Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI OKSIGENASI
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di
gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh untuk mempertahankan
hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup
udara

dari

luar

yang

mengandung

Oksigen

(O2)

kedalam

tubuh

serta

menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi.


a. Pernafasan eksternal
1. Ventilasi pulmoner
Saat bernafas, udara bergantian masuk keluar parumelalui proses
ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan
alveolus. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jalan
nafas yang bersih, sistem saraf pusat dan sistem pernafasanyang utuh, rongga
toraks yang mampu mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta
komplians paru yang adekuat.
2. Pertukaran gas alveolar
Setelah oksigen memasuki alveolus, proses pernafasan berikutnya
adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adlah
pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi menuju
area berkonsentrasi rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan membran
kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta perbedaan tekanan
gas.

3. Transpor oksigen dan karbondioksida

Tahap ketiga dari pernafsan adalah transpor gas-gas pernafasan. Pada


proses ini, oksigen diangkut dari paru-paru menuju jaringan dan
karbondioksida diangkut dari jaringan menuju ke paru.
a) Transpor Oksigen
Proses ini berlangsung pada sistem jantung dan paru.
Normalnya, sebagian besar oksigen yaitu sebesar 97% berikatan lemah
dengan hemoglobin dan diangkut ke seluruh jaringan dalam bentuk
oksihemoglobin dan sisanya terlarut dalam plasma. Proses ini
dipengaruhi oleh ventilasi atau jumlah oksigen yang masuk ke paru
dan perfusi atau aliran darah ke paru dan jaringan. Kapasitas darah
yang membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah oksigen dalam
plasma, jumlah hemoglobin dan ikatan oksigen dengan hemoglobin.
b) Transpor karbondioksida
Karbon duioksida sebagai hasil dari metabolisme sel terus
menerus diproduksi dan diangkut menuju paru dengan 3 cara yaitu
sebagian besar karbondioksida yaitu sekitar 70% diangkut dalam sel
darah merah dalam bentuk bikarbonat, sebanyak 23% karbondioksida
berikatan dengan hemoglobin membentuk karbamiohemoglobin dan
sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma dan
dalam bentuk asam karbonat.
b. Pernafasan internal
Pernafasan internal mengacu pada proses metabolisme intrasel yang
berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakan oksigen dan menghasilkan
karbondioksida selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini
darah yang banyak mengandung oksigen di bawa keseluruh tubuh hingga
mencapai kapiler sistemik. Selanjutnya, pertukaran oksigen dan karbondioksida
antara kapiler sitemik dan jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini juga
melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.

c. Fisiologi Pernapasan
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan
sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan,
diafragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernapasan di otak.
Sebagian besar sel dalam tubuh memperoleh energi dari reaksi kimia yang
melibatkan oksigen dan pembuangan karbondioksida. Pertukaran gas pernapasan
terjadi antara udara di lingkungan dan darah. Bernafas adalah pergerakan udara
dari atmosfer ke sel tubuh dan pengeluaran CO 2 dari sel tubuh sampai ke luar
tubuh.
B. PENDEKATAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGEN (VENTILASI, DIFUSI, TRANSPORTASI DAN RESPIRASI
DALAM SEL).
Terdapat tiga langkah dalam proses oksigenasi:
1. Ventilasi
2. Perfusi
3. Difusi.
Supaya pertukaran gas dapat terjadi, organ, saraf, dan otot pernapasan harus utuh dan
sistem saraf pusat mampu mengatur siklus pernapasan.
Tiga langkah dalam proses oksigenasi:
1. Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru. Ventilasi paru
mencakup gerakan dasar atau kegiatan bernafas atau inspirasi dan ekspirasi. Udara
yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara intrapleura
dengan tekanan atmosfer, dimana pada saat inspirasi tekanan intrapleural lebih
negatif (752 mmHg) dari pada tekanan atmosfer (760 mmHg) sehingga udara akan
masuk ke alveoli.
Hukum Boyles :
a. Jika volume meningkat maka tekanan menurun
b. Jika volume menurun maka tekanan meningkat
Inspirasi bersifat aktif

