Anda di halaman 1dari 24

Anemia pada Kehamilan

Pada saat sedang hamil, seorang calon ibu sering mengalami anemia. Ketika ia
mengalami anemia, darah sang ibu tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat
untuk membawa oksigen ke jaringan.
Selama kehamilan, tubuh memproduksi lebih banyak darah untuk menopang
pertumbuhan bayi. Jika tidak mendapatkan cukup zat besi atau zat gizi lain tertentu,
tubuh mungkin tidak mampu menghasilkan jumlah sel darah merah yang dibutuhkan
untuk membuat tambahan darah.

Adalah normal bagi ibu hamil menderita anemia ringan dalam kehamilannya. Tapi
beberapa orang mungkin mengalami anemia yang lebih serius akibat dari rendahnya
kadar zat besi atau vitamin atau dari alasan lainnya.
Anemia dapat membuat sang ibu merasa lelah dan lemah. Jika anemia terjadi secara
signifikan dan tidak diobati, ia dapat meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti
kelahiran prematur.
Berikut akan dipaparkan mengenai apa yang perlu kita ketahui tentang penyebab,
gejala, dan pengobatan anemia selama kehamilan:

Jenis Anemia Selama Kehamilan

Beberapa jenis anemia dapat terjadi selama kehamilan, diantaranya adalah:

Anemia defisiensi zat besi


Anemia defisiensi folat
Anemia defisiensi Vitamin B12

Anemia defisiensi zat besi.


Anemia jenis ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk menghasilkan
hemoglobin dalam jumlah yang cukup. Hemoglobin merupakan salahsatu protein
dalam sel darah merah, dan ia membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Dalam anemia defisiensi zat besi, darah tidak dapat membawa oksigen yang cukup
untuk seluruh jaringan tubuh.
Kekurangan zat besi adalah penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan.

Anemia defisiensi folat.


Folat, biasa juga disebut asam folat, termasuk dalam kelompok vitamin B. Tubuh
membutuhkan folat untuk menghasilkan sel-sel baru, termasuk sel darah merah yang
sehat.
Selama kehamilan, wanita membutuhkan folat tambahan. Tapi kadang-kadang mereka
tidak mendapatkan cukup dari makanannya. Ketika itu terjadi, tubuh tidak dapat
membuat sel-sel darah merah yang normal yang cukup untuk mengangkut oksigen ke
seluruh jaringan tubuh.
Kekurangan folat bisa langsung berkontribusi terhadap beberapa jenis cacat lahir.

Anemia defisiensi vitamin B12.


Tubuh membutuhkan vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah yang sehat.
Ketika seorang wanita hamil tidak mendapatkan cukup vitamin B12 dari makanan,
tubuhnya tidak dapat memproduksi cukup sel darah merah yang sehat. Wanita yang

tidak mengkonsumsi daging, unggas, produk susu, dan telur memiliki risiko lebih besar
terkena kekurangan vitamin B12, yang dapat berkontribusi untuk cacat lahir.
Kehilangan darah selama dan setelah melahirkan juga dapat menyebabkan anemia.

Faktor Risiko Anemia pada Kehamilan


Semua wanita hamil beresiko untuk menderita anemia, karena mereka memerlukan
lebih banyak asam folat dan zat besi dari biasanya. Tapi risiko akan lebih tinggi dalam
situasi

berikut:

Hamil dengan lebih dari satu anak (kembar)


Dua kehamilan berdekatan
Muntah banyak karena morning sickness
Kehamilan remaja
Tidak makan cukup makanan yang kaya zat besi
Mengalami masa berat sebelum hamil (fisik dan psikis)

Gejala Anemia Selama Kehamilan


Gejala yang paling umum dari anemia selama kehamilan adalah:

Kulit, bibir, dan kuku pucat


Merasa lelah atau lemah
Pusing

Sesak napas
Detak jantung yang cepat
Sulit berkonsentrasi

Pada tahap awal, anemia mungkin tidak memiliki gejala yang jelas. Dan
banyak diantara gejala yang dirasakan sering terjadi di masa kehamilan.
Jadi, pastikan ibu hamil untuk mendapatkan tes darah rutin ketika
melakukan pemeriksaan kehamilan, agar anemia dapat terdeteksi sedini
mungkin.

Risiko Anemia pada Kehamilan


Anemia kekurangan zat besi yang parah atau tidak diobati selama kehamilan dapat
meningkatkan risiko:

Bayi prematur atau berat lahir rendah


Transfusi darah (jika kehilangan sejumlah besar darah selama persalinan)
Depresi pasca melahirkan

Defisiensi folat yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko:


Bayi prematur atau berat lahir rendah
Bayi dengan cacat lahir yang serius pada tulang belakang atau otak (neural tube
defects)

Yang tidak diobati kekurangan vitamin B12 juga dapat meningkatkan risiko melahirkan
bayi dengan cacat tabung saraf (neural tube defects).

Pemeriksaan untuk Anemia


Selama pemeriksaan kehamilan yang pertama, sang ibu akan mendapatkan
pemeriksaan darah yang dapat membantu dokter atau bidan memeriksa apakah ia
mengalami anemia atau tidak. Pemeriksaan darah biasanya meliputi:

Pemeriksaan Hemoglobin. Pemeriksaan ini bertujuan mengukur jumlah


hemoglobin - protein kaya zat besi dalam sel darah merah yang membawa
oksigen dari paru ke jaringan tubuh.
Pemeriksaan Hematokrit. Pemeriksaan ini mengukur persentase sel darah merah
dalam sampel darah.

Jika ibu hamil memiliki kadar hemoglobin atau hematokrit lebih rendah
dari tingkat normal, ia mungkin mengalami anemia kekurangan zat besi.
Dokter juga mungkin akan memeriksa tes darah lainnya untuk
menentukan apakah ia mengalami anemia karena kekurangan zat besi
atau penyebab lain.
Bahkan jika seorang ibu hamil tidak menderita anemia pada awal kehamilan, dokter
atau bidan kemungkinan besar akan tetap merekomendasikan untuk melakukan

pemeriksaan darah pada trimester kedua atau ketiga untuk mendeteksi anemia di tahap
kehamilan selanjutnya.

Pengobatan Anemia
Jika seorang ibu hamil mengalami anemia selama kehamilannya, ia mungkin perlu
untuk mulai mengonsumsi suplemen zat besi dan/atau suplemen asam folat di samping
vitamin prenatal lainnya. Dokter atau bidan mungkin juga akan menyarankan untuk
menambahkan lebih banyak makanan yang tinggi asam folat dan zat besi dalam
makanannya.

Selain itu, sang ibu akan diminta untuk kembali melakukan pemeriksaan darah setelah
jangka waktu tertentu sehingga dokter atau bidan dapat memeriksa bahwa hemoglobin
dan kadar hematokrit membaik.
Untuk mengobati kekurangan vitamin B12, dokter atau bidan mungkin menyarankan
agar

mengonsumsi

suplemen

vitamin

B12.

Dokter mungkin juga menyarankan untuk menyertakan makanan hewani lebih dalam
makanan, seperti:

Daging
Telur
Produk susu

Pencegahan Anemia pada Kehamilan


Untuk mencegah anemia selama kehamilan, pastikan wanita hamil mendapatkan cukup
zat besi. Makan makanan yang seimbang dan tambahkan lebih banyak makanan yang
tinggi

zat

besi

ke

dalam

Targetkan setidaknya tiga porsi sehari makanan kaya zat besi, seperti:

Daging merah, unggas, dan ikan


Sayuran berdaun hijau gelap (seperti bayam, brokoli, dan kale)
Sereal yang diperkaya zat besi dan biji-bijian
Kacang-kacangan, lentil, dan tahu
Kacang-kacangan dan biji-bijian
Telur

makanan.

Makanan yang tinggi vitamin C dapat membantu tubuh menyerap lebih banyak zat besi.
Makanan tersebut termasuk:
Buah dan jus jeruk
Stroberi
Kiwi
Tomat
Paprika
Cobalah makan makanan tersebut pada saat yang bersamaan ketika makan makanan
kaya zat besi. Misalnya, sang ibu bisa minum segelas jus jeruk dan mengonsumsi sereal
yang diperkaya zat besi untuk sarapan.
Selain itu, pilihlah makanan yang tinggi asam folat untuk membantu mencegah
defisiensi folat. Makanan kaya asam folat termasuk:

Sayuran berdaun hijau

Buah dan jus jeruk

Roti diperkaya dan sereal

Kacang kering

Ikuti petunjuk dokter atau bidan untuk mengonsumsi vitamin prenatal mana yang
mengandung jumlah yang cukup asam besi dan folat.

Vegetarian dan vegan harus berkonsultasi dengan dokter mereka tentang apakah
mereka harus mengambil suplemen vitamin B12 ketika mereka sedang hamil dan
menyusui.
http://www.info-kes.com/2013/04/anemia-pada-kehamilan.html

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)
Hari/tanggal

: 31 Mei 2011

Jam/waktu

: 08.00 WIB

Pokok Bahasan

: Gizi dalam kesehatan reproduksi

Sub Bahasan

: Gizi seimbang ibu hamil

Sasaran

: Ibu hamil

Penyuluhan

: Kelompok

Tempat

: Ruangan

1.

I.

Tujuan Instruksional Umum ( TIU )

Setelah mendapatkan penjelasan tentang gizi seimbang ibu hamil selama 10 menit, diharapkan
ibu dapat mengerti dan memahami tentang berbagai kebutuhan zat gizi pada ibu hamil.
1.

II.

Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )

Setelah mendapatkan penjelasan tentang gizi seimbang ibu hamil, diharapkan ibu mampu:
1.
2.
3.
4.

Menjelaskan pengertian gizi seimbang ibu hamil.


Menyebutkan kebutuhan zat gizi untuk ibu hamil
Menyebutkan manfaat gizi seimbang untuk ibu hamil.
Menyebutkan dampak kekurangan gizi pada ibu hamil

1.

III.
1.
2.
3.
4.

1.

1.

IV.

Garis-Garis Besar Materi


Pengertian gizi seimbang ibu hamil
Kebutuhan zat gizi untuk ibu hamil
Manfaat gizi seimbang untuk ibu hamil
Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil

Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

V.
1.
2.
3.
4.

Media dan Alat Peraga


Laptop
LCD
Leaflet
Flip Chart (lembar balik)

VI. Proses Kegiatan Penyuluhan


No Kegiatan
1. Pendahuluan
a.

Menyampaikan salam

b. Menjelaskan tujuan
c.

Respon

Kontrak waktu

Membalas salam

Waktu

d. Tes awal
Mendengarkan

2 menit

Memberi respon
2.

Inti

Mendengarkan dengan penuh

a.

Pengertian gizi seimbang ibu hamil perhatian

b.

Kebutuhan zat gizi untuk ibu hamil

c.

Manfaat gizi seimbang untuk ibu


hamil

d.

Dampak kekurangan gizi pada ibu

8 menit

hamil

3.

Penutup

Tanya jawab

Menanyakan yang belum jelas

Tes akhir

Aktif bersama menyimpulkan

Menyimpulkan hasil penyuluhan

Membalas salam

Memberi salam penutup

5
men
it

1. Materi
GIZI IBU HAMIL
1.

Apa yang dimaksud gizi seimbang pada ibu hamil?

Gizi seimbang bagi ibu hamil adalah keadaan keseimbangan antara zat gizi yang diperlukan oleh
ibu hamil untuk kesehatan ibu dan pertumbuhan dan perkembangan janinnya yang dapat
dipenuhi oleh asupan zat gizi dari aneka ragam makanan.
Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi daripada wanita yang tidak hamil,
karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya, bila makanan
ibu terbatas janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus,
lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok dan lain-lain.
Demikian pula, bila makanan ibu kurang, tumbuh kembang janin akan terganggu, terlebih bila
keadaan gizi ibu pada masa sebelum hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan
abortus, BBLR, bayi lahir prematur atau bahkan bayi lahir mati. Pada saat bersalin dapat
mengakibatkan persalinan lama, perdarahan, infeksi dan kesulitan lain yang mungkin
memerlukan pembedahan. Sebaliknya, makanan yang berlebihan dapat mengakibatkan kenaikan

BB yang berlebihan, bayi besar, dan dapat pula mengakibatkan terjadinya preeklampsi
(keracunan kehamilan). Bila makanan ibu kurang, kemudian diperbaiki setelah bayi lahir,
kekurangan yang dialami sewaktu dalam kandungan tidak dapat sepenuhnya diperbaiki.
2.

