PENDAHULUAN
dampak
pada
kematian,
kesakitan,
ketidakmampuan
dan
1.3 Tujuan
a. mahasiswa memahami defenisi mutu
b. mahasiswa memahami defenisi mutu pelayanan kesehatan
c. mahasiswa memahami batasan mutu pelayanan kesehatan
d. mahasiswa memahami syarat pokok pelayanan kesehatan
e. mahasiswa memahami komponen mutu pelayanan kesehatan
f. mahasiswa memahami indikator penilaian mutu pelayanan kesehatan
g. mahasiswa memahami strategi peningkatan mutu kesehatan
h. mahasiswa memahami standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Definisi Mutu
Mutu adalah suatu produk atau jasa yang memenuhi syarat atau keinginan
2.2
(Mary R. Zimmerman).
Pengertian mutu pelayanan kesehatan (Wijono, 1999) adalah :
1. Penampilan yang sesuai atau pantas (yang berhubungan dengan standart)
dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil
kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan pada kematian, kesakitan, ketidak
mampuan dan kekurangan gizi (Roemer dan Aquilar, WHO, 1988).
2. Donabedian, 1980 cit. Wijono, 1999 menyebutkan bahwa kualitas
pelayanan adalah suatu pelayanan yang diharapkan untuk memaksimalkan
suatu ukuran yang inklusif dari kesejahteraan klien sesudah itu dihitung
keseimbangan antara keuntungan yang diraih dan kerugian yang semua itu
merupakan penyelesaian proses atau hasil dari pelayanan diseluruh bagian.
3. Secara umum pengertian mutu pelayanan kesehatan adalah derajat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai standar profesi dan
standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang
tersedia di rumah sakit atau puskesmas secara wajar, efisien, dan efektif
serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum,
dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan
pemerintah, serta masyarakat konsumen.
Jadi yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah menunjuk
pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas
pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu
pelayanan kesehatan. Sekalipun pengertian mutu yang terkait dengan kepusan ini
telah diterima secara luas, namun penerapannya tidaklah semudah yang
diperkirakan. Masalah pokok yang ditemukan ialah karena kepuasan tersebut
bersifat subyektif. Tiap orang, tergantung dari latar belakang yang dimiliki, dapat
saja memiliki tingkat kepuasan yang berbeda untuk satu mutu pelayanan
kesehatan yang sama. Di samping itu, sering pula ditemukan pelayanan kesehatan
yang sekalipun dinilai telah memuaskan pasien, namun ketika ditinjau dari kode
etik serta standar pelayanan profesi, kinerjanya tetap tidak terpenuhi.
2.3
2.5
bimbingan,
masalah
kesehatan
di
masyarakat.
Masalah
kesehatan
2.6
dengan
Evidence-based
Parcipitatory
Continuous
Quality
Improvement.
5. Percepatan pelaksanaan aktreditasi
Yang diarahkan pada pencapaian akreditasi untuk berbagai aspek
pelayanan kesehatan.
6. Peningkatan public
Peningkatan public-private mix dalam mengatasi berbagai problem
pelayanan kesehatan
7. Peningkatan kerjasama dan koordinasi
Yang dilakukan antar berbagai pihak yang berkepentingan dalam
peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
8. Peningkatan peran serta masyarakat
Termasuk swasta dan organisasi profesi dalam penyelenggaraan dan
pengawasan pelayanan kesehatan.
pelanggan
mendorong
upaya
peningkatan
mutu
11
proses
yang
dapat
mempengaruhi
kepuasan
pelanggan,
dapat
mendukung
peningkatan
mutu.
Untuk
dapat
12
berbagai
pendidikan
dan
pelatihan
secara
upaya
perbaikan
dan
peningkatan
untuk
mencapai
harus
dilakukan
dengan
mempertimbangkan
aspek
pembiayaan.
8) Peningkatan peran serta masyarakat dan organisasi profesi
Peningkatan peran organisasi profesi terutama dalam pembinaan
anggota sesuai dengan standar profesi dan peningkatan mutu sumber
daya manusia.
13
pelayanan
kesehatan
akan
meningkatkan
14
BAB III
STUDI KASUS
3.1 Analisis Masalah
Penelitian ke lapangan ini dilakukan di salah satu Rumah Sakit Umum
Daerah yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota. Dari sekian banyak jenis
pelayanan di rumah sakit, kelompok kami memilih jenis pelayanan di
poliklinik. Pelayanan yang tersedia di poliklinik ini sudah cukup bagus.