Selama inspirasi terjadi kontraksi otot diafragma dan intercosta eksterna, hal ini akan
meningkatkan volume intrathorak menurunkan tekanan intratorak tekanan
intrapleural makin negatif paru berkembang tekanan intrapulmonary menjadi
makin negatif udara masuk paru.
Ekspirasi bersifat pasif
Selama ekspirasi terjadi relaksasi otot diafragma dan interkosta eksterna, hal ini akan
menurunkan volume intratorak meningkatkan tekanan intratorak tekanan
intrapleural makin positif paru mengempis tekanan intrapulmonal menjadi
makin positif udara keluar paru.
Kepatenan ventilasi tergantung pada faktor :
a. Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan
menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru.
b. Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan.
c. Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru
d. Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosta, internal
interkosta, otot abdominal.
2. Perfusi Paru
..........................Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk
dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir
dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru
bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran oksigen dan karbondioksida di
kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi
paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume darah yang besar
sehingga dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan volume atau
tekanan darah sistemik.
Adekuatnya pertukaran gas dalam paru dipengaruhi oleh keadaan ventilasi
dan perfusi.Pada orang dewasa sehat pada saat istirahat ventilasi alveolar (volume
tidal = V) sekitar 4,0 lt/menit, sedangkan aliran darah kapiler pulmonal (Q) sekitar
5,0 lt/menit, sehingga rasio ventilasi dan perfusi adalah :
a. Alveolar ventilasi (V) = 4,0 lt/mnt = 0,8

b. Aliran darah kapiler pulmonar(Q) 5,0 lt/mnt


........................Besarnya rasio ini menunjukkan adanya keseimbangan pertukaran gas.
Misalnya jika ada penurunan ventilasi karena sebab tertentu maka rasio V/Q akan
menurun sehingga darah yang mengalir ke alveolus kurang mendapatkan oksigen.
Demikian halnya dengan jika perfusi kapiler terganggu sedangkan ventilasinya
adekuat maka terjadi penigkatan V/Q sehingga daya angkut oksigen juga akan
rendah.
3. Difusi
Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area
konsentrasi rendah. Oksigen terus menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke
dalam aliran darah dan karbondioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam
alveoli. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membran kapiler.
Perbedaan tekanan pada area membran respirasi akan mempengaruhi proses difusi.
Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan
tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi
masuk dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45
mmHg sedangkan alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli.

Jenis jenis respirasi :


a) Pernapasan Eupnoe : Pernafasan normal dan tenang
Proses pernapasan normal terdiri dari :
1) IRV (Inspiration Reserve Volume)
Jumlah udara yang masuk paru pada pernapasan normal, kurang lebih
1500cc.
2) TV (Tidal Volume)
Jumlah udara yang keluar masuk paru pada pernafasan normal 500 cc.
3) ERV (Expiration Reserve Volume)
Jumlah udara yang keluar dari paru setelah ekspirasi 1000 cc
4) RV (Residual Volume)

