial mulai naik. Kongesti
venosa menimbulkan peningkatan produksi dan penurunan absorpsi cairan
serebrospinal dan meningkatkan volume dan terjadi kembali hal-hal seperti diatas.
B. PATOFISIOLOGI/ PATHWAY
Idiopatik
Tumor otak
Penekanan jaringan otak
Invasi jaringan otak
Bertambahnya massa
Penyerapan cairan otak
Gang.Suplai
darah
Hipoksia
jaringan
Gang.Neurologis
fokal
Gang.Fungsi
otak
Gang.Perfusi
jaringan
Defisit
neurologis
Disorientasi
Aspirasi
sekresi
Obs.
Jalan
nafas
Dispnea
Henti nafas
Perubahan pola
nafas
Gang.Pertukaran
gas
Resti.Cidera
Cemas
Gang. Rasa
nyaman
Peningkatan TIK
Oedema
Hidrosefalus
Perubahan
proses pikir
Bradikardi progresif,
hipertensi sitemik,
gang.pernafasan
Ancaman
kematia
Bicara terganggu,
afasia
Gang.Komunikasi
verbal
Mual, muntah,
papileodema, pandangan
kabur, penurunan fungsi
pendengaran, nyeri
kepala
Hernialis ulkus
Menisefalon
tekanan
Gang.kesadaran
Sakit kepala
b)
Muntah
c)
Papiledema
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT Scan : Memberi informasi spesifik mengenal jumlah, ukuran, kepadatan,
jejas tumor, dan meluasnya edema serebral sekunder serta memberi informasi
tentang sistem vaskuler.
2. MRI : Membantu dalam mendeteksijejas yang kecil dan tumor didalam batang
otak dan daerah hiposisis, dimana tulang menggangu dalam gambaran yang
menggunakan CT Scan
3. Biopsi stereotaktik : Dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam dan
untuk memberi dasar pengobatan seta informasi prognosi.
4. Angiografi : Memberi gambaran pembuluh darah serebal dan letak tumor
5. Elektroensefalografi (EEG) : Mendeteksi gelombang otak abnormal
E. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret
akibat kelemahan reflek batuk. Jika ada obstruksi maka lakukan :
a) Chin lift / jaw trust
b) Suction / hisap
c) Guedel airway
d) Intubasi trakhea dengan leher ditahan (imobilisasi) pada posisi netral.
2. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan
yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi,
whezing, sonor, stidor/ ngorok, ekspansi dinding dada.
3. Circulation
Gejala : malaise
Tanda : Ataksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan involunter.
6) Sirkulasi
Gejala : adanya riwayat kardiopatologi, seperti endokarditis
Tanda : TD : meningkat
N : menurun (berhubungan dengan peningkatan TIK dan pengaruh pada
vasomotor).
7) Eliminasi
Gejala : Tanda : adanya inkonteninsia dan atau retensi.
8) Nutrisi
Gejala : kehilangan nafsu makan, disfagia (pada periode akut)
Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membran mukosa kering.
9) Hygiene
Gejala : Tanda : ketergantungan terhadap semua kebutuhan, perawatan diri (pada
periode akut).
10) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, parestesia, timbul kejang, gangguan penglihatan.
Tanda : penurunan status mental dan kesadaran. Kehilangan memori, sulit
dalam keputusan, afasia, mata : pupil unisokor (peningkatan TIK), nistagmus,
kejang umum lokal.
11) Nyeri / kenyamanan
Gejala : sakit kepala mungkin akan diperburuk oleh ketegangan, leher /
pungung kaku.
Tanda : tampak terus terjaga, menangis / mengeluh.
12) Pernapasan
Gejala : adanya riwayat infeksi sinus atau paru
Tujuan :
Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam nyeri hilang dengan kriteria
hasil :
a) Nyeri hilang
b) Pasien tenang
c) Tidak terjadi mual muntah
d) Pasien dapat beristirahat dengan tenang
Intervensi :
a) Memberikan lingkungan yang tenang
b) Meningkatkan tirah baring, bantu perawatan diri pasien
c) Meletakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin diatas mata
d) Mendukung pasien untuk menemukan posisi yang nyaman
e) Memrikan ROM aktif/pasif
f) Mengunakan pelembab yang agak hangat pada nyeri leher/punggung yang
tidak ada demam
g) Kolaborasi pemberian obat analgetik seperti asetaminofen, kodein sesuai
indikasi
Rasional :
a) Menurunkan reaksi terhadap stimulus dari luar dan meningkatkan istirahat
b) Menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeri
Rasional :
a) Menentukan
pemilihan
terhadapjenis
makanan
sehingga
pasien
ketergantungan (0 4)
c) Meletakkan pasien pada posisi tertentu, ubah posisi pasien secara teratur
dan buat sedikit perubahan posisi antara waktu
Rasional :
a) Mengidentifikasi
kemungkinan
kerusakan
secara
fungsional
dan
yang
didasarkan
atas
kombinasi
kemampuan/
DAFTAR PUSTAKA
Fransisca.2008. Asuhan
Keperawatan
pada
Klien
dengan