Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari laporan ini adalah :
1. Kapal Isap Produksi (cutter suction dredger) adalah peralatan
penambangan laut yang menggunakan pompa sebagai alat transportasi
material.
2. Kapal Isap Produksi (KIP) merupakan suatu alat gali atau pemindahan
tanah yang digunakan untuk menggali lapisan tanah bawah laut, dimana
peralatan mekanis dan pengolahan materialnya bertumpu pada sebuah
ponton.
3. Operasi penggalian dibantu oleh Global Positioning System (GPS) yang
dapat memantau posisi Kapal.
4. Cara Penambangan menggunakan kapal isap produksi tergantung pada
ketebalan tanah. Proses penambangannya juga mempunyai 2 jenis yang
pertama dengan cara memutar kapal sejauh 360 0 dan yang kedua
memutar kapal sejauh 1800 atau 900.
5. Alat Pencucian terdiri dari 3 alat: Saringan Putar, Underwater dan Jig
sedangkan untuk akhir dari proses pencucian adalah Shakan yang
menggunakan tenaga manusia.
6. Proses kerja jig sangat berbeda dengan SOP yang ada diakibatkan karena
kurangnya perawatan alat dan juga pengecekan alat secara berkala.
7. Jumlah Produksi sangat tergantung dari jumlah jam jalan dari kapal isap
produksi tersebut.

48

5.2 Saran
Untuk para pembaca dan mahasiswa yang akan Kerja Praktek ada
baiknya kita pahami saran dari akhir laporan ini, diantaranya :
1. Saat Kapal Isap Produksi (KIP) sedang mengalami kendala kerusakan
diperlukan pengaturan yang baik terhadap rencana-rencana perbaikan alat
dan penyediaan suku cadang yang diperlukan agar tidak adanya waktu
yang terbuang untuk melakukan produksi.
2. Melakukan Pengawasan yang baik dan teratur terhadap aktivitas kegiatan
operasi agar tidak terjadi kesimpang siuran baik di KIP .
3. Selalu mengutamakan K3 (kesehatan keselamatan kerja) untuk para
karyawan dan para mahasiswa yang berada di lapangan dalam melakukan
suatu pekerjaan selama bekerja.
4. Pengawasan yang baik dan teratur atas prestasi kerja sangat diperlukan,
agar setiap keadaan yang cenderung memperendah efisiensi dapat segera
diketahui dan diperbaiki.
5. Pengaturan yang baik terhadap rencana-rencana perbaikan alat dan

penyediaan suku cadang yang diperlukan agar kondisi alat tetap dalam
keadaan yang siap pakai, dan ketika ada kerusakan tidak ada
keterlambatan perbaikan akibat tidak adanya suku cadang di KIP agar
tidak terjadi kerugian pemindahan tanah.

Anda mungkin juga menyukai