Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI UMUM

PERCOBAAN VI
METODE SAMPLING DAN ANALISIS VEGETASI

NAMA

: AYU ANGGRAENI

NIM

: H41112007

KELOMPOK

: II (DUA) A

HARI/TANGGAL

: KAMIS/09 MEI 2013

ASISTEN

: MASRAYANI SULAEMAN
MUHAMMAD IQRAM

LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Bentuk komunitas disuatu tempat ditentukan oleh keadaan dan sifat-sifat
individu sebagai reaksi terhadap faktor lingkungan yang ada, dimana individu ini
akan membentuk populasi di dalam komunitas tersebut. Komunitas berbeda-beda
dalam kekayaan spesiesnya (species richness). Komunitas juga berbeda dalam
kelimpahan relatif (relative abundance) spesies. Beberapa komunitas terdiri dari
beberapa spesies yang umum dan beberapa spesies yang jarang, sementara yang
lainnya mengandung jumlah spesies yang sama dengan jumlah spesies yang
semuanya umum ditemukan (Campbell dkk, 2004).
Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk
menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu
vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat
berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang
pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada
(Syafei, 1990).
Komunitas yang mempunyai keanekaragaman tinggi lebih stabil
dibandingkan dengan komunitas yang memiliki keanekaaragaman jenis rendah.
Analisa vegetasi adalah salah satu cara untuk mempelajari tentang susunan
(komposisi) jenis dan bentuk struktur vegetasi (Syafei, 1990).
Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan metode
sampling dan analisis vegetasi dimana untuk mengetahu kepadatan, frekuensi dan
dominasi dalam suatu komunitas tertentu.

I.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah :
1.

Untuk mengetahui kepadatan, frekuensi dan dominasi dari organisme penyusun


dalam suatu komunitas dengan menggunakan metode petak tunggal, petak

2.

ganda, line transek dan belt transek.


Melatih keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik-teknik sampling
organisme dan rumus-rumus sederhana dalam analisis populasi.
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 09 Mei 2013, pukul 10:00
13:00 WITA, di Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Dan
pengamatan dilakukan di belakang
Hasanuddin, Makassar.

Gedung Science Building, Universitas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Komunitas vegetasi pada tumbuhan meliputi pepohonan, semak, rumput,


lumut kerak dan Thallophyta. Tumbuh-tumbuhan ini lebih kurang menempati
strata atau lapisan dari atas ke bawah secara horizontal, yang disebut stratifikasi.
Individu yang menempati lapisan yang berlainan menunjukkan perbedaanperbedaan bentuk pertumbuhan, setiap lapisan komunitas kadang-kadang meliputi
kelas-kelas morfologi individu yang berbeda seperti, strata yang paling tinggi
merupakan kanopi pohon-pohon atau liana. Tumbuh-tumbuhan mempunyai kelas
morfologi yang berbeda yang terbentuk dalam sinusie misalnya pohon dalam
sinusie pohon, epifit dalam sinusie epifit dan sebagainya (Syafei, 1990).
Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu
dan herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua
komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas
tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat
tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan
komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem
lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami
pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi
berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastik karena
pengaruh anthropogenik (Setiadi, 1984).
Kehadiran vegetasi pada suatu pandangan akan memberikan dampak
positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum
peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan

karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis
tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran
vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya
bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada
daerah itu. Sebagai contoh vegetasi secara umum akan mengurangi laju erosi
tanah, tetapi besarnya tergantung struktur dan komposisi tumbuhan yang
menyusun formasi vegetasi daerah tersebut (Setiadi, 1984).
Metode

plot adalah prosedur yang umum digunakan untuk sampling

berbagai tipe organisme. Bentuk plot biasanya segi empat atau persegi ataupun
dalam bentuk lingkaran. Sedangkan ukurannya tergantung dari tingkat
keheterogenan komunitas. Ukuran plot umumnya ditentukan berdasarkan luasan
kurva spesies tumbuhan dan hewan menetap (sessile) ataupun yang bergerak
lambat (Umar, 2013).
Untuk jenis vegetasi tertentu seperti padang rumput, penggunaan metode
plot seringkali kurang praktis dan butuh bayak waktu. Untuk mengatasi masalah
tersebut, dapat menggunakan metode transek. Metode transek terbagi atas 3
macam metode (Umar, 2013) yaitu:
1. Line Transek
Metode ini sering digunakan oleh ahli ekologi untuk mempelajari dan
mengetahui seberapa banyak vegetasi komunitas padang rumput dalam suatu areal
tertentu .
2. Belt Transek
Metode belt transek biasa digunakan untuk mempelajari suatu kelompok
hutan yang luas dan belum diketahui keadaan sebelumnya. Cara ini juga paling
efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah,

