Anda di halaman 1dari 16

HEMATOKRIT (HCT)

Hematokrit adalah persentase volume seluruh SDM yang ada dalam darah yang diambil
dalam volume tertentu. Untuk tujuan ini, darah diambil dalam suatu volume yang telah
ditetapkan dan dipindahkan kedalam suatu tabung khusus berskala hematokrit. Untuk
pengukuran hematokrit ini darah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga harus diberi anti
koagulan. Setelah tabung tersebut diputar / sentripus dengan kecepatan dan waktu tertentu, maka
SDM akan mengendap. Dari skala Hematokrit yang tertulis di dinding tabung dapat dibaca
berapa besar bagian volume darah seluruhnya. Nilai hematokrit yang disepakati normal pada laki
laki dewasa sehat ialah 45% sedangkan untuk wanita dewasa adalah 41%. Nilai hematokrit
adalah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan % dari volume darah itu.
Biasanya nilai itu ditentukan dengan darah vena / kapiler.
Penurunan kadar hematokrit dapat terjadi pada beberapa kondisi tubuh, seperti anemia
kehilangan darah akut, leukemia, kehamilan,malnutrisi,gagal ginjal. Sedangkan peningkatan
kadar dapat terjadi pada beberapa kondisi : dehidrasi, diare berat, luka baker, pembedehan (Kee
JL,1997)
Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium dalam mendiagnosa
penyakit demam berdarah, dimana pada kasus tersebut terjadi penurunan kadar trombosit
(trombositopeumia) secara derastis sampai dibawah 100.00 / mm 3 yang diikuti dengan
peningkatan kadar hematokrit 20 % atau lebih yang menunjukkan terjadi perembesan plasma,
dianggap menjadi bukti definitive adanya peningkatan permiabelitas vaskuler. Pada kasus
tersebut kadar hematokrit dapat dipengaruhi baik pada pergantian volume tubuh secara dini atau
oleh perdarahan.

http://iccagagah.blogspot.com/2009/05/hematokrit.html

HOME
WEB
ABOUT
PRIVACY
SOCIAL
FAQ
CONTACT

HOME
NEWS
DOWNLOADS
ACTION
ARRIVAL
TREES
CONTACT
PRIVACY
ABOUT

Makalah ERITROSIT
4
11.52 | Makalah Analisis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fungsi utama dari sel-sel darah merah, yang juga dikenal sebagai eritrosit,
adalah mengangkut hemoglobin, dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-paru
ke jaringan. Selain mengangkut hemoglobin, sel-sel darah merah juga mempunyai
fungsi lain. Contohnya, ia mengandung banyak sekali karbonik anhidrase, yang
mengkatalisis reaksi antara karbon dioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan
reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat. Cepatnya reaksi ini membuat air dalam
darah bereaksi dengan banyak sekali karbon dioksida, dan dengan demikian
mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam bentuk ion bikarbonakt (HCO3-).
Hemoglobin yang terdapat sel dalam sel juga merupakan dapar asam-basa (seperti
juga pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah bertanggung jawab untuk
sebagian besar daya pendaparan seluruh darah. Sel darah merah normal, berbentuk
lempeng bikonkaf dengan diameter kirakira 7,8 mikrometer dan dengan ketebalan pada
bagian yang paling tebal 2,5 mikrometer dan pada bagian tengah 1 mikrometer atau

kurang. Volume rata-rata sel darah merah adalah 90 sampai 95 mikrometer kubik.
Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel berjalan melewati kapiler.
Sesungguhnya, sel darah merah merupakan suatu kantung yang dapat diubah
menjadi berbagai bentuk. Selanjutnya, karena sel normal mempunyai membran yang
sangat kuat untuk menampung banyak bahan material di dalamnya, maka perubahan
bentuk tadi tidak akan meregangkan membran secara hebat, dan sebagai akibatnya,
tidak akan memecahkan sel, seperti yang akan terjadi pada sel lainnya. Seperti telah
disebutkan sebelumnya bahwa fungsi terpenting sel darah merah adalah transpor O2
dan CO2 antara paru-paru dan jaringan. Suatu protein eritrosit, yaitu hemoglobin,
memainkan peranan penting pada kedua proses tersebut.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui cara menghitung eritrosit.


