Anda di halaman 1dari 13

SPERMATOGENESIS

Spermatogenesis adalah proses gametogenesis pada pria dengan cara pembelahan


meiosis dan mitosis. Spermatogenesis pada sperma biasa terjadi di epididimis. Sedangkan
tempat menyimpan sperma sementara terletak di vas deferens.
Spermatogenesis berasal dari kata sperma dan genesis(pembelahan). Pada spermatogenesis
terjadi pembelahan secaramitosis dan meiosis. Spermatogenesis merupakan tahap atau fase
fase pendewasaan sperma di epididimis. Setiap satu spermatogonium akan menghasilkan
empat sperma matang.
Tahap Tahap Spermatogenesis :
1. Spermatogonium
Merupakan tahap pertama pada spermatogenesis yang dihasilkan oleh testis. Spermatogoium
terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.
2. Spermatosit Primer
Merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini tidak terjadi pembelahan.
Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4Nkromatid.
3. Spermatosit Sekunder
Merupakan meiosis dari spermatosit primer. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara
meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.
4. Spermatid
Merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara
meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.
5. Sperma
Merupakan diferensiasi atau pematangan darispermatid. Pada tahap ini terjadi diferensiasi.
Sperma terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan merupakan tahap sperma yang
telah matang dan siap dikeluarkan.
Proses Spermatogenesis
Setiap testis terdiri atas tubulus seminiferus yang mampu menghasilkan miliaran
sperma. Dinding tubulus seminiferus dilapisi oleh sel germinal (spermatogonium). Jika telah
matang secara seksual, sebagian spermatogonium mulai melakukan spermatogenesis dan
sisanya

membelah

diri

secara

mitosis

untuk

memperbanyak

spermatogonium.

Spermatogonium berubah menjadi spermatosit primer melalui pembelahan mitosis.


Selanjutnya, spermatosit primer membelah diri secara miosis menjadi dua spermatosit
sekunder yang haploid dan berukuran sama. Spermatosit sekunder mengalami pembelahan
meiosis dua menghasilkan empat spermatid. Spermatid adalah calon sperma yang belum
berekor. Spermatid yang telah mempunyai ekor disebut sperma. Pada manusia
spermatogenesis berlangsung lebih kurang 16 hari. Selama spermatogenesis, sperma
menerima bahan makanan dari sel sel sertoli. Sel sertoli merupakan tipe sel lainnya di
dalam tubulus seminiferus.
OOGENESIS
Awal dari suatu perkembangan adalah meleburnya inti ovum dan inti sperma. Organ
yang berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin secara umum disebut gonad. Sedangkan sel
kelamin itu sendiri disebut gamet (Artawan, 2002). Oleh karena itu, terdapat dua macam
gamet yaitu ovum dan sperma, maka ada dua jenis pembentukan gamet (gametogenesis) yaitu
spermatogenesis dan oogenesis. Gonad pada hewan betina adalah ovarium yang pada
umumnya terdapat berpasangan. Oogenesis adalah proses pembentukan sel yelur (ovum) di
dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel sel telur
disebutoogenia (jamak; oogonium).

yang

Pembentukan sel telur pada manusia sudah terjadi

sebelum kelahiran, yaitu didalam ovary fetus perempuan.


Adapun proses pembentukan sel telur adalah sebagai berikut. Semula oogonia
membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya,
semua oosit primer membelah secara meiosis, namum hanya sampai pada fase profase.
Pembelahan meiosis tersebut berhenti hingga bayi lahir dan mencapai masa pubertas.
Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan meiosis I. Hasil pembelahan
tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan yang satu sel
berukuran lebih kecil yang disebut badan kutub primer. Pada tahap selanjutnya, oosit
sekunder dan badan kutub primer mengalami pembelahan meiosis II. Namun, pembelahan
tersebut dapat berlangsung jika terjadi fertilisasi. Oosit sekunder akan membelah menjadi dua
sel, satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu sel lagi berukuran lebih kecil disebut
badan kutub sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub
sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan

ketiga badan kutub segera hancur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap
pembuahan oosit primer hanya menghasilkan satu ovum.
Secara morfologi dan anatomi, terdapat bermacam macam ovum. Ovum biasanya
dibedakan berdasarkan atas jumlah yolk atau deutoplasmanya yaitu :
1.

