Pengertian
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Otak masih mampu
mentoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila kekurangan oksigen
berlangsung lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara permanen.. Selain
itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme
sel. Oksigen akan digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin
Trifosfat) yang merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal.
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan
saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga
konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1
atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
B. Tujuan pemberian oksigenasi
Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian oksigen
dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara penghisapan lendir
(suction)
Tujuan :
1.
2.
3.
Hidung
Terdiri atas bagian eksternal dan internal
Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan
kartilago
Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga
hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak
secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru
Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta
b.
c.
Faring
Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan
(laringofaring)
Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan
digestif
Laring
Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan
selama menelan
Glotis adalah ostium antara pita suara dalam laring
Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini
Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan
memudahkan batu
d.
Trakea
Disebut juga batang tenggorok, Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang
disebut karina
Saluran Nafas Bawah
e.
Bronkus
Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan
bronkus lobaris kiri (2 bronkus).Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus
segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental,bronkus
segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi
oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf
f.
Bronkiolus
Bronkiolus Terminalis
Bronkiolus respiratori
i.
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar
dan kemudian menjadi alveoli
j.
Alveoli
Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2, terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu
membentuk satu lembar akan seluas 70 m2,terdiri atas 3 tipe : sel-sel alveolar tipe I :
adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli,sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang
aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi
permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps),Sel-sel alveolar tipe III :
adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme
pertahanan
k.
Paru-paru
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut, terletak dalam rongga dada atau toraks
kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa
pembuluh darah besar setiap paru mempunyai apeks dan basis paru kanan lebih besar dan
terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2
lobus lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen
bronkusnya
l.
Pleura
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis terbagi mejadi 2
Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada, pleura viseralis yaitu yang
menyelubingi setiap paru-paru diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan
tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama
pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru, tekanan dalam
rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru
dinding abdomen, dan pusat pernapasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi
pernapasan antara 12-15 kali per menit.
Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1.
Ventilasi
yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara
atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume
paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a.
b.
c.
2.
Difusi
yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paruparu.
Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar
ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat
tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini
kadang disebut membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran
respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen
antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a.
b.
c.
Jumlah darah
d.
e.
Afinitas
f.
3.
Transpor
yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya
karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus
ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan
berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai
oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
Curah jantung (cardiac Output / CO),jumlah sel darah merah, hematokrit darah, latihan
(exercise), keadaan pembuluh darah
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh system respirasi, kardiovaskuler,
dan keadaan hematologi.
Sistem Respirasi
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa
ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen,
dinding abdomen dan pusat pernapasan di otak.
Bernafas adalah pergerakan udara dari atmosfer ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 dari
sel tubuh sampai ke luar tubuh. Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi,
perfusi paru dan difusi.
Sistem kardiovaskuler
Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk
memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena
pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta.
Kemudian dari aorta darah disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri,
arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang kemudian dialirkan ke
jantung melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan
melalui katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke paru-paru kanan dan kiri untuk
berdifusi. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri dan
bersikulasi secara sistemik berdampak pada kemampuan transport gas oksigen dan
karbon dioksida.
Hematologi
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksia dari
jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah
berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3 % oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah
merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi
dalam
hemoglobin
berikatan
dengan
satu
molekul
oksigenasi
membentuk
oksihemoglobin (HbO2). Afinitas atau ikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, ph,
konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah.Dengan demikian besarnya Hb dan
jumlah eritrosit akan memengaruhi transport gas.
E.
bagian atas.
Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2
terganggu.
Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan
lain-lain.
Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.
2.
Faktor Perkembangan
Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress
3. Faktor Perilaku
Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi
yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang
koroner.
Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi/Fe
menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi
pusat pernapasan.
Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat
4.
Faktor Lingkungan
Tempat kerja
Suhu lingkungan
Ketinggian tempat dan permukaan laut.
F.
1.