topografi dan elevasi. Transek dibuat memotong garis-garis topografi, dari tepi
laut ke pedalaman, memotong sungai atau menaiki gunung dan menuruni lereng
pegunungan.
3. Metode Strip Sensus
Metode strip sensus sebenarnya sama dengan metode line transek, hanya
saja penerapannya untuk mempelajari ekologi vertebrata daratan. Metode ini
meliputi, berjalan sepanjang garis transek tersebut. Data yang dicatat berupa
indeks populasi.
Dalam luasan tertentu, individu-individu dalam suatu populasi dapat
didistribusikan secara seragam, acak ataupun secara merumpun. Disrtibusi
seragam jarang terdapat, hanya terjadi apabila kondisi lingkungan cukup seragam
di seluruh luasan dan apabila terdapat persaingan kuat atau antagonisme antara
individu-individu misalnya pada hutan-hutan yang lebat pohon-pohon yang
tinggal hampir mempunyai distribusi relatif atau distribusi seragam karena
kompetisi (persaingan) untuk mendapatkan unsur hara dan cahaya matahari yang
kuat (Heddy, 1986).
Ada beberapa satuan pengukuran yang digunakan dalam menerangkan
suatu populasi ataupun komunitas seperti frekuensi, kepadatan, luas penutupan,
dan biomassa. Kepadatan merupakan jumlah individu per unit area atau unit
volume. Dalam suatu tempat tidak semuanya merupakan tempat yang layak bagi
suatu spesies hewan. Mungkin dari tempat itu hanya sebagian saja yang
merupakan habitat yang layak bagi hewan tersebut. Kepadatan mutlak atau
kepadatan ekologi merupakan kepadatan yang mendiami suatu bagian tertentu
(Soegianto, 1994).
Sampling fauna biasa menentukan kepadatan mutlak yang seringkali tidak

mungkin dilakukan. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat indeks
kepadatan yang umum digunakan untuk keperluan pembandingan. Indeks itu
hanya dinyatakan seabagai jumlah individu per unit habitat atau jumlah inidividu
per unit usaha, bukan lagi jumlah individu per unit luas (Soegianto, 1994).
Sampling tumbuhan menentukan permasalahan yang sering kita hadapi
dalam menentukan suatu individu tanaman. Tumbuhan yang berbentuk pohon
atau herba. Untuk tanaman yang hidup di dalam kelompok atau bereproduksi
secara vegetatif dengan akar di dalam tanah, cara yang umum digunakan adalah
menganggap individu-inidividu tersebut terputus-putus. Sedangkan untuk
tanaman yang tumbuh dalam bentuk rumpun, maka setiap rumpun dianggap
sebagi satu individu. Untuk kondisi seperti ini, jenis pengukuran yang paling
cocok adalah dengan mengukur luas penutupan. Dalam ekologi, frekuensi
dipergunakan untuk menyatakan proporsi antara jumlah sampel yang berisi suatu
spesies tertentu dengan jumlah total sampel. Frekunsi relatif suatu spesies adalah
frekuensi dari suatu spesies dibagi dengan jumlah frekuensi dari semua spesies
yang terdapat dalam suatu komunitas (Soegianto, 1994).
Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan
sebagai suatu persen jumlah total sepsies yang ada dalam komunitas, dan dengan
demikian merupakan pengukuran yang relatif. Dari nilai relatif ini, akan diperoleh
sebuah nilai yang merupak INP (Indeks Nilai Penting). Nilai ini digunakan
sebagai dasar pemberian nama suatu vegetasi yang diamati. Secara bersama-sama,
kelimpahan dan frekuensi sangat penting dalam menentukan struktur komunitas
(Michael, 1990).
Pengukuran suatu areal lapangan dapat dilakukan dengan menganalisis
data untuk mengetahui kondisi kawasan yang diukur secara kuantitatif. Beberapa

rumus yang penting diperhatikan dalam menghitung hasil analisa vegetasi


(Ludwiq. dkk., 1978) yaitu:
1.

Dentity (Kerapatan)

Banyaknya (abudance) merupakan jumlah individu dari satu jenis pohon


dan tumbuhan lain yang besarnya dapat ditaksir atau dihitung. Secara kualitatif
dibedakan menjadi jarang terdapat, kadang - kadang terdapat, sering terdapat dan
banyak sekali terdapat jumlah individu yang dinyatakan dalam persatuan ruang
disebut kerapatan yang umunya dinyatakan sebagai jumlah individu atau
biomassa populasi persatuan areal atau volume.
2.

Dominasi

Dominasi dapat diartikan sebagai penguasaan dari satu jenis terhadap jenis
lain (bisa dalam hal ruang, cahaya dan lainnya), sehingga dominasi dapat
dinyatakan dalam besaran banyaknya Individu (abudance) dan kerapatan
(density), persen penutupan (cover percentage) dan basal area (BA), volume,
biomassa dan indeks nilai penting (importance value-IV).
3.

Frekuensi

Frekuensi merupakan ukuran dari uniformitas atau regularitas terdapatnya


suatu jenis frekuensi memberikan gambaran bagaimana pola penyebaran suatu
jenis, apakah menyebar ke seluruh kawasan atau kelompok. Hal ini menunjukan
daya penyebaran dan adaptasinya terhadap lingkungan.
4.

Indek Nilai Penting(importance value Indeks)

Indeks Nilai Penting yang merupakan gambaran lengkap mengenai


karakter sosiologi suatu spesies dalam komunitas. Nilainya diperoleh dari
menjumlahkan nilai kerapatan relatif, dominasi relatif dan frekuensi relatif,
sehingga jumlah maksimalnya 300%.

BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain alat tulis menulis,
Plot, gunting dan patok.
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah areal yang akan
diamati yaitu dibelakang gedung Science Building dan tali Rafia.
III.3 Prosedur Kerja
Ada beberapa cara kerja yang dilakukan pada percobaan ini yaitu :
A. Metode Petak Tunggal
1.

Dipilih areal komunitas yang akan diamati keanekaragaman jenisnya


2. Diambil plot 1m x 1m ukuran persegi sebagai alat untuk diamati jenis
organisme

3.

Lakukan perhitungan jumlah individu pada plot yang digunakan

4.

Buat tabel hasil pengamatan/perhitungan jenis tersebut dan dianalisis


B. Metode Petak Ganda
1. Dipilih areal komunitas yang akan diamati keanekaragaman jenisnya
2. Dibuat petak dengan ukuran 10 x 20 cm sebanyak 5 kotak dengan beraturan
3. Lakukan perhitungan jumlah individu pada plot yang digunakan
4. Buat tabel hasil pengamatan/perhitungan jenis tersebut dan dianalisis
C. Line Transek
1. Dipilih areal komunitas yang akan diamati keanekaragaman jenisnya

2. Dibentangkan tali sepanjang 10 meter dan dijanggal dengan menggunakan


patok
3. Dihitung vegetasi yang batangnya mengenai tali dan berada di bawah tali
4. Masukkan data ke dalam tabel dan dianalisis data tersebut
5. Diulangi prosedur kerja untuk daerah sampling lain sebanyak 2 kali
D. Belt Transek
1. Dipilih areal komunitas yang akan diamati keanekaragaman jenisnya
2. Dibentangkan sepasang tali sepanjang 30 meter dengan jarak antara tali satu
dengan tali lain 1 meter dan dijanggal dengan menggunakan patok
3. Dibuat kolom sebanyak 30 kolom di antara 2 tali tersebut
4. Dihitung vegetasi pohon dan diameter yang ada pada kolom ganjil
5. Dimasukkan data ke dalam tabel dan menganalisis data tersebut
6. Diulangi prosedur kerja untuk daerah sampling lain
E. Metode Strip Sensus
1. Dipilih areal komunitas yang akan diamati keanekaragaman jenisnya
2. Dilakukan pengamatan jenis spesies sejauh mata memandang
3. Dicatat jumlah jenis individu-individu dalam komunitas tersebut
4. Dilakukan ditempat pengamatan saja, tidak boleh berpindah tempat

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, J. B., Reece, L. G., dan Mitchell, 2004. Biologi. Edisi


kelima. Jilid 3.
Jakarta, Penerbit Erlangga.
Ludwiq, J.A., and Reynolds, J. F., 1988. Statistical Ecoloqy a Primer on Methods
and Computing. John Wiley & Sons, New York.
Michael, 1990. Pengantar Ekologi. PT Remaja Rosdakarya, Jakarta.
Setiadi, D., 1984. Inventarisasi Vegetasi Tumbuhan Bawah dalam Hubungannya
dengan Pendugaan Sifat Habitat Bonita Tanah di Daerah Hutan Jati.
Bagian Ekologi, Departemen Botani, Fakultas Pertanian IPB
Soegianto, A., 1994. Ekologi Kuantitatif. Penerbit Usaha Nasional, Surabaya.
Syafei, 1990. Dinamika Populasi. Kajian Ekologi Kuantitatif. Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
Umar, M. R., 2013. Ekologi Umum Dalam Praltikum. Universitas Hasanuddin,
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai