html
Perkembangan teknologi di dunia otomotif semakin hari semakin berkembang pesat.
Oleh karena itu bagi orang yang berkecimpung di dunia pendidikan, khususnya di bidang
teknik otomotif harus selalu mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Jadi pendidikan
juga harus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi sekarang ini. Untuk
mengikuti perkembangan teknologi kita dapat mengupdate pengetahuan kita dengan mencari
informasi-informasi baru yang berkaitan dengan teknologi baru tersebut. Pada postingan kali
ini saya ingin berbagi informasi yang akan membahas tentang perkembangan teknologi pada
sistem pengereman. Sistem rem atau brake system mutlak diperlukan pada setiap kendaraan,
karena ketika kendaraan sedang melaju dan untuk menghentikan kendaraan tersebut
pengemudi harus dapat dengan mudah menghentikannya.
Sistem rem yang sekarang ini banyak digunakan adalah jenis rem hidrolik. Sistem
rem hidrolik memang memiliki tingkat pengereman yang baik, tetapi pada kondisi tertentu
seperti ketika saat pengereman mendadak maka akan terjadi penguncian pada roda yang
menyebabkan slip sehingga menyebabkan kendaraan sulit dikendalikan. Seiring dengan
perkembangan teknologi, sekarang ini sistem rem hidrolik pada kendaraan sudah banyak
diganti dengan teknologi Antilock Brake System (ABS), dimana sistem rem ini mencegah
terjadinya penguncian pada roda dan memperpendek jarak pengereman.
4. ABS dapat bekerja secara konvensional dengan fungsi Fail-Safe bila ABS tidak bekerja
dengan baik. Saat fungsi Fail-Safe aktif, lampu peringatan akan menyala untuk mengingatkan
pengemudi akan adanya masalah pada sistem ABS.
B. Perbedaan Proses Kontrol Rem Konvensional dengan ABS
1. Rem Konvensional
Gambar 2. Proses Kontrol Rem Konvensional
Saat pengereman mendadak, tekanan minyak rem akan meningkat cepat dan
mengunci roda. Hal ini akan terjadi lebih cepat bila kondisi jalan licin.
2. Rem ABS
Gambar 3. Proses Kontrol Rem ABS
a. Saat roda mulai mengunci, tekanan rem dijaga pada titik A oleh perintah yang dikirim
dari control modul sehingga perlambat roda dapat lebih halus/lambat.
b. Saat putaran roda menurunkan kecepatan mengunci roda berdasarkan perintah (tekanan
dijaga) yang dikirim dari ABS control modul, tekanan rem menurun mulai titik B.
c. Saat perlambatan roda berhenti terjadi tekanan rem pada titik itu sehingga percepatan roda
kembali terjadi.
d. Saat percepatan roda semakin besar, ABS control modul mendeteksi bahwa gaya pengereman
berkurang, tekanan rem akan dinaikkan., mulai titik C. Kontrol dari tekanan rem ini
berdasarkan kecepatan kendaraan, menyediakan gaya pengereman yang optimum untuk
menghindari penguncian roda.
C. Prinsip Kerja ABS
ABS tidak akan bekerja pada pengereman normal/roda belum slip. Ketika mulai
terjadi penguncian pada roda/terjadi slip ABS akan mulai bekerja, yaitu pada efektive range
0,1-0,3. Slip pada roda akan dideteksi oleh wheel speed sensor yang kemudian
diinformasikan ke ABS control modul, kemudian ABS control modul memberi informasi
kepada hidrolik unit untuk mengatur tekanan minyak rem ke caliper sehingga roda tidak akan
terkunci.
tersimpan
minyak
rem
yang
bertekanan
tinggi,
sebelum