BAB I
PENDAHULUAN
Kanker payudara merupakan kanker yang sering di diagnosis pada wanita.
Kanker ini bersifat mengancam nyawa dan merupakan salah satu penyebab
kematian kerana kanker dikalangan wanita. Menurut American Cancer Societys,
pada tahun 2011 diperkirakan di Amerika Serikat ditemukan 230,480 kasus baru
karsinoma payudara yang invasif pada wanita dan kira-kira 57,650 kasus baru dari
jenis karsinoma in situ(CIS). Kematian diperkirakan terjadi pada 39,520 kasus
akibat dari kanker ini. Peluang untuk wanita mendapat kanker payudara invasif
lebih kurang 1 daripada 8 dan peluang kematian akibat kanker ini 1 dari 35. Kadar
kematian akibat payudara makin berkurang. Ini mungkin akibat dari penemuan
awal dan penanganan yang lebih berkesan. Sekarang, didapatkan 2 juta
penghidap kanker payudara yang terselamat. Di indonesia, insiden kanker
payudara belum mempunyai data, namun suatu data pathological base registration
mencatat bahwa kanker payudara ini menduduki tempat kedua (15.8%) setelah
kanker mulut rahim ditempat pertama.(12,13)
Kebanyakan gejala awal dari kanker payudara asimptomatik. Gejala termasuk
benjolan pada payudara, terdapatnya perubahan pada kulit, ulserasi, keluarnya
cairan dari puting susu dan lain-lain. Terdapat banyak faktor resiko untuk kanker
payudara iaitu dari jenis kelamin, usia, genetik, riwayat keluarga, riwayat penyakit
pada payudara, radiasi, kehamilan, haid dan faktor-faktor lain. Mempunyai faktor
resiko tidak memastikan bahawa akan terjadi kanker payudara.(12,13)
Untuk mendiagnosis kanker payudara diperlukan pemeriksaan fisik, imaging
(mammografi dan ultrasonografi) dan FNAB. Operasi merupakan terapi utama
untuk kanker payudara. Wanita dengan stadium awal kanker payudara biasanya
sembuh dengan operasi. Terapi adjuvan kanker payudara digunakan untuk
merawat penyakit mikrometastatik atau sel kanker telah menyebar ke KGB
regional. Terapi adjuvan diperkirakan mengurangkan 35-72% kadar kematian.(12,13)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
EMBRIONAL
Dalam embrio manusia, payudara dikenal sebagai milk streak dalam sekitar
2.2.
ANATOMI
Payudara terletak pada hemitoraks kanan dan kiri dengan batas-batas sebagai
berikut :
1. Batas-batas payudara yang tampak dari luar
Inferior
Medial
: pinggir sternum
Lateral
Medial
: garis tengah
Lateral
: m. Latissimus dorsi
Parenkim epitelial
Parenkim epitelial dibentuk oleh kurang lebih 15-20 lobus yang masingmasing mempunyai saluran tersendiri untuk mengalirkan produknya, dan
bermuara pada puting susu. Tiap lobus berisi 20-40 lobulus dan masing-masing
lobulus terdiri dari 10-100 alveoli. Lobulus-lobulus ini merupakan struktur dasar
dari glandula mammae. Payudara dibungkus oleh fascia pektoralis superfisialis
dimana permukaan anterior dan posterior dihubungkan oleh ligamentum cooper
yang berfungsi sebagai penyangga.(1,2)
1. Vaskularisasi (1,2)
a. Arteri
Payudara mendapat pendarahan dari :
b. Vena
Pada daerah payudara, terdapat tiga grup vena :
v.aksilaris-v.thorako-akromialis
sampai
dimana
3. Persarafan
(1,2,3)
2.3 FISIOLOGI
Kelenjar payudara merupakan satu bagian integral dari sistem reproduksi
maka perbuahan fisiologis kelenjar tersebut rapat hubungannya dengan
reproduksi, dalam keseluruhannya dikendalikan oleh sistem neuro-endrokrinologi
yang sama.(4)
Payudara mengalami tiga macam perubahan : (4)
yang
tidak
diketahui
becampur
dengan
estrogen
dapat
10
menduduki tempat kedua (15,8%) dari sepuluh kanker terbanyak setelah kanker
mulut rahim di tempat pertama. Diperkirakan pula insiden kanker payudara ini di
Indonesia semakin meningkat di masa yang akan datang.
2.6 ETIOLOGI
Sampai saat ini, penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti.