Kebutuhan zat gizi untuk ibu hamil

1)

ENERGI

Kebutuhan energi dihitung secara individu kemudian ditambah dengan tambahan energi untuk
ibu hamil sesuai dengan usia kehamilan
Penambahan energi:
-TRIMESTER I: 100 kal
-TRIMESTER II: 300 kal untuk pemekaran jaringan ibu (peningkatan volume darah,
pertumbuhan uterus dan payudara, penumpukan lemak)
-TRIMESTER III: 300 kal untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
2) PROTEIN
Ibu hamil minimal mengkonsumsi 17g protein/hari.
Pada

TI: 1g/kg BB/ protein

T2: 1,5g/kg BB/hari


T3: 2g/kg BB/hari
Total kebutuhan protein tidak lebih dari 15% kebutuhan energi.
Jenis protein dengan nilai biologi tinggi: daging, ikan, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan, bijibijian, susu, yogurt, dll.
3)

KARBOHIDRAT

v Sebaiknya dari kebutuhan energi


v 80.000 kalori selama masa kehamilan untuk bayi yg sehat
v 300kkal/hari selama 9 bulan.
v Sumber karbohidrat utama: beras, serealia, gandum, dll.
4)

LEMAK

dari kebutuhan energi atau 20% dari total energy. Omega 6 dan omega 3 harus lebih banyak
karena u/ perkembangan pusat susunan saraf termasuk sel otak.
Sumber omega 6: minyak kedelai, minyak jagung, minyak biji matahari, minyak biji kapas.
Sumber omega 3: minyak ikan laut (ikan salmon, lemuru, dan tuna), minyak kedelai, minyak
zaitun, minyak jagung.
5)

ZAT BESI

Kebutuhan zat besi pd saat kehamilan: 30mg/hari meningkat 200-300% buntuk plasenta & sel
darah. Zat besi Berasal dari makanan & suplementasi tablet Fe. Penyerapan Fe terganggu oleh
kopi, teh, kalsium, magnesium.bDefisiensi Fe lebih berpengaruh pada ibu. Akan menyebabkan
kekurangan Hb dalam darah yang diperlukan untuk membewa O2 kepada janin dan sel ibu hamil.
Distribusi Fe
*300mg besi ditransfer ke janin
*50-75mg untuk pembentukan plasenta
*450mg untuk menambah jumlah sel darah merah
*200mg hilang ketika melahirkan
3) ASAM FOLAT
Asam folat dibutuhkan untuk pembentukan sel baru, membantu
mengembangkan sel syaraf dan otak janin. Kebutuhannya 0,4 mg/hari
Sumber asam folat adalah hati, sayuran, hijau, jeruk orange, kembang kol,
kedelai/kacan-kacangaan lain, roti, gandum, serealia, dll.
4) KALSIUM
Dibutuhkan untuk pertumbuhan janin sekitar 250mg/hari dan untuk
persediaan si ibu.
Kebutuhan:
umur >25 tahun: 1200mg/hari

umur 25 tahun: 800mg/hari


Sumber utama: susu dan hasil olahannya, udang, sarden, dll .
5) YODIUM
Kebutuhan: 200mikrogram/hari
Kekurangan: janin hipotiroidisme, kretinisme, kerusakan syaraf.
Sumber utama: garam, makanan laut, air, sayur.
1. Manfaat gizi seimbang pada ibu hamil
a.

Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan

b. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri


c.

Supaya luka-luka persalinan lekas sembuh dalam nifas

2. Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya
1. Terhadap Ibu
menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, BB ibu
tdk bertambah secara normal, dan terkena infeksi.

2. Terhadap Persalinan
Mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature),
perdarahan setelah persalinan serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3. Terhadap Janin

Mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran,


abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia
intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

I.

Evaluasi
a. Mengajukan pertanyaan lisan
1)

Tes awal
a) Apa contoh zat nutrisi untuk ibu hamil ?
b) Apa dampak bila kekurangan zat gizi pada ibu hamil ?

2) Tes akhir
Mengajukan pertanyaan yang sama dengan tes awal.
b. Observasi
1) Respon/tingkah laku masyarakat saat diberikan pertanyaan, apakah
diam/menjawab (benar/salah)
2) Masyarakat antusias/tidak.
3) Masyarakat mengajukan pertanyaan/tidak.
http://friska11.wordpress.com/2011/09/03/sap-satuan-acara-penyuluhanpada-ibu-hamil/

SATUAN ACARA PENYULUHAN ANEMIA PADA IBU HAMIL


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
1.