Ketersediaan pelayanan di poliklinik RSUD ini, yaitu: klinik anak, klinik
penyakit dalam, klinik kebidanan, dan klinik gigi. Di setiap poli terdapat
tenaga medis yang terdiri dari dokter spesialis dan tenaga perawat minimal
lulusan D3. Jenis pelayanan poliklinik yang dipilih adalah poli penyakit
dalam. Ada beberapa masalah terkait pelayanan di ruangan ini yang
dikeluhkan oleh banyak pasien dan keluarga. Pelayanan di poliklinik ini
memang buka sesuai ketentuan pada standar pelayanan minimal rumah sakit,
yaitu: jam 08.00-13.00 setiap jam kerja kecuali hari Jumat, namun pasien
dan keluarga harus menunggu
pelayanan, bahkan bisa menunggu selama 2-3 jam yang seharusnya sesuai
15
standar 60 menit. Para pasien merasa tidak nyaman, karena mereka butuh
pelayanan segera dan butuh istirahat. Kelalaian pemberian pelayanan ini juga
membuat beberapa pasien dan keluarga menyerah dan memilih pulang karena
juga memiliki kepentingan lain yang mendesak dan memutuskan berobat di
hari yang lain. Setelah diteliti, ternyata RSUD ini hanya memiliki satu dokter
spesialis penyakit dalam, sehingga sebelum memberikan pelayanan di
poliklinik, dokter spesialis ini harus melakukan visite dulu ke ruang rawat
inap. Oleh sebab itu, pelayanan di poliklinik menjadi terganggu sehingga
pasien dan keluarga harus menunggu lama. Pasien dan keluarga juga
mengeluhkan kebersihan dan ketersediaan air di toilet yang membuat pasien
dan keluarga tidak nyaman. Dari wawancara dan observasi langsung juga di
dapat masalah pengukuran tanda-tanda vital yang kurang akurat dari tenaga
perawat, karena banyak dari pasien yang sebelumnya sudah mengukur tandatanda vital, seperti: tekanan darah dengan spigmomanometer di rumah dan
setelah diukur di rumah sakit hasilnya sangat jauh berbeda dan terkadang
hasil tanda-tanda vital normal. Selain alat pengukur tanda-tanda vital juga
terdapat timbanagan yang tidak akurat sehingga banayk pasien dan keluarga
mengeluh.
3.2 Identifikasi Masalah
Masalah yang didapat dari survei yang dilakukan adalah:
No
.
1
Masalah
Pernyataan
Waktu tunggu
penyakit dalam
Keterampilan perawat
di toilet
16
1. Waktu tunggu
2. Keakuratan alat-alat medis
3. Jumlah tenaga dokter spesialis penyakit dalam
4. Keterampilan perawat
5. Kebersihan dan ketersediaan air di toilet
Masalah
O W
Waktu Tunggu
2.
3.
5.
4.
Kebersihan
dan
Cara Ukur
R
Sumber
Data
Keluarga
Pasien
Keluarga
Pasien
Keluarga
Pasien
Keluarga
Pasien
Observasi
mahasiswa
17
Masalah
Kriteria
Pengaruh
terhadap
bobot
kesehatan 5
pasien
Pengaruh terhadap program
Kemampuan SDM
Biaya
Waktu
Komitmen politik
Jumlah
4
4
5
4
3
Waktu tunggu
N
BN
5
25
4
5
3
4
3
4
3
3
4
4
16
20
15
16
9
101
16
12
15
16
12
96
18
19
Ruang tunggu
yang kurang
bersih
ENVIRONMENT
HUMAN
Supervisi yang
minim
Defisit tenaga
kerja
Masalah
pengelolaan
material
MATERIALS
MACHINES
Masalah
peralatan
20
Alternatif Penyelesaian
Tujuan
Meningkatkan
kepuasan
pengunjung
Memberikan
keefektifan waktu
bagi pengunjung
Memberikan
kepastian
Kegiatan
Perevisian manajemen poli
Prosedur
Mengadakan supervisi
Sasaran
Kepala dan
Waktu
Sebulan
PJ
Kepala
Indikator
Peningkatan
dan pengoptimalan
Tenaga
setelah
poli
kepuasan
kesehatan
proposal
penyakit
pelanggan
tunggu pengunjung.
disusun RSUD.X
poli penyakit
disetujui
dalam
dalam hal
untuk mencapai
dalam
RSUD. X
waktu tunggu
kepuasan pengunjung
RSUD. X
yang efisien
RS (poliklinik).
dan kepastian
waktu
pelayanan terhadap
pemberian
pengunjung
Min.
21
pelayanan.
Proposal penerimaan
pegawai kesehatan
baru (dokter spesialis
penyakit dalam) yang
memenuhi syarat.
Masyarakat
seminggu
Kepala
mempunyai
setelah
poliklinik
ijazah
proposal
penyakit
lulusan
disetujui.
dalam
program
kesehatan
dokter
spesialis
penyakit
dalam
RSUD. X
Tersedianya
petugas
kesehatan
yang
mencukupi
terutama
dokter
spesialis
penyakit
dalam untuk
pemberian
pelayanan
yang
maksimal
terhadap
klien
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mutu adalah produk atau jasa yang memenuhi syarat atau keinginan
pelanggan, dimana pelanggan dapat menggunakan atau menikmati produk atau
jasa tersebut dengan sangat puas dan ia menjadi pelanggan tetap.
Mutu pelayanan kesehatan adalah menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien.
Batasan mutu pelayanan kesehatan pada derajat kepuasan klien, upaya
yang dilakukan.
Syarat
pokok
pelayanan
kesahatan
diantaranya
tersedia
dan
23
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Mutu Peayanan Dalam Bidang Kesehatan. Diakses pada tanggal 8
November 2014 dari http://www.scribd.com/doc/11877244/MutuPelayanan-Dalam-Bidang-Kesehatan
Universitas Negeri Yogyakarta. 2010. Mutu Pelayanan Kesehatan. Diakses pada
tanggal 8 November 2014 dari
http://eprints.uny.ac.id/7902/3/BAB%202-05412144074.pdf.
MenKes RI. 2008. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (Nomor :
129/Menkes/Sk/Ii/2008). Menteri Kesehatan Republik Indonesia
24