Dosen
: Ns. Supardi, S.Kep.
OLEH:
KELOMPOK I
A. JAMILA L.
BULKIS RASYID
EKASIA LAMBERTUS
HELMA YUSNA E.B.
JUMIATI
YULIANA
HAMDAYANI
MARHAMAH
NELLY KOMBONGAN
IRA ANDRIYANI
RAMLAH G.
ST. HAMSINAH
TETY SAMPEBUYANG.
KONSEP DASAR
1.
Pengertian
Penyakit saluran nafas dengan karakteristik berupa meningkatnya reaktivitas
trachea dan bronchus terhadap berbagai rangsangan sehingga terjadi
penyempitan saluran nafas yang dapat hilang dengan atau tanpa pengobatan.
Peningkatan reaktivitas tersebut dihubungkan dengan proses inflamasi.
2.
Etiologi
Penyakit asma selalu dihubungkan dengan bronkospasme yang reversibel
sebagai faktor pencetusnya adalah:
Serbuk
Binatang
Makanan
Bulu-bulu binatang
- Debu
Latihan
Emosional
3.
Patofisiologi
Faktor Instrinsik
Faktor ekstrinsik
Infeksi kuman
Bronchospasme
edema mukosa
sekresi
inflamasi
Inefektif bersihan
jalan nafas
ancaman
kehidupan
Kecemasan
4.
Manifestasi Klinik
Gejala-gejala umum:
1. Batuk
2. Dispnea
3. Mengi
Serangan asma
1. Seringkali terjadi pada malam hari
2. Mulai serangan mendadak dengan batuk dan sensasi sesak dada
3. Kemudian pernafasan lambat, lobarius, mengi
4. Ekspirasi lebih kuat dan lama dari inspirasi
5. Obstruksi jalan nafas membuat sensasi dispnea
6. Batuk sulit dan kering pada awalnya; diikuti dengan batuk yang lebih kuat
dengan sputum yang berbeda dari lendir encer.
7. Total serangan dapat berlangsung selama 30 menit sampai beberapa jam
dan dapat menghilang secara spontan.
Tanda-tanda lanjut:
1. Sianosis sekunder akibat hipoksia berat
2. Gejala-gejala retensi karbon monoksida (misalnya: berkeringat, takikardia,
dan desakan nadi melebar)
Reaksi yang berhubungan:
1. Eksem
2. Urtikaria
3. Edema angioneurotik
5.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Sputum
-
b. Pemeriksaan darah
-
Analisis gas darah umumnya normal, akan tetapi dapat pula terjadi
hipoksemia, hiperkapnia atau asidosis.
c. Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma umumnya normal. Pada waktu serangan
menunjukkan gambaran hiperinflasi pada paru-paru, yakni radiolusen yang
bertambah dan pelebaran rongga intercostals, serta diafragma yang
menurun.
d. Uji Tusuk Kulit (Prick Test)
Pemeriksaan pada kulit dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan
berbagai alergan yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
6.
Penyulit:
1. Pneumotoraks
2. Gagal nafas
3. PPOK
7.
Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan non farmakologik
-
b. Terapi obat
1. Agonis beta
2. Metil santin
3. Anti kolinergik
4. Kortikosteroid
5. Inhibitor sel mast
B.
ASUHAN KEPERAWATAN
I.
Pengkajian
1. Data Umum
Mencakup identitas klien dan penanggung
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama: klien mengeluh sesak nafas
b. Riwayat penyakit: biasanya klien sudah mengalami sesak nafas sejak
kecil bila terpajan/kontak dengan zat alergan disertai dengan keluhan
batuk produktif yang susah keluar, mengi. Klien bernafas dengan
menggunakan bantuan/sokongan pada lutut, meja, dll.
3. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Biasanya klien punya riwayat alergi seperti debu, cuaca dingin, dll. Klien
pernah menderita penyakit ISPA
4. Riwayat Keluarga
Ada anggota keluarga yang menderita asma.
