Antasid
Diberikan secara oral 1-3 jam setelah makan dan waktu tidur
Antasid tidak mengurangi volume HCl yang disekresikan oleh lambung tapi peninggian
pH akan menurunkan aktivitas pepsin.
Antasid dibagi menjadi dua golongan yaitu antasid sistemik dan antasid nonsistemik.
Antasid sistemik contohnya natrium bikarbonat, diabsrobsi dalam usus halus sehingga
menyebabkan urin bersifat alkalis. Pada pasien dgn kelainan ginjal akan terjadi alkalosis
metabolik. Bisa juga menyebabkan Nefrolitiasis prostat.
Antasid non sistemik hampir tidak diabsorbsi dalam usus sehingga tidak menimbulkan
alkalosis metabolik. Contoh antasid nonsistemik ialah sediaan magnesium/Mg(OH)2,
aluminium/Al(OH)3, dan kalsium/CaCO3.
ANTASID SISTEMIK
Natrium Bikarbonat
-
Jarang sebagai antasid, dipakai untuk mengatasi asidosis metabolik, alkalinisasi urin, dan
pengobatan lokal pruritus
Kalo diminum bersama susu pada penderita tukak peptik akan terjadi sindrom alkali susu
(milk alkali syndrome
+Fosfat, Sukar diabsorpsi di usus kecil sehingga ekskresi lwt urin berkurang, lwt tinja
bertambah
KALSIUM KARBONAT
-
Antasid yg efektif karena mula kerja cepat, kerja lama, daya netral asam ckup tinggi
-
Dapat menyebabkan konstipasi, mual, muntah, perdarahan saluran cerna, disfungsi ginjal,
fenomena acid rebound (bkn berdasar daya netralisasi asam tp kerja langsung di antrum
yg sekresi gastrinperangsang sel parietal--keluarin HCl.) shg sekresi HCl sngt tinggi
dan mengurangi efek netralisasi obat ini.
Tidak ada antasid yang bebas efek samping, terutama pada penggunaan dosis besar jangka lama.
Efek samping yang timbul antara lain:
Hiperkalsemia; akan menimbulkan retensi fosfat dan endapan kalsium di ginjal.
Ensefalopati, osteomalasia, dan osteoporosis akibat toksisitas aluminium.Aluminium
hidroksida mengurangi absorbsi obat oleh tubuh, sehingga menyebabkan resorpsi tulang.
Neurotoksisitas. Aluminium yang diabsorbsi dalam jumlah kecil dapat
tertimbun diotak.
Antasid mengurangi absorbsi berbagai obat seperti INH, penisilin, tetrasiklin,
nitrofurantoin, asam nalidiksat, sulfonamid, fenilbutazon, digoxin, dan
klorpromazin.
Diberikan secara oral 1-3 jam setelah makan dan saat tidur.
Selain dapat menimbulkan alkalosis metabolik, NaHCO3 dapat menyebabkan retensi
natrium dan edema.
Pemberian magnesium hidroksida (Mg(OH)2) dapat meningkatkan motilitas, oleh sebab
itu perlu dipersiapan jika terjadi efek samping diare.
Aluminium hidroksida dapat menyebabkan konstipasi dikarenakan obat ini merelaksasi
otot polos.
Sediaan kalsium dapat berekasi dan menghasilkan CO2. menyebabkan sendawa, nausea,
kembung dan distensi
Proton Pump Inhibitors (PPI)/ Penghambat Pompa Proton (PPP)
PPI ini merupakan penghambat sekresi asam lambung yang paling efektiv
Ikatan antara metabolit aktif obat PPI dengan dengan pompa proton IRREVERSIBEL
sehingga penghambatan asam dapat berlangsung lama antara 24-48 jam atau lebih, hal ini
dikarenakan sekresi asam hanya terjadi bila terdapat proton pum baru yang menggantikan proton
pump lama yang telah di rusak oleh obat PPI itu sendiri.
Obat PPI tidak stabil pada pH rendah (karena PPI bersifat basah lemah) sehingga untuk
melindunginya dari asam lambung maka obat-obat PPI yang biasanya berbentuk granul itu dlapisi
oleh kapsul dalm cangkang gelatin maupun ada pula yg dlm bentuk tablet salut enteric.
Inhibitor pompa proton ini merupakan prodrug sehingga setelah diserap baik diusus
halus( obat ppi pH basa + pH usus basa) dan didistribusikan ke sirkulasi sistemik, obat ppi baru
akan menjadi bentuk aktif(sulfonamide tetrasiklik) setelah memasuki sel parietal, nah bentuk
aktif ini nanti lah yg bakalan mengikat gugus sulfahidril enzim H+K+ATPase
Inhibisi terhadap 70% pompa proton secara menetap dapat terjadi setelah pemberian PP1
selama 2-5 hari.
Farmakologi PPI
PPI adalah suatu prodrug yang membutuhkan suasana asam untuk aktivasinya (PH <4)
Terjadi di sel parietal
Efek terjadi ketika sel parietal aktif (setelah makan)
Efek obat paling efektif terjadi saat terdapat jumlah pompa proton dalam jumlah besar (mis.
sarapan)
Obat yang termasuk PPI
Esomeprazole (Nexium)
Lansoprazole (Laproton. Lapraz)
Omeprazole (Protop, Pumpitor, OGB)
Pantoprazole (Pantozol) (iv)
Rabeprazole (Pariet)
Metabolisme PPI
Obat ini dimetabolisme di hati oleh sitokrom P450 terutama CYP2C19 dan CYP3A4.