Judul Penyuluhan :
ANEMIA PADA IBU HAMIL

2.

Identifikasi Masalah
Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun bukan penyakit, tetapi

seringkali menyebabkan komplikasi akibat berbagai perubahan fisiologik yang terjadi adalah
perubahan haemodinamik. Selain itu, darah yang terdiri atas cairan dan sel sel darah berpotensi

menyebabkan komplikasi perdarahan dan thrombosis jika terjadi ketidakseimbangan faktor


faktor prokoaguasi dan hemostasis. (Sarwono.2009)
Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi Hb sesuai dengan bertambahnya
usia kehamilan. Pada trimester pertama, konsentrasi Hb tampak menurun, kecuali pada
perempuan yang telah memiliki kadar Hb rendah (< 11,5 g/dl). Konsentrasi Hb paling rendah
didapatkan pada trimester kedua, yaitu pada usia kehamilan 30 minggu. Pada trimester ketiga
terjadi sedikit peningkatan Hb, kecuali pada perempuan yang sudah mempunyai kadar Hb yang
tinggi (> 14,5 g/dl) pada pemeriksaan pertama. (Sarwono.2009)
Sebagian besar perempuan mengalami anemia selama kehamilan, baik di Negara maju
maupun di Negara berkembang.
Anemia pada kehamilan merupakan masalah besar yang berdampak buruk terhadap
kehamilan/persalinan baik bagi ibu dan bayinya serta memerlukan penanganan yang hati-hati,
termasuk pemeriksaan untuk mencari penyebab.
Berdasarkan data yang dimiliki posyandu Menur di Desa Kalak Ijo, Guwosari Pajangan
Bantul, persentase insidensi ibu hamil dengan anemia tahun 2012 mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya yaitu sebesar 40% (persentase insidensi ibu hamil dengan anemia tahun 2011
sebanyak 30%, tahun 2010 sebanyak 20%). Data menunjukan bahwa ibu hamil yang mengalami
anemia di daerah tersebut rata rata adalah ibu hamil yang bekerja di luar rumah dan kondisi
sosial ekonominya cenderung tinggi. Letak geografis di daerah tersebut juga tergolong dekat
dengan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Bidan Praktik Swasta, Posyandu. Setelah
dilakukan survey, ternyata penyebab utamanya adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang
anemia pada kehamilan dan ibu hamil cenderung tidak memperdulikan pentingnya tablet fe yang
diberikan oleh bidan atau tenaga kesehatan karena ibu hamil di daerah tersebut menganggap
bahwa tablet fe hanya membuat merasa mual jika diminum dan anggapan tersebut telah menjadi
budaya pada ibu hamil di daerah tersebut.
3.

Pengantar

Hari/Tanggal

: Jumat, 18 Mei 2012

Waktu

: 09.00 WIB 09.20 WIB


(20 menit)

Tempat

: Aula TK Aisyiyah Bustanul Atfhal Kalak Ijo Guwosari Pajangan

Bantul, selaku tempat dilaksanakannya posyandu Menur.


Sasaran
4.
A.

: Ibu hamil di Dusun Kalak Ijo, Guwosari, Pajangan, Bantul.

Tujuan
Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan ini peserta dapat menambah pengetahuan tentang anemia.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 20 menit, diharapkan ibu hamil dengan anemia di
Dusun Kalak Ijo Guwosari Pajangan Bantul dapat mengetahui tentang :
1. Pengertian anemia dan anemia pada ibu hamil
2. Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia
3. Macam-macam anemia pada ibu hamil dan penyebabnya
4. Akibat anemia pada ibu hamil
5. Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil
6. Menjelaskan cara minum tablet zat besi yang benar
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Praktek dengan alat (tablet zat besi)
E. Media
1. Leaflet
2. Power Point
3. Laptop
4. LCD
5. Alat praktek (tablet zat besi)
F.

Kegiatan Pembelajaran

No Waktu
1 3 menit

Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan

Kegiatan Peserta
Menjawab salam, mendengarkan

a. Mengucapkan salam dan terima dengan seksama


kasih
b.
2

7 menit

atas

kedatangan

peserta.
Memperkenalkan

diri

para
dan

apersepsi.
Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan

Mendengarkan

dan

memperhatikan
a.

