Anda di halaman 1dari 6

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA

DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI


NO.SKB.003/SKB/I/2013
TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT
ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO)
1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI
a. Visi & Misi
b. Struktur dan Hubungan Kerja yang mengatur hubungan:
- Internal: Kepala Divisi SPI bertanggung-jawab langsung kepada Direktur
Utama dan membawahi Kepala Sub Divisi Wilayah I dan Wilayah II
- Eksternal: dengan auditor eksternal, Komite Audit, dan pihak luar lainnya.
2. FUNGSI, TUGAS & TANGGUNG JAWAB SERTA WEWENANG
a. Fungsi:
- penilai independen yang berperan membantu Direktur Utama dalam
mengamankan investasi dan aset Perusahaan secara efektif
- Melakukan Evaluasi atas efektifitas pelaksanaan pengendalian intern,
manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan
- Melakukan Pemeriksaan dan penilaian di bidang keuangan, operasional,
sumber daya manusia, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya;
- Melakukan koordinasi dengan Komite Audit dan mendampingi pelaksanaan
audit oleh auditor eksternal.
b. Tugas dan tanggung jawab:
- Menyusun dan melaksanakan rencana audit internal tahunan
- Mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan sistem manajemen
- Melakukan evaluasi dan validasi terhadap sistem mengenai pengendalian,
pengelolaan, pemantauan efektivitas serta efisiensi sistem dan prosedur.
- Melakukan penilaian dan pemantauan mengenai sistem pengendalian
informasi dan komunikasi.
- Melaksanakan tugas khusus dalam lingkup pengendalian intern
c. Wewenang:
- Menyusun, mengubah dan melaksanakan Piagam Audit Internal termasuk
menentukan prosedur dan lingkup pelaksanaan pekerjaan audit
- Mendapatkan akses terhadap semua dokumen, data, pencatatan, personal
dan fisik, informasi atas objek audit
- Melakukan verifikasi dan uji kehandalan terhadap informasi yang diperoleh
- Menilai dan menganalisa aktivitas Perusahaan
- Mengalokasikan sumber daya auditor internal, menentukan fokus, ruang
lingkup dan menyusun program audit, penerapan teknik, mengklarifikasi &
membicarakan hasil audit, meminta tanggapan lisan/tertulis pada auditee,
serta memberikan saran dan rekomendasi
- Mendapatkan saran dari nara sumber yang professional
1

Menyampaikan laporan dan melakukan konsultasi dengan Direktur Utama


Mengusulkan staf Divisi SPI untuk promosi, rotasi, mengikuti pendidikan,
pelatihan, seminar dan kursus.

3. RUANG LINGKUP AUDIT


a. Lingkup Pengendalian Internal:
- Memastikan informasi & data memenuhi kriteria accurate, reliable, timely,
consistent dan useful
- Memastikan semua elemen taat kebijakan, prosedur, peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku
- Memastikan pengamanan dan pemanfaatan aset Perusahaan berjalan efektif.
- Memastikan penggunaan sumber daya dijalankan secara efisien dan efektif.
- Memastikan pencapaian target sesuai dengan rencana.
- Melakukan audit, evaluasi dan konsultasi tentang kemampuan, efektivitas,
ketaat-azasan dan kualitas pelaksanaan tugas manajemen operasi.
- Melakukan audit, evaluasi dan konsultasi tentang kemampuan, efektivitas,
ketaat-azasan dan kualitas tugas manajemen operasi pada Anak Perusahaan
b. Lingkup Corporate Governance:
- Memastikan Manajemen menetapkan nilai dan sasaran Perusahaan dan
mengkomunikasikannya dengan Stakeholders
- Memastikan Business Process Perusahaan memenuhi aspek akuntabilitas
- Memonitor kepatuhan terhadap kebijakan pendukung penerapan GCG (soft
structure Good Corporate Governance)
- Memonitor kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan peraturan
lain yang berlaku bagi Perusahaan
c. Lingkup Manajemen Risiko:
- Memastikan risiko yang dikelola Perusahaan sudah diidentifikasi, dianalisa,
dievaluasi, ditangani, dimonitor dan dikomunikasikan
- Mempertimbangkan aspek keterbatasan jumlah auditor terhadap/berbanding
jumlah auditee
4. KEBIJAKAN AUDIT
a. Kebijakan Umum:
- Menyusun rencana audit tahunan (annual audit plan)
- Membuat skala prioritas dalam pelaksanaan audit tahunan
b. Kebijakan Khusus:
- Apabila Manajemen membutuhkan audit di luar ketentuan kebijakan umum,
maka akan ditentukan berdasarkan objek audit secara ad hoc audit maupun
berdasarkan permintaan auditee dan waktunya dapat diluar ketentuan yang
normal (rencana tahunan) atas dasar persetujuan atau permintaan Direktur
Utama
c. Kebijakan Berdasarkan Kelompok Aktivitas:
- Kebijakan Operasional Audit:
Sasaran: Memastikan berjalannya aktivitas operasional Perusahaan dan
Anak Perusahaan.

Kebijakan: auditor internal secara berkala dapat melakukan pengawasan/


pengendalian internal kepada seluruh aktivitas operasional Perusahaan
dan Anak Perusahaan. Selain bagian dari Program Kerja Pemeriksaan
Tahunan (PKPT), operasional audit dapat dilakukan atas permintaan
tertulis dari Organ Perusahaan. Hasil temuan dan rekomendasi yang
diberikan oleh Auditor Internal harus dijadikan masukan dan
pertimbangan.
Kebijakan Compliance Audit:
Sasaran: Memastikan aktivitas Business Process Perusahaan dan Anak
Perusahaan sesuai dengan kebijakan, peraturan Perusahaan, rencana
kegiatan dan SOP.
Kebijakan: Auditor Internal dapat melakukan pengendalian internal yang
bersifat pengendalian detective dan corrective. Pengendalian atas
ketaatan ini dilakukan melalui proses pengujian/evaluasi dengan sampling
yang representative
Kebijakan Financial Audit:
Sasaran: Memberikan jaminan (assurance) terhadap kehandalan data
mencakup kelengkapan, akurasi, klasifikasi dan
otorisasi
yang
memadai.
Kebijakan: Auditor Internal mengadakan koordinasi dengan Auditor
Eksternal.
Kebijakan Business Audit:
Sasaran: Meningkatkan nilai Perusahaan dan melakukan tindakan
Preventive dan anticipative terhadap risiko bisnis.
Kebijakan: Melakukan business audit untuk mendapatkan penilaian yang
objektif mengenai keberlangsungan dan kondisi usaha Perusahaan.
Apabila dibutuhkan dapat meminta bantuan pihak ketiga
Kebijakan Special Audit:
Sasaran: Mendeteksi adanya suatu kesalahan/ penyimpangan yang
berindikasi ke arah kecurangan (fraud)
Kebijakan: Auditor internal dapat melakukan audit investigasi. Audit
internal dapat meminta bantuan auditor eksternal untuk melakukan
investigasi dan penilaian yang independen.

5. STANDAR AUDIT
a. Standar Umum:
- Standar audit digunakan untuk menjaga kualitas kinerja auditor internal dan
hasil auditnya
- Standar audit tidak hanya menekankan pentingnya kualitas auditor internal
tetapi juga bagaimana auditor internal mengambil pertimbangan dan
keputusan
- Standar audit mencakup profesionalisme auditor internal, lingkup kerja,
Perencanaan, Pelaksanaan, Pelaporan, dan Tindak lanjut hasil audit
b. Standar Profesionalisme Auditor Internal:
- Standar independensi: bersikap independen, bersikap jujur terhadap diri
sendiri, dan tidak menyalahgunakan informasi.
3