Alecithal, telur tipe ini tidak mempunyai deutoplasma, akan tetapi telur yang seperti

ini hampir tidak ada karena untuk pertumbuhan embrio selalu membutuhkan makanan.
2.

Isolecithal (homolecithal, ovum tipe ini hanya mengandung sedikit deutoplasma yang

tersebar merata diseluruh ovum, misalnya ovum mamalia tingkat tinggi dan invertebrate.
3.

Telolecithal, ovum tipe ini biasanya memiliki deutoplasma yang cukup banyak dan

terdapat pada bagian kutub vegetal, misalnya ovum ikan dan unggas.
4.

Sentrolecithal, pada ovum tipe ini deutoplasmanya terdapat di tengah tengah ovum,

misalnya ovum insekta.


KONSEPSI
Definisi
Konsepsi (pembuahan) adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang akan
membentuk konseptus atau hasil konsepsi yang akan menjadi embryo. Normalnya, konsepsi
terjadi di daerah ampulla tuba fallopii.
Sesaat menjelang ovulasi, fimbrae dari tuba fallopii mulai menutupi permukaan
ovarium dan mulai berkontraksi secara ritmik. Pada saat ovulasi terjadi, oosit yang dikelilingi
oleh beberapa sel granulosa dibawa masuk ke dalam tuba fallopii oleh gerakan usapan
fimbrae dan oleh pergerakan bulu-bulu getar pada lapisan epitel.
Setelah ejakulasi, dalam waktu 5-10 menit, 200-300 juta spermatozoa yang
dicurahkan ke dalam saluran kelamin wanita, namun hanya 300-500 spermatozoa yang
mencapai tempat pembuahan. Spermatozoa dapat bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim
dan selanjutnya masuk ke ampula pada bagian akhir ovarium dari tuba fallopii. Pergerakan
naik ini dibantu oleh kontraksi uterus dan tuba fallopii yang dirangsang oleh prostaglandin
dalam cairan seminal dan oksitosin yang dilepaskan dari kelenjar hipofisis posterior selama
orgasme wanita.
Ovum akan tetap hidup dan mampu dibuahi sesudah dikeluarkan dari ovarium tidak
lebih dari 24 jam. Sedangkan sperma dapat tetap subur di dalam saluran reproduksi wanita
sampai 72 jam, tetapi kebanyakan tidak lebih dari 24 jam. Oleh sebab itu, agar terjadi

konsepsi, sebaiknya hubungan kelamin (koitus) harus dilakukan 1-2 hari sebelum ovulasi
dan sampai 1 hari sesudah ovulasi.
Kapasitasi dan Reaksi akrosom :
Pada saat sampai di saluran kelamin wanita, spermatozoa belum mampu membuahi
ovum. Mereka harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom.
1. Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita,
berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu ini, suatu selubung glikoprotein dari
protein-protein plasma dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah
akrosom spermatozoa.
2. Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pelusida dan diinduksi oleh
protein-protein zona.
Hanya sperma yang mengalami kapasitasi yang dapat melewati sel korona dan mengalami
reaksi akrosom. Oleh sebab itu, fase fertilisasi mencakup fase 1) penembusan korona radiata
2) penembusan zona pelusida 3) fusi oosit dan membran sel sperma.
I.

Penembusan Korona Radiata


Saat ovum dikeluarkan dari folikel ovarium untuk masuk ke dalam tuba fallopii,
ovum membawa bersamanya banyak lapisan sel-sel granulosa yang melekat di sisi
luar ovum. Lapisan sel-sel granulosa tersebut disebut korona radiata. Sebelum dapat
membuahi ovum sperma harus menembus korona radiata, untuk kemudian
berpenetrasi menembus zona pelusida yang mengelilingi ovum. Peristiwa ini dibantu
oleh enzim hialuronidase dan enzim proteolitik yang tersimpan dalam jumlah besar
diakrosom sperma.

II.

Penembusan Zona Pelusida


Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein disekeliling oosit yang
mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi
akrosom. Saat mencapai zona pelusida ovum, membran anterior sperma berikatan
secara khusus dengan satu protein reseptor dalam zona pelusida. Hal ini merangsang
pelepasan enzim-enzim akrosom yang dalam waktu beberapa menit akan membuka
suatu jalur penetrasi untuk masuknya kepala sperma melewati zona pelusida.
Akan ada mekanisme tertentu yang dilakukan oosit sekunder untuk mencegah sperma
lain melakukan fertilisasi:
a. Fast-block

Dengan cara menimbulkan perubahan voltase saat satu sperma berhasil masuk
ke dalam oosit sehingga menyebabkan kegagalan sperma lain melekati membran
sel telur.
b. Slow-block
Akibat masuknya sperma, timbullah perubahan pada saluran kalsium membran sel
telur, sehingga terdapat suatu barrier untuk mencegah sperma lain masuk pada
III.

membran sel telur.


