Anda di halaman 1dari 4

UPAYA TERAPETIK PADA KELAINAN DARAH

SPLENEKTOMI
Pengangkatan limpa secara bedah (splenektomi) kadang diperlukan setelah
trauma abdomen. Karena limpa sangat vaskuler, maka dapat terjadi perdarahan
yang berat jika limpa hancur. Dalam keadaan seperti ini, splenektomi merupakan
prosudur darurat.
Splenektomi juga sering dilakukan untuk penanganan berbagai kelainan
hematology. Limpa yang membesar dapat menjadi tempat penghancuran sel darah
secara
Besar-besaran;jika penghancuran ini membahayakan jiwa,maka pembedahan
merupakan tindakan yang tepat.hal ini sering terjadi pada anemia hemolitika
otoimun atau purpura trombositopenia idiopatik jika kelainan tersebut tidak
berespons terhadap kortikosteroid.banyak pasien anemia berat akibat defek sel
darah
merah
yang
diturunkan,seperti
talasemia,sangat
memerlukan
splenektomi.pada pasien dengan artritis rematoid dapat mengalami pembesaran
limpa,mengakibatkan
penghancuran
granulosit
dan
granulositopenia,pengangkatan limpa dapat meningkatkan hitung darah dan
menurunkan kecenderungan kearah infeksi.
Apabila limpa sangat besar, pembedahan sangat sulit dilakukan, namun
demikian mprtalitas setelah pembedahan biasanya sangat rendah. Komlikasi bisa
terjadi akibat atelektasis pasca operasi, pneumonia, distensi perut, dan terjadinya
abses. Meskipun anak kecil beresiko tinggi, namun semua kelompok usia juga
rentan terhadap infeksi yang mematika dan harus diberi vaksinasi pneumokokus
sedbelum dilakukan pembedahan ini bila mungkin. Pasien dianjurkan segera
menghubungi tenaga medis jika ada gejala infeksi meskipun sangat ringan. Pasien
dengan angka trombosit tinggi, akan semakin meningkat setelah splenektomilebih tinggi dari satu juta- merupakan predisposisi terjadinya trombosis dan
masalah perdarahan yang serius.
Terapi darah dan komponen darah
Donor darah
Karena darah dan komponen darah sering digunakan, maka hampir semua rumah
sakit memiliki bank darah, dan hampir semua rumah sakit besar mempunyai
fasilitas untuk donor darah. Perawat yang bekerja pada depertemen ini bertugas
melakukan penyaringan donor, melakukan tusukan vena untuk pengambilan darah
dan menjamin kesehatan dan keamanan donor.
Wawancara donor
Untuk melindungi baik donor maupun resipien, semua donor harus diperiksa dan
diwawancara sebelum mereka diperbolehkan mendonorkan darahnya.
Pertanyaannya harus sopan namun yang penting harus lengkap, dan pewancara
yang telah berpengalaman akan mengetahui cara menanyakan pertanyaan
sedemikian rupa sehingga dapat diperbolehkan jawaban selengkap mungkin.
Donor harus dalam keadaan sehat dan harus bebas dari factor dibawah :
Riwayat hepatitis virus, sekarang atau terdahulu, atau riwayat terdahulu,
atau riwayat kontak dekat dengan pasien hepatitis atau dialysis dalam 6
bulan terakhir.
Riwayat memperoleh transfuse darah atau suntikan setiap fraksi darah
kecuali albumin serum atau imun globulin dalam 6 bulan erakhir

Riwayat sifilis atau malaria yang tidak diobati, karena penyakit ini dapat
ditularkan melalui tensfusi meskipun sudah sethun sebelumnya. Orang
yang sudah bebas gejala dan bebas terapi selama 3 tahun setelah
menderita malaria diperbolehkan menjadi donor.
Riwayat atau terdapat bukti penyalagunaan obat dengan cara menyuntik
sendiri, karena banyak pengguna obat intravena adalah karier hepatitis
dan risiko terjadi AIDS tinggi pada kelompok ini.
Riwayat kemungkinan pajanan virus AIDS. Uji untuk mengetahui adanya
antibody terhadap virus AIDSkini telah tersedia. Populasi yang berisiko
tinggi adalah mereka yang melakukan seks anal, yang melakukan kontak
seks merupakan orang berisiko tinggi AIDS, dan penderita hemofilia
Infeksi kulit, karena kemungkinan berkontaminasi jarum fletomi
Riwayat asma yang baru, urtikarya, atau alergi obat, karena
hipersentivitas dapat ditransmisi secara pasif keresiplen
Kehamilan dalam 6 bulan terakhir, karena kebutuhan nutrisi yang tinggi
pada ibu hamil
Riwayat pencabutan gigi atau pembedahan mulut dalam 72 jam, karena
prosudur inisering berhubungan dengan baktereimia
Riwayat tato yang baru , karena ada yang baru, karena tidak ada risiko
hepatitis
Riwayat terpajan penyakit menular dalam 3 minggu, karena ada risiko
penularan kerisipen
Imunisasi yang baru, Karena dapat menstransmisikan organisme hidup
(masa tunggu 2 minggu untuk organisme hidup yang dilemahkan, 1 bulan
untuk rubella, 1 tahun untuk rabies)
Aedanya kanker, karena belum diyakini kemungkinan transmisinya
Riwayat donor darah dalam 56 hari terakhir
Donor darah yang dapat melewati prosudur penyaringan ini kemudian diperiksa
mengenai tekanan darah, denyut nadi, suhu oral, berat badan, dan kadar
hemoglobinnya. Individu berusia dibawah 17 tahun dan diatas 65 tahun biasanya
tidak diperkenankan menjadi donor.
Sahabat dan keluarga pasien dapat sebagai pemberi donor darah kepada
pasien. Donor darahseperti ini dinamakan donor langsung. Namun tidak dijamin
bahwa cara donor seperti ini terbukti lebih aman dibandingkan donor oleh orang
lain. Donor langsung biasanya justru sulit mengemukakan factor-faktor yang tidak
memungkinkan seseorang mendonorkan darahnya.
Setiap donor harus memenuhi semua persyaratan berikut :
1. berat badan harus lebih dari 50 kg (110 pounds) untuk donor standar
450-ml. donor yang berat badannya kurang dari 50 kg (110 pounds)
hanya boleh mendonorkan darah sesuai berat badannya.
2. suhu oral tidak boleh melebihi 37,50c (99,60f)
3. denyut dani harus teratur antara 50 sampai 100 denyut permenit
4. tekanan sistolik arterial harus diantar 90 dan 180 mmHg dan tekanan
diastolicnya diantar 50 dan 100 mmHg
5. kadar hemoglobin pada wanita paling tidak 12,5 g/dl dan pada pria
13,5 g/dl
Flebotomi