Jumlah udara yang tertinggi dalam paru setelah ekspirasi maksimum


1200cc
b) Pernapasan Cheyne stokes
Pernafasan kadang-kadang apnoe, frekuensi pernafasan di bawah 20x/menit.
c) Pernafasan Biot : Pernafasan yang tidak teratur ritmenya dan kadang-kadang
diikuti apnoe
d) Pernafasan Kussmaul : Pernapasan yang kadang-kadang cepat dan lambat
sehingga frekuensi tidak teratur.
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OKSIGENASI
1. Faktor Fisiologi
a. Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti anemia : Hemoglobin membawa
97 % O2 yang telah berdifusi ke jaringan. Anemia adalah suatu kondisi dimana
diakibatkan oleh penurunan produksi hemoglobin, peningkatan kerusakan sel
darah merah dan atau akibat kehilangan darah. Anemia ditandai dengan kadar
hemoglobin dibawah normal.
b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi : Saat konsentrasi oksigen
menurun, maka kapasitas darah yang membawa oksigen akan menurun. Ini
dapat disebabkan oleh jalan nafas bagian bawah dan atas membatasi transpot
oksigen ke alveoli, serta penurunan kadar oksigen di udara.
c. Hipovolemia : merupakan suatu kondisi penurunan volume darah sirkulasi
yang diakibatkan kehilangan cairan ekstraselular yang terjadi pada kondisi
seperti syok dan dehidrasi berat, sehingga tekanan darah menurun
mengakibatkan transpor O2 terganggu
d. Meningkatnya metabolism : peningkatan aktifitas metabolism tubuh
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksige, seperti adanya infeksi, demam,
ibu hamil, luka dan aktifitas berat lainnya.
e. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada : setiap kondisi yang
menurunkan gerakan dinding dada akan mengakibatkan penirinan ventilasi.
Apabila diafragma tidak dapat sepenuhnya menurun seiring gerakan nafas,
maka volume udara ang di inspirasi akan menurun. Seperti pada kehamilan,

obersitas, musculus skeleton yang abnormal, penyakit kronik seperti TBC


paru.
2. Faktor Perkembangan
a.
b.
c.
d.

Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan


Bayi dan toodler : adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut
Anak usia sekolah dan remaja , resiko saluran pernafasan dan merokok
Dewasa muda dan pertenggahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress

e.

yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru


Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun

3. Faktor Prilaku
a. Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi
yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang
terlalu tinggi lemak menimbulkan arteriosklerosis.
b. Exercise (olahraga berlebih) : Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen
c. Merokok : nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
koroner
d. Substance abuse (alkohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi (Fe)
menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depesi
pusat pernafasan
4. Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat
5. Faktor Lingkungan
a. Tempat kerja (polusi)
b. Suhu lingkungan
c. Ketinggian tempat dari permukaan laut
6. Faktor Emosi
Percepatan frekuensi nadi merupakan suatu reaksi tubuh terhadap emosi
seperti takut, cemas dan marah.Menerangkan bahwa kerja jantung dipengaruhi oleh
impuls dari pusat yang lebih tinggi di otak dengan jalan hypotalamus yang
menstimulasi pusat cardiac (Penghambat dan pemacu jantung) di medulla otak.

Jaringan penggerak pusat tersebut membawa impuls ke para sympatis nerves dan
sympatis yang kemudian mengirim impuls ke jantung.
7. Faktor Kesehatan
Pada orang sehat, sistem cardio vaskuler sering mempengaruhi distribusi
oksigen dalam sel tubuh.Penyakit sistem pernafasan dapat menyebabkan hypoxemia,
karena hemoglobin membawa oksigen dan karbondioksida.
8. Faktor Latihan
Latihan fisik atau aktifitas meningkatnya pernafasan dan kebutuhan oksigen
dalam tubuh.Mekanisme yang mendasarinya tidak banyak diketahui. Walaupun
demikian hal ini menerangkan bahwa beberapa faktor yang terlibat didalamnya antara
lain kimiawi, neural dan perubahan.
9. Faktor Gaya hidup
Penting untuk mengkaji gaya hidup seseorang khususnya kebutuhan oksigen.
Data menunjukkan bahwa merokok dan penghisapan udara berpolusi dapat
memberikan indikasi atau gambaran keadaan paru seseorang.
D. PERUBAHAN FUNGSI PERNAFASAN
Perubahan fungsi pernafasan meliputi :
1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar

pernapasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena :


Kecemasan
Infeksi/sepsis
Keracunan obat-obatan
Ketidakseimbangan asam basa
Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada
(chest pain), menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinitus.

2. Hipoventilasi

Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi


penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup.Biasanya
terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru).
Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala,
penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdisritmia, ketidakseimbangan elektrolit,
kejang dan kardiak arrest

3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang
diinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia
a.
b.
c.
d.
e.
f.

dapat disebabkan oleh :


Menurunnya haemoglobin
Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung
Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti pada keracunan sianida
Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pada pnemonia
Menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok
Kerusakan/gangguan ventilasi
Tanda-tanda hipoksia antaralain : kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan
konsentrasi, nadi meningkat, pernapsan cepat dan dalam, sianosis, sesak napas
dan clubbing.

E. TRANSPORTASI O2 DAN CO2 DARI PEMBULUH DARAH KE DALAM


SEL
Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada
kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh,
serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan.
Pekerja-pekerja berat termasuk atlit lebih banyak membutuhkan oksigen
dibanding pekerja ringan. Demikian juga seseorang yang memiliki ukuran tubuh
lebih besar dengan sendirinya membutuhkan oksigen lebih banyak. Selanjutnya,
seseorang yang memiliki kebiasaan memakan lebih banyak daging akan
membutuhkan lebih banyak oksigen daripada seorang vegetarian.

Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari


(24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan
volume udara inspirasi dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat
konsentrasi oksigen udara inspirasi berkurang atau karena sebab lain, misalnya
konsentrasi hemoglobin darah berkurang.
Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang
menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna
darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh.
Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun
oleh senyawa hemin atau hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang
berupa protein.

Secara sederhana, pengikatan oksigen oleh hemoglobin dapat diperlihat-kan menurut


persamaan reaksi bolak-balik berikut ini :
Hb4 + O2 4 Hb O2oksihemoglobin)berwarna merah jernih
Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2, tekanan O2 (P O2), perbedaan
kadar O2 dalam jaringan, dan kadar O2 di udara. Proses difusi oksigen ke dalam
arteri demikian juga difusi CO2 dari arteri dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara
inspirasi.
Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg,
sedangkan tekanan O2 di lingkungan sekitar 160 mm Hg. Tekanan oksigen di
lingkungan lebih tinggi dari pada tekanan oksigen dalam alveolus paru-paru dan arteri

yang hanya 104 mm Hg. Oleh karena itu oksigen dapat masuk ke paru-paru secara
difusi.
Dari paru-paru, O2 akan mengalir lewat vena pulmonalis yang tekanan O2
nya 104 mm; menuju ke jantung. Dari jantung O2 mengalir lewat arteri sistemik yang
tekanan O2 nya 104 mm hg menuju ke jaringan tubuh yang tekanan O2 nya 0 - 40
mm hg. Di jaringan, O2 ini akan dipergunakan. Dari jaringan CO2 akan mengalir
lewat vena sistemik ke jantung. Tekanan CO2 di jaringan di atas 45 mm hg, lebih
tinggi dibandingkan vena sistemik yang hanya 45 mm Hg. Dari jantung, CO2
mengalir lewat arteri pulmonalis yang tekanan O2 nya sama yaitu 45 mm hg. Dari
arteri pulmonalis CO2 masuk ke paru-paru lalu dilepaskan ke udara bebas.
Berapa minimal darah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada
jaringan? Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100 mm Hg dapat
mengangkut 19 cc oksigen. Bila tekanan oksigen hanya 40 mm Hg maka hanya ada
sekitar 12 cc oksigen yang bertahan dalam darah vena. Dengan demikian kemampuan
hemoglobin untuk mengikat oksigen adalah 7 cc per 100 mm3 darah.
Pengangkutan sekitar 200 mm3 C02 keluar tubuh umumnya berlangsung
menurut reaksi kimia berikut:
1. 02 + H20 (karbonat anhidrase) H2CO3
Tiap liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga mempengaruhi pH
darah menjadi 4,5 karena terbentuknya asam karbonat.
Pengangkutan CO2 oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3 Cara yakni sebagai
berikut.Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat
dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh C
2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin
(23% dari seluruh CO2).
3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses
berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2). Reaksinya adalah sebagai
berikut.
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO-3

Gangguan terhadap pengangkutan CO2 dapat mengakibatkan munculnya gejala


asidosis karena turunnya kadar basa dalam darah. Hal tersebut dapat disebabkan
karena keadaan Pneumoni. Sebaliknya apabila terjadi akumulasi garam basa
dalam darah maka muncul gejala alkalosis.