Fusi Oosit dan Membran Sel Sperma
Sekali sebuah sperma dapat masuk ke dalam ovum, kepala sperma akan membengkak
dengan kecepatan cepat untuk membentuk sebuah pronukleus pria. Kemudian, ke-23
kromosom dari pronukleus pria akan berikatan dengan ke-23 kromosom yang tidak
berpasangan dari pronukleus wanita untuk membentuk zigot (46 kromosom).
Setelah pembuahan terjadi, untuk mentranspor ovum yang telah dibuahi ke dalam

kavum uteri memerlukan waktu 3-4 hari. Pentransporan ini terutama dipengaruhi oleh arus
cairan lemah di dalam tuba akibat kerja sekresi epitel ditambah kerja epitel bersilia yang
melapisi tuba, dimana silia selalu memecut kearah uterus. Selain itu, kontraksi yang lemah
dari tuba fallopii juga membantu jalannya ovum yang telah dibuahi.

Selama pentransporan ini, terjadi beberapa tahap pembelahan, mulai dari tingkat 2
sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel,dst sampai dihasilkan blastokista yang mengandung 100 sel yang akan
memasuki uterus. Sel-sel sekresi yang melapisi tuba akan mensekresikan zat-zat sekresi yang
berguna untuk nutrisi blastokista. Setelah mencapai uterus, blastokista yang sedang
berkembang biasanya tetap tinggal di dalam kavum uteri selama 1-3 hari lagi sebelum
berimplantasi dalam endometrium. Jadi implantasi bisanya terjadi kira-kira pada hari ke-5
sampai ke-7 setelah ovulasi. Sel-sel trofoblas yang berkembang di seluruh permukaan
blastokista akan menyekresikan enzim proteolitik yang mencerna dan mencairkan sel-sel
endometrium. Cairan dan nutrisi yang kemudian dilepaskan akan ditranspor secara aktif oleh
sel-sel trofoblas yang sama ke dalam blastokista, sambil berkembang lebih lanjut. Sampai
selama 8 minggu setelah implantasi, zigot akan memperoleh nutrisi dengan cara seperti ini.
Kemudian periode nutrisi trofoblastik secara bertahap akan berkembang menjadi nutrisi
plasenta. Dengan demikian, zigot dapat tumbuh dan berkembang serta menjalani fase
berikutnya berupa embriogenesis (fase embrionik).
EMBRIOGENESIS

Masa Embrionik (Minggu 1 Dan 2)


Pembelahan
Setelah zigot mencapai tingkat dua sel, ia menjalani serangkaian pembelahan mitosis,
mengakibatkan bertambahnya jumlah sel dengan cepat. Sel yang menjadi semakin kecil pada
setiap pembelahan, ini dikenal sebagai blastomer, dan sampai tingkat delapan sel, sel-selnya
membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar. Tetapi, setelah pembelahan ketiga, hubungan
antar blastomer semakin rapat, sehingga membentuk sebuah bola sel yang padat yang
disatukan oleh persambungan yang kuat. Proses ini disebut pemadatan, memisahkan sel-sel
bagian dalam, yang saling berkomunikasi secara ekstensif dengan gap junction, dari sel-sel
bagian luar. Kira-kira 3 hari setelah pembuahan, sel-sel embrio yang termampatkan tersebut,
membelah lagi membentuk morula (arbei) dengan 16 sel. Sel-sel bagian dalam morula
merupakan masa dalam sel, sedangkan sel-sel sekitar membentuk masa sel luar. Masa sel
dalam membentuk jaringan-jaringan embrio yang sebenarnya, sementaran masa yang luar
disebut trofoblas, yang kemudian ikut membentuk plasenta.
Pembentukan Blastokista
Pada waktu waktu memasuki rongga rahim, cairan mulai menembus zona pelusida
masuk ke dalam ruang antar sel yang ada di masa sel dalam. Berangsur-angsue ruang antar
sel menyatu, dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga, blastokel. . pada saat nin mudiga
dikenal sebagai blastokista, sel-sel di dalam massa sel dalam, yang sekarang disebut
embrioblast, terletak pada salah satu kutub, sedangkan sel-sel di massa sel luar atau
trofoblast, menipis dan membentuk dinding epitel unutk blastokista, sehingga implantasi
bisa dimulai.
Pada manusia, sel trofoblast di atas kutub embrioblast mulai menyusut diantara sel
peitel mukosa rahim kira-kira pada hari keenam. Penembusan dan selanjutnya pengikisan
oleh sel epitel pada selaput lender tersebut mungkin disebabkan oleh enzim proteilitik yang
dihasilkan oleh trofoblas. Tetapi selaput lender rahim menunjang kegiatan proteolitik
blastokista tersebut, sehingga implantasi adalah hasil kerja sama tropfoblas dan endometrium.
Cakram mudigah bilamier
Pada permulaan minggu kedua, blastikista tertanam ke dalam stroma endometrium.
Trofoblast berdiferensiasi menjadi :

