Anda di halaman 1dari 19

Category Archives: Teknik Terowongan

INVESTIGASI GEOTEKNIK
13 Jan
1 TUJUAN INVESTIGASI
Investigasi geoteknik atau penyelidikan tanah dan batuan sebagai alas bagi konstruksi jalan
rel adalah tahap yang krusial dalam perencanaan jalan kereta api. Pengalaman menunjukkan
bahwa biaya yang dikeluarkan dalam pembangunan jalan kereta api dapat membengkak
akibat penyelidikan yang tidak memadai. Biaya dalam tahap penyelidikan geoteknik
seringkali ditekan hingga serendah mungkin, sehingga penyelidikan dilakukan dalam tingkat
yang amat kasar, hal ini pada akhirnya membuahkan parameter tanah yang tidak cukup
representatif. Parameter tanah yang tidak mencerminkan kondisi tanah yang sesungguhnya
bermuara pada kesalahan dalam perencanaan.
Tujuan investigasi geoteknik adalah untuk mendapatkan informasi berkenaan dengan kondisi
tanah dan air tanah pada suatu lokasi tertentu. Untuk mendapatkan informasi tersebut pada
umumnya dilakukan dengan pengeboran (boring and drilling), dimana contoh tanah diambil
untuk diuji lebih lanjut. Tujuan investigasi geoteknik secara umum dapat diuraikan sebagai
berikut.

Profil perlapisan tanah

Untuk memperoleh profil perlapisan tanah, maka diperlukan pemboran untuk mengambil
contoh tanah pada kedalaman yang berbeda-beda. Dari profil perlapisan tanah informasi
penting yang harus diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Informasi berkenaan dengan jenis lapisan tanah, tebalnya dan kemiringan
lapisan-lapisan tersebut.
2. Lokasi lapisan tanah keras atau lapisan batuan

Variasi perlapisan tanah secara horizontal yang meliputi seluruh proyek.

Kondisi air tanah yang meliputi: a) digunakan untuk menentukan letak muka air tanah
dan tekanannya dan b) digunakan untuk menentukan permeabilitas tanah.

Sifat-sifat fisik tanah dan batuan.

Sifat-sifat mekanika tanah dan batuan, seperti kekuatan dan kompressibiltas.

Hal-hal khusus pada perlapisan tanah, seperti adanya lapisan tipis material lapuk,
adanya kantung-kantung kerikil pada lapisan pasir dan lain-lain.

Informasi-informasi khusus lainnya, seperti adanya kandungan bahan kimia dalam air
tanah, diketahuinya kondisi pondasi struktur di dekat proyek.

PROSEDUR INVESTIGASI

Prosedur investigasi geoteknik umumnya melewati tahap-tahapan sebagai berikut:

Reconnaisance

Investigasi pendahuluan

Investigasi rinci

Penyelidikan selama konstruksi

Tahap-tahap investigasi yang disebutkan di atas pada hakikatnya menunjukkan tingkatan


investigasi yang diperlukan. Tahap investigasi tertentu akan memberi petunjuk apakah perlu
melakukan investigasi pada tahap berikutnya. Sebagai contoh, informasi yang diperoleh
dalam tahap reconnaissance akan menjadi petunjuk untuk melakukan investigasi pendahuluan
berkenaan dengan hal-hal yang perlu diinvestigasi lebih lanjut. Dalam melakukan investigasi
tidak selalu diperlukan melakukan 4 tahap investigasi secara berturut-turut. Jika dianggap
cukup, maka investigasi hanya sampai pada tahap investigasi pendahuluan, tergantung pada
tingkat kompleksitas perlapisan tanah yang ada dan struktur yang akan dibangun.
Sumber : http://www.dardela.com
Leave a comment
Posted by aphiin on January 13, 2013 in Tambang Terbuka (Open Pit Mining), Teknik
Terowongan

Tags: air tanah, batuan, islam, kereta api, mekanika tanah

Metode Penggalian Terowongan


29 Oct
Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai panjang lebih dari lebar
penampang galiannya, dan mempunyai gradien memanjang kurang dari 15%. Terowongan
umunya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada lingkungan luar.
Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan terowongan sebagai sebuah tembusan di bawah
permukaan yang memiliki panjang minimal 0.1 mil, dan yang lebih pendek dari itu
dinamakan underpass.
Tabel 2.1

Klasifikasi Tanah untuk Terowongan (Terzaghi, 1950)

Klasifikasi

Perilaku
Tipe Tanah
Karena bagian depan galian
kuat, maka
Tanah lepas diatas air tanah,
tidak diperlukan penyokong
lempung
sementara,

Firm
dan lining permanen
dipasang sebelum

keras, marl, ppasir semen,


kerikil

adanya tanah
Gumpalan atau bongkahan
tanah mulai
keluar dari daerah
lengkungan atau
dinding terowongan setelah
tanah digali,
mengarah pada loosening
atau retakan

Sisa tanah atau pasir dengan


sedikit
bahan pengikat akan
mempercepat
raveling dibawah muka air
tanah dan

yang getas ( tanah retak pada


Slow Raveling, Fast
permukaan,
Raveling
Raveling
memperlambat di atas muka
air tanah.
melawan tanah yang
squeezing). Pada
Kecepatan raveling pada
lempung keras
tanah yang beraveling cepat,
proses mulai
bergantung pada derajat
pembebanan.
pada beberapa menit,
sebaliknya terjadi
pada tanah yang beraveling
lambat.
Squeezing Cohesive Running, Adanya tanah yang terRunning
squeezing atau
extrudes plastically pada
terowongan

Tanah dengan kekuatan friksi


yang
kecil. Rata rata squeezenya
tergantung

pada derajat pembebanan.


Terjadi
terjadi tanpa retak yang
terlihat atau
hilangnya kontinuitas dan
tanpa terlihat
bertambahnya kadar air.
Kekentalan,
plastic yield dan aliran
mengarah pada
pembebanan.

sampai kedalaman sedang


pada
lempung konsistensi sangat
lunak
sampai sedang. Pada lempung
kaku
sampai keras akan terjadi
kombinasi
antara raveling pada
permukaan dan
squeezing di bawah
permukaan.
Material granular bersih dan
kering.

