OLEH :
BAB
PENDAHULUAN
1.1. Pengenalan Konstruksi Batu
Konstruksi Batu ialah jenis konstruksi yang sebagian besar terdapat dalam konstruksi
bangunan gedung, jembatan dan lain-lain. Yang dimaksud dengan konstruksi batu di sini
adalah pekerjaan yang meliputi, pasangan pondasi batu kali, pasangan ubin bata, super bata,
batako, pasangan ubin lantai, ubin dinding dan plesteran dinding.
Teknik serta aturan-aturan dari setiap pekerjaan tersebut diatas yaitu sebagai berikut :
Faktor Kerja
Dalam pekerjaan konstruksi batu ini tenaga pekerja adalah merupakan faktor yang
memegang peranan penting, terutama kalau kita membicarakan tentang kekuatan konstruksi.
Sebab yang dikatakan memasang batu tidaklah hanya menyusun batu sedimikian saja, tetapi
ada aturan dan teknik tertentu. Tenaga tenaga pekerjaan dalam pelaksanaan pasangan batu
ini ada yang disebut tukang dan ada pula yang disebut pembantu ( kenek ).
Faktor yang mutlak diketahui oleh seorang tukang batu atau pembantunya dalam
pemasangan batu adalah :
selesai pemasangannya.
Bagaimana mengukur kedataran dan ketegakan pasangan batu.
Bagaimana macam ikatan yang dalam pasangan.
Perawatan pasangan setelah selesai pemasangan batu.
Teknik pemasangan yang baik dan benar.
1.3. Tujuan
1. Mengetahui masalah mengenai mortar.
Mortar adalah campuran bahan perekat dengan pasir dengan perbandingan tertentu sesuai
dengan kebutuhan ditambah air. Mortar yang berada pada pasangan batu disebut siar, siar
terbagi 2 ( dua) yaitu siar tegak dan siar datar.
2. Mengetahui daya hisap batu.
Hal ini dikarenakan batu bata mempunyai banyak jenis sedangkan tidak satupun yang
mempunyai standar, selain itu untuk menjaga supaya air mortar tidak dihisap oleh batu bata
secara drastis sebab dapat mengurangi kekuatan pasangan batu bata tersebut. Maka untuk
menghindari hal itu sebelum dipergunakan, batu bata harus disiram atau direndam.
3. Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi daya ikat antara batu bata dengan mortar, antara
lain :
a. Pengeringan terlalu cepat pada proses pemplesteran (Pengeringan Mortar )
b. Kadar Lumpur pada pasir
c. Proses penyimpanan pasir
d. Semen yang telah terjadi hidrasi atau telah mengering
4. Bagaimana menimbang ketegakkan dan kedataran pasangan.
5. Bagaimana ikatan yang baik.
a. Pasangan satu bata
b. Pasangan setengah batu
c. Ikatan Kepala ( Header Bond )
d. Ikatan Flemish
e. Ikatan Inggris
f. Ikatan Dutch ( ikatan Jerman )
6. Pemasangan Konstruksi yang baik dan benar dengan cara memaksimalkan alat.
7. Perawatan pasangan.
8. Meningkatkan produktifitas kerja
1. Batu kali
2. Batu merah
3. Super bata
4. Batako local
5. Batako press
6. Ubin PC
7. Ubin Porselen
8. Pasir
9. Semen
10. Air
Sebaiknya untuk setiap jenis bahan ini diketahui juga bagaimana cara pembuatannya, di
mana didapatkan, bagaimana penimbunannya di lapangan (proyek) dan sebagainya.
1. Batu Kali
Batu kali adalah merupakan batu alam yang didapatkan dari dasar sungai. Biasanya batu kali
dari tempat pengambilan dibawa dengan truk ke proyek yang memerlukan.