1. Satu lapisan yang aktif berproliferasi yang dikenal sebagai sitotrofoblas.


2. Satu lapisan luar yaitu sinsitiotrofoblas, yang mengikis jaringan ibu.
Menjelang hari ke- 9, terbentuk lacuna dalam sinsitiotrofoblas. Selanjutnya, sinusoid
ibu terkikis oleh sinsitiotrofoblas, darah ibu memasuki jalan lakuna, dan menjelang akhir
minggu kedua, mulailah sirkulasi utero-plasenta. Sementara itu, sitotrofoblas membentuk
kolom-kolom seluler yang menembus ke dalam dan dikelilingi oleh sinsitium. Kelompok ini
disebut villi primer. Menjelang akhir minggu kedua, blastikista telah tertanam seluruhnya,
dan luka pada permukaan mukosa telah pulih kembali.
Sementara itu, embrioblas berdiferensiasi menjadi epiblas dan hipoblas, yang
keduanya bersama-sama membentuk cakram mudigah bilaminer. Sel-sel ectoderm
dilanjutkan dengan amnioblas dan bersama-sama mereka mengelilingi suatu rongga paru.
Rongga amnion. Sel-sel endoderm berlanjut menjadi membran eksoselom, dan keduanya
bersama-sama mengelilingi kandung kuning telur primitive. Menjelang akhir minggu
kedua, terbentuklah mesoderm ekstraebrional, yang memenuhi ruangan di antara trofoblas
dan amnion, serta selaput eksoselom di sebelah dalam. Ketika vakuola-vakuola timbul
diruangan ini, terbentuklah selom ekstraembrional atau rongga karion. Mesoderm
ekstraembrional yang membatasi sitotrofoblas dan amnionadalah mesoderm somatopleural
ekstraembrional.
Cakram mudigah trilaminer
Peristiwa yang paling khas di minggu ketiga adalah gastrulasi, yang memulai dengan
munculnya garis primitive yang ada pada ujung kepalanya terdapat nodus primitive. Di
daerah nodul dan garis ini sel-sel epiblas bergerak masuk (invaginasi) membentuk lapisanlapisan sel baru yaitu endoderm dan mesoderm. Karena itu, epiblas semuanya menghasilkan
tiga lapisan mudigah pada mudigah tersebut. Sel-sel dari lapisan mudigah mesoderm
intraembrional bermigrasi diantara dua lapisan mudigah lainnya sampai terbentuk hubungan
dengan mesoderm ekstembrional yang membungkus kantung kuning telur dan amnion.
Sel-sel prenotokord yang bergerak masuk didalam lubang primitive, bergerak ke
depan himgga mencapai lempeng prekordal. Mereka menempatkan diri dalam endoderm
sebagai lempeng notokord. Pada perkembangan selanjutnya, lempeng ini mengelupas dari
endoderm, terbentuklah sebuah tali padat, notokord. Notokord membentuk sumbu tengah,
yang akan menjadi dasar kerangka sumbu badan. Karena itu, pada akhir minggu ketiga,

terbentuklah tiga lapisan mudigah yang tediri dari ectoderm,mesoderm dan endoderm serta
diferensiasi jaaringan dan organ sudah dimulai.
Pada saat yang sama trofoblas berkembang dengan cepat . villi primer sudah memiliki inti
mesenkim, tempat munculnya pembuluh-pembuluh kapiler kecil. Ketika kapiler villi ini
berhubungan dengan kapiler di dalam lempeng korion dan tangkai penghubung, system villi
tersebut sudah siap memasok zat-zat makanan dan oksigennya kepada mudigah.