Untuk menghitung jumlah eritrosit dalam darah.

1.3 Rumusan Masalah


1.
2.
3.
4.
5.

Apa pengertian eritrosit?


Bagaimana cara pengambilan darah kapiler yang tepat ?
Bagaimana cara menghitung jumlah sel eritrosit ?
Mengetahui jumlah normal sel eritrosit !
Penyakit akibat kekurangan atau kelebihan jumlah sel eritrosit !

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Eritrosit


Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada
seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada
seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah.
Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM
dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena
dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin.
Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin.
Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin.
Hemoglobin mempunyai fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke
seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara
hemoglobin dengan oksigen.
2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin)
Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb.
4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2
Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah. Seperti
hitung leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual
dan elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu
menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung leukosit.
Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk
memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan Pengencer yang
digunakan adalah:
Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25 g,
aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat
dipergunakan karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux,
aglutinasi.
Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest
200 ml. Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.
Natrium

klorid 0.85 %

Harga Normal :
Dewasa laki-laki : 4.50 6.50 (x10 6/L)
Dewasa perempuan : 3.80 4.80 (x10 6/L)
Bayi

baru lahir : 4.30 6.30 (x10 6/L)

Anak

usia 1-3 tahun : 3.60 5.20 (x106/L)

Anak

usia 4-5 tahun : 3.70 5.70 (x106/L)

Anak

usia 6-10 tahun : 3.80 5.80 (x10 6/L)

Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di
dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin,
yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin
dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kirakira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang
dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan.

2.2 Penurunan eritrosit


kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma multipel,
cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi berlebihan.
GEJALA ANEMIA
Adapun gejala-gejala dari anemia adalah:
1.Lemah, lesu, pusing, mudah marah atau sulit konsentrasi.
2.Pucat terutama pada gusi dan kelopak mata atau bawah kuku.
3.Jantung berdebar nafas pendek.
4.Sariawan mulut atau lidah, bilur-bilur atau pendarahan tidak biasa.
5. Mati rasa atau kesemutan di daerah kaki.
6. Mual dan diare
Penyebab

Difesiensi besi adalah penyebab anemia paling umum. Defesiensi besi dapat
terjadidari pola makan sehari-hari yang rendah besi. Kurang protein, asam folat, vitamin
B12 dari makanan sehari-hari juga memungkinkan terjadinya anemia, mengingat
pentingnya unsure-unsur tersebut dalam pembentukan sel-sel darah merah. Anemia juga
bisa disebabkan hal-hal lain seperti pendarahan kecil tetapi terus menerus (slow bleeding)
seperti akibat wasir, tukak lambung, kanker lambung atau usus dan efek penggunaan
aspirin atau obat-obat nonsteroidal anti inflamasi terus menerus, menstruasi berat, penyakit
yang berhubungan dengan darah seperti leukemia dan infeksi (cacing, malaria). Pecandu
alcohol, perokok, pasien dengan penyakit saluran pencernaan (gastritis, celiac disease atau
crohns disease), vegetarian ekstrim, orang lanjut usia dan wanita hamil termasuk yang
beresiko defisiensi besi, akibat gizi buruk atau kurang gizi atau penyerapan gizi kurng baik.

Pengobatan untuk penderita anemia


Makanlah variasi makanan yang kaya besi, asam folat, dan B12 dari empat
kelompok makanan wajib (protein, karbohidrat, lemak, sayuran dan buah) seperti polongpolongan kering dan kacang-kacangan, hati, daging, telur, ikan, kerang-kerangan, buah
kering,
sayuran
hijau,
kelompok
buah
sitrus.
Jika anda sering mengalami menstruasi berat, seger konsultasikan dengan dokter karena
anda mempunyai risiko anemia. Bagi yang sedang hamil atau berencana untuk hamil,
tanyakan pada dokter tentang perlu tidaknya mengkonsumsi suplemen besi. Segera pergi
ke dokter jika anda melihat ada bercak darah pada fases atau urine anda. Mengkonsumsi
makanan yang kaya akan vitamin C ( asam askorbat) seperti jeruk, tomat, mangga dan lainlain, sebab asam askorbat dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
Pengobatan untuk penderita anemia defisiensi zat besi:
60 gram daun bayam merah direbus dengan air secukupnya. Selanjutnya ditambahkan

satu kuning telur ayam kampung. Ramuan tersebut dapat dimakan.


100 gram kacang hijau + 10 butir angco direbus/ditim + 30 gram kismis, direbus hingga
menjadi bubur cair, kemudian dimakan.
30 gram daun kacang panjang + 30 gram daun bayam duri + 25 gram lempuyang
wangi, dicuci dan diblender dengan 100 cc air, disaring, airnya diminum.
30-50 buah buni yang matang + 20 buah murbei + 20 gram kunyit, diblender dengan
menambahkan 100 cc air, tambahkan 1 sendok makan madu lalu dimakan.
2. 3 Peningkatan eritrosit
Peningkatan eritrosit dapat meyebabkan polisitemia era, hemokonsentrasi/dehidrasi,
hipertensi , penyakit kardiovaskuler.
Salah satu penyakit akibat peningkatan eritrost adalah hipertensi, hipertensi tidak

menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan
dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya
tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan darihidung, pusing,
wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
sakit kepala
kelelahan
mual
muntah

sesak

napas

gelisah
pandangan

menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,


mata, jantung dan ginjal.

a)

b)

c.

d.

e.

f.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang
memerlukan penanganan segera.
Keturunan
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara
yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah
tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih
tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah
tinggi.
Usia
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia
seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat
mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda
bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas
yang normal.
Garam
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan
cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi
ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
Kolesterol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda,
dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat
membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.
Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin. Untuk tips mengendalikan kolesterol,
silahkan lihat artikel berikut: kolesterol.
Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen
berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
Stres

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga tekanan
darah tinggi.
g. Rokok
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah
menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan
jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika
memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan
memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
h. Kafein
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman
cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
i. Alkohol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga
menyebabkan tekanan darah tinggi.
j.
Kurang Olahraga
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan
tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan
darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita
tekanan darah tinggi.

Mencegah dan Mengatasi Darah Tinggi


Untuk mencegah darah tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal
ataupun mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah tinggi,
maka saran praktis berikut ini dapat Anda lakukan:
Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan
darah tinggi sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung garam.
Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium,
magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.
Kurangi minum minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita tekanan darah
tinggi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan. Untuk pria yang
menderita hipertensi, jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml alkohol per hari
sedangkan wanita 15 ml per hari.
Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita
tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari
santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali
seminggu.

Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel,
melon, dan jeruk.
Jalankan terapi anti stres agar mengurangi stres dan Anda mampu mengendalikan emosi
Anda.
Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau
hipertensi.
Kendalikan kadar kolesterol Anda.
Kendalikan diabetes Anda.
Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan ke dokter jika Anda
menerima pengobatan untuk penyakit tertentu, untuk meminta obat yang tidak
meningkatkan tekanan darah.

BAB III
METODE KERJA
Prinsip :
Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar
hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu. Dengan mengkalikan terhadap
faktor perhitungan diperoleh jumlah eritrosit dalam satuan volume darah.

3.1 Alat dan bahan


a. Alat
1. Hemositometer, terdiri dari :
- Kamar/bilik hitung
- Kaca penutup
- Pipet eritrosit
- Karet penghisap dengan pipa kecil
2. Auto clik / lanset
3. Kertas saring/tissu
4. Mikroskop
b. Bahan
- Darah kapiler
c. reagen
- Alcohol
- Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.2
g,
aquadest 100 ml.

3.2 Cara Kerja


1. siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. mengambil dara kapiler
a. Mease jari tangan, yang bisa digunakan adalah 3 jari tengah karena ada
selaputnya.
b. Jari yang akan di tusuk di usap dengan alkohol 70%
c. Gunakan lancet yang steril.

d. Tusuk jari yang sudah di beri alkohol


e. Buang 3 tetesan pertama
f. Segera gunakan pemeriksaan karena mudah membeku
g. Usap jari dengan kapas pada bekas tusukan tadi.