Hiperventilasi
Hipoventilasi
Hivoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan
O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan
atelektasis (kolaps paru).
Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan
kesadaran, disorientasi, kardiakdistritmia, ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan
kardiak arrest.
3.
Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau
meningkatkan penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh :
a.
Menurunnya hemoglobin
b.
c.
d.
e.
f.
Kerusakan/gangguan ventilasi.
G.
Gangguan Oksigenasi
Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari adanya
gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun fisiologi dari
organ-organ respirasi.
Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh karena peradangan,
obstruksi, trauma, kanker, degeneratif, dan lain-lain. Gangguan tersebu akan
menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara
garis besar, gangguan respirasi dikelompokkan menjadi tiga. Yaitu:
a)
pertukaran
gas
merupakan
suatu
keadaan
dimana
terjadi
dikeluarkan pada pertukaran gas antara alveoli dan kapiler. Penyebabnya bisa
karena perubahan membran alveoli, kondisi anemia, proses penyakit, dan lain-lain
4. Penurunan perfusi jaringan
Penurunan perfusi jaringan adalah suatu keadaan dimana sel kekurangan suplai
nutrisi dan oksigen. Penyebabnya dapat terjadi karena kondisi hipovelemia,
hipervolemia, retensi karbon diogsida.
5. Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan
kemampuan untuk melakukan aktivirtasnya. Penyebabnya antara lain karena
ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, produksi yang
dihasilkan menurun, dan lain-lain
Respirasi (Pernapasan atau ventilasi) sebagai suatu siklus inspirasi dan ekspirasi.
Frekuensi pernapasan orang dewasa normal berkisar 12 - 16 kali permenit yang
mengangkut kurang lebih 5 liter udara masuk dan keluar paru. Volume yang lebih rendah
dari kisaran normal seringkali menunjukkan malfungsi sistem paru. Volume dan kapasitas
paru diukur dengan alat berupa spirometer atau spirometri, sedang hasil rekamannya
disebut dengan spirogram.
Udara yang keluar dan masuk saluran pernapasan saat inspirasi dan ekspirasi sebanyak
500 ml disebut dengan volume tidal, sedang volume tidal pada tiap orang sangat
bervariasi tergantung pada saat pengukurannya. Rata-rata orang dewasa 70% (350 ml)
dari volume tidal secara nyata dapat masuk sampai ke bronkiolus, duktus alveolus,
kantong alveoli dan alveoli yang aktif dalam proses pertukaran gas. Sedang sisanya
sebanyak 30% (150 ml) menetap di ruang rugi (anatomic dead space).
Volume total udara yang ditukarkan dalam satu menit disebut dengan minute volume of
respiration (MVR) atau juga biasa disebut menit vantilasi. MVR ini didapatkan dari hasil
kali antara volume tidal dan frekuensi pernapasan normal permenit. Rata-rata MVR dari
500 ml volume tidal sebanyak 12 kali pernapasan permenit adalah 6000 ml/menit.
Volume pernapasan yang melebihi volume tidal 500 ml dapat diperoleh dengan
mengambil nafas lebih dalam lagi. Penambahan udara ini biasa disebut volume cadangan
inspirasi (Inspiratory reserve volume) sebesar 3100 ml dari volume tidal sebelumnya,
sehingga volume tidal totalnya sebesar 3600 ml.
Meskipun paru dalam keadaan kosong setelah fase ekspirasi maksimal, akan tetapi
sesungguhnya paru-paru masih memiliki udara sisa yang disebut dengan volume residu
yang mempertahankan paru-paru dari keadaan kollaps, besarnya volume residu sekitar
1200 ml.
Berikut cara pemeriksaan vital paru dengan alat spirometri :
1. Siapkan alat spirometri
2. Nyalakan alat terlebih dahulu dengan memencet tombol ON. Masukkan data
seperti umur, seks, TB, BB
3. Kemudian masukkan mouthpiece yang ada dalam alat spirometri kedalam
4.
melakukan pemeriksaan.
5. Tekan tombol start jika sudah siap untuk memulai pengukuran.
6. Mulai dengan pernapasan tenang sampai timbul perintah dari alat untuk ekspirasi
maksimal (tidak terputus). Bila dilakukan dengan benar maka akan keluar data
dan kurva pada layar monitor spirometri.
7. Kemudian ulangi pengukuran dengan melanjutkan inspirasi dalam dan ekspirasi
maksimal.
8. Setelah selesai lepaskan mouthpiece, periksa data dan kurva kemudian
dilanjutkan dengan mencetak hasil rekaman (tekan tombol print pada alat
spirometri)
J. Pengkajian Keperawatan
Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :
1.
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun
psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan
pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat
berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.
2.
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat
perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya
mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)
3.
Riwayat perkembangan
a.
Neonatus : 30 - 60 x/mnt
b.
Bayi : 44 x/mnt
c.
Anak : 20 - 25 x/mnt
d.
Dewasa : 15 - 20 x/mnt
e.
4.
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah /
penyakit yang sama.
5.
Riwayat sosial
Riwayat psikologis
Riwayat spiritual
8.
Pemeriksaan fisik
a.
Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak, eksudat,
darah), kesimetrisan hidung.
Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris
b.
Faring
Trakhea
Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada bagian
bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping sehingga kedudukan
trakhea dapat diketahui.
Thoraks
Inspeksi :
1) Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis klavikulanya
menjadi elevasi ke atas.
2) Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk
bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama dengan diameter tranversal (1:1).
Pada orang dewasa perbandingan diameter antero-posterior dan tranversal adalah (1 : 2)
Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya :
a. Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit,
diameter antero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan.
b. Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri berlawanan dengan
pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior
mengecil. Barrel chest ditandai dengan diameter antero-posterior dan tranversal
sama atau perbandingannya 1 : 1.
Kelainan tulang belakang diantaranya :
a. Kiposis atau bungkuk dimana punggung melengkung/cembung ke belakang.
b. Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung.
c. Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.
3)
Pola napas
a. eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 - 24 x/mnt, klien tenang,
diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya,
b. tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau
bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt
c. tapnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.
5)
Kaji sifat pernapasan apakah klien menggunakan pernapasan dada yaitu pernapasan
yang ditandai dengan pengembangan dada, ataukah pernapasan perut yaitu pernapasan
yang ditandai dengan pengembangan perut.
6)
Kaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah reguler atau irreguler,
cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang
diselingi apnea.
kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu pernapasan
yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode apnea.
7)
Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak napas yang
dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu kemampuan bernapas
hanya bila dalam posisi duduk atau berdiri
8)
o stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas bagian atas
o stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat inspirasi
o wheezing yaitu bunyi napas seperti orang bersiul,
o rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan didengar saat inspirasi
o ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi.
9)
Palpasi :
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan,
kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.
Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem bronkhopulmonal
selama seseorang berbicara. Normalnya getaran lebih terasa pada apeks paru dan dinding
dada kanan karena bronkhus kanan lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa karena suara
pria besar.
K. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
Rasa berduka
6.
7.
8.
Potensial/resiko infeksi
9.
10.
1.
Yaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2 kejaringan tidak adekuat
Tanda-tandanya
Dispnea, peningkatan kecepatan pernapasan, napas dangkal atau lambat, retraksi dada,
pembesaran jari (clubbing finger), pernapasan melalui mulut, penambahan diameter
antero-posterior, cianosis, flail chest, ortopnea, vomitus, ekspansi paru tidak simetris
3.
Yaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan alkalosis
respiratori.
Tanda-tandanya :
Dispnea,
Hipoksia
Gelisah
Takikardia
Sianosis
Hipoksemia
Kemungkinan penyebab :
Bronkhospasme
Edema paru
Pembedahan paru
C.
1.
Rencana Keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif
Intervensi:
a. Auskultasi dada bagian anterior dan posterior
Rasional : untuk mengetahui adanya penurunan atau
tambahan.
b.
Rasional : Merangsang terjadinya batuk atau pembersihan jalan napas secara mekanik
pada pasien yang tak mampu batuk secara efektif dan penurunan kesadaran
c.
e.
bronkodilator, analgesik
Rasional : Untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret.
f.
bronkodilator.
Rasional : untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret
g.
Kolaborasi dengan bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapi lain
2.
a.
3.
a.
Rasional : Nilai GDA yang normal menandakan pertukaran gas semakin membaik
c.
Pantau pernapasan
7. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu
berikan lubrikan dan masukkan.
8. Catat pemberian dan lakukan observasi.
9. Cuci tangan
2. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang terdiri atas perkusi,
vibrasi dan postural drainage.
a. Perkusi
Disebut juga clapping adalah pukualn kuat, bukan berarti sekuat-kuatnya, pada dinding
dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk.
Tujuannya, secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding
bronkhus.
Prosedur:
1. Tutup area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk mengurangi
ketidaknyamanan.
2. Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
3. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit
4. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera
seperti : mammae, sternum dan ginjal.
b. Vibrasi
Getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang diletakkan datar
pada dinding dada klien.
Tujuannya, vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara
ekspirasi dan melepaskan mukus yang kental. Sering dilakukan bergantian dengan
perkusi,
Prosedur:
1. Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan
di drainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan
ekstensi. Cara yang lain: tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.
2. Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan menghembuskan napas
secara lambat lewat mulut atau pursed lips.
3. Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir
semua tumit tangan. Getarkan (kejutkan) tangan keaarh bawah. Hentikan getaran jika
klien melakukan inspirasi.
4. Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke dalam tempat
sputum.
c. Postural drainage
Merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paruparu dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik utnuk
melakukannya yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur
pada malam hari. Postural drainage harus lebih sering dilakukan apabila lendir klien
berubah warnanya menjadi kehijauan dan kental atau ketika klien menderita demam.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan postural drainage yaitu:
a. Batuk 2 atau 3 kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi
b. Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter.
c. Jika harus menghirup bronkodilator, lakukanlah 15 menit sebelum melakukan postural
drainage
d. Lakukan latihan napas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan lendir.
Peralatan:
a. Bantal
b. Papan pengatur posisi
c. Tisu wajah
d. Segelas air
e. Sputum pol
Prosedur:
1. cuci tangan
2. pilih area yang tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengkajian semua area
paru, data klinis dan chest X-ray.
3. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.
4. Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit.
5. Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi dada
diatas area yang di drainage
6. Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Bila tidak bisa
batuk, lakukan suction. Tampung sputum di sputum spot.
7. Minta klien istirahat sebentar bila perlu
8. Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu.
9. Anjurkan klien minum sedikit air.
10. Ulangi langkah 3-8 sampai semua area tersumbat telah ter drainage
11. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan
3. Napas dalam dan batuk efektif
a. Napas dalam
Yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari atas pernapasan abdominal (diafragma) dan
purse lips breathing.
Prosedur:
1. Atur posisi yang nyaman
2. Fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot abdomen
3. Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga
4. Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung samapi 3 selama
inspirasi
5. Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup (purse lips braething) secara perlahanlahan
b. Batuk efektif
Yaitu latihan batuk untuk mengeluarkan sekret.
Prosedur:
1. Tarik napas dalam lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik
2. Batukkan 2 kali. Pada saat batuk tekan dada dengan bantal. Tampung sekret pada
sputum pot.
3. Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena dapat menyebabkan fatigue
dan hipoksia.
4. Suctioning (pengisapan lendir)
Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu
mengeluarkan sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan untuk
membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Persiapan Alat dan Bahan :
1. Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan
2. Kateter pengisap lendir
3. Pinset steril
Kesimpulan
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa
menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta
menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian
DAFTAR PUSTAKA