Masa Embriogenik (Minggu Ketiga Sampai Kedelapan)


Selama perkembangan minggu ketiga hingga minggu kedelapan , suatu masa yang
dikenal sebagai masa embriogenik atau masa organogenesis, masing-masing lapisan dari
ketiga lapisan mudigah membentuk banyak jaringan dan organ yang spesifik. Masa
pembentukan jaringan dan organ ini terjadi minggu keempat hingga kedelapan. Sebagai
akibat pembentukan organ, ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas.

Lapisan mudigah ectoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang memelihara

a)
b)
c)
d)
e)

hubungan dengan dunia luar


Susunan saraf pusat
System saraf tepi
Epitel sensorik telinga, hidung dan mata
Kulit termasuk rambut dan kuku
Kelenjar hipofisis, kelenjar mamae, kelenjar keringat dan email gigi
Bagian yang paling penting dari lapisan mudigah mesoderm adalah mesoderm
paraaksial, intermediat, dan lempeng lateral. Mesoderm paraaksial membentuk
somitomer, yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di
segmen oksipital dan kaudal. Somit membentuk miotom (jaringan otot), sklerotom
(tulang rawan dan tulang) dan dermatom (jaringan subkutan kulit), yang semuanya
merupakan jaringan penunjang tubuh. Mesoderm juga membentuk system pembuluh
yaitu jantung, arteri, vena, limfa, dan semua sel darah dan sel limfa. Di samping itu, ia
membentuk system urogenital: ginjal, gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak
termasuk kandung kemih). Akhirnya, limpa dan korteks adrenal juga merupakan

derivate mesoderm.
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan, saluran
pernapasan dan kandung kemih. Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid,
kelenjar paratiroid, hati dan kelenjar pancreas. Akhirnya, lapisan epitel kavum timpani
dan tuba eustachius juga berasal dari endoderm.

Perkembangan Pada Minggu Ketiga Hingga Minggu Kedelapan

Masa janin (bulan ketiga hingga lahir)

Perkembangan Janin
Masa yang dimulai dari awal bulan ketiga hingga akhir kehidupan dalam rahim
dikenal sebagai masa janin. Masa ini ditandai dengan penyempurnaan jaringan dan organ
serta pertumbuhan tubuh yang cepat. Beberapa kelainan timbul dimasa ini, meskipun cacat
yang disebabkan oleh gaya-gaya mekanik, seperti kompresi intrauterus, bisa terjadi.
Demikian juga, bahaya pada system saraf pusat dapat mengakibatkan gangguan perilaku
pascanatal dan menurunkan kecerdasan. Panjang janin biasanya disebutkan sebagai panjang
puncak kepala-bokong (PPB)(tinggi duduk) atau sebagai panjang puncak kepala tumit
(PPT), ukuran dari vertex kepala sampai ke tumit (tinggi berdiri). Ukuran, yang dinyatakan
dalam centimetre, ini kemudian dihubungkan dengan umur janin yang dinyatakan dalam
minggu atau bulan . pertumbuhan panjang sangat mencolok pada bulan ketiga, keempat dan
kelima, sedangkan penambahan berat badan sangat mencolok pada 2 bulan terakhir
kehamilan. Secara umum lamanya kehamilan diperhitungkan 280 hari atau 40 minggu setelah
hari pertama haid terakhir, atau lebih tepat, 266 hari atau 38 minggu setelah pembuahan.
Pertumbuhan panjang dan berat badan selama masa janin

Umur (minggu)

PPB (cm)

Berat Badan (g)

9-12

5-8

10-45

13-16

9-14

60-100

17-20

15-19

250-450

21-24

20-23

500-820

25-28

24-27

900-1300

29-32

28-30

1400-2100

33-36

31-34

2200-2900

37-38

35-36

3000-3400

Perubahan dari Bulan ke Bulan

Gestasi 12 minggu

Pada akhir minggu ke-12 kehamilan, saat uterus biasanya teraba tepat diatas simfisis pubis,
maka panjang ubun-ubun-bokong (crown-rump length) janin adalah 6 sampai 7 cm. Pusatpusat osifikasi telah tampak pada sebagian besar tulang janin, dan jari tangan dan kaki telah
mulai berdiferensiasi. Kulit dan kuku telah tumbuh dan disana-sini muncul bakal rambut;
genitalia eksterna telah mulai memperlihatkan tanda-tanda definitif jenis kelamin pria atau
wanita. Janin mulai melakkukan gerakan spontan.