Material granular tanpa


kohesi tidak tabil

Adanya kohesi pada pasir


basah atau

lereng kurang lebih 30 35.


sementasi lemah pada
Pada lereng
beberapa tanah
Running

yang lebih curam material ini


granular membuat terjadinya
runtuh
raveling
sampai lereng menjadi
hampir rata.

sesaat sebelum material


runtuh, yang
disebut cohesive running.

Flowing

Campuran tanah dan air yang Lanau, pasir atau butiran kasar
mengalir ke
dibawah
dalam terowongan seperti
cairan kental.

muka air tanah tanpa adanya


lempung

Material itu dapat masuki


dari balik

yang mempunyai kohesi dan


plastisitas.

dinding dan dapat mengalir


dengan deras

Dapat terjadi pada lempung


sensitif jika

dan mengisi penuh


terowongan pada

merupakan tanah yang


disturbed

beberapa kasus.

(terganggu)

Tanah menyerap air,


memperbesar

Lempung dengan highly

volume, dan secara perlahan preconsolidated, mempunyai


indeks
terowongan
Swelling
8
menjadi lebih luas.

plastisitas lebih kurang 30,


biasanya
mengandung
montmorillionite.

Terowongan biasa digunakan untuk lalu lintas kendaraan (umumnya mobil atau kereta api)
maupun para pejalan kaki atau pengendara sepeda. Selain itu, ada pula terowongan yang
berfungsi mengalirkan air untuk mengurangi banjir atau untuk dikonsumsi, terowongan untuk
saluran pembuangan, pembangkit listrik, dan terowongan yang menyalurkan kabel
telekomunikasi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Terowongan)
Dalam penggalian terowongan ada beberapa metode yang umum digunakan,akan tetapi
metode penggalian terowongan yang akan dipilih disesuaikan oleh keadaaan alam sekitar
dengan segala pertimbangan dan analisis, Rai Made Astawa Rai (1988), membagi beberapa
metode penggalian terowongan yang biasa diterapkan dilapangan sebagai berikut :
Metode full face
Metode full face adalah suatu cara dimana seluruh penampang terowongan digali secara
bersamaan. Metode ini sangat cocok untuk terowongan yang mempunyai ukuran penampang
melintang kecil hingga terowongan dengan diameter 3 meter. Cara penggaliannya yaitu
dimana seluruh bidang muka setelah dibor untuk tempat detonator kemudian diledakkan
seluruh bidang muka. Ini umumnya dilakukan pada adit yang mempunyai diameter kecil
yaitu kurang dari 10 feet.
Keuntungan :

Pekerjaan akan lebih cepat karena penampang permukaan terowongan digali secara
bersamaan,

Proses tunneling dapat dilakukan dengan kontinyu.

Kerugian :

Banyak membutuhkan alat alat mekanis

Metoda ini tidak dapat digunakan apabila kondisi tanah tidak stabil,

Hanya untuk terowongan dengan lintasan pendek

Metode Heading and Bench


Metode Heading and Bench adalah cara penggalian dimana bagian atas penampang
terowongan digali terlebih dahulu sebelum bagian bawah penampangnya. Setelah penggalian
bagian atas mencapai panjang 3 3,5 meter (heading), penggalian bawah penampang
dikerjakan ( bench cut) sampai membentuk penampang terowongan yang diinginkan. Ini
diterapkan bila bridging capacity rendah terutama pada adit yang mempunyai diameter besar

Keuntungan :
a. Memungkinkan pekerjaan pengeboran dan pembuangan sisa peledakan dilakukan secara
simultan,
b.Metoda ini efektif untuk pekerjaan terowongan dengan penampang besar dan dengan
lintasan yang relative panjang
Metoda Drift
Metode drift adalah suatu metode yang menggali terlebih dahulu sebuah lubang bukaan
berukuran kecil sepanjang lintasan terowongan yang kemudian diperbesar sampai
membentuk penampang yang direncanakan. Metode ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
-

Top Drift

Centre Drift

Bottom Drift

Side Drift

(a)

Top Drift

Metode ini banyak digunakan pada penggalian endapan di tambang. Metode ini tidak jauh
berbeda dengan medode heading and bench.
(b) Centre Drift
Metode ini dimulai dengan penggalian lubang berukuran 2,5m x 2,5m 3m x 3m dari portal
ke portal. Perluasannya dimulai setelah penggalian center drift selesai.
Keuntungan :
1. Metoda ini menguntungkan karena memberikan sistem ventilasi yang baik,

2. Tidak memerlukan penyangga sementara yang rumit karena ukurannya cukup kecil,
3. Mucking dapat dilakukan bersamaan dengan penggalian.
Kerugian :
1. Pekerjaan perluasannya harus menunggu center drift selesai secara keseluruhan,
2. Alat bor harus dipasang dengan pola tertentu.
(c)

Bottom drift

Pada metode ini, penggalian dimulai dengan membuka bagian bawah penampang. Pembuatan
lubang-lubang bahan peledak untuk membuka bagian atas penampang dilakukan dengan
mem-bor dari bottom drift vertikal ke atas.
(d) Side Drift
Pada metode ini dua drift digali sekaligus pada sisi-sisi penampang, sepanjang lintasan
terowongan. Proses selanjutnya adalah penggalian bagian arch yang diikuti dengan
pemasangan penyangga sementara.
Keuntungan :
1. Proses pekerjaan lining dapat dilakukan sebelum penggalian bagian tengah selesai
2. Cocok untuk penggalian terowongan besar dan dengan kondisi tanah yang
burukMetoda
Pillot Tunnel
Pilot tunnel digali paralel pada jarak kurang lebih 25 meter dari sumbu terowongan yang
akan direncanakan dengan ukuran 2 x 2 m2 3 x 3 m2. Penggalian pada terowongan utama
sendiri dilakukan dengan metode drift. (Sumber : Rai Made Astawa Rai : Teknik
Terowongan: 1988)
Pilot tunnel adalah cara terbaik untuk menyelidiki lokasi terowongan dan harus digunakan
bila terowongan berukuran besar akan dilaksanakan pada jalur yang mempunyai kondisi
geologi yang kritis. Degan membuat pilot tunnel maka berbagai masalah yang akan ditemui
pada pelaksanaan penggalian pada skala yang lebih besar dapat diantisipasi sedini mungkin.
Keuntungan :
1. Cocok untuk penggalian terowongan besar dengan medan yang/kondisi geologi ktiris.
2. Tingkat resiko pada kondisi geologi yang kritis dapat dinimalisir.
1. Metode Sumuran Vertical

Sumuran adalah suatu terowongan yang digali secara vertikal (yang menyerupai sumur
besar), dimana pada dinding atau dasar sumur tadi dapat digali lubang-lubang ke arah
horisontal
Metode ini dilaksanakan dengan membuat lubang vertikal tegak lurus sampai pada
terowongan yang akan digali. Dengan dibuatnya satu lubang yang memotong lintasan
terowongan akan didapatkan paling sedikit tiga buah heading face

Download makalah lengkapnya disini gan


Leave a comment
Posted by aphiin on October 29, 2012 in Teknik Terowongan

Tags: air tanah, getas, islam, penampang, religion, retak

Klasifikasi terowongan
29 Oct
Pengertian Terowongan
Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai panjang lebih dari lebar
penampang galiannya, dan mempunyai gradien memanjang kurang dari 15%. Terowongan
umunya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada lingkungan luar.

Terowongan umumnya dibuat melalui berbagai jenis lapisan tanah dan bebatuan sehingga
metode konstruksi pembuatan terowongan tergantung dari keadaan tanah. Metode konstruksi
yang lazim digunakan dalam pembuatan terowongan antara lain :
Cut and Cover System, Pipe Jacking System (Micro Tunneling), Tunneling Bor Machine
(TBM), New Austrian Tunneling Method (NATM), dan Immersed-Tube Tunneling System.

Menurut Paulus P Raharjo (2004) bahwa terowongan transportasi bawah kota merupakan
grup tersendiri diantara terowongan lalu lintas, dapat berupa terowongan kereta api maupun
terowongan jalan raya. Dalam tahap konstruksinya, terowongan memerlukan pengawasan
yang lebih, karena adanya sedikit kesalahan metode atau sequence of work dapat
mengakibatkan keruntuhan tunnel. Pelaksanaan galian terowongan dapat dikerjakan dengan
bantuan alat-alat berat (excavator dengan perlengkapan-perlengkapan clampshell, backhoe,

shovel, dan juga crawler loader), sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu relatif
cepat dan memperkecil kemungkinan runtuh
Klasifikasi Terowongan
Ditinjau berdasarkan kegunaan terowongan, Made Astawa Rai (1988) membagi
terowongan menjadi 2 bagian, yaitu :
Terowongan lalu lintas ( traffic tunnel )

Terowongan kereta api

Adalah terowongan yang merupakan terowongan paling penting diantara terowongan lalu
lintas.

Terowongan jalan raya

Terowongan yang dibangun untuk kendaraan bermotor karena pesatnya pertambahan lalu
lintas jalan raya bersamaan dengan berkembangnya industri kendaraan bermotor.

Terowongan pejalan kaki

Terowongan ini termasuk dalam grup terowongan jalan (road tunnel) tetapi penampangnya
lebih kecil, jari jari belokannya pendek dan kemiringannya besar (lebih besar dari 10%).
Terowongan ini biasanya digunakan dibawah jalan raya yang ramai atau dibawah sungai dan
kanal sebagai tempat menyebrang bagi pejalan kaki.

Terowongan navigasi

Terowongan ini dibuat untuk kepentingan lalu-lintas air di kanal-kanal dan sungai-sungai
yang menghubungkan satu kanal atau sungai ke kanal lainnya. Disamping itu juga dibuat
untuk menembus daerah pegunungan untuk memperpendek jarak dan memperlancar lalu
lintas air.

Terowongan transportasi dibawah kota

Terowongan transportasi ditambang bawah tanah

Terowongan ini dibuat sebagai jalan masuk kedalam tambang bawah tanah yang digunakan
untuk lalu lintas para pekerja tambang, mengangkut peralatan tambang, mengangkut batuan
dan bijih hasil penambangan.
1. Terowongan angkutan

Terowongan stasiun pembangkit listrik air

Air dialihkan atau dialirkan dari sungai atau reservoir untuk digunakan sebagai pembangkit
listrik disebuah stasiun pembangkit yang letaknya lebih rendah. Terowongan ini dapat
dikategorikan pada suatu grup utama berdasarkan kegunaannya.

Terowongan penyediaan air

Terowongan ini hampir sama dengan terowongan stasiun pembangkit listrik air,
perbedaannya hanya pada fungsi kedua terowongan tersebut. Fungsi dari terowongan
penyediaan air adalah menyalurkan air dari mata air ketempat penyimpanan air di dalam kota
atau membelokkan air ke tempat penyimpanan tersebut.

Terowongan untuk saluran air kotor

Terowongan ini dibuat untuk membuang air kotor dari kota atau pusat industri ke tempat
pembuangan yang sudah disediakan.

Terowongan yang digunakan untuk kepentingan umum

Terowongan ini biasanya dibuat di daerah perkotaan untuk menyalurkan kabel listrik dan
telepon, pipa gas dan air, dan juga pipa pipa lainnya yang penting, dibuat dibawah saluran
air, jalan raya, jalan kereta api, blok bangunan untuk memudahkan inspeksi secara kontinyu,
pemeliharaan dan perbaikan sewaktu waktu kalau ada kerusakan.
Berdasarkan lokasinya terowongan dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut:

Underwater Tunnels

Terowongan yang dibangun dibawah dasar muka air. Pada umunnya dibangun dibawah dasar
dan sungai atau laut. Perhitungannya lebih kompleks, selain ada tekanan tanah.juga terdapat
tekanan air yang besar.