5. Riwayat Psikososial
a. Kondisi rumah
-
7. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
-
Kelemahan
Tampak sesak
Batuk produktif
Bibir kering
b. Auskultasi
Bunyi nafas mengi dan ronchi sepanjang area paru pada ekspirasi,
penurunan/tidak ada bunyi nafas saat inspirasi.
c. Palpasi
-
Takikardi
8. Pemeriksaan Diagnostik
-
PaCO2 40 mmHg
PaO2 < 70 mmHg
7
Pengelompokan Data
a. DS:
-
Batuk produktif
Dada tertekan
b. DO
-
Kelemahan
Takikardi
Tampak sesak
Batuk
Bunyi nafas mengi dan ronchi pada ekspirasi dan selama inspirasi
terjadi penurunan bunyi nafas.
Hasil Pemeriksaan:
II.
Diagnosa Keperawatan
Analisa Data
No.
1.
Data
Penyebab
Masalah
DS:
-
Klien
mengeluh sesak nafas
Penyempitan jalan
nafas
efektif
Peningkatan
Bersihan jalan
Ketid
akmampuan untuk bernafas
Dada
tertekan
DO:
-
Kele
mahan
Tamp
ak sesak
Perna
fasan cuping hidung
Pengg
unaan otot bantu pernafasan
Gelis
ah dan keringat dingin
2.
Takik
ardi
DS:
9
Meng
eluh batuk produktif
Meng
eluh sesak
DO:
-
Gelis
ah
Batuk
Takik
ardi
10
produksi mukus
3.
DS:
-
Tidak
Peningkatan
Gangguan pola
frekuensi nafas
tidur
dapat tidur
-
Meng
eluh batuk dan sesak
DO:
-
Gelis
ah
Sesak
Prioritas Masalah
1. Pola nafas tidak efektif
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Dada tertekan
Kelemahan
Tampak sesak
Takikardi
12
Intervensi:
1) Auskultasi bunyi nafas
Rasional: derajat spasme bronchus dengan obstruksi jalan nafas
dapat/tak dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius misalnya
tidak adanya bunyi nafas oleh mengi.
2) Kaji frekuensi nafas
Rasional:
3) Kaji pasien untuk posisi yang nyaman
Rasional: peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi
pernafasan dengan menggunakan gravitasi, tapi pasien dengan distress
berat akan mencari posisi yang mudah untuk bernafas, misal: sokongan
tangan atau kaki di meja, bantal, lutut, dapat membantu menurunkan
kelemahan otot dan sebagai alat dispansi dada.
4) Pertahankan polusi udara minimum misal: debu, asap dan bulu bantal
yang berhubungan dengan kondisi individu
Rasional: Merupakan faktor pencetus alergi pernafasan, dan dapat
memperberat sesak.
13
Bronchodilator
Rasional: merilekskan otot pernafasan dan menurunkan kongesti
lokal, menurunkan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa.
Gol. Zantin
Rasional: menurunkan edema mukosa dan spasme otot polos
dengan peningkatan langsung siklus AMP. Dapat juga menurunkan
kelemahan
otot/kegagalan
pernafasan
dengan
meningkatkan
kontraktilitas diafragma.
Kromolin
Rasional: menurunkan
inflamasi
lokal
dan
edema
dengan
Steroid oral/IV
Rasional:
mencegah
reaksi
alergi/menghambat
pengeluaran
Gelisah
Takikardi
Batuk hilang
Intervensi:
1) Instruksikan klien pada metode yang tepat dalam mengontrol batuk
a. Nafas dalam dan perlahan sebelum duduk setegak mungkin.
b. Gunakan nafas diafragmatik.
c. Tahan nafas selama 3 5 detik dan kemudian dengan perlahan
hembuskan sebanyak mungkin melalui mulut (sangkar iga bawah
dan abdomen harus turun).
d. Ambil nafas ke-2, tahan, dan batuk dari dada (bukan dari belakang
mulut atau tenggorok) dengan menggunakan nafas pendek, batuk
kuat.
e. Demonstrasikan pernafasan pursed-lip.
15
Rasional:
Batuk yang tidak terkontrol melelahkan dan inefektif, dapat
menimbulkan frustasi.
a. Duduk tegak akan menggeser organ abdominal menjauhi paru,
memungkinkan ekspansi lebih besar.
b. Pernafasan
diafragma
menurun,
frekuensi
pernafasan
dan
Peningkatan
volume
udara
dalam
paru
meningkatkan
pengeluaran sekret.
e.
16
Ekspektoran
Rasional: mengencerkan sputum sehingga mudah dikeluarkan.
Analgesik, antitutif
17