Menyampaikan materi tentang


pengertian Anemia dan anemia

pada ibu hamil


b.
Menyampaikan

ciri-ciri

ibu

hamil dengan anemia


c.
Menjelaskan Macam-macam
anemia

pada ibu hamil

dan

penyebabnya
d. Menjelaskan Akibat anemia pada
ibu hamil
e.

Menjelaskan

Penatalaksanaan

dan pencegahan anemia pada ibu


hamil.
f. Menjelaskan cara minum tablet
3

zat besi yang benar


10 menit Penutup
Peserta
memperhatikan
dan
a. Memberikan kesempatan pada
memberikan pertanyaan jika ada
peserta untuk bertanya jika
yang belum jelas serta menjawab
terdapat hal-hal yang belum
pertanyaan yang diberikan kepada
jelas.
peserta saat evaluasi.
b.
Menyimpulkan
atau
Menjawab salam
merangkum hasil penyuluhan
c.
Mengevaluasi hasil kegiatan
dan meminta salah satu dari
peserta untuk mengulangi cara
meminum tablet zat besi yang

benar.
d. Memberi salam dan meminta
maaf bila ada kesalahan

9. Pengesahan
Yogyakarta, 18 Mei 2011
Sasaran

Pemberi Penyuluhan

(Nasrul Lufiyasari)
Mengetahui,
Pembimbing

(Dwi Ernawati, S.ST)

10.

Evaluasi
Pertanyaan lisan :

1.

Apa yang dimaksud dengan anemia dan anemia pada ibu hamil ?

2.

Apa saja ciri-ciri ibu hamil dengan anemia ?

3.

Sebutkan macam-macam anemia pada ibu hamil dan penyebabnya ?

4.

Apa akibat anemia pada ibu hamil ?

5.

Bagaimana penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil ?

6.

Bagaimana cara minum tablet zat besi yang benar ?


11. Lampiran Materi
ANEMIA PADA IBU HAMIL

A.

Pengertian

Anemia adalah jumlah sel darah merah menurun, kadar Hb menurun di bawah normal
(normal wanita 12 gr %, pria 14 gr%). Pada wanita hamil dikatakan anemia apabila kadar Hb nya
di bawah 11 gr % dan anemia berat jika Hb dibawah 8 gr%. Cara mengetahui secara pasti kadar
Hb dengan dilakukan tes darah.
B. Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia
Biasanya ibu hamil dengan anemia mengeluhkan sebagian atau keseluruhan ciri-ciri dibawah
ini, dan untuk memastikannya harus dengan tes kadar Hb dalam darah. Ciri-ciri tersebut antara
lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Pucat pada bibir, konjungtiva, lidah, gusi, kulit.


Lemah
Letih
Lesu
Lunglai
Nafas terengah-engah
Nyeri dada
Ikterus

C. Macam-macam anemia pada ibu hamil


1. Anemia defisiensi besi/ karena kekurangan zat besi
Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah defisiensi besi dan
kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling berkaitan erat, karena pengeluaran darah
yang berlebihan disertai hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi pada suatu
kehamilan dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada kehamilan berikutnya.
Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia defisiensi besi (Scholl, 1998). Pada
gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu akan besi yang dipicu oleh kehamilannya rata-rata
mendekati 800 mg; sekitar 500 mg, bila tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu sekitar
200 mg atau lebih keluar melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total ini 1000 mg jelas melebihi
cadangan besi pada sebagian besar wanita. Kecuali apabila perbedaan antara jumlah cadangan
besi ibu dan kebutuhan besi selama kehamilan normal yang disebutkan diatas dikompensasi oleh
penyerapan besi dari saluran cerna, akan terjadi anemia defisiensi besi.
Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama trimester kedua, maka
kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai penurunan tajam konsentrasi hemoglobin.
Walaupun pada trimester ketiga laju peningkatan volume darah tidak terlalu besar, kebutuhan
akan besi tetap meningkat karena peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut dan banyak besi

yang sekarang disalurkan kepada janin. Karena jumlah besi tidak jauh berbeda dari jumlah yang
secara normal dialihkan, neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak menderita anemia
defisiensi besi ( Arisman, 2007 ).
2. Anemia karena perdarahan
Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa dapat menjadi
sumber perdarahan serius dan anemia sebelum atau setelah pelahiran. Pada awal kehamilan,
anemia akibat perdarahan sering terjadi pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan mola
hidatidosa.