Mountain Tunnels

Terowongan jenis ini adalah salah satu terowongan yang mempunyai peran penting ketika
suatu daerah memiliki topografi yang beragam, sehingga perlu adanya terowongan yang
dibangun menembus sebuah bukit maupun gunung.

Tunnels at Shallow Depth and Water City Streets

Jaringan transportasi di Negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Jepang banyak
yang menerapkan tipe terowongan ini. Terowongan jenis ini sangat cocok untuk dibangun di
perkotaan. Baik itu untuk transportasi maupun saluran drainase kota.
Berdasarkan material yang dipakai, Paulus P Raharjo (2004) menjelaskan terdapat 3 jenis
terowongan, yaitu:

Terowongan Batuan (Rock Tunnels) =Terowongan batuan dibuat langsung pada


batuan massif dengan cara pemboran atau peledakan. Terowongan batuan umumnya

lebih mudah dikonstruksikan daripada terowongan melalui tanah lunak karena pada
umumnya batuan dapat berdiri sendiri kecuali pada batuan yang mengalami fracture.

Terowongan melalui tanah lunak (Soft Ground Tunnels) =Terowongan melalui tanah
lunak dibuat melalui tanah lempung atau pasir atau batuan lunak (soft rock) . Karena
jenis material ini runtuh bila digali, maka dibutuhkan suatu dinding atau atap yang
kuat sebagai penahan bersamaan dengan proses penggalian. Umumnya digunakan
shield (pelindung) untk memproteksi galian tersebut agar tidak runtuh. Teknik yang
umum digunakan pada saat ini adalah shield tunneling Pada terowongan melalui tanah
lunak ini, lining langsung dipasang dibelakang shield bersamaan dengan pergerakan
maju dari mesin pembor terowongan (Tunnel Boring Machine).

Terowongan gali timbun (Cut and Cover Tunnel) = Terowongan ini dibuat dengan
cara menggali sebuar trench pada tanah, kenudian dinding dan atap terowongan
dikonstruksikan di dalam galian. Sesudah itu galian ditimbun kembali dan seluruh
struktur berada dibawah timbunan tanah. (Sumber : Rai Made Astawa Rai : Teknik
Terowongan: 1988)

Download File aslinya Disini


Leave a comment
Posted by aphiin on October 29, 2012 in Teknik Terowongan

Tags: islam, kereta api, metode konstruksi, micro tunneling, new austrian tunneling method

Pengendalian Bahan Peledak


08 Sep
Bahan peledak selain merupakan bahan yang bermanfaat bagi kepentingan manusia, juga
merupakan barang yang berbahaya sehingga penanganan bahan peledak pada kegiatan
penambangan sangat penting untuk diketahui.
1. Pengamanan sebelum peledakan.
Sebelum pekerjaan peledakan dilakukan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
Melakukan kontrol keadaan disekeliling daerah yang akan diledakkan untuk
menghindari hal-hal yang bakal terjadi diluar perhitungan.
Sebelum dimulai pekerjaan mempersiapkan primer/ bahan peledak dan mengisinya
kelubang bor, maka terlebih dahulu semua jalan masuk ditempat peledakan harus pada jarak
yang cukup jauh dipasang tanda-tanda perhatian yang menyolok mata dan dimengerti, juga
ditempat aman pada jalan masuk tersebut tidak ditempatkan penjaga.

Pekerja/ orang-orang serta peralatan yang ada ditempat yang akan diledakkan harus
segera diamankan.

Bila tempat peledakan yang akan diledakkan itu terletak sedemikian dekat dari
tempat kerja lain, dimana akibat dari peledakan itu dapat membahayakan, maka

petugas peledakan wajib memberitahukan kepada karyawan-karyawan yang ada


ditempat kerja tersebut supaya menyingkir ditempat perlindungan yang aman pada
saat pelaksanaan peledakan.

Untuk pemegang blasting machine harus memperhitungkan arah angin / ventilasi, dan
tempat berlindung terhadap kejatuhan benda atau batuan khususnya dari batuan atap.

2.3.2. Pengamanan Sesudah Peledakan


Sesudah peledakan, maka yang harus dilakukan adalah :

Tidak memperkenankan seorangpun memasuki tempat yang sudah


dalam jangka waktu 30 menit

Setelah melampaui batas waktu tersebut maka juru ledak harus terlebih dahulu
memeriksa dan membuktikan bahwa daerah tersebut sudah bebas dari pengaruh gasgas yang berbahaya, misfire dan batu-batu menggantung dari hasil peledakan,
sebelum mengijinkan pekerja lain memasuki tempat kerja tersebut.

Pada lubang ledak yang misfire harus diberi tanda dengan menutup lubang ledak
tersebut dengan sumbat/ tongkat kayu yang dapat dilihat dengan jelas dan tidak
dibenarkan mengorek keluar material stemming lubang ledak tersebut.

Usaha untuk menangani lubang ledak yang misfire diusahakan mengeluarkan


stemming dengan alat kompressor udara telanan tunggi atau memakai air, setelah
keluar sebagian besar stemmingnya maka dipasang primer baru kemudian diledakkan.
Semua usaha ini harus dibawah pengawasan terus-menerus dari ahli berdasarkan
intruksi tertulis dari Kepala Teknik Tambang.

diledakkan

3. Gudang Bahan Peledak Dibawah Tanah


Persyaratan mengenai gudang bahan peledak dibawah tanah dan penyimpanan Handak
dibawah tanah telah diatur berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
555.K/26/M.PE/1995.
Sumber. : http://fhendymining.blogspot.com/
Leave a comment
Posted by aphiin on September 8, 2012 in Peledakan, Teknik Terowongan