Kegunaannya adalah untuk pasangan pondasi, lantai pemikul dan lain lainnya. Batu kali
yang baik dapat diperiksa dengan visual saja dilapangan yaitu yang pori porinya tidak
2. Bata Merah
Bata merah adalah suatu unsur bangunan yang terbuat dari tanah liat dengan atau tanpa
bahan tambahan seperti serbuk gergaji, sekam padi atau pasir. Tanah liat ini dicetak
berbentuk balok balok, lalu dibakar dengan temperatur 1050 C untuk mengeraskannya,
sehingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air.
Ukuran standarnya untuk Indonesia adalah :
a. 52 mm x 115 mm x 240 mm.
b. 50 mm x 110 mm x 230 mm.
Penimbunan dilapangan harus diberi lantai dengan jarak 30 cm dari permukaan tanah. Bata
disusun berdiri arah lebarnya dan disusun berselang seling empat buah empat buah.
Ketinggian penyusunan max 2 m ini untuk memudahkan dalam pengambilan. Diatasnya
ditutup dengan kain terpal atau plastik agar air hujan tidak terserap oleh bata merah.
3. Super Bata
Super bata adalah bahan bangunan yang bentuk dan kegunaannya sama dengan bata merah.
Super bata juga terbuat dari tanah liat dan dicampur dengan pasir halus. Pembuatannya
melalui proses mekanis, oleh karenanya super bata mempunyai permukaan halus dengan
ukuran yang sama. Biasanya bata ini dibuat tidak penuh, tapi berlobang sehingga dapat
menghemat bahan baku dan menghasilkan ikatan yang kuat dengan mortar. Karena Super
bata mempunyai permukaan yang halus, maka pada pemakaiannya kita tidak memerlukan
plesteran lagi. Dan juga karena bentuknya yang bervariasi, maka dapat dibuat
pemasangannya yang artisrik.
Ukuran ukurannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
TYPE UKURAN
KLINKERS
B-1
5 x 11 x 24
B-4
7 x 11 x 24
C-7,8,9,10
12 x 11 x 24
D-6
5 x 2,5 x 24
D-7
7 x 3 x 24
4. Batu cetak
Batu cetak adalah suatu bahan bangunan yang diproduksi oleh masyarakat kita, terbuat dari
trus dan kapur dengan perbandingan 5 : 1. Banyak keuntungan yang dapat kita ambil dari
pemakaian batu cetak ini, umpamanya untuk pemasangan 1 m2 dinding lebih sedikit jumlah
batu yang diperlukan, dan juga mengurangi keperluan mortar sampai 30 50 %. Berat
pasangan jauh lebih ringan dari konstruksi bata merah bias 50 % lebih ringan, sehingga tidak
diperlukan lagi pondasi yang tidak terlalu dalam. Disebabkan oleh bentuk batu cetakan yang
beraneka macam, sehingga menarik, dan karena itu pula, dinding tidak usah diplester karena
ini sudah cukup menarik. Komposisi mortar untuk pemasangan batu cetak ini harus sama
dengan komposisi bahan batu cetak itu sendiri, sehingga dapat menghasilkan ikatan yang
baik antara mortar dan batu cetak.
5. Batako Press
Batako press ini terbuat dari adukan kapur, pasir, tras dan semen, pencetakannya dengan
mesin press, dibuat berlobang untuk menghemat bahan dan juga untuk isolasi suara dan
panas. Dan biasanya tembok sebelah luar tidak diplester lagi, kecuali bagian dalam dinding.
6. Ubin PC
Ubin PC adalah bahan bangunan yang terbuat dari adukan pasir dan semen yang dipakai
untuk permukaan lantai. Pembuatannya melalui mesin press dan salah satu permukannya di
finishing dengan semen agar halus dan licin. Untuk menentukan mutu ubin ini ada beberapa
macam test antara lain :
- Keteguhan kejut.
- Lapis Aus.
- Kuat tekan.