3. mengisi pipet thoma


a. Isaplah darah kapiler sampai pada garis tanda 0,5 tepat.
b. Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
c. Masukkan ujung pipet kedalam larutan HAYEM sambil mempertahankan darah
tetap pada garis tan tadi. pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan
HAYEM dihisap perlahan-lahan sampai garis tanda 11 tepat. Hati-hati jangan
sampai terjadi gelembung udara.
d. Angkatlah pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan ujung jari kemudian
lepaskan karet penghisap.
e. Kocoklah pipet tadi selama 15-30 detik. jika tidak segera akan dihitung
letakkan pipet dalam posisi horizontal.

4. Mengisi kamar hitung


a. Letakkan kamar hitung yang telah benar-benar bersih dengan kaca penutup yang
terpasang mendatar di atas meja.
b. Kocoklah pipet yang berisi tadi selama 3 menit terus menerus (jangan sampai
ada cairan yang terbuang dari pipet saat mengocok)
c. Buang semua cairan yang ada pada batang kapiler pipet (3 4 tetes) dan
kemudian sentuhkan ujung pipet (sudut 30 derajat) dengan menyinggung
pinggir kaca penutup pada kamar hitung. Biarkan kamar hitung tersebut terisi
cairan perlahan-lahan dengan gaya kapilaritasnya sendiri.
d. Biarkan kamar hitung yang sudah terisi tersebut selama 2-3 menit agar
leukkosit-leukosit mengendap. jika tidak akan dihitung segera, simpan kamar
hitung tersebut dalam cawan peti tertutup yang berisi kapas basah.
5. Cara menghitung sel
a. Atur fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa objektif kecil (10 x),
kemudian lensa tersebut diganti dengan lensa objektif besar (40x),
b. Kamar hitung dengan bidang bergaris diletakkan di bawah objektif dan fokus
mikroskop diarahkan pada garis-garis bagi tersebut. Dengan sendirinya
leukosit-leukosit akan jelas terlihat.
c. Hitung semua eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari 16
bidang kecil (misalnya ; pada keempat sudut bidang besar di tambah dengan
satu bidang di bagian tengah). Cara dan ketentuan menghitung sel sama
dengan cara menghitung leukosit.Mulailah menghitung dari sudut kiri atas,
terus ke kanan, kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri dan
seterusnya. Kadang ada sel yang menyinggung garis suatu bidang, sel-sel
yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah di hitung.
Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis sebelah kanan dan bawah tidak
boleh dihitung.
6. Perhitungan
Pengenceran dalam pipet eritrosit adalah 200 kali. Luas tiap bidang kecil 1/400 mm
kuatdrat, tinggi kamar hitung 1/10 mm, sedangkan eritrosit yang dihitung dalam 5 x 16
bidang kamar kecil = 80 bidang kecil, yang jumlah luasnya 1/5 mm kuatdrat. Faktor
untuk mendapatkan jumlah eritrosit dalam ul darah menjadi 5 x 10 x 200 = 10.000.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari pengamatan diatas hasinya dapat dihitung sebagai berikut :
Kotak I
: 100
Kotak II
: 110
Kotak III
: 80
Kotak IV
: 87
Kotak V
: 90
+
467
N x 10.000
467 x 10.000 = 4.670.000/mm3

Jadi jumlah eritrosit dari pasien atas nama syahriani adalah 4.670.000/mm 3

4.2 Pembahasan
Menghitung jumlah eritrosit yang terkandung dalam darah memang bukan suatu hal
yang mudah karena sel-sel darah merah yang terkandung dalam darah berukuran sangat
kecil sehingga dibutuhkan seperangkat alat yang dinamakan dengan Haemocytometer
dengan bantuan mikroskop. Dalam proses penghitungan sel-sel darah merah dibutuhkan
juga ketelitian dan konsisten dalam cara menghitung. Penghitungan sel-sel darah merah
dihitung di dalam kamar hitung yang bersakala atau berukuran kecil dengan jumlah 40
buah. Contoh gambar sel-sel darah yang terkandung di dalam kamar hitung.
Namun pada saat dilakaukan percobaan bisa saja kita mendapatkan kesalahan,
yang mana akan sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan, oleh karena itu ketelitian sangat
diperlukan dalam praktikum ini.
Sumber kesalahan :
a. Jumlah darah/larutan Heyem yang diisap kedalam pipet tidak tepat.

b. Memakai pipet yang basah

c.