Tags: batuan, blasting machine, dari hasil, penambangan

Metode Peledakan Didalam Terowongan


08 Sep
1. Pola Lubang Tembak
Peledakan didalam terowongan selalu dimulai dengan satu atau lebih peledakan pemula
untuk menciptakan satu gua atau bolongan pada permukaan terowongan yang akan ditembus.
Gua atau bolongan ini disebut Cut yang berfungsi sebagai bidang bebas terhadap paledakan

berikutnya. Cut ini kemudian diperbesar dengan peledakan dua atau lebih susunan lubang
tembak easer. Peledakan berikutnya atau yang terakhir adalah peledakan lubang trimmer
yang menentukan bentuk dari terowongan.
Efisiensi peledakan didalam terowongan sangat tergantung pada sukses tidaknya peledakan
cut. Cut dapat dibuat melalui beberapa pola lubang tembak. Nama-nama pola ini disebut
sesuai dengan jenis cut yang dibentuk. Dalam memilih tipe cut yang sesuai maka
pertimbangan harus didasarkan atas :
Kondisi batuan yang akan ditembus
Bentuk dan ukuran terowongan
Kemajuan yang ditargetkan, yaitu besar kemajuan setiap ronde peledakan yang
ditentukan oleh kedalaman daripada cut.
Jenis-jenis pola lubang tembak yang sering dan pernah dipakai pada peledakan didalam
terowongan yaitu:
a. Drag Cut
Pola ini sesuai dipakai pada batuan yang mempunyai struktur bidang perlapisan, misalnya
batuan serpih. Lubang cut dibuat menyudut terhadap bidang perlapisan pada bidang tegak
lurus, sehingga batuan akan terbongkar menurut bidang perlapisan. Cut ini cocok untuk
terowongan berukuran kecil (lebar 1,5-2m) dimana kemajuan yang besar tidak terlalu
penting.
b.Fan Cut
Pada Fan Cut lubang tembaknya dibuat menyudut dan berada pada bidang mendatar.
Setelah cut diledakkan maka batuan yang ada diantara dua baris lubang cut akan
terbongkar. Selanjutnya lubang-lubang easer dan trimmer akan memperbesar bukaan
cut sampai kepada bentuk geometri daripada terowongan. Cut ini cocok dipakai pada
batuan yang berstruktur berlapis-lapis.
c. V-Cut
V-Cut sering dipakai dalam peledakan didalam terowongan. Lubang tembak pada pola ini
diatur sedemikian rupa sehingga tiap dua lubang membentuk V. Sebuah Cut dapat terdiri
dari dua atau tiga pasang V, masing-masing pada posisi horizontal. Lubang-lubang tembak
pada cut biasanya dibuat membentuk sudut 60o terhadap permukaan terowongan. Dengan
demikian panjang kemajuan tergantung pada lebar daripada terowongan karena panjang
batang bor terbatas pada lebar tersebut. Satu atau dua buah lubang tembak yang lebih pendek
disebut burster dan dapat dibuat ditengah cut untuk memperbaiki hasil fragmentasi.
d. Pyramid Cut
Pyramid Cut terdiri dari 4 buah lubang tembak yang saling bertemu pada satu titik ditengah
terowongan. Pada batuan yang keras banyaknya lubang cut ditambah hingga menjadi 6
buah.
e. Burn Cut
Pola ini berbeda dengan cut yang lain. Perbedaannya yaitu pada cut lain lubang cut
membentuk sudut satu sama lain sedang dalam burn cut lubang cut dibuat sejajar satu
sama lain dan tegak lurus terhadap permukaan terowongan. Pada pola ini beberapa lubang
cut tidak diisi dengan bahan peledak yang berfungsi sebagai bidang bebas terhadap lubang
cut yang diisi dengan bahan peledak. Lubang cut yang kosong dapat lebih dari satu dan
ukurannya lebih besar dari lubang cut yang diisi. Keuntungan dari pada burn cut adalah :
Kemajuan tidak lagi tergantung pada lebar terowongan karena semua lubang dibuat
sejajar dengan sumbu terowongan
Proses pemboran menjadi lebih mudah.
2. Lubang easer dan Trimmer
Lubang easer dibuat mengelilingi cut untuk memperbesar bukaan cut sehingga lubang
trimmer dapat membuat bentuk daripada terowongan. Untuk terowongan berukuran biasa,

satu ronde peledakan terdiri dari sekitar 40 buah lubang tembak dimana setiap lubang tembak
membuat bukaan seluas sekitar 0,25-0,5 m2.
Banyaknya lubang easer serta penempatannya tergantung kepada pola lubang cut. Pada
pola burn cut penempatan lubang easer tidak boleh terlalu dekat pada cut untuk
menghindari terjadinya ledakan premature daripada lubang easer. Disarankan untuk
menempatkan lubang easer antara 30-50 cm dari cut.
Lubang trimmer pada akhirnya akan membuat bentuk dari terowongan. Banyak dan posisi
daripada lubang trimmer tergantung daripada ukuran terowongan, kekerasan batuan, dan
fragmentasi yang disesuaikan dengan system pemuatan.
3. Sistem Kemajuan
Pada prinsipnya pembuatan terowongan sama dengan shaft, hanya arahnya saja yang berbeda
yaitu horizontal. Apabila pembuatan lubang bukaan sudah lebih besar daripada 45o maka ini
sudah dinamakan shift. Sistem kemajuan tergantung kepada alat bor yang tersedia, kondisi
batuan dan sistem penyangga yang dipergunakan, tetapi cara yang umum dipakai dalam
pembuatan terowongan terdiri dari dua system yaitu :
Cara full face
Cara top heading and bench
Dalam cara full face seluruh permukaan lubang bukaan dibor dengan sistem pola pemboran
tertentu dan kemudian sekaligus diledakkan, sedangkan cara pembuatan bench method,
dimana lubang bukaan dibuat menjadi dua bagian dalam pemboran dan peledakan yaitu
bagian atas dan bagian bawah. Pekerjaan peledakan dilakukan pertama pada bagian atas.
4. Perimeter Blasting
Perimeter Blasting adalah proses peledakan yang dilaksanakan dengan sangat hatu-hati.
Untuk mendapatkan permukaan akhir lubang bukaan yang tepat dan kondisi batuan disekitar
lubang tersebut tidak mengalami kerusakan. Maksud dari perimeter blasting tidak hanya
untuk memperoleh permukaan bukaan yang rata tetapi juga untuk menjaga agar daerah
disekitar permukaan tidak mengalami keretakan dan kerusakan selama bukaan tersebut
digunakan.
Perimeter Blasting berguna untuk :
Membuat rata permukaan terowongan
Membuat agar permukaan terowongan lebih stabil
Mengurangi over break
Mengurangi pemakaian beton
Mengurangi retakan dan masuknya aur tanah kedalam terowongan.
Dikenal dua teknik untuk pelaksanaan perimeter blasting yaitu:
pre-splitting
smooth blasting
Dasar kedua teknik tersebut adalah pada pengisian bahan peledak dengan diameter yang lebih
kecil dari diameter lubang tembak sehingga bahan peledak tidak langsung bersentuhan
dengan dinding lubang tembak atau disebut dengan istilah decoupled charge. Lubanglubang ini dibuat pada kontur akhir terowongan yang direncanakan dan diledakkan secara
bersama-sama. Perbedaan pre-spliting dan smooth blasting adalah pada peledakan
daripada lubang-lubang kontur ini. Pada pre-splitting lubang kontur diledakkan sebelum
peledakan utama sedang pada smooth blasting lubang kontur diledakkan setelah peledakan
utama. Perbedaan lain adalah dalam hal jarak lubang tembak (spacing) dimana pada
presplitting lubang kontur lebih rapat letaknya satu sama lain. Pada pre-splitting jarak lubang
kontur biasanya antara 8-12 kali diameter lubang dan jarak antara lubang tembak dengan
bidang bebas (burden) adalah tak terterhingga. Konsentrasi isian bahan peledak (dalam kg per
meter) pada pre-splitting dan smooth blasting adalah sama.
Sumber : http://fhendymining.blogspot.com/view/sidebar

Leave a comment
Posted by aphiin on September 8, 2012 in Peledakan, Teknik Terowongan

Tags: batuan, lubang, sering, tegak

TEKNOLOGI TUNNEL BORING MACHINE (TBM)


27 Aug
Pemilihan metode tunneling dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya termasuk:
1. Kondisi Tanah, ini merupakan factor utama yang tidak hanya mempengaruhi metode
yang dipilih tetapi juga menjadi pembatas utama bagi metode-metode tertentu.
(a) Tanah Lunak: clay, gravel, sand, weathered rock
(b) Batu: batu dengan rentang kekuatan dari yang relative lunak seperti batuan sediment
dengan UCS (unconfined compression strength) 10-40 MPa sampai dengan batuan igneous
kuat dengan UCS 150-300 MPa.
(c) Mixed face: tunneling pada lapisan bedrock sering menghadapi bagian atas tunnel face
berupa tanah atau heavily weathered rock sementara bagian bawah berupa batu.
2. Ukuran Tunnel, microtunnel dengan diameter kurang dari 0,9 m sampai dengan full face
TBM (tunnel boring machine) dengan diameter sampai atau lebih dari 12 m semuanya
membutuhkan perhatian dan penyelidikan yang komprehensif terhadap kondisi tanah.
Meningkatnya diameter tunnel menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap problemprobem khusus dalam tunneling.
3. Aspek Lingkungan, pengoperaisan peledakan maupun drill mungkin tidak dapat
dilakukan didaerah perkotaan, perubahan muka air tanah dan perubahan pola drainase akibat
aktivitas pekerjaan tunneling dapat mempengaruhi permukaan tanah.
4. Variabel Lokal, ketersediaan tenaga kerja yang menguasai tunneling, lokasi phisik
lapangan, kondisi infrastruktur setempat adalah factor-faktor yang juga turut mempangaruhi
pemelihan metode
Pada tulisan ini hanya akan dibahas metode tunneling yang menggunakan alat Tunnel Boring
Machine (TBM) yang disesuaikan dengan kondisi tanah.
A. TBM untuk Tanah Lunak
1. Open Shield
Struktur dasar dari open shield terdiri dari tiga bagian yaitu, shield body, shield tail, dan
cutting edge. Bentuk shield dibuat sama dengan dengan bentuk potongan tunnel, meskipun
dimensinya agak sedikit lebih besar dari yang terakhir. Bentuk paling umum tunnel yang
dibuat dengan TBM adalah sirkular, sehingga menyebabkan adanya tendensi rolling ketika
maju.
Shield body. Bagian ini berupa shell baja yang diperkuat dengan rib dan bracing. Di bagian
ini ditempatkan beberapa peralatan seperti hydraulic rams dan peralatan pompa hidrolik
untuk mendorong shield maju ke depan. Panjang tipikal dari shield body ini sekitar 2 m,
tergantung dari ukuran diameter galian.
Shield tail. Bagian ini terletak di belakang shield body, dan berfungsi sebagai penyedia
ruangan untuk lining segments (precast lining) yang akan dipasang selama proses
pemasangan lining berlangsung. Lebar tail umumnya sekitar satu setengah kali lebar unit
lining. Biasanya antara lining dan tail terdapat celah sebesar 25 mm untuk melakukan koreksi
alinemen.

Cutting edge. Shield bagian ini merupakan ujung terdepan yang membutuhkan perkuatan
dengan plat baja. Seringkali bagian ini juga dilapis dengan material abrasion-resistant ketika
menghadapi tanah keras.
Compressed-air sering digunakan ketika tunneling dilakukan di bawah muka air tanah di
tanah pasir, disamping cara lain seperti menurunkan muka air tanah, grouting, dan freezing.
Kebutuhan seperti ini menyebabkan dibuatnya alat TBM yang mampu melakukan tunneling
untuk tanah non-cohesive baik di atas maupun di bawah m.a.t tanpa membutuhkan
compressed air, yaitu dengan menggunakan bentonite shield.
2. Slurry Shield
Prinsip dasar dari metode operasi slurry shield adalah dengan meng-injeksikan slurry mixture
bertekanan kedalam ruang yang menutupi working face. Akibatnya, tanah yang berada di
depan tunnel face terpenetrasi dengan slurry dan menjadi cukup padat (efek filter cake)
sehingga dapat dipotong oleh cutter head. Potongan material akan terkumpul di bagian bawah
yang kemudian dipompa keluar. Bentonite akan dimasukkan kembali ke bagian face setelah
dipisahkan dari partikel-partikel tanah.
3. Earth Pressure Balance (EPB) Shield
Shield bentuk ini digunakan pada tanah lunak di bawah m.a.t tanpa menggunakan slurry.
Sebuah cutter head yang berputar dan dilengkapi dengan drag pick membentuk bagian depan
dari shield machine tipe ini. Material yang telah digali akan terkumpul dalam ruang khusus di
belakang cutter head dan membentuk sebuah plug yang memberikan daya dukung ke bagian
face dan mengontrol pengaruh air tanah terhadap stabilitas tunnel face.
Debris yang terkompresi dikeluarkan menggunakan screw conveyor dan dimasukkan ke
dalam system pembuangan. Dengan pengoperasian yang tidak membutuhkan slurry maupun
air, maka pembuangan debris dapat dilakukan dengan mudah dan relative bersih.
B. TBM untuk Hard Rock
Prinsip dasar operasi penggalian dengan TBM adalah penggunaan cutting head yang
dilengkapi dengan cutters yang sesuai di bagian tunnel face. Cutting head diputar dengan
kecepatan konstan dan dorongan ke tunnel face yang dilakukan oleh system pendorong
hidrolik yang dijangkarkan ke sisi-sisi tunnel dengan hydraulic rams.
C. Cutters
Bagian terpenting yang berfungsi untuk memotong tanah atau batu yang ditempatkan pada
bagian cutting head adalah cutters. Berbagai tipe cutters digunakan dan dipilih sesuai dengan
kondisi tanah setempat. Beberapa macam cutters beserta fungsinya, yaitu:
1. Drag cutters (picks)
Digunakan untuk tunneling di tanah lunak, tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk. Cara
kerjanya adalah dengan memotong dalam gumpalan besar tanah sehingga memungkinkan
penggalian tanah lunak dan plastis dilakukan secara efisien. Untuk penggalian batu drag
cutter akan mudah aus bahkan rusak jika menghadapi batuan massif.
2. Disc cutter
Disc cutter digunakan untuk memecahkan batu dengan cara rolling dan menekan disc yang
dipasang pada cutter head ke permukaan tunnel. Cutters tersebut dipasang pada heavy
capacity bearing. Konfigurasi disc ini dapat berbentuk single, double, triple, atau multi disc.
Prinsip kerjanya adalah dengan membentuk groove pada batuan disamping juga memberikan
gaya geser untuk mematahkan puncak groove yang tersisa. Batuan dengan nilai UCS sampai
dengan 175 MPa dapat dipotong dengan disc tipe ini. Batu dengan high abrasive akan
menimbulkan kesulitan jika menggunakan disc tipe ini, sehingga aplikasinya terbatas pada
batu dengan UCS yang lebih rendah. Pemasangan tungsten carbide disekeliling disc dapat
meningkatkat aplikasinya pada batuan yang lebih keras.
3. Roller cutter

Ada dua tipe roller cutter: milled-tooth dan tungsten carbide insert. Milled-tooth
menyebabkan pecahnya batuan akibat penetrasi lokal, hasilnya berupa serpihan batuan
disekitar cutter dengan keruntuhan kombinasi gaya geser dan tarik. Tungsten carbide insert
digunakan khusus jika karakter abrasive batuan diluar kemampuan milled-tooth cutter. Galian
batu dengan tungsten carbide insert roller cutter menyebabkan disintegrasi batuan dengan
cara grinding dan pulverizing. Meskipun kecepatan penetrasinya relative lambat karena
diproduksinya butiran halus dalam jumlah besar, dan harga cutters yang sangat mahal, cutter
jenis ini mungkin merupakan tipe yang paling mungkin berhasil jika menghadapi batuan
paling kuat yang mungkin ditemui saat penggunaan tunneling machine.
D. Konfigurasi Cutting Head
Pada kondisi tanah lunak, umumnya drag cutters digunakan pada seluruh permukaan cutting
head face, tetapi pada kondisi batu berbagai kombinasi tipe cutter dan layout digunakan.
Konfigurasi cutting head TBM terdiri dari tiga zone yang berbeda, yaitu bagian centre, face,
dan outside edge.
Centre cutters. Bagian pusat membutuhkan serangkaian cutter untuk menghasilkan galian
dengan cepat dan efektif pada kondisi kecepatan pemotongan yang relative rendah. Beberapa
desian cutting head menggunakan cutters yang disusun dalam bentuk tricone untuk memecah
batuan. Jika hanya menggantungkan galian batuan dengan cara grinding dan pulverizing pada
posisi kunci ini, maka akan menyebabkan lambatnya pergerakan maju dari tunneling.
Face cutters. Main face area umumnya digali dengan disc atau roller, tegantung kekerasan
batuan. Dalam beberapa situasi seperti pada batuan yang lebih lunak juga digunakan drag
cutter.
Gauge cutter. Bagian ini terletak di ujung luar dari cutting head, dan bertujuan untuk
membuat bukaan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Gauge cutter umumnya dari tipe
disc atau roller yang ditingkatkan kekuatannya agar mampu menahan aus lebih lama.
Leave a comment
Posted by aphiin on August 27, 2012 in Teknik Terowongan

Tags: air tanah, batu dengan, drainase, islam, religion, tunnel boring machine

TEROWONGAN PADA BATUAN


27 Aug
A. Pendahuluan
Geologi adalah factor terpenting dalam menentukan jenis, bentuk dan biaya terowongan,
pelaksanaan terowongan akan menemui tingkat ketidak pastian yang tinggi jika data kondisi
batuan atau tanah disekitar terowongan tidak lengkap.
Sebelum pelaksanaan terowongan, pada umumnya akan dilakukan penyelidikan geologi
teknik menggunakan metode pemboran, insitu testing, adits maupun pilot tunnel. Adits untuk
ekplorasi umumnya tidak dilakukan kecuali suatu bagian terowongan dianggap berbahaya.
Pada pemboran inti, core sampel harus selalu disimpan untuk membantu jika ditemui masalah
geoteknik saat pelaksanaan.