Diabsorpsi cepat di usus dan berikatan kuat dengan protein albumin untuk penghantarannya
dalam darah.
Metabolit sulfat diekskresikan di urin atau feses.
Penyakit hepar secara substansi menurunkan klirens lansoprazol. Oleh karena itu
direkomendasikan untuk menggunakan dosis rendah pada penderita penyakit hepar.
Efek Samping PPI
PPI dikenal mempunyai efek samping yang sedikit. Pada slide tidak tampak perbedaan signifikan
efek samping yang dialami pasien setelah pemberian PPI dengan pasien setelah pemberian
placebo. Efek samping yang umum terjadi adalah mual, nyeri perut, konstipasi, flatulence, dan
diare.
Interaksi Obat
Absorbsi ketokonazole dan digoxin dapat berkurang karena efek PPI pada penurunan asam.
Omeprazol dapat menghambat metabolisme diazepam (karena mempunyai jalur metabolisme
yang sama) dan phenytoin (karena menghambat aktivasi CYP2C19, hanya omeprazol yang dapat
menghambatnya).
H2RA (Antagonis Histamin Reseptor H2)
H2RA merupakan antagonis reseptor H2. Obat ini ngeblok histamin agar tidak
menempel pada reseptor H2 yang berada di membran basolateral pada sel parietal tersebut.
Sehingga produksi asam pun berkurang, obat ini cuma menekan sekresi asam lambung sebanyak
70% selama 24 jam dan bersifat reversible tidak seperti PPI yang irreversible.
Obat ini diberikan 2x sehari per12 jam.
Ada 3 contoh obatnya yaitu :
Tidak seperti PPI, hanya sedikit persentase AH2 yang dapat diikat oleh protein plasma
Diekskresikan oleh ginjal lewat urin, jadi pada pasien dengan gangguan ginjal harus ada
pengurangan dosis
Farmakologi
Menginhibisi 90% (walaupun di slide ke 19 dibilang cuma 70%) sekresi asam dari bagian
basal, saat makan ataupun saat malam hari (nocturnal).
Berguna untuk melegakan penderita ulkus gaster dan duodenum dan mencegah
kekambuhan gejala. Dapat juga mencegah peningkatan sekresi asam lambung pada
sindrom Zollinger-Ellison
Cimetidin mempunyai efek samping luas, bukan lagi menjadi pilihan, kecuali jika
diresepkan.
Efek samping
Umumnya efek samping dari obat PPI dan antagonis H 2 ini yaitu konstipasi, karena obatobat tersebut dapat membuat absorbsi air yang berlebihan, sehingga kandungan air pada feses
berkurang.
Efek samping (biasanya terjadi pada <3% pasien) yaitu : nyeri kepala ,
pusing, malaise, mialgia, mual, diare, konstipasi. Efek samping yang lebih
jarang terjadi ialah delirium, trombositopenia dan efek anti-androgen. Efek
samping obat H2RA paling sedikit teradapat pada ranitidine dan famotidin.
Interaksi Obat
Cimetidin menghambat sitokrom P450 sehingga menurunkan aktivitas enzim mikrosom
hati, jadi obat lain yang merupakan substrat enzim tersebut akan terakumulasi bila diberikan
bersama dengan cimetidin misalnya obat fenitoin, warfarin, teofilin dan benzodiazepine.
Sedangkan ranitidin dan famotidin tidak menghambat sitokrom P450 sehingga efek
sampingnya lebih kecil.
Analog Prostaglandin (Misoprostol)
Dari sekian banyak jenis prostaglandin, yang berperan dalam pertahanan mukosa lambung
yaitu PGE2 dan PGI2 yang mana keduanya disintesis oleh mukosa lambung
Prostaglandin bisa menghambat pembentukan asam lambung dengan cara berikatan pada
reseptor EP3 yang berada pada sel parietal juga
Obat ini berlawanan dengan NSAID / OAINS yang efeknya mengurangi pembentukan
prostaglandin dengan menginhibisi COX sehingga ujung2nya jadi ulkus deh
Mioprostol
Farmakokinetik
Cepat diserap
Efek Samping
Dimulai dalam 2 minggu dan sering hilang secara spontan dalam 1 minggu
Obat yang bekerja sebagai sawar terhadap HCl dan pepsin dan dapat menstimulasi
prostaglandin lokal.
efektif terhadap Tukak Duodenum
Karena suasana asam perlu untuk mengaktifkan obat ini, pemberian bersama AH2
atau antasid menurunkan bioavabilitasnya.
Efek samping
Efek samping yang tersering adalah konstipasi.
Karena sukralfat mengandung alumunium, penggunaanya pada pasien gagal ginjal harus
hati-hati karena bisa hipofosfatemia
Sukralfat dapat mengganggu absorbsi tetrasiklin, warfarin, fenitoin, dan digoxin, sehingga
dianjurkan untuk diberikan dengan interval 2 jam.
Sukralfat menurunkan bioavabilitas Siprofloksasin dan Norfofloksasin
Dosis
Dewasa - tukak duodenum & tukak peptik sebanyak 1g, 4x sehari dengan lambung kosong
(1 jam sebelum makan) selama 4-8mg.
Sumber inspirasi:
1. Slide pengantar obat saluran cerna oleh dr. Ita Armyanti.
2. Tentir Farmakologi modul Gastrointestinal tahun 2014.