7. Ubin Porselen
Ubin porselen terbuat dari jenis tanah liat putih dengan atau tanpa campuran bahan tambahan
melalui proses pembakaran sedemikian rupa, sehingga tidak dapat hancur kembali bila
direndam dalam air. Bidang patah yang baru harus memperlihatkan hasil pembakaran yang
rata dan baik. Ubin porselen harus halus dan rata permukaannya dan sisinya harus saling
tegak satu dengan lainnya, dan tepinya lurus dan tajam.
8. Pasir
Pasir adalah merupakan butiran-butiran mineral atau agrefat halus yang mempunyai
kekasaran 0-4 mm. Di Indonesia ada beberapa macam pasir kalau diselidiki menurut tempat
pengambilan dan penggunaannya.
Tempat pengambilan :
1. Dasar sungai yang airnya mengalir
2. Dasar sungai yang airnya tenang
3. Digali pada tebing pegunungan
Digunakan untuk :
1. Dicuci dahulu dan dapat untuk plesteran dinding.
2. Pasangan dan urungan.
3. Pasangan bata dan beton.
Untuk menjamin mutunya pasangan dan plesteran maka pasir di test dahulu
dilaboratorium.Biasanya dilapangan dapat dilakukan pengetesan secara sederhana, guna
mengetahui baik dan jeleknya pasir.
Dan ini dapat dites dengan visual saja seperti :
1. Pasir digenggam dengan tangan, lalu digosok-gosokan ketelapak tangan yang satu
lagi. Kemudian kita lihat kedua telapak tangan itu, kalau kotor sekali atau sebagian
dari pasirnya jelek dan mengandung tanah dan lumpur. Ini tidak bisa dipakai kecuali
kalau dicuci terlebih dahulu. Tapi sebaiknya kalau tangan tidak begitu kotor dan tidak
ada yang lengket maka pasir dapat dipakai.
2. Pasir dimasukkan kedalam botol yang kacanya jernih dan tembus pandang kira
9. Semen Portland
Semen adalah suatu sebuk yang sangat halus berwarna abu abu, kehijau hijauan, terdiri
dari kristal kristal silikat, kalsium dan aluminium. Bahan dasarnya adalah campuran antar
batu kapur dan tanah liat yang perbandingannya selalu diteliti dan dianalisa terlebih dahulu
baru kemudian dicampurkan menjadi satuan dalam satu perbandingan.
Semen Portland adalah suatu hasil buatan yang didapat karena bersatunya dengan betul suatu
campuran dari kapur ( CaCO3 ) dan tanah liat dalam perbandingan 4 : 1, yang dipijarkan
hingga lebur dan berubah menjadi suatu massa seperti batu. Setelah dingin batu batu ini
kemudian dipecah dengan mesin menjadi potongan potongan kecil, seterusnya digiling
hingga menjadi tepung yang sangat halus dan kemudian diayak. Diantara bahan bahan ikat
yang kita ketahui, semen adalah bahan yang terpenting, karena semen dapat mengadakan
pengikatan dan pengerasan didalam air. Semen dinamakan hidrolik dikarenakan pengikatan
serta pengerasan hanya akan terjadi karena adanya air. Air disini diperlukan untuk
melangsungkan reaksi reaksi kimia sehingga menghasilkan senyawa - senyawa hidrat,
yang dapat mengeras. Untuk pembakaran semen ini biasanya diperlukan temperatur 1400C
- 2000C.
Sifat sifat semen yaitu :
1. Warna semen Portland tanpa tercampur bahan bahan lain, berwarna abu abu,
kehijau hijauan dan setelah membatu menjadi abu abu kebiru biruan.
2. Berat jenis semen Portland dalam keadaan membatu mempunyai berat jenis yang
berlainan,tergantung dari kadar dapurnya dan ketelitian waktu pembuatannya.
Umumnya antara 3,12 sampai 3,25. Angka angka ini lebih tinggi dari berat jenis
bahan bahan ikat lain.
3. Pengikatan tepung semen Portland yang dicampur dengan air hingga menjadi bubur,
akan menjadi keras dalam waktu tertentu. Pembatuan ini merupakan suatu reaksi
antara senyawa senyawa semen dengan air, yang menyebabkan adanya daya
pengikat dan proses pengerasan semen. Suatu percobaan semen dari keadaan lunak
menjadi keras, disebut pengikatan, dan waktu yang diperlukan itu disebut waktu
ikatan awal. Biasanya waktu ikat semen pada umumnya 1 - 2 jam.
Penimbunan semen :
Karena semen mempunyai sifat higroskopis, yaiti cepat menyerap air, maka semen harus
disimpan ditempat yang kering dan terlindung dari hujan atau cuaca. Tempat penimbunan
atau penyimpanan semen dilapangan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga pengaruh
hujan ataupun cuaca lembab tidak dapat masuk atau mempengaruhi semen. Hal ini dapat
dilakukan dengan membuat bangunan dari dinding papan yang diberi lantai kira kira 40 cm
dari permukaan tanah dan ditutup dengan atap. Jarak penimbunan kantong kantong semen
sebaiknya lebih kurang 50 cm dari dinding dan jarak dari satu tumpukan ketumpukan yang
lainnya kira kira 1 meter dan tingginya 2 meter.
10. Air
Air yang dipakai untuk membuat suatu adukan, hendaklah memenuhi syarat syarat yang
ditentukan. Umpamanya untuk plesteran plesteran yang putih, tidak boleh dipakai air yang
mengandung kotoran yang memberikan warna pada adukan, misalnya zat besi yang akan
memperlihatkan noda noda coklat pada plesteran. Untuk membuat suatu adukan kita harus
memakai air yang jernih, kalau ada yang mengandung zat lain itupun kadarnya harus kecil
sekali. Banyaknya pemakaian air tergantung pada jenis adukan yang dibuat, keadaan cuaca
dan sebagainya.
Dan sebagai angka rata rata diambil :
- Untuk adukan kedap air dari semen kira kira 22 % dari isi bahan yang dicampur.
- Untuk kedap air dari kapur dan tras kira kira 20 %
- Untuk adukan kedap air dari kapur kira kira 8 10 %
Airlaut dapat mengakibatkan kerusakan pada tembok, begitupun air yang mengandung
bahan bahan busuk, seperti air danau yang kebanyakan mengandung larutan asam, humus
janganlah dipergunakan.
BAB II
PENGENALAN ALAT-ALAT DALAM PEKERJAAN KONSTRUKSI
2.1 Macam Peralatan
Untuk menghasilkan produktifitas yang tinggi dalam bekerja, maka diperlukan peralatan
yang lengkap. Sebab disamping rendahnya produktifitas kerja, juga dapat mengurangi mutu
hasil pekerjaan yang dilaksanakan.
Pada umumnya pekerjaan-pekerjaan yang tidak dilatar belakangi pendidikan yang benar,
selalu memakai peralatan dengan fungsi ganda, dan efeknya peralatan akan cepat rusak.
Kemudian lagi pemakaian alat yang kurang baik juga akan mengurangi produktifitas kerja.
Umpamanya pemakaian sendok spesi yang kecil dalam pemasangan bata,maka untuk
memasang sebuah bata kita harus mengambil berkali-kali,selain mengakibatkan lelah juga
lamanya waktu diperlukan dalam pemasangan. Justru itu disini perlu sekali kita ketahui
bermacam-macam peralatan yang kita pergunakan dalam pekerjaan konstruksi bata antara
lain :
1. Sendok spesi.
2. Palu pemotong batu.
3. Waterpass.
4. Siku-siku besi.
5. line bobbyn.
6. Unting-unting.
7. Kotak spesi.
8. Ember.
9. Cangkul.
10. Sekop.
11. Tongkat ukur.
12. Straigh edge.
13. Meteran.
14. Pensil.
15. Jointer.
16. Skrap spesi.
17. Ruskam.
18. Ayakan pasir.
19. Sikat kawat
1. Sendok spesi.
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu. Daun sendok ini berbentuk
segitiga, dengan sisi sama panjang dengan bata merah.