Berkurangnya darah dalam pipet pada waktu penghapusan darah yang melekat pada
bagian luar ujung pipet.
d. Terjadinya gelembung udara dalam pipet pada waktu menghisap darah/larutan
pengencer.
e. Adanya bekuan darah
f. Darah tidak homogen
g. Kamr hitung/kaca penutup kotor
h. Ada gelembung udara yang masuk pada waktu pengisian kamar hitung
i.
Letak kaca penutup tidak tepat
j.
Meja mikroskop tidak datar
k. Menghitung sel yang menyinggung garis batas tidak benar
l.
Kaca penutup bergeser karena tersebtuh oleh lensa mikroskop
m. Larutan pengencer kotor
n. Menghitung eritrosit tidak memakai lensa obyektif 40x sehingga kurang teliti.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah
pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada
seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah.
Pengenceran darah yang lazim dipakai untuk menghitung eritrosit ialah 20x
tetapi menurut keadaan (leukositas tinggi atau leucopenia) pengenceran itu dapat
diubah sesuai dengan keadaan itu.Pengaenceran dilakukan lebih tinggi pada
leukositas dan lebih rendah pada leocopenia.
Jadi jumlah eritrosit dari pasien atas nama syahriani adalah 4.670.000/mm 3

5.2 Kritik dan Saran


Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, untuk
itu kami mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Gandasoebrata.R. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta. 1967
http://belibis-a17.com/tag/kamar-hitung/.html
http://katahatimutiara.wordpress.com/2011/05/23/menghitung-jumlah-eritrosit-danleukosit/.html
http://kharismamerrin.blogspot.com/2011/05/antal-eritrosit.html
http://analislaboratoriumkesehatan.blogspot.com/2010/09/menghitung-sel-seldarah.html
http://aniamaharani.blogspot.com/2011/12/praktikum-darahmenghitung-eritrosit.html
http://hirokotuna.wordpress.com/2010/11/02/menghitung-umlah-leukosit/
http://fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratoriumhematologi/
K I R I M K A N I N I L E WAT E M A I L B L O G T H I S ! B E R B A G I K E T W I T T E R B E R B A G I K E FAC E B O O K

0 K O M E N T AR :
P O S K A N K O M E N T AR
J EM P OL NYA S OB AT
KONTRIBUTOR

susan sda

Mulki Muluc

POPULAR POSTS

Makalah ERITROSIT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi utama dari sel-sel darah merah, yang juga dikenal
sebagai eritrosit, adalah mengangkut ...

Laporan PRAKTIKUM BAKTERI


BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bakteri berasal dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria
), adalah kelompok terbanyak da...

Makalah BAKTERI
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Sel bakteri dan mikroorganisme lainnya diamati

dengan bantuan mikroskop. Terutama...

NILAI PERMANGANAT
1 dari 4 I.

DESKRIPSI

Maksud dan Tujuan ...

Makalah STRUKTUR BAKTERI


BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Bakteri merupakan organisme yang paling banyak
jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan m...

BLOG ARCHIVE

2012 (14)

Mei (1)

April (13)

PENGERTIAN SEL DAN TEORI MENGENAI SEL

Laporan PRAKTIKUM BAKTERI

Makalah STRUKTUR BAKTERI

Makalah BAKTERI

Makalah ERITROSIT

SOAL UJIAN ANALISIS AIR

PEMERIKSAAN OKSIGEN ( O2 ) DAN KEBUTUHAN BIOLOGI ...

NILAI PERMANGANAT

ALKALITAS

PRAKTIKUM V & VI

PRAKTIKUM II BAKTERI

PRAKTIKUM BAKTERI IV & V

PRAKTIKUM BAKTERI I

C ATEG OR I E S

Analisis Air (4)

KUMPULAN RESEP KUE (1)

Laporan Bakter 1 (5)

Makalah Analisis (3)

Tugas (1)
Diberdayakan oleh Blogger.