Penyebab kanker payudara termasuk multifaktorial, yaitu banyak faktor yang
terkait satu dengan yang lain. Beberapa faktor yang diperkirakan mempunyai
pengaruh besar dalam terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga,
hormonal, dan faktor lain yang bersifat eksogen (Soetrisno, 1988).
Bahan-bahan yang termasuk dalam kelompok karsinogen, yaitu :
1. Senyawa kimia, seperti aflatoxin B1, ethionine, saccharin, asbestos, nikel,
chrom, arsen, arang, tarr, asap rokok, dan oral kontrasepsi.
2. Faktor fisik, seperti radiasi matahari, sinar-x, nuklir, dan radionukleide.
3. Virus, seperti RNA virus (fam. retrovirus), DNA virus (papiloma virus,
adeno virus, herpes virus), EB virus.
4. Iritasi kronis dan inflamasi kronis dapat berkembang menjadi kanker.
2.7 FAKTOR RISIKO KANKER PAYUDARA
Beberapa faktor resiko untuk kanker payudara telah didokumentasikan.
Namun demikian, untuk mayoriti wanita yang menderita kanker payudara, faktor
resiko yang spesifik tidak dapat ditentukan (IARC, 2008; Lacey, et al., 2009).
Beberapa faktor resiko terjadinya kanker payudara adalah :
Usia
Meningkat setelah usia 30 keatas (Robbins, 2007). Sekitar 60% kanker
payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar ditemukan pada
wanita berusia diatas 75 tahun. Hal ini dapat dimengerti karena pajanan
pada karsinogen, inisiator, dan promotor lebih lama pada usia lanjut (Wim
de jong, 2005)
Riwayat Keluarga
11
12
2.8 PATOGENESIS(14)
Diusulkan bahwa ada enam perubahan penting dalam fisiologi sel yang
menentukan pertumbuhan sel ganas: mempertahankan proliferasi, menghindari
13
mengendalikan
14
struktur dan fungsi jaringan normal . Dalam sel-sel kanker, perubahan dari
pro-onkogen ke onkogen mempromosikan pertumbuhan sel mandiri.
2. Menghindari Pertumbuhan Suppressors
Gen supresor tumor mencegah pertumbuhan sel. Sel-sel kanker dapat
mengatasinya hingga mengakibatkan pertumbuhan sel tumor.
3. Melawan Kematian sel (apoptosis)
Perkembangan sel-sel kanker dapat ditingkatkan dengan mutasi pada gen
yang mengatur kematian sel terprogram .
4. Mengaktifkan replikatif yang tetap
Sel-sel kanker memerlukan potensi replikatif luas untuk menghasilkan
tumor makroskopik. Telomeres pada akhir kromosom memendek selama
proses pembelahan sel. Setelah memendek pada satu titik tertentu dalam
sel normal, proliferasi berhenti. Dalam sel-sel kanker, pemendekan
telomere yang dihindari oleh enzim telomerase, hingga memungkinkan
replikasi sel secara luas.
5. Angiogenesis yang berlanjut
Seperti jaringan normal, tumor membutuhkan nutrisi dan oksigen serta
kemampuan untuk menghapus sisa metabolisme dan karbon dioksida
untuk bertahan hidup. Melalui angiogenesis, satu sistem vaskular
dihasilkan untuk pertumbuhan tumor dan metastasis terus.
6. Mengaktifkan Invasi dan Metastasis
Sel-sel kanker dapat menyebar dimulai dengan sel bebas keluar dari tumor
primer, masuk ke dalam darah dan pembuluh limfatik terdekat, melalui
sistem limfatik dan pembuluh darah untuk menghasilkan tumor sekunder
di lokasi yang jauh.
15
2.9 Klasifikasi
Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara
diklasifikasikan sebagai berikut:
16
17
seringkali
diasosiasikan
dengan
DCIS,
atau
lebih
sering
IDC.
18
2.10 Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penelitian dokter
saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh
manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar
maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau
kanker dan tidak ada pada tumor jinak.
Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan
bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dan lain-lain. Banyak sekali cara
untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak digunakan saat ini adalah
stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh
UICC (International Union Against Cancer dari World Helath Organization) /
AJCC (American Joint Committee On Cancer yang disponsori oleh American
Cancer Society dan American College of Surgeons).
Sistem TNM :
TNM merupakan singkatan dari T yaitu tumor size atau ukuran tumor, N
yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan M yaitu metastasis atau
penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum
dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi
(PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut :
19
20
21
22
23
24
jaringan lainnya, atau bisa juga ditemukan pada limfonodi sekitar tulang
dada atau :
-
25
Kanker payudara stadium IIIC dibagi menjadi stadium IIIC yang dapat
dioperasi dan tidak dapat dioperasi.