Perdarahan

masih

membutuhkan

terapi

segera

untuk

memulihkan

dan

mempertahankan perfusi di organ-organ vital walaupun jumlah darah yang diganti umumnya
tidak mengatasi difisit hemoglobin akibat perdarahan secara tuntas, secara umum apabila
hipovolemia yang berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang tersisa
seyogyanya diterapi dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang yang hemoglobinnya
lebih dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi menghadapi kemungkinan perdarahan serius, dapat
berobat jalan tanpa memperlihatkan keluhan, dan tidak demam, terapi besi selama setidaknya 3
bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan dengan transfusi darah ( Sarwono, 2005 ).
3. Anemia karena radang/ keganasan
Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah sejak jaman dulu
dikenal sebagai ciri penyakit kronik. Berbagai penyakit terutama infeksi kronik dan neoplasma
menyebabkan anemia derajat sedang dan kadang-kadang berat, biasanya dengan eritrosit yan
sedikit hipokromik dan mikrositik. Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis, endokarditis, atau
esteomielitis sering menjadi penyebab, tetapi terapi antimikroba telah secara bermakna
menurunkan insiden penyakit-penyakit tersebut. Saat ini, gagal ginjal kronik, kanker dan
kemoterapi, infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan peradangan kronik merupakan
penyebab tersering anemia bentuk ini.
Selama kehamilan, sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan anemia. Beberapa
diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi, penyakit peradangan usus (inflammatory
bowel disease), lupus eritematosus sistemetik, infeksi granulomatosa, keganasan, dan arthritis
remotoid. Anemia biasanya semakin berat seiring dengan meningkatnya volume plasma melebihi
ekspansi massa sel darah merah. Wanita dengan pielonfritis akut berat sering mengalami anemia
nyata. Hal ini tampaknya terjadi akibat meningkatnya destruksi eritosit dengan produksi
eritropoietin normal (Cavenee dkk,2001).

4. Anemia aplastik karena kerusakan sumsum tulang


Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah suatu penyulit yang
parah. Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai anemia, biasanya disertai trombositopenia,
leucopenia, dan sumsum tulang yang sangat hiposeluler (Marsh dll, 1999). Pada sekitar sepertiga
kasus, anemua dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasim, leukemia, dan gangguan
imunologis.
Kelainan fungsional mendasar tampaknya adalah penurunan mencolok sel induk yang
terikat di sumsum tulang. Banyak bukti yang menyatakan bahwa penyakit ini diperantarai oleh
proses imunologis (Young dan Maciejewski, 1999). Pada penyakit yang parah, yang
didefinisikan sebagai hiposelularitas sumsum tulang yang kurang dari 25 persen, angka
kelangsungan hidup 1 tahun hanya 20 persen (Suhemi, 2007).
5. Anemia hemolitik karena usia sel darah merah yang pendek
Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat

dari

pembuatannya.

Ini

dapat

disebabkan

oleh

a. Faktor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer, talasemia, anemia sel
sickle (sabit), hemoglobin, C, D, G, H, I dan paraksismal nokturnal hemoglobinuria
b. Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat logam, dan dapat beserta
obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkin dan lain-lain.
Gejala utama adalah anemia dengan kelaina-kelainan gambaran darah, kelelahan,
kelemahan,

serta

gejala

komplikasi

bila

terjadi

kelainan

pada

organ-organ

vital

Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh
infeksi maka infeksinya di berantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun, pada
beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Maka transfusi darah yang berulang
dapat membantu penderita ini.
6. Anemia megaloblastik karena gangguan pencernaan
Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama kehamilan
sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin B12 karena tidak
adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita
dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai pada
mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn,
reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus.

Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama kehamilan, kadar
nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein pengangkut B12 transkobalamin. Wanita
yang telah menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin (vitamin B12)
intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani gastrektomi parsial biasanya tidak
memerlukan terapi ini, tetapi selama kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada
alasan untuk menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena kekhawatiran
bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secara
bersamaan mengidap anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak
diobati).
7. Anemia karena penyakit keturunan misalnya anemia sel sabit
Penyakit sel sabit (sickle cell disease) adalah suatu penyakit keturunan yang ditandai dengan
sel darah merah yang berbentuk sabit dan anemia hemolitik kronik. Pada penyakit sel sabit, sel
darah merah memiliki hemoglobin (protein pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal,
sehingga mengurangi jumlah oksigen di dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti
sabit.
Sel yang berbentuk sabit menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam limpa, ginjal,
otak, tulang dan organ lainnya; dan menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke organ
tersebut. Sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati pembuluh darah, menyebabkan
anemia berat, penyumbatan aliran darah, kerusakan organ dan mungkin kematian.
Anemia sel sabit adalah kondisi serius di mana sel-sel darah merah menjadi berbentuk bulan
sabit, seperti huruf C. Sel darah merah normal berbentuk donat tanpa lubang (lingkaran, pipih di
bagian tengahnya), sehingga memungkinkan mereka melewati pembuluh darah dengan mudah
dan memasok oksigen bagi seluruh bagian tubuh. Sulit bagi sel darah merah berbentuk bulan sabit
untuk melewati pembuluh darah terutama di bagian pembuluh darah yang menyempit, karena sel
darah merah ini akan tersangkut dan akan menimbulkan rasa sakit, infeksi serius, dan kerusakan
organ tubuh.
D. AKIBAT ANEMIA PADA IBU HAMIL
Akibat anemia pada ibu hamil antara lain :
a.
b.
c.
d.

Abortus
Persalinan preterm/sebelum waktunya
Proses persalinan lama
Perdarahan setelah persalinan

e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Syok
Infeksi pada saat dan sesudah persalinan
Payah jantung
Bayi lahir prematur
Bayi cacat bawaan
Kekurangan cadangan besi
Kematian janin
Kematian ibu

E. Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil


Penatalaksanaan dan pencegahan yang umum dilakukan adalah dengan pemberian suplemen
zat besi sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-turut selama masa kehamilan. Pemeriksaan
kadar Hb semua ibu hamil dilakukan pada kunjungan ANC pertama dan pada minggu ke-28.
Apabila ditemukan ibu hamil dengan anemia berikan tablet Fe 2-3 kali 1 tablet perhari dan
disarankan untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan. Pada ibu hamil
trimester 3 dengan anemia perlu diberi zat besi dan asam folat secara IM dan disarankan untuk
bersalin di rumah sakit.
Pencegahan juga bisa dilakukan secara mandiri dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung gizi seimbang (4 sehat 5 sempurna) dan memperbanyak konsumsi makananmakanan yang kaya akan zat besi seperti hati ayam (disarankan hati ayam kampung) ataupun
sapi, sayur bayam dan juga buah-buahan (disarankan hati hewan, sayur dan buah organik).
Dengan mengkonsumsi semua makanan tersebut, zat besi yang sangat diperlukan oleh sel-sel
darah merah dapat terpenuhi secara maksimal dan dapat terhindar dari. Periksakan sedini
mungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia, agar langkah-langkah antisipasi bisa segera
dilakukan.
F. Cara meminum Tablet zat besi
1. Sehari minum 1 tablet Fe pada malam hari sebelum tidur untuk mengurangi rasa mual
2. Minum tablet Fe bersamaan dengan vitamin C dan vitamin B12, misalnya dengan jus jeruk
3.

atau air lemon untuk membantu proses penyerapan.


Jangan minum tablet Fe bersamaan dengan kopi, teh, alkohol dan susu karena dapat
menghambat proses penyerapan.

DAFTAR PUSTAKA
Dorland. 2003. Kamus Saku Kedokteran. Jakarta : EGC
Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke Tiga Jilid I. 2001. Jakarta : Media Aesculapius FK UI
Mufdilah.2009.Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta : Mitra Cendikia
Panjaitan, yudistira.2008.blogspot satuan-acara-penyuluhan.html
Pengurus pusat Ikatan Bidan Indonesia.2003.Standar pelayanan kebidanan. Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Bina pustaka sarwono prawirohardjo
Supandiman, Imam. 1997. Hematologi Klinik. Bandung : Alumni
Suseno, Tutu A, dkk. 2009. Kamus Kebidanan. Yogyakarta : Citra Pustaka
Utami, Sintha.2008.Info Penting Kehamilan. Jakarta : Dian Rakyat
http://thisismidwife.blogspot.com/2012/06/satuan-acara-penyuluhan-anemia-pada-ibu.html

Anda mungkin juga menyukai