Gestasi 16 minggu

Pada akhir minggu ke-16, panjang ubun-ubun-bokong telah mencapai 12 cm dan beratnya
110 g. jenis kelamin telah dapat ditentukan dengan tepat oleh pemeriksa yang berpengalaman
melalui inspeksi genitalia eksterna pada minggu (menstruasi) ke-14.

Gestasi 20 minggu

Akhir minggu ke-20 merupakan titik pertengahan kehamilan sesuai perkiraan dari awal
menstruasi normal terakhir. Berat janin sekarang telah lebih sedikit dari 300 , dan berat mulai
meningkat secara linier. Kulit janin mulai kurang transparan, lanugo halus menutupi seluruh
tubuhnya dan mulai tumbuh beberapa rambut kepala.

Gestasi 24 minggu

Pada akhir minggu ke-24, janin memilki berat sekitar 630 g. Kulit memperlihatkan keriput
yang khas, dan mulai terjadi penimbunan lemak. Kepala masih relative cukup besar; bulu

mata dan alis biasanya sudah dapat dikenali. Periode kanalikular perkembangan paru, yaitu
saat bronkus dan bronkiolus membesar dan ductus alveolaris terbentuk, sudah hamper selesai.
Janin yang lahir pada periode ini akan berusaha bernapas, tetapi sebagian besar akan
meninggal karena sakus terminalis-yang dibutuhkan untuk pertukaran gas belum terbentuk.

Gestasi 28 minggu

Pada akhir minggu ke-28, panjang ubun-ubun-bokong adalah sekitar 25 cm dan berat janin
sekitar 1100 g. Kulit tipis, merah dan ditutpi oleh verniks kaseosa. Membran pupil baru
lenyap dari mata. Bayi yang lahir pada waktu ini dapat menggerakkan ekstremitasnya dengan
cukup energik dan menangis lemah. Bayi normal yang lahir pada usia ini memiliki
kemungkinan 90% untuk bertahan hidup.

Gestasi 32 minggu

Pada akhir minggu ke-32 gestasi, janin memiliki panjang ubun-ubun-bokong sekitar 28 cm
dan berat sekitar 1800 g. permukaan kulit masih masih merah dan berkeriput. Tanpa adanya
keaadaan penyulit, bayi yang lahir pada periode ini biasanya akan bertahan hidup

Gestasi 36 minggu

Pada akhir minggu ke-36 gestasi, rata-rata panjang ubun-ubun-bokong janin adalah 32 cm
dan berat sekitar 2500 g. Karena pengendapan lemak subcutis, tubuh menjadi lebih bulat, dan
gambaran keriput di wajah yang sebelumnya ada telah menghilang. Bayi yang lahir pada
waktu ini memiliki kemungkinan yang sangat baik untuk bertahan hidup dengan perawatan
yang benar.

Gestasi 40 minggu

Aterm dicapai pada minggu ke-40 dari awitan menstruasi terakhir. Pada waktu ini, janin
sudah berlembnag sempurna, dengan gambaran khas neonatus . rata-rata panjang ubun-ubunbokong janin aterm adalah sekitar 36 cm, dan berat sekitar 3400 g, denganberbagai variasi.
FISIOLOGI KEHAMILAN
Peristiwa prinsip pada terjadinya kehamilan :

Pembuahan / fertilisasi : bertemunya sel telur / ovum wanita dengan

sel benih / spermatozoa pria.


Pembelahan sel (zigot).hasil pembuahan tersebut.

Nidasi / implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi


(pada keadaan normal : implantasi pada lapisan endometrium dinding

kavum uteri).
Pertumbuhan dan perkembangan zigot - embrio - janin menjadi bakal
individu baru.
Kehamilan dipengaruhi berbagai hormon : estrogen, progesteron,

human chorionic gonadotropin, human somatomammotropin, prolaktin.


Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormon aktif khusus yang
berperan selama awal masa kehamilan, berfluktuasi kadarnya selama
kehamilan. Terjadi perubahan juga pada anatomi dan fisiologi organ-organ
sistem

reproduksi

dan

organ-organ

sistem

tubuh

lainnya,

yang

dipengaruhi terutama oleh perubahan keseimbangan hormonal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai