Anda di halaman 1dari 2

Komunikasi pada Situasi Khusus

Oleh Clarasintha Nindyatami, 1406544772

Judul buku : Communication Skills for Medicine


Penulis

: Margaret Lloyd, Robert Bor

Data publikasi

: Florida: Churchill Livingstone, 2004

Komunikasi merupakan salah satu kecakapan yang harus dimiliki


oleh semua tenaga kesehatan. Komunikasi merupakan salah satu kunci
utama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Setiap pasien
memiliki sifat dan perilaku masing-masing yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, sikap dalam komunikasi oleh tenaga kesehatan juga berbeda
tergantung dari kepribadian sang pasien. Pasien yang berperilaku baik
akan mudah berinteraksi dengan sang tenaga kesehatan. Sebaliknya,
pada situasi khusus, seperti adanya pasien yang kurang kooperatif,
tenaga kesehatan harus dapat menemukan komunikasi yang tepat untuk
diterapkan pada pasien. Prinsip-prinsip komunikasi yang benar haruslah
dapat dikuasai oleh tenaga kesehatan. Hal ini diharapkan agar tidak
terjadi kesalahan dalam penyampaian informasi dan pelayanan pasien
yang mengalami hambatan komunikasi. Situasi-situasi khusus tersebut, di
antara lain seperti saat pasien marah, pasien mengalami depresi atau
bersifat pasif, dan pada pasien geriatri.
Pada saat dihadapkan dengan pasien yang marah, ada beberapa
prinsip yang harus dipegang. Pertama, sebaiknya kita mengenalkan diri
kita, lalu persilakan pasien untuk duduk. Jika pasien menolak untuk duduk,
kita berdiri dan menjaga jarak, kita tidak boleh terlalu dekat ataupun
terlalu jauh. Sebaiknya jangan mencoba untuk menyentuh pasien dan
menjaga sikap non-verbal kita. Kita harus mendengarkan pasien dengan
sabar, tanpa memotong ucapan pasien, dan tetap tenang tanpa terbawa
emosi. Kita juga dapat membantu pasien dalam memiliki dan menentukan
pilihan dan alternatif penyelesaian.
Pasien yang mengalami depresi harus dimengerti, apa yang
menyebabkan ia mengalami depresi. Untuk pasien yang mengalami
depresi atau bersifat pasif, beberapa langkah yang dapat kita lakukan
adalah yang pertama, menyapa pasien dan keluarganya sambil
mengenalkan diri dan menjelaskan tujuan pertemuan tersebut. Kita harus
memperhatikan pasien dengan baik dan tanggap terhadap setiap
komunikasi, baik verbal maupun non-verbal, dari pasien. Kita harus
memperlihatkan empati melalui perilaku verbal maupun non-verbal, dan
memperhatikan respon pasien sebelum melanjutkan ke proses berikutnya.
Dalam melayani pasien depresif, sebaiknya kita menggunakan kata-kata
yang mudah dimengerti dan memberikan penjelasan dengan kata-kata
yang dapat mendorong pasien untuk berbicara dan memberi tanggapan.

Berilah waktu kepada pasien untuk bereaksi, dan yang terakhir berilah
dukungan kepada pasien.
Pasien geriatri adalah pasien dengan usia lanjut. Pada pasien usia
lanjut, pada umumnya, sudah mengalami kemunduran pada beberapa
panca inderanya, seperti kekurangan daya pendengaran dan daya
penglihatan, yang dapat menyebabkan kesulitan pada komunikasi. Untuk
itu, ada beberapa sikap yang harus dilakukan saat menghadapi pasien
geriatri. Perkenalkan diri dan berjabat tangan dengan pasien. Persilakan
pasien untuk duduk. Lakukan kegiatan di tempat dengan penerangan
baik, tidak membelakangi sinar. Jelaskan mengenai maksud dari
pertemuan tersebut. Kita juga dapat menggunaka bahasa non-verbal
seperti menjalin kontak mata, duduk saling berhadapan, dan badan agak
condong ke depan. Gunakan bahasa verbal yang sederhana, mudah
dimengerti, dan jelas. Informasi yang kita berikan singkat, gerakan bibir
yang jelas, jangan berteriak atau bersuara keras, gunakan nada rendah
dan ucapan lebih lambat. Perhatikan bahasa non-verbal pasien, baik dari
postur badan maupun ekspresi. Ekspresi bingung mungkin ditunjukkan
jika pasien kurang mendengar. Ulangi kata-kata yang jelas dan singkat jika
pasien tidak paham dengan yang dibicarakan. Mintalah pasien untuk
mengulang sambil kita lihat respon non-verbal pasien. Tutup sesi dengan
ucapan terima kasih dan jabat tangan.
Komunikasi pada situasi khusus harus dilatih karena membutuhkan
keterampilan yang lebih dibandingkan dengan komunikasi pada pasien
biasa. Komunikasi pada situasi khusus merupakan komunikasi yang terjadi
karena adanya hambatan dalam komunikasi. Pasien yang marah, pasien
depresif, dan pasien geriatri, merupakan tiga di antara situasi khusus
lainnya yang dapat ditemukan nanti pada saat sudah bekerja dalam
masyarakat. Oleh karena itu, kita sebagai calon tenaga kesehatan harus
melatih diri dalam komunikasi agar dapat memberikan pelayanan yang
memuaskan kepada masyarakat pada situasi apapun.

Anda mungkin juga menyukai