F. TRANSPORTASI O2 DAN CO2 DARI DAN KE DALAM METOKONDRIA


Mitokondria, kondriosom (bahasa Inggris: chondriosome, mitochondrion,
plural:mitochondria) adalah organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel
makhluk hidup, selain fungsi selular lain, seperti metabolisme asam lemak,
biosintesis pirimidin, homeostasis kalsium, transduksi sinyal selular dan penghasil
energi berupa adenosina trifosfat pada lintasan katabolisme.
Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar
dan lapisan membran dalam.Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatanlipatan yang sering disebut dengan cristae.Di dalam Mitokondria terdapat 'ruangan'
yang disebut matriks, dimana beberapa mineral dapat ditemukan.Sel yang
mempunyai banyak Mitokondria dapat dijumpai di jantung, hati, dan otot.
Terdapat hipotesis bahwa mitokondria merupakan organel hasil evolusi dari
sel

-proteobacteria

prokariota

yang

ber-endosimbiosis

dengan

sel

eukariota.Hipotesis ini didukung oleh beberapa fakta antara lain, adanya DNA di
dalam mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas yang
terpisah dari sel inangnya, beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri, baik
ukuran maupun cara reproduksi dengan membelah diri, juga struktur DNA yang
berbentuk lingkaran.
Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda
dengan sistem genetik inti.Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip
dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel
eukariot.Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur
yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs
a. Struktur umum suatu mitokondrion

Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas


metabolisme tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak,
misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda
untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 m dan
panjang 0,5 1,0 m. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama,
yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang
terletak di bagian dalam membran.
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang
sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini
bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000
Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar
bakteri gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang
terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor
lipid ke matriks untuk menjalani -oksidasi menghasilkan asetil-KoA.
Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar
terdiri dari 20% lipid dan 80% protein.Membran ini merupakan tempat utama
pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan
banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista. Stuktur
krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga
meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam
mengandung protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP
sintase yang berfungsi membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta
protein transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks
melewati membran dalam.
Ruang antar membran yang terletak di antara membran luar dan
membran dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang
penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi
-oksidasi asam lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat materi
genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP,
fosfat inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium.

b. Fungsi mitokondria
Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang
menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan
berakhir di mitokondria ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh O2
menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga
puluh molekul ATP yang diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang
dioksidasi, sedangkan dalam proses glikolisis hanya dihasilkan dua molekul
ATP. Proses pembentukan energi atau dikenal sebagai fosforilasi oksidatif
terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan kompleks enzim
yang terdapat pada membran bagian dalam mitokondria. Proses pembentukan
ATP melibatkan proses transpor elektron dengan bantuan empat kompleks
enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks II
(suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q sitokrom C reduktase),
kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase
dan Adenine Nucleotide Translocator (ANT).
c. Siklus Hidup Mitokondria
Mitokondria

dapat

melakukan

replikasi

secara

mandiri

(self

replicating) seperti sel bakteri.Replikasi terjadi apabila mitokondria ini


menjadi terlalu besar sehingga melakukan pemecahan (fission).Pada awalnya
sebelum mitokondria bereplikasi, terlebih dahulu dilakukan replikasi DNA
mitokondria. Proses ini dimulai dari pembelahan pada bagian dalam yang
kemudian diikuti pembelahan pada bagian luar. Proses ini melibatkan
pengkerutan bagian dalam dan kemudian bagian luar membran seperti ada
yang menjepit mitokondria. Kemudian akan terjadi pemisahan dua bagian
mitokondria.

d. DNA mitokondria

Mitokondria memiliki DNA tersendiri, yang dikenal sebagai mtDNA


(Ing. mitochondrial DNA).MtDNA berpilin ganda, sirkular, dan tidak
terlindungi membran (prokariotik).Karena memiliki ciri seperti DNA bakteri,
berkembang teori yang cukup luas dianut, yang menyatakan bahwa
mitokondria dulunya merupakan makhluk hidup independen yang kemudian
bersimbiosis dengan organisme eukariotik.Teori ini dikenal dengan teori
endosimbion.Pada makhluk tingkat tinggi, DNA mitokondria yang diturunkan
kepada anaknya hanya berasal dari betinanya saja (mitokondria sel
telur).Mitokondria jantan tidak ikut masuk ke dalam sel telur karena letaknya
yang berada di ekor sperma.Ekor sperma tidak ikut masuk ke dalam sel telur
sehingga DNA mitokondria jantan tidak diturunkan.
G. MEKANISME REGULASI PERNAPASAN
Pengaturan pernapasan manusia dibagi menjadi 2 tempat, yaitu regulasi lokal
dan regulasi di pusat pernapasannya. Regulasi local akan diperankan oleh otot polos
bronkioli. Sedangkan regulasi di pusat (pusat napas) berada di batang otak, yaitu
tepatnya di medulla oblongata dan pons.Medulla oblongata merupakan pusat
pernapasan primer dimana ada 2 area yang mengatur respirasi.Pertama, dikenal
sebagai area dorsal respiratory group.Dorsal respiratory group atau sering disingkat
DRG, akan merangsang nervus inspirasi yang dalam hal ini ialah m. intercostalis
externus dan m. phrenicus untuk melakukan fungsinya dalam hal inspirasi saat
pernapasan tenang (quiet breathing). Kedua, disebut dengan Ventral Respiratory
Group.VRG ini sebagai pusat inspirasi dan ekspirasi.Tetapi yang lebih dominan
adalah sebagai pusat pengatur ekspirasi. Perlu diketahui bahwa proses ekspirasi
merupakan proses pasif karena tidak ada peran otot yang aktif. Hal ini berbeda
dengan proses inspirasi. Inspirasi merupakan proses aktif di mana ada otot inspirasi
yang aktif (kontraksi). Pons merupakan bagian dari batang otak yang akan
mempengaruhi kerja dari medulla oblongata tepatnya berada di daerah pneumotaksis
dan apnusti. Regulasi pernapasan ini melibatkan 3 komponen, yaitu :

a. irama inspirasi/ekspirasi yang bergantian


b. kekuatan ventilasi untuk memenuhi kebutuhan
c. modifikasi pernafasan untuk tujuan tertentu
1. Regulasi Lokal (Regulasi lokal pusat pernapasan)
Kontrol lokal digunakan untuk menyeimbangkan aliran udara (ventilasi) dan
aliran darah (perfusi). Ketika aliran darah lebih besar daripada aliran udara, maka
yang terjadi adanya peningkatan kadar CO2 setempat dan penurunan kadar O2
setempat
Untuk menaikkan kadar O2 setempat, maka otot polos saluran pernapasan
akan mengalami relaksasi. Sehingga terjadi dilatasi saluran pernapasan lokal. Perlu
kita ketahui bahwa R =P/Q di mana R merupakan resistensi pembuluh, P ialah
tekanan, dan Q adalah aliran darah. Sehingga, saluran napas yang mengalami dilatasi
(volume membesar), tekanan mengecil, akan terjadi penurunan resistensi saluran
napas. Penurunan resistensi ini akan menyebabkan banyaknya CO2 yang keluar dan
O2 yang masuk ke dalam alveolus.
Untuk menurunkan kadar CO2 setempat, maka otot polos arteriol paru lokal
akan mengalami kontraksi sehingga pembuluh darah lokal mengalami konstriksi
(volume mengecil), tekanan membesar, sebagai akibatnya ada peningkatan resistensi.
Maka, peningkatan resistensi ini akan mengakibatkan penurunan aliran darah
Pusat Pernapasan
a. Medulla Oblongata

DRG : mempengaruhi saraf inspirasi (berperan pada quiet breathing)

VRG : mempengaruhi saraf inspirasi dan ekspirasi (berperan pada saat


pernapasan kuat dan inaktif pada pernapasan tenang)

b. PONS

area pneumotaksik : membantu switch off inspirasi (mengatur lamanya


inspirasi)

area apnustik : mencegah switch off inspirasi (berlawanan fungsi kerja


dengan area pneumotaksik)

Anda mungkin juga menyukai