Pilot tunnel adalah cara terbaik untuk menyelidiki lokasi terowongan dan harus digunakan
bila terowongan berukuran besar akan dilaksanakan pada jalur yang mempunyai kondisi
geologi yang kritis. Degan membuat pilot tunnel maka berbagai masalah yang akan ditemui
pada pelaksanaan penggalian pada skala yang lebih besar dapat diantisipasi sedini mungkin.
Syarat utama untuk konstruksi suatu terowongan adalah :
1) Dapat dilaksanakan dengan aman.
2) Pelaksanaan tidak mengakibatkan kerusakan yang tidak dikehendaki pada bangunan
penting lainnya.
3) Konstruksi terowongan harus minim pemeliharaan.
4) Dalam jangka panjang harus dapat menahan segala gaya yang bekerja , terutama tekanan
tanah dan aair tanah.
B. Kondisi Batuan
1) Terowongan pada Massa Batuan
Batuan kompeten adalah batuan intact yang keras sehingga tidak memerlukan supporting
namun kekerasannya harus menjadi pertimbangan dalam pelaksanaannya. Sedangkan batuan
tidak kompeten memiliki sifat diskontinu berupa adanya joint, fault, zona fracture, sesar/
kekar, bidang foliasi, dll. Batuan ini dapat bervariasi, mulai batuan lunak hingga keras
tergantung jenis mineral dan derajat pelapukannya.
2) Klasifikasi Massa Batuan
Berbeda dengan tanah dimana sifat- sifat lapisan tanah dapat dicerminkan oleh sampel tanah
yang diuji di laboratorium. Pada batuan sifat batuan intact yang diperoleh dari pemeriksaan
laboratorium ini tidak bisa mencerminkan sifat masa batuan yang ada karena keberadaan
joint. Maka umumnya kemudian digunakan klasifikasi geomekanikatau Rock Mass Rating
yang menggunakan enam parameter yang diperoleh dari pengukuran dilapangan dan
laboratorium meliputi:
Kekuatan tekanan uniaksial dari batuan utuh (uniaxial compressive streght of intact rock
material).
Rock Quality Designation (RQD).
Jarak Diskontinuitas.
Kondisi Diskontinuitas.
Keadaan air tanah.
Arah dari Diskontinuitas.
C. Masalah pada Pelaksanaan Terowongan pada Batuan
Jalur Terowongan yang melewatri Zona Patahan atau sesar aktif dapat membahayakan
apabila elevasi terowongan dibawah muka air. Arah sesar terhadap sumbu terowongan harus
dipertimbangkan dengan seksama.
Untuk menentukan efek joint pada konstruksi terowongan, Bieniawski (1974)
mengelompokan massa batuan menjadi lima kelompok untuk mengetahui metode yang cocok
digunakan untuk pelaksanaan. Material batuan dengan banyak joint dapat digali dengan
menggunakan ripper.
Bidang permukaan joint yang lebar sering dijumpai dalam pelaksanaan terowongan. Jika
arahnya sejajar atau hampir sejajar dengan as terowongan maka dapat menimbulkan masalah
besar dalam pelaksanaannya.
Jangka waktu dimana masa batuan masih dalam kondisi stabil tanpa perlu sokongan disebut
dengan Stand-Up Time atau bridging capacity. Stand-up time ini tergantung dari lebar
bukaan, kekuatan batuan dan pola diskotinuitas. Bila Stand-up time rendah berarti segera
setelah dilakukan pembukaan/ penggalian harus segera dilakukan proteksi atau supporting
terhadap massa batuan yang ada.
Penciutan pada lubang terowongan yang digali dapat terjadi sebagai akibat perubahan kondisi
tegangan, munculnya tegangan geser sesar dan adanya lapisan lempung ekspansif.

Masalah serius yang terjadi pada saat penggalian terowongan adalah adanya aliran air yang
bersifat tiba- tiba dalam jumlah besar. Kondisi air tanah adalah factor penyebab utamanya.
Untuk terowongan yang berada dibawah sungai atau laut, maka bocoran harus sama sekali
dihindarkan, karena jumlah air yang dapat memasuki lubang terowongan akan sulit
terkontrol. Pada terowongan sipil yang biasanya dangkal maka temperature tidak terlalu
berpengaruh pada pelaksanaannya namun demikian biasanya hal tersebut dapat diantisipasi
sepenuhnya dengan membuat sebuah ventilating system yang baik, hal ini juga sangat
berguna untuk mengantisipasi adanya gas- gas berbahaya yang timbul dari massa batuan yang
ada.
Getaran gempa adalah factor penting yang harus diperhitungkan dalam perencanaan lining
dan supporting system. Pengaruh gempa biasanya relative lebih kecil dibandingkan pada
struktur yang terdapat diatas permukaan tanah.
D. Metode Pelaksanaan Terowongan pada Batuan
Metode galian secara manual dilakukan bila kondisi batuan relative lunak, proteksi dilakukan
secara konvensional dengan memasang penyokong disekeliling terowongan.
Metode galian dengan peledakan diawali dengan pemboran untuk penempatan bahan
peledak. Peledakan dapat dilakuakn secara full face atau secara bertahap sesuai kondisi
batuan dan peralatan yang tersedia. Metode blasting ini disamping cepat namun berdampak
negatif karena dapat merusak struktur batuan disekelilingnya, sehingga perlu dilakukan
sokongan yang lebih baik. Jenis- jenis supporting system yang bisa digunakan adalah dengan
pemasangan steel rib, rock bolt, shotcrete dan wire mesh. Penyokong ini harus terpasang
sebelum lining yang permanen dilaksanakan.
Metode terkini dalam penggalian terowongan pada kondisi batuan adalah dengan
menggunakan Tunnel Boring Machine (TBM), namun sistim ini menjadi terlalu mahal untuk
sebuah terowongan yang pendek.

Anda mungkin juga menyukai