26
Pada stadium IIIC yang tidak dapat dioperasi, kanker sudah menyebar
ke limfonodi diatas tulang leher.
27
Interpretasi
Penyebab fisiologi seperti
pada tegangan
pramenstruasi atau penyakit
fibrokistik
Benjolan di payudara
28
- Keras
Kelainan fibrikistik
- Lunak
Lipoma
Perubahan Kulit :
Sangat mencurigakan
- Bercawak
karsinoma
Kista, karsinoma,
- Benjolan kelihatan
fibroadenoma besar
Di atas benjolan : kanker
- Kulit jeruk
(tanda khas)
Infeksi jika ganas
- Kemerahan
- Tukak
orang tua)
Kelainan
puting
Retraksi
Infeksi baru
atau areola
Fibrosis karena kanker
Retraksi baru karena
kanker (bidang fibrosis
Ekskema
Keadaan cairan
-seperti susu
-jernih-hijau
Normal
29
Perimenopause
Pelebaran duktus
-Hemoragik
Kelainan fibrolitik
Karsinoma
Papiloma Intraduktus
(Sumber : Sjamsu Hidayat & Wim de Jong, 1997)
2.12 DIAGNOSA
1. Pemeriksaan Fisik (5)
a. Inspeksi
Inspeksi bentuk, ukuran, dan simetris dari kedua payudara,
apakah terdapat edema (peau dorange), retraksi kulit atau puting
susu, dan eritema.
b. Palpasi
Dilakukan palpasi pada payudara apakah terdapat massa,
termasuk palpasi kelenjar limfe di aksila, supraklavikula, dan
parasternal. Setiap massa yang teraba atau suatu lymphadenopathy,
harus dinilai lokasinya, ukurannya, konsistensinya, bentukk, mobilitas
atau fiksasinya.
30
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Mammografi
Mammografi
merupakan
pemeriksaan
yang
paling
dapat
kualitas
gambarnya.
Mammografi
konvensional
Sebagai
perbandingan,
foto
X-ray
thoraks
31
menunjukkan
reduksi
sebesar
40%
terhadap
32
oleh pasien tetapi tidak dapat mendeteksi lesi dengan diameter 1 cm.
(5)
33
34
penyinaran
pada
daerah
yang
terkena
kanker
dengan
35
2.14 PENCEGAHAN
Pencegahan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI)
1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal,
ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan
perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada
puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting
susu. Perhatikan apakah kulit pada putting susu berkerut.
2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di
belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi
seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil
akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama
pada payudara bagian bawah.
36
37
2.15 PROGNOSIS(14)
Prognosis Ca Mamae ini tergantung dengan beberapa hal:
a) Ukuran tumor
Jika ukuran tumornya < 1cm disertainya munculnya atau tidak nodul serta
metastasis, prognosis pasien tersebut lebih baik dengan pasien yang
mempunyai tumor yang berukuran>1cm.
b) Dijumpai nodul-nodul
c) Dijumpai Metatasis
Pasien yang mengalami penyebaran hematogen tidak dapat sembuh
sempurna, tetapi rawatan kemoterapi dapat membantu memanjangkan
lama tahan hidup pasien tersebut.
38
d) Stadium carcinoma
Stadium carcinoma ini terbagi kepada3 yaitu, well differentional ,
Moderately differentional ,poor differentional.Didapati bahwa stadium
carcinoma yang well differentional mempunyai tahap yang baik
berban.ding dengan stadium Moderately differentional ,poor
differentional.
e) Histologi tumor
Tipe carcinoma yang terdiri daripada tubular, medular lebih baik prognosis
berbanding dengan ductal carcinoma.
f) Poliferasi cancer
Bergantung hal- hal tersebut di terbentuklah Five year survival rateoleh
American Joint Committee of Cancer. Angka kelangsungan hidup 5 tahun pada
penderita kanker payudara yang telah menjalani pengobatan yang sesuai
mendekati:
- 95% untuk stadium I
- 88% untuk stadium II
- 40% untuk stadium III
- 5% untuk stadium IV.