2. Palu pemotong bata.
Alat ini juga terbuat dari baja dengan tangkai dari kayu. Mata palu bagian depan dibuat
tajam, dan bagian belakangnya dibuat empat persegi dengan permukaan datar berfungsi
sebagai palu. Jadi disamping pemotong bata juga dapat dipakai untuk memukul paku.
3. Waterpass.
Kerangka terbuat dari alumunium dan dilengkapi dengan tabung gelas yang berisi cairan
ether yang ada gelembung udara didalamnya. Gunanya adalah untuk mengukur kedataran
dan ketegakan pasangan.
4. Siku-siku besi.
Alat ini terbuat dari flat baja atau besi denga membentuk sudut siku ( 90 o ) dilengkapi
dengan garis-garis ukuran dalam cm. Gunanya adalah untuk mengukur kesikuan pertemuan
dinding dalam pemasangan batu.
5. Line bobbyn.
Alat ini terdiri dari 2 buah potongan kayu, yang dihubungkan dengan benang. Dipergunakan
sebagai garis petunjuk pemasangan batu bata. Caranya dengan mengaitkan salah satu
potongan kayu pada ujung pasangan batu bata dan satunya lagi dikaitkan pada ujung
pasangan batu bata lainnya. Pemakaian alat ini lebih efisien apabila dibandingkan dengan
pemakaian paku karena kedudukan alat ini mudah diatur. Alat ini juga ada yang terbuat dari
baja tipis yang dibentuk merupakan segitiga.
6. Unting-unting.
Dipergunakan sebagai pengganti waterpass vertical. Dapat dibuat dari kuningan, besi
ataupun timah, dengan berat 100 gr s/d 500 gr. Tepat ditengah -tengah unting-unting
dipasang benang, yang panjangnya tergantung dari tinggi kontruksi bangunan.
7. Kotak spesi.
Kotak spesi sebaiknya dibuat dari pelat besi dengan bentuk trapezium dan pada sisi sisinya
diberi tangkai agar mudah mengangkatnya sewaktu memindah mindahkannya. Gunanya
adalah untukk tempat meletakan spesi yang selesai diaduk dan dipasang.
8. Ember.
Ember terbuat dari flat baja tipis dengan bentuk piramid terbalik dan diberi tangkai untuk
pegangannya. Gunanya adalah untuk mengambil air, menakari pasir atau semen, membawa
adukan dan lain lain.
9. Cangkul Pengaduk.
Terdiri dari daun cangkul yang terbuat dari palt baj dan diberi tangkai kayu. Cangkul ini
mempunyai lubang yang berguna untuk memudahkan mengaduk mortar.
Spesifikasinya :
- Mata cangkul : Panjang sisi 22 cm
Lebar 17 cm
Tebal plat 2 mm
- Tangkai : Panjang 80 cm
Diameter tangkai 5 cm
10. Sekop.
Terbuat dari plat baja yang diberi tangkai kayu dan matanya sedikit dilengkungkan agar enak
dalam mengangkat pasir atau bahan lainnya. Gunanya adalah untuk mengaduk mortar,
menggali tanah, dan sebagainya.
11. Tongkat ukur/ Kayu Profil.
Tongkat dari kayu berbentuk empat persegi panjang yang mempunyai sisi yang lurus dan
datar. Gunanya adalah untuk menentukan penentuan panjang pasangan dan sebagai
pembantu waterpass dalam melevelkan pasangan.
persegi panjang. Gunanya untuk menyaring pasir, semen, kapur, dan lain lain.
Alat-alatnya adalah :
- Cangkul
- Sekop
- Kotak takaran
- Kotak tempat mengaduk
- Ember
2. Ikatan Biasa
Bata dipasang memanjang pada tiap lapisnya dan biasanya tebal dinding 20 cm( sudah
diplester ). Pemasangan batu bata terakhir dipasang batu dan padalapisan kedua diatas
bata batu, dipasang batu utuh sehingga menjadikan siar tegak tidak sejajar dan
merupakan zig zag
bata b a t u ya n g d i p a s a n g m e l i n t a n g . I k a t a n i n i d i g u n a k a n u n t u k d i n d i n
g y a n g tebalnya 30 cm dan biasanya merupakan pasangan batu bersih.
BAB III
TEKNIK KERJA BATU
3.1. Pengaturan Tempat Kerja
Tujuan :
1. Agar dapat menghindari dari kecelakaan dalam bekerja.
2. Agar dapat memudahkan dalam bakerja.
3. Agar dapat meningkatkan produktifitas kerja.
4. Agar dapat menghindar
5. Agar dapat meningkatkan.
6. Agar dapat mengurangi kejenuhan dan kelelahan dalam bakerja.
BAB IV
JOB / PEKERJAAN
JOB I
JUDUL :MEMASANG DINDING BATA BATU MEMBENTUK SUDUT SIKU
Tujuan :
1. Memasang dinding batu membentuk sudut siku bata dengan teknik yang benar.
2. Dapat mengukur ketegakan dan kedataran dengan waterpass supaya benar.
3. Memotong batu bata dengan mengunakan palu pemotong bata.
Instuksi Umum :
1. Teknik perletakan mortar dan batu bata harus benar.
2. Setiap tebal siarnya 1 1,5 cm dan harus sama tebal.
3. Penekanan untuk m,enurunkan bata dengan menggeser bata, jangan diketok karena akan
8. Selanjutnya pasang line bobbyn pada kedua ujung pasangan yang sudah sama
Kedataranya.
9. Untuk memasang lapisan ketiga pada bagian 6 bata dikurang 1 batu dan pada bagian 5
bata harus tegak lurus dengan lapisan yang lain.
10. Memasang seterusnya pada 6 bata di kurang satu bata terus sehingga membentuk
tangga. Dan pada bagian 5 bata, bata untuk tiap lapisan. Dan menggunakan waterpass
untuk memeriksa kulurusan bata.
11. Untuk seterusnya lakukan lakukan sesuai dengan lapisan yang lainnya.
12. Memasang selapis demi selapis sampai lapisan kedelapan
JOB : II
JUDUL : MEMASANG DINDING 1 BATA DALAM IKATAN FLEMIS
Tujuan :
1. Dapat membuat pasangan satu bata dalam ikatan flemis
2. Dapat membentuk akhir pasangan dengan ketegakan serta kedataran yang baik dan benar.
3. Dapat menghitung kebutuhan bahan yang diperlukan dalam per meter panjang dan
komposisi adukan tertentu.
Instruksi Umum :
1. Pasangan bata harus datar dan tegak lurus dan salah satu sisi yang lebar diabaiakan
JOB : III
Judul : MEMPLESTER DINDING BATA
Tujuan :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara memplester dinding bata dengan baik dan benar.
2. Agar dapat melakukan perawatan terhadap dinding yang telah di plester.
3. Agar dapat memperkirakan bahan yang di butuhkan dalam memplester dinding bata.
Instruksi Umum :
1. Memplester permukaan dinding harus bersih dari berbagai jenis sampah atau kotoran
yang berbentuk bongkahan semen atau tanah liat yang berasal dari pasir.
2. Permukaan dinding yang diplester menambah kekuatan dan kekokohan dari bangunan itu
sendiri.
3. Keawetan suatu plesteran tergantung dari susunan pasaangan adukan atau campuran
adukan, ikatannya yang lembab serta keahlian dalam pemasangan.
Dasar Teori :
a) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memplester :
- Mutu bahan
Langkah Kerja :
1. Sebelum melakukan plesteran dinding harus diperkirakan kelurusan, kedataran dan
ketegakannya.
2. Bila dinding kurang lurus, rata serta dan kurang tegak maka harus dibuat kepala plesteran
sebagai acuan.
3. Semua kotoran yang menempel pada permukaan dinding harus dibersihkan dengan sikat
kawat.
4. Bila permukaan dinding terlalu kering, terlebih dahulu harus diperciki dengan air, agar
JOB : IV
Judul : MEMASANG UBIN LANTAI
Tujuan :
1. Dapat memasang ubin lantai dengan datar dan rata.
2. Dapat memasang ubin dengan mengunakan peralatan sederhana dan hasilnya baik.
3. Mengisi celah-celah siar dengan pasta semen dengan baik.
4. Dapat memperkirakan jumlah ubin yang diperlukan.
terpasang tidak terinjak. Pemasangan kepala pasangan A tadi agak rendah dibandingkan
kepala pasangan B agar lebih mudah dalam pembersihan lantai, jika terjadi kebocoran maka
akan lebih mudah untuk air kebawah lantai.
JOB : V
Judul : MEMASANG UBIN DINDING
Tujuan
1. Mengerti tentang tata cara pemasangan ubin dindng.
2. Dapat melakukan pemasangan ubin dinding dengan baik dan benar.
3. Mengetahui teknik pekerjaan yang baik dan benar sehingga mendapatkan hasil yang
maksimal.
Peralatan dan Bahan :
- Waterpas. - Paku
- Skrap spesi. - Palu
- Kotak spesi. - Ubin lantai
- Siku-siku - Semen
- Sekop - Pasir
- Ember - Air
- Kain lap - Benang
Langkah Kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang di pergunakan.
2. Menghitung jumlah bahan yang diperlukan.
3. Merendam ubin yang akan digunakan, dan menyiram dinding kerja
secukupnya.
4. Mengukur jarak antara dinding kerja terhadap ubin yang akan dipasang,
lebih kurang 1 cm.
5. Dalam pekerjaan diperlukan ketelitian dan keterampilan agar mendapatkan
hasil yang baik dan rapi.
Catatan
1. Ukuran batu kali yang dipergunakan untuk pondasi adalah 60 % dari lebar pasangan.
2. Mortar tidak terlalu encer dan juga tidak terlalu kental karena daya lengketnya pada batu
kali akan berkurang.
3. Apabila pemasangan batu kali lebih tinggi 1,2 meter, maka harus bertahap.
4. Untuk mencari lebar puncak pondasi yaitu pasang batu bata ditambah dua plint, satu plint
ditetapkan kurang lebih 5 cm, sedangkan untuk lebar bawah pondasi adalah paling sedikit
dua kali lebar puncak dan tinggi pondasi minimal sama dengan lebar pondasi.
JOB : VII
Judul : MEMASANG PONDASI BATU BATA
Tujuan :
1. Dapat membuat pondasi batu bata dengan baik dan kuat
2. Dapat menyusun batu bata menjadi pondasi untuk rumah yang sederhana
3. Agar dapat menghitung kekuatan pondasi batu bata .
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam praktek kerja batu ini banyak manfaat yang dapat kita ambil. Praktek kerja batu
merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan konstruksi batu, dimana merupakan
salah satu hal pokok dalam pembangunan jalan,gedung jembatan, rumah dan lain-lain.
Dalam praktek kerja batu ini mahasiswa dituntut agar dapat mengenal dan mengerti hal-hal
yang dapat berkaitan dengan konstruksi batu. Selain itu mahasiswa diharapkan dapat
mengenal alat-alat dan mengerti fungsinya dalam setiap pelaksanaan job.
Praktek kerja batu banyak memberikan manfaat bagi para mahasiswa, dimana dasar-dasar
yang diperoleh dari job-job ditambah dengan teori dapat kita aplikasikan dalam lingkungan
masyarakat dan lingkungan kampus.
Saran
1. Dalam bekerja harus mengutamakan keselamatan kerja.
2. Dalam bekerja hendaknya mengikuti petunjuk yang telah diberikan Instruktur.
3. Bekerjalah dengan memanfaatkan waktu seefisien mungkin.
4. Pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
5. Hasil pekerjaan harus rapi dan teliti.