: Bougenvil 4
Tanggal pengkajian
: 24 Maret 2014
1. Pengkajian
A. Identitas Diri
Nama Klien
: Tn.S
Nama Panggilan
: Tn.S
Nomor Register
: 13-04-78-90
Umur
: 64 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status
: Kawin
Agama
: Islam
Pendidikan Terakhir
: SD
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: Dusun Sugih Waras No.132
Diagnosa Medis
: Stroke
Tanggal MRS
: 23 Maret 2014
B. Keluhan Utama
Pasien tidak dapat menggerakkan tangan dan kaki bagian kanan , serta mulut
mengalami moncong
C. Riwayat Penyakit Sekarang
P ( Paliative / Provokative )
Stress karena gagal panen dan jatuh miskin
Q ( Quality / Quantity )
Mulut mencong, kaki dan tangan sebelah kanan tidap dapat digerakkan
R ( Radius / Region )
Kaki dan tangan sebelah kanan , dan mulut
S ( Scale / Severe )
Mengganggu aktivitas sehari-hari
T ( Timing )
Tangan dan kaki tidak dapat digerakkan serta mulut mencong dirasakan pasien kurang
lebih 14 hari terakhir dan berangsur terus menerus
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien sudah pernah mengalami gejala yang sama
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak Terjadi
F. Riwayat Psikososial
Presepsi klien tentang penyakitnya
: Tidak terkaji
Perhatian terhadap lawan bicara
: Tidak terkaji
Hubungan dengan keluarga
: Tidak terkaji
Kegemaran
: Merokok dan minum kopi
G. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola nutrisi :
Tidak terkaji
Pola eliminasi
: Tidak terkaji
Pola Aktivitas
: Sebelum sakit pekerjaan bertani jeruk , saat sakit tidak terkaji
Pola Istirahat
: Tidak terkaji
Pola Kebersihan : Tidak terkaji
H. Pemeriksaan Fisik
1
Keadaan umum
Tanda-tanda vital
: Kesadaran compos 4 5 6
: TD : 200/100 mmHg
N : 93x/menit
RR : 20x/menit
S
: 36C
: Tidak terkaji
Bowel
: Tidak terkaji
Bone
: Tidak terkaji
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
: Tidak terkaji
2. CT-Scan
: Tidak terkaji
3. MRI
: Tidak terkaji
4. Radiologi
: Tidak terkaji
2. Analisa Data
Data
1. DO :
* TD : 200/100mmHg
Etiologi
Rokok dan kopi
TD dan N meningkat
Masalah Keperawatan
Penurunan perfusi jaringan
serebral hemisfer kiri
* N : 93x/menit
DS :
Pasien merokok dan
minum kopi setiap saat
Penyumbatan pembuluh
darah ke otak
Emboli Serebral
Infark ke serebral
hemisfer kiri
Penurunan perfusi
jaringan serebral hemisfer
2. DO :
* Tidak dapat
kiri
Rokok dan kopi
Gangguan mobilitas
TD dan N meningkat
Penyumbatan pembuluh
darah ke otak
Emboli Serebral
Defisit neurologis
Kehilangan control
volunter
Hemiplegi dan
hemiparesis
3. DO :
Gangguan mobilitas
Rokok dan kopi
Penurunan komunikasi
3
* Tidak dapat
menggerakkan kaki dan
verbal
TD dan N meningkat
Penyumbatan pembuluh
* TD 200/100 mmHg
darah ke otak
* N 93x/menit
Emboli Serebral
* Mulut mencong
Defisit neurologis
DS :
Pasien minum kopi dan
merokok setiap saat
Mulut mencong
Disartria
Penurunan komunikasi
verbal
Gejala yang sama
4. DO :
* Tidak dapat
menggerakkan kaki dan
Kurangnya pengetahuan
sebelumnya
Rokok dan kopi
* Mulut mencong
DS :
* Pasien minum kopi dan
merokok setiap saat
*
Pasien
mengatakan
Resiko penurunan
pemenuhan kebutuhan
nutrisi
Penyumbatan pembuluh
darah ke otak
Emboli Serebral
Defisit neurologis
Mulut mencong dan
tangan kanan tidak dapat
digerakkan
4
Resiko penurunan
pemenuhan kebutuhan
nutrisi
3. Diagosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
a. Penurunan perfusi jaringan serebral b.d infark serebral hemisfer kiri akibat rupture
arteri
b. Gangguan mobilitas b.d hemiplegi dan hemiparesis akibat kehilangan control volunter
c. Disfungsi komunikasi verbal b.d disartria
d. Kurangnya pengetahuan b.d gejala penyakit sebelumnya
e. Resiko penurunan pemenuhan kebutuhan nutrisi b.d kesulitan mengunyah
4. Asuhan Keperawatan
a. Penurunan perfusi jaringan serebral b.d infark serebral hemisfer kiri akibat rupture
arteri
Tujuan
: Dalam waktu 2 x 24 jam perfusi jaringan dapat tercapai optimal
Kriteria Hasil : - Pasien tidak gelisah, tidak ada keluhan sakit kepala, mual dan kejang
- Tensi dan nadi normal
- Pupil isokor , reflek cahaya ( + )
Intervensi
Rasional
Mandiri
1. Berikan penjelasan kepada keluarga klien 1. Keluarga dapat lebih berpartisipasi dalam
tentang sebab gejala dan akibatnya
proses penyembuhan
2. Baringkan pasien ( Bed Rest ) total dengan 2. Mengurang tekanan arteri dari tensi yang
posisi tidur terlentang dan kepala lebih
meningkat
lanjut
4. Pada
keadaan
normal
autoregulasi
secara
autoregulasi
fluktuasi.
Kegagalan
menyebabkan
kerusakan
tekanan
intracranial.
Ketenangan
mencegah perdarahan
Kolaborasi
1. Monitor AGD bila diperlukan pemberian 1. Adanya kemungkinan asidosis pelepasan
O2
iskemik serebral
2. Terapi yang digunakan bertujuan :
Menurunkan permeabilitas kapiler
Menurunkan edema serebri
Menurunkan tensi
Intervensi
Rasional
Mandiri
1. Kaji kemampuan dan tingkat penurunan 1. Membantu dalam mengantisipasi dan
dalam skala 0 4 untuk melakukan ADL
merencanakan kebutuhan individual
2. Hindari apa yang tidak dapat dilakukan 2. Pasien dalam keadaan cemas dan hal
pasien bila perlu
dapat mencegah frustasi pasien
3. Menyadari tingkah laku pada perlindungan 3. Pasien memerlukan empati, yang perlu
kelemahan.
Pertahankan
pola
pikir,
memandirikan
pasien
dan
makanan
dengan pasien
5. Tempatkan perobatan di dinding dengan 5. Menjaga pasien aman bergerak di sekitar
kasur juga dekat dinding, jauhkan dari
tempat tidur
jalan
6. Beri kesempatan menolong diri sendiri 6. Mengurangi ketergantungan
menggunakan sikat pegangan panjang,
ekstensi berpijak pada lantai. Antar ke
kamar mandi jika kondisi memungkinkan
7. Kaji kemungkinan komunikasi untuk BAK 7. Ketidakmampuan
perawat
komunikasi
pengosongan
kandung
masalah neurologik
8. Identifikasi kemampuan BAB. Anjurkan 8. Meningkatkan latihan
minum dan meningkatkan aktivitas
Kolaborasi
dengan
kemih
dan
karena
mencegah
konstipasi
1. Pemberian supositoria dan pelumas feses / 1. Pertolongan utama terhadap fungsi usus
pencahar
2. Konsul dokter terapi okupulasi
Intervensi
Rasional
Mandiri
1. Kaji tipe disfungsi, misal : masalah 1. Mampu membantu menentukan kerusakan
berbicara atau tidak mengerti bahasa
pilihan
intervensi
kemampuan
mengklarifikasi
dan
4. Katakan
untuk
melengkapi
pengertian
dalam
klarifikasi percakapan
perintah 4. Mengkaji afasia reseptif
mengikuti
sh...cat
mempengaruhi sirkulasi )
7. Suruh pasien menulis nama atau kalimat 7. Menguji kemampuan menulis dan deficit
pendek
ekspresif
8. Beri peringatan bahwa pasien di ruangan 8. Kenyamanan
mengalami gangguan berbicara, sediakan
bel khusus
9. Pilih metode
komunikasi
berhubungan
ketidakmampuan berkomunikasi
situasi individu
10. Membantu menurunkan frustasi karena
11. Ucapkan
ketergantungan
11. Mengurangi
langsung
kepada
pasien
kebingungan
kecemasan
terhadap
informasi.
Memajukan
atau
banyaknya
stimulasi
komunikasi
12. Pasien tidak dipaksa untuk mendengar,
dengan pasien
14. Perhatikan percakapan
komunikasi
14. Memngkinkan pasien dihargai karena
pasien
dan
tindakan
Pasien melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan
Pasien melakukan gaya hidup baru sesuai aturan tindakan