Kanker payudara dini memiliki angka harapan hidup 5 tahun untuk penderita
stadium I adalah 95% dan untuk stadium II adalah 80%, dengan angka
kekambuhan lokal sekitar 6%. Penderita dengan resiko tinggi mempunyai tumor
dengan diferensiasi sitologis buruk, menembus limfatik dan pembuluh darah,
sirkumskripsi buruk, indeks labeling timidin yang tinggi (peninggian jumlah sel
yang berkembang), dan negatifitas RE sekitar 50%.14
Prognosa untuk penyakit stadium III telah meningkat dari 20% menjadi 40%
pada 5 tahun dengan adannya pengobatan adjuvan. Kebanyakan penderita ini
dapat menerima kemoterapi praoperasi. Penyakit stadium IV masih mempunyai
harapan hidup 5 tahunan kurang dari 10 tahun.14
39
40
BAB 3
LAPORAN KASUS
Data Pribadi
Nama : SR
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Masuk : 13 Agustus 2014
Alamat: Jl. Bersiap No.87 Desa Tengah
Keluhan Utama
Telaah
41
42
: Tidak ada
RPO
Status Presens
Sensorium
: Compos mentis
TD
: 120/70 mmHg
HR
: 84 x/menit
RR
: 24 x/menit
Suhu
: 37,6C
Status Generalisata
Kepala
Leher
Thoraks
43
Axilla kiri
44
FOLLOW UP
13 Agustus 2014
S: Sesak napas
0: Sens: CM
TD:
HR:
Temp:
A:
P: IVFD RL 20gtt/i
- Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
-Inj.Ketorolac 30 mg/8jam
Hasil Lab:
Koreksi HB
Koreksi NaCl
14 Agustus 2014
S: Sesak napas
O: Sens CM
TD:
HR
Temp : fever
A:
P: IVFD RL 20gtt/i
- Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
-Inj.Ketorolac 30 mg/8jam
Rencana
-biopsi jaringan (pasien menolak)
15 Agustus 2014
S: Sesak napas
45
O:
A:
P: IVFD RL 20gtt/i
- Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
-Inj.Ketorolac 30 mg/8jam
-transfusi darah 1 kantung
Rencana
-usg liver
16 agustus 2014
S: nyeri di daerah payudara
O: fever
A:
P: IVFD RL 20gtt/i
- Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
-Inj.Ketorolac 30 mg/8jam
Pembacaan hasil USG
(metatase liver)
17 augustus 2014
S: nyeri di daerah payudara
O: fever
A:
P: IVFD RL 20gtt/i
- Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
-Inj.Ketorolac 30 mg/8jam
18 agustus 2014
S: nyeri di daerah payudara
O:
A:
P: IVFD RL 20gtt/i
- Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
-Inj.Ketorolac 30 mg/8jam
46
14 Agustus 2014
S: Nyeri di
15 Agustus 2014
Koreksi :
16 Agustus 2014
S: nyeri di
Hasil lab:
payudara
Hb: 4.60g%
daerah payudara
O: HD stabil,
(10-4.60)x
O: k/u: lemah
15.5)
lemah
60x4=1296cc
A: Susp. Breast
Eritrosit:
3/
1.46.10 mm
Leukosit:
cancer (L)
breast
P: IVFD RL
T4cN3M1
3/
5.41.10 mm
Hematokrit:15.20%
(38-44)
P:
20gtt/i
O: HD stabil
- Inj. Ranitidin
KU : lemah
50mg/ 12 jam
Trombosit :
3
breast
3
164.10 /mm
cancer mg/8jam
T4cN3M1
P : - IVFD RL
20gtt/i
- Inj. Ranitidin
50mg/ 12 jam
-Inj.Ketorolac 30
mg/8jam
- Transfusi PRC
8 bag
- Subs. Nacl 3%
47
- Subs Nacl 3%
17 Agustus 2014
18 Agustus 2014
S: nyeri di
- USG liver +
hasil foto thorax
19 Agustus 2014
S: nyeri di
S: nyeri di daerah
daerah payudara
daerah payudara
payudara
O: k/u: lemah
O: k/u: lemah
O: k/u: lemah
A: (L) Breast ca
A: (L) Breast ca
T4CN1M1
P: IVFD RL
20gtt/i
20gtt/i
P: IVFD RL 20gtt/i
- Inj. Ranitidin
- Inj. Ranitidin
- Inj. Ranitidin
50mg/ 12 jam
50mg/ 12 jam
50mg/ 12 jam
-Inj.Ketorolac 30
-Inj.Ketorolac 30
-Inj.Ketorolac 30
mg/8jam
mg/8jam
mg/8jam
- Transfusi PRC
sampai 8 bag
- Transfusi PRC
sampai 8
DAFTAR PUSTAKA
1. Sabiston, David C. Sabistons Essentials Surgery. Part 1 : Breast.
Philadelphia : W.B.Saunders Co. 1992.
2. Ramli,Muchlis. Staf Pengajar Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas
Indonesia.
Kumpulan
Kuliah
Ilmu
Bedah:
Kanker
48
Accessed
at
Companies, Inc.