Standar keahlian:
Tanggung jawab Divisi SPI dalam rekrutmen, seleksi dan penugasan
tenaga auditor internal, Divisi SPI dapat menggunakan tenaga ahli dari
luar (outsourcing), dan menugaskan ketua tim auditor internal yang
berpengalaman dan ahli.
Tanggung jawab auditor internal meliputi kepatuhan kepada standar audit
dan kode etik audit internal, penguasaan atas pengetahuan dan
kecakapan, meningkatkan kemampuan komunikasi lisan dan tertulis, dan
memelihara kemampuan teknis audit.
Menjaga dan meningkatkan kemampuan dan kecermatan profesional
Menjaga tingkat kecermatan dan kewaspadaan terhadap kemungkinan
penyimpangan,
pemborosan,
ketidakefektifan
dan
kelemahan
pengendalian internal.

c. Standar Lingkup Kerja Audit:


- Lingkup kerja audit internal meliputi pengujian dan penilaian terhadap bidang
keuangan dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan termasuk
ketaatan terhadap RKAP, kehandalan dan efektivitas sistem pengendalian
internal, serta kualitas kinerja pelaksanaan kegiatan
- Lingkup kerja audit sistem pengendalian internal mempunyai tujuan:
Audit kehandalan sistem pengendalian internal bertujuan memastikan
sistem yang dipakai mampu untuk mencapai sasaran Perusahaan
Audit efektivitas sistem pengendalian internal bertujuan memastikan
sistem dapat berjalan sebagaimana mestinya
Audit kualitas kinerja pelaksanaan tugas pengendalian internal bertujuan
memastikan sasaran dan tujuan Perusahaan dapat tercapai dengan
optimal.
d. Standar Perencanaan Audit:
- Perlu disusun perencanaan kegiatan yang konsisten dan sesuai dengan
program dan sasaran Perusahaan yang meliputi:
Rencana Jangka Panjang Audit Perusahaaan disesuaikan dengan RJPP.
Rencana Kerja Audit Tahunan Perusahaan dijabarkan dalam RKAP dan
PKPT untuk yang rutin serta Program Pemeriksaan khusus untuk yang
non rutin
- Penyusunan Rencana Kerja Audit Tahunan Perusahaan perlu memperhatikan:
Tujuan, jenis dan luas cakupan kerja, jadual pelaksanaan, pelaporan serta
lokasi audit.
Ketentuan mengenai ukuran keberhasilan kinerja dan indikator kinerja
Program kebutuhan sumber daya manusia dan pengembangannya
Informasi dan latar belakang mengenai objek audit
Sasaran audit dinyatakan dengan jelas
Penentuan prosedur dan teknik audit dan kebutuhan sumberdaya
pelaksana audit
Mengkomunikasikan rencana audit dengan pihak-pihak terkait

Format dan rencana susunan laporan hasil audit dan rencana distribusi
serta cara pengkomunikasiannya
e. Standar Pelaksanaan Audit:
- Auditor internal harus menggunakan prosedur dan teknik yang memadai
dalam pengumpulan, pemeriksaan, evaluasi dan analisis informasi, dan
dokumentasi hasil kerja sedemikian rupa.
- Pelaksanaan audit harus memastikan terdapat kehandalan dan kebenaran
informasi keuangan dan operasi Perusahaan; Kepatuhan terhadap kebijakan,
rencana kerja dan anggaran, prosedur dan peraturan perundang-undangan;
Keamanan aset Perusahaan; Efisiensi pemakaian sumber daya Perusahaan;
dan hasil keluaran sesuai dengan sasaran dan tujuan.
- Divisi SPI harus berkoordinasi dengan Komite Audit dan auditor eksternal
melalui rapat periodik dengan Komite Audit dan auditor eksternal,
Penyelarasan program audit, dan persamaan persepsi mengenai teknik,
metode dan terminologi audit.
Standar Pelaporan Audit
Auditor internal harus melaporkan hasil kerja audit mereka kepada auditee dan
pemberi tugas. Dalam menyampaikan laporan hasil audit, hal-hal yang harus
diperhatikan sbb :
Draft laporan hasil audit yang berisi hasil temuan, butir-butir kesimpulan dan
butir-butir rekomendasi di-review dan didiskusikan bersama dengan pimpinan dan
staf auditee untuk menghindari kesalahpahaman.
Laporan hasil audit harus mengungkapkan tujuan, lingkup kerja, hasil temuan dan
kesimpulan yang berupa opini auditor internal terhadap dampak temuan dari
aktivitas yang diaudit.
Laporan temuan harus bersifat objektif, jelas, singkat dan konstruktif
Dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara auditee dan Auditor internal maka
perbedaan pendapat ini harus diungkapkan dalam laporan hasil audit.
Laporan harus direview dan disetujui oleh Kepala Divisi SPI untuk selanjutnya
didistribusikan kepada Direktur Utama dan ditembuskan kepada Direksi dan
auditee terkait.

Standar Tindak Lanjut Hasil Audit


Divisi Satuan Pengawasan Intern harus menindak-lanjuti hasil audit yang telah
dilaksanakan untuk mendapatkan kepastian bahwa hasil temuan/rekomendasi
auditor internal telah dilaksanakan oleh unit kerja.

Kode Etik
Auditor harus mematuhi standar perilaku sesuai ketentuan Kode Etik. Pelanggaran
terhadap Kode Etik dapat mengakibatkan diberikannya sanksi terhadap auditor
berupa peringatan, diberhentikan dari dari tugas audit dan atau diberhentikan dari
Perusahaan.

Standar Prilaku
Integritas auditor internal menghasilkan kepercayaan dan menyediakan dasar untuk
kehandalan penilaian dengan kriteria:
-

bersikap jujur, objektif, cermat, bersungguh-sungguh serta bertanggung jawab


dalam melaksanakan tugas.
5

berintegritas dan loyalitas tinggi terhadap profesi, Divisi Satuan Pengawasan


Intern dan Perusahaan.

mengacu peraturan dan perundang-undangan, menghindari kegiatan atau


perbuatan melawan hukum yang merugikan atau patut diduga dapat
merugikan profesi auditor internal atau Perusahaan.

menghormati dan mendukung nama baik Perusahaan dari sisi hukum ataupun
etika.

Auditor internal menjalankan objektivitas yang profesional sebaik mungkin dengan


kriteria tidak terlibat dalam kegiatan ataupun suatu hubungan yang dapat
menimbulkan pertentangan kepentingan, dan tidak menerima pemberian dalam
bentuk apapun dan dari siapapun, baik langsung maupun tidak langsung.
Auditor internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang diperoleh dan
tidak mengungkapkan informasi tanpa otoritas.
Pengetahuan, keahlian dan pengalaman sangat diperlukan oleh auditor internal
dalam melaksanakan tugas.

Mekanisme Pelanggaran
- Tindaklanjut Pelanggaran atas Kode Etik :
- Penggolongan Pelanggaran dari beratnya pelanggaran yaitu ringan, menengah
dan berat dan diberi sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran.
- Penentuan tingkat pelanggaran dan sanksi melalui forum rapat khusus
- hasil penentuan tingkat pelanggaran dan sanksi yang akan dijatuhkan dilaporkan
kepada Direktur Utama.

Evaluasi dan Penyempurnaan


Kepala Divisi Satuan Pengawasan Intern melakukan program jaminan mutu untuk
dapat mengevaluasi kinerja bahwa kinerja Audit Internal telah sesuai dengan Piagam
Audit Internal dan tujuan Perusahaan melalui proses :
a. supervisi dan pemberdayaan mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
pelaporan, hingga pemantauan tidak lanjut.
b. review internal secara untuk menilai tingkat efektivitas audit, kepatuhan auditor
terhadap standar audit, kode etik serta ketentuan dan kebijakan lain.
c. review eksternal setiap 2 (dua) tahun bersama organisasi, tim atau individu
yang mampu, independen dan tidak mempunyai konflik kepentingan dengan
Perusahaan
Kepala Divisi Satuan Pengawasan Intern harus mengevaluasi, mengkaji dan
melakukan secara periodik sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
Perusahaan.
-

Anda mungkin juga menyukai