ABOUT BLOGFSYM.COM

RECENT POSTS
FOLLOWERS
RECENT COMMENTS
C o p y r i g h t 2 0 1 2 A N A L I S K E S E H ATAN . D e s i g n B y i g v e n l i k m a l z e m e l e r i |
Sponsored by Xrumer - .edu backlinks - i gvenlii

Anda mungkin juga menyukai

  • Referat Aki
    Referat Aki
    Dokumen21 halaman
    Referat Aki
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Mata Katarak Senil Imatur
    Lapsus Mata Katarak Senil Imatur
    Dokumen40 halaman
    Lapsus Mata Katarak Senil Imatur
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Pelayanan Kesehatan
    Pelayanan Kesehatan
    Dokumen16 halaman
    Pelayanan Kesehatan
    Uwi Ugik Wijayanti
    Belum ada peringkat
  • UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Ny Cover
    UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Ny Cover
    Dokumen1 halaman
    UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Ny Cover
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Ilmu Penyakit Mata
    Laporan Kasus Ilmu Penyakit Mata
    Dokumen28 halaman
    Laporan Kasus Ilmu Penyakit Mata
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Contoh FOME
    Contoh FOME
    Dokumen12 halaman
    Contoh FOME
    Dewi Purnamasari
    Belum ada peringkat
  • Kds Tifoid Saina Abas
    Kds Tifoid Saina Abas
    Dokumen41 halaman
    Kds Tifoid Saina Abas
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Ilmu Penyakit Mata
    Laporan Kasus Ilmu Penyakit Mata
    Dokumen28 halaman
    Laporan Kasus Ilmu Penyakit Mata
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Case Report
    Case Report
    Dokumen17 halaman
    Case Report
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Nikotin Kornea
    Nikotin Kornea
    Dokumen20 halaman
    Nikotin Kornea
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Referat Mata Cover
    Referat Mata Cover
    Dokumen1 halaman
    Referat Mata Cover
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Mata Udah
    Mata Udah
    Dokumen12 halaman
    Mata Udah
    Muhammad Fauzi
    Belum ada peringkat
  • Case Report
    Case Report
    Dokumen17 halaman
    Case Report
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • PR Sarafku
    PR Sarafku
    Dokumen20 halaman
    PR Sarafku
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Kds Cover
    Laporan Kasus Kds Cover
    Dokumen1 halaman
    Laporan Kasus Kds Cover
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Kasus Konjungtivitis
    Kasus Konjungtivitis
    Dokumen11 halaman
    Kasus Konjungtivitis
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Case Report
    Case Report
    Dokumen17 halaman
    Case Report
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • LAMPIRAN 9 Matrix Problem Priority
    LAMPIRAN 9 Matrix Problem Priority
    Dokumen2 halaman
    LAMPIRAN 9 Matrix Problem Priority
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Nikotin Kornea
    Nikotin Kornea
    Dokumen20 halaman
    Nikotin Kornea
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • DAKRIOADENTIS
    DAKRIOADENTIS
    Dokumen17 halaman
    DAKRIOADENTIS
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Kds Tifoid Saina Abas
    Kds Tifoid Saina Abas
    Dokumen41 halaman
    Kds Tifoid Saina Abas
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • DAKRIOADENTIS
    DAKRIOADENTIS
    Dokumen17 halaman
    DAKRIOADENTIS
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • DD NPH
    DD NPH
    Dokumen4 halaman
    DD NPH
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Referat Dakrioadenitis
    Referat Dakrioadenitis
    Dokumen14 halaman
    Referat Dakrioadenitis
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Saraf
    Lapsus Saraf
    Dokumen33 halaman
    Lapsus Saraf
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Radiologi Bno-Ivp PR
    Radiologi Bno-Ivp PR
    Dokumen14 halaman
    Radiologi Bno-Ivp PR
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Fraktur
    Fraktur
    Dokumen19 halaman
    Fraktur
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • FPA
    FPA
    Dokumen3 halaman
    FPA
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat
  • Lap - Sus.bblr-Pre Term-Distress Resp
    Lap - Sus.bblr-Pre Term-Distress Resp
    Dokumen45 halaman
    Lap - Sus.bblr-Pre Term-Distress Resp
    Luqman Hakim
    Belum ada peringkat
  • PR Fam
    PR Fam
    Dokumen3 halaman
    PR Fam
    Sheina Abbas Kalashnikov
    Belum ada peringkat