Penatalaksanaan
Apabila menemukan kondisi seperti ini, penanganan yang
mengi saat mengeluarkan napas, cemas, kulit wajah pucat dan membiru,
serta jika dibiarkan bisa menyebabkan pingsan.
Penatalaksanaan Asma
Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:
1. Tenangkan penderita
2. Bantu penderita untuk duduk dan istirahat
3. Bantu penderita mengambilkan atau mencarikan obat
4. Biarkan penderita menggunakan obat inhalernya sendiri
5. Sebisa mungkin hindari penderita dari sumber alergi
6. Jika merupakan serangan pertama atau terlihat berkepanjangan, segera
bawa layanan medis
7. Jika tidak sadar, segera bawa ke layanan medis
8. Jangan memaksa penderita untuk tidur terlentang karena penderita
lebih nyaman dalam
keadaan duduk
9. Jangan banyak bertanya pada penderita, karena biasanya ia sulit
berbicara
SERANGAN JANTUNG
Pertolongan Pertama untuk Serangan Jantung
Jika seseorang mengalami gejala serangan jantung, maka
bisa lakukan hal berikut ini:
1. Duduklah atau berbaring. Hentikan segala aktifitas dan jangan lakukan
banyak gerakan.
Banyak bergerak dapat memperburuk kerusakan tubuh akibat
serangan jantung.
2. Telepon nomor darurat untuk meminta pertolongan. Segera hubungi
rumah sakit terdekat atau
minta orang lain untuk menghubungi ambulans. Jangan buang
waktu untuk segera
telepon dokter pribadi, teman atau anggota keluarga lainnya.
2.
Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi (fungsi jantung)
dan ventilasi (fungsi pernafasan/paru) pada pasien/korban yang
mengalami henti jantung atau henti nafas melalui Cardio Pulmonary
Resuciation
(CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP).
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
Adalah suatu usaha untuk mengembalikan fungsi sistem cardio respirasi
dan otak agar menjadi normal dalam waktu singkat (4-6 menit)
Mati Klinis
Tidak ditemukan adanya pernafasan dan denyut nadi. Mati klinis
dapat reversible. Pasien /korban mempunyai kesempatan waktu selama 4-
airway
breathing
(pernafasan)
circulation
(sirkulasi)
b. Letakkan ibu jari pada gigi seri bawah korban/pasien dan jari telunjuk
pada gigi seri atas
c. Lakukan gerakan seperti menggunting untuk membuka mulut
pasien/korban.
d. Periksa mulut setelah terbuka apakah ada cairan,benda asing yang
menyumbat jalan nafas.
2.
b.
Tekan dahi sedikit mengarah ke depan dengan telapak tangan
penolong.
c.
Letakkan ujung jari tangan lainnya dibawah bagian ujung tulang
rahang pasien/korban
d.
Tengadahkan kepala dan tahan/tekan dahi pasien/korban secara
bersamaan sampai kepala pasien/korban pada posisi ekstensi.
b.
c.
d.
Kedua tangan penolong menggerakkan rahang keposisi depan
secara perlahan
e.
Mulut ke mulut
Mulut ke hidung
Mulut ke stoma
C (CIRCULATION) sirkulasi
1. Memastikan ada tidaknya denyut jantung pasien/korban
Meraba arteri karotis didaerah leher pasien/korban dengan cara:
- Dua atau tiga jari penolong meraba pertengahan leher sehingga
teraba trakea, kemudian digeser ke arah penolong kira-kira 1-2 cm, raba
dengan lembut selama 5 sampai 10 detik
*Bila denyut teraba, penolong harus memeriksa pernafasan Bila
tidak ada nafas, berikan bantuan nafas 12 kali/menit.
Bila ada nafas, pertahankan airway
Meraba Arteri Carotis
2.
o
Ratio bantuan sirkulasi dan bantuan nafas 30 : 2 baik oleh satu
penolong maupun dua penolong. Kecepatan kompresi adalah 100 kali
permenit. Dilakukan selama 5 siklus.
*Tindakan kompresi yang benar akan menghasilkan tekanan sistolik 60
80 mmHg dan diastolik yang sangat rendah. Selang waktu mulai dari
menemukan pasien/korban sampai dilakukan tindakan bantuan sirkulasi
tidak lebih dari 30 detik.
Teknik Kompresi
PENILAIAN ULANG
Sesudah 5 siklus ventilasi dan kompresi kemudian
pasien/korban dievaluasi kembali.
Jika tidak ada denyut jantung dilakukan kompresi dan bantuan nafas
dengan ratio 30 : 2
Jika ada nafas dan denyut jantung teraba letakkan korban pada posisi
sisi miring mantap
Jika tidak ada nafas tetapi teraba denyut jantung, berikan bantuan nafas
sebanyak 12 kali permenit dan monitor denyut jantung setiap saat.
Posisi miring mantap
1.
2.
3.