Situation Analysis
Anak-anak yang hidup di zaman sekarang merupakan anakanak generasi Z, mereka menunjukkan ciri-ciri di antaranya
memiliki kemampuan tinggi dalam mengakses dan
mengakomodasi informasi sehingga mereka mendapatkan
kesempatan lebih banyak dan terbuka untuk mengembangkan
dirinya.
Secara umum, generasi Z ini merupakan generasi yang banyak
mengandalkan teknologi, sehingga kemampuan berinteraksi dan
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar menjadi sangat lemah
SWOT Analysis
Strength
Weakness
Opportunities
Threats
Anak-anak memiliki
kemampuan mengakses dan
mengakomodasi informasi
Main Goal
Menumbuhkan kembali budaya bertutur di
kalangan anak-anak Indonesia melalui
pengenalan cerita rakyat dalam pertunjukan seni
tradisional
Objectives
Target Audience
Key Message
Lestarikan budaya bertutur
untuk mewujudkan jati diri luhur
Strategies
Insight
Finding
Introducing
Influence
Involvement
Infection
Identity
Program
Research
Research
Insight Finding
Mengumpulkan data dan informasi seputar insight anakanak. Beberapa program risetnya adalah sebagai berikut:
Indepth interview
Tehnik wawancara mendalam dilakukan kepada
orangtua untuk mengetahui pola hidup anak sehari-hari
Observasi
Pengamatan terhadap aktivitas sosial anak di sekolah,
di tempat bermain. Mengumpulkan data-data seputar
kondisi fisiologis dan psikologis lingkungan anak
Focus Group Discussion (FGD)
Menciptakan forum anak, di dalamnya anak dapat
berdiskusi secara bebas dan santai. Langkah ini
dilakukan untuk menggali opini anak itu sendiri
26%
Game Online
Video Game
32%
Wahana Bermain
Outbond
Insight Finding
Efektifitas Penyampaian Pesan
Pada Anak
10%
34%
Menyimak
Partisipasi
56%
Membaca
Quality Time
22%
14%
42%
Sekolah
Rumah
Kursus
22%
Lain-lain
Indonesia Bertutur
Goes to School
Introducing
Introducing
Pementasan wayang di sekolah-sekolah merupakan
strategi jemput bola. Pementasan dikemas menarik dengan
kreasi-kreasi baru tanpa mengurangi nilai orisinalitas dari
budaya bertutur.
Untuk mengakrabkan kepada anak, dalang menggunakan
bahasa Indonesia terlebih dahulu. Secara bertahap dalang
perlahan-lahan akan memasukkan beberapa bahasa
daerah yang menggambarkan cerita wayang yang
sebenarnya.
Performa wayang ditampilkan dengan musik latar karya
Plenthe Percussion yang merupakan dasar musik
tradisional Indonesia yang dipadukan dengan musik techno
sehingga menciptakan transformasi musik urban-ethnic dan
memberikan nafas baru dalam budaya bertutur.
Tehnik ini merupakan tahap penyesuaian awal yang mudah
diterima anak-anak yang berada di kota besar.
Pojok Bertutur
Influence
Penyelenggara akan bekerja sama dengan pihak sekolah
untuk mencanangkan program Pojok Bertutur.
Pojok Bertutur menyediakan waktu dan tempat khusus
untuk memberikan edukasi yang lebih intensif. Stand Pojok
Bertutur akan memberikan edukasi kepada anak seputar
budaya bertutur. Anak dapat melihat dan mempelajari
secara langsung mengenai produk-produk kesenian
Indonesia yang memiliki nilai bertutur.
Anak pun dapat bermain sebagai dalang,
penembang, dan peran-peran lain dalam
Selanjutnya anak-anak akan diberikan
intensif untuk mengenal lebih dalam
bertutur.
pemain wayang,
budaya bertutur.
pelatihan yang
tentang budaya
Getuk Tular
Infection
Pasca Pentas Anak Bertutur, para orangtua akan dengan
mudah menceritakan partisipasi sang anak kepada temantemannya atau tetangganya, mengupload foto-foto si anak
ke facebook, mengupload video pertunjukan ke youtube,
atau bentuk word of mouth lainnya.
Di samping itu penyebaran informasi dilakukan melalui
jalur-jalur formal, seperti:
Festival
Indonesia Bertutur
Identity
Acara akbar ini merupakan puncak dari keseluruhan
program Indonesia Bertutur. Festival ini menjadi ajang
untuk menampilkan kelompok-kelompok anak yang telah
dibentuk dan dilatih pada program-program sebelumnya.
Melalui Festival Indonesia Bertutur, anak-anak berkompetisi
menunjukkan karya seni bertutur terbaik mereka ke publik
yang lebih luas.
Tahap infection masih tetap dilakukan pada program ini,
bahkan lebih gencar. Peliputan media nasional, press
release, dan berbagai percakapan auidens di sosial media
akan tetap dioptimalkan.
Tujuan akhir dari program ini adalah seni budaya bertutur
dapat membekas pada setiap kepribadian anak.
Menjadikan budaya bertutur sebagai sebuah identitas anak
Indonesia yang tak lekang oleh waktu.
Agar tidak menjadi euforia momentum saja, maka Festival
Indonesia Bertutur akan diadakan secara periodik setiap
tahun. Pengembangan kelompok bertutur di sekolah akan
dioptimalkan menjadi pusat resmi, sebagai tindak lanjut
untuk efek jangka panjang.
Evaluation
Children Participation Number
Mengukur tingkat partisipasi anak, dilakukan dengan
mengakumulasi jumlah anak yang ikut terlibat dalam
rangkaian program dari awal hingga akhir. Selain itu,
evaluasi dilakukan untuk mengtahui tingkat antusias
setiap anak.
Public Awareness Index
Mengetahui bagaimana persepsi publik mengenai budaya
bertutur, publik ini meliputi orangtua, saudara, guru,
dan lain-lain
Social Media Measurement
Pengukuran keberhasilan program dari jumlah frekuensi
aktivitas publik di media sosial yang membicarakan tentang
program Indonesia Bertutur
Media Content Analysis
Mendata jumlah pemberitaan positif di media massa dan
online mengenai kegiatan Indonesia Bertutur