Flebotomi meliputi penusukan vena dan pengambilan darah. Dilakukan


dengan standar umum. Donor diletakkan dengan posisi setengah berbaring. Kulit
pada fosa antekubital dibersihkan dengan preparat yodium. Dipasang torniket, dan
dilakukan tusukan vena. Pengambilan 450 ml darah dilakukan penekanan dengan
kasa steril selama 2 sampai 3 menit atau sampai perdarahan berhenti, kemudian
dibalut. Donor diminta untuk tetap berbaring sampai mereka merasa siap untuk
duduk, biasanya dalam 1 sampai 2 menit. Apabila terasa lemah atau pingsan,
istirahat harus diperpanjang. Setelah beristirahat mereka diberi cairan dan
makanan diruang tunggu dan diminta berdiam diri 15 menit kemudian.
Donor kemudian diminta untuk tidak melepas balutan dan menghindari
mengangkat beban berat selam beberapa jam, jangan merokok selam 1jam dan
tidak minum-minuman keras selama 3 jam, diminta menambah asupan selama 2
hari dan dianjurkan makan makanan yang seimbang selam 2 minggu.
Label pada kantong darah dan tabung harus diperiksa dengan teliti
sebelum dan sesudah pendonoran untuk mencengah terjadinya kesalahan yang
dapat berakibat fatal bagi resipien.
Darah dan komponen darah
Satu unit darah yang telah diambildari donor mengandung sekitar 450 ml darah
dan 60 sampai 70 ml antikoagualan-pengawet, yang berfunsi sebagai koagulan
dan menyediakan gula untuk metabolisme sel darah merah. Darah ini dapat
disimpan pada 10c sampai 60c dibank selam 21 sampai 35 hari, tergantung jenis
pengawet-antikoagualan yang dipakai setelah itu harus dibuang jika tidak dipakai,
karena sudah terlalu banyak sel darah merah yang mati secara in vivo. Darah yang
sudah tersimpan lebih dari 254 jam tidak lagi mengandung trombosit yang masih
berfungsi atau factor koagulan V dan VIII da;lam jumlah normal.
Uji darah. Contoh darah harus segera diambil setelah dilakukan donor
sehingga dapat ditentukan golongan darah dan diuji. Setiap donor diuji akan
adanya antibody terhadap HIV, antigen permukaan hepatitis B (HbsAG), antigen
inti hepatitis B (anti HBc), virus hepattis C (anti HVC), virus limfotropik T-sel
human, tipe 1 (anti HTLV-1) dan anti-HIV 2. alanin aminotransferase (ALT
[SGPT]) harus dalam batas normal sebagai pencegahan hepatitis virus. Darah juga
diuji mengenai adanya sfilis. Reaksi negative merupakan syarat agar darah bisa
digunakan dan tiap unit darah harus diberi label yang menerangkan hasil uji
tersebut.
Komponen darah. Darah merupakan jaringan konleks dengan komponen sel
maupun berbagai plasma non sel. Darah hanya diperluka pada situasi klinis
tertentu, terapi dengan komponen darah biasanya dapat menggantikan kekurangan
darah tanpa memberikan resiko kepda pasien, seperti kelebihan beban sirkulasi.
Selain itu, penggunaan komponen lebih murah karena kebutuhan pasien dapat
dipenuhi hanya dari satu donor saja. Kebanyakan bank darah mampu memisahkan
darah menjadi fraksi-fraksinya, dan kesemua jenis komponen dapat diperoleh dari
palang merah Amerika. .
Hemofilia. Ada dua komponen tambahan yang diperlukan untuk
menangani hemofilia. Kosentrasi factor VIII(factor antihemofilia) merupakan
kumpulan fraksi darah manusia yang mengalami proses liofili (dibekukeringkan),
digunakan untuk menangani hemofilia A. kosentrat factor IX (komleks
protombin) diperlakukan dengan cara yang sam danmengandung factor, II, VII,
IX, dan X., terutama digunakan untuk menangani pasien yang mengalami
defesiensi factor IX (hemofilia B atau penyakit charismats). Juga berguna untuk

penanganan pasien dengan defesiensi factor VII dan X kogenital. Kedua macam
konponen tadi telah dipanaskan untuk menghindari risiko penularan penyakit
infeksi.
Albumin. Albumin plasma merupakan melekul protein bebar yang
biasanya tetap berada dalam pembuluh darah edan merupakan penentu utama
tekanan onkotik plasma. Bahan ini digunakan untuk menambah volume darah
pasien pada syok hipovolemik dan untuk meningkakan kadar sirkulasi albumin
pada pasien dengan hipoalbumnemia. Sediaan ini, berada dengan semua fraksi
darah manusia lainnya, baik yang seluler maupun yang terlarut, harus dipanaskan
pada 600c (1400F) selama 10 jam untuk mebebaskan diri dari konstaminasi virus.
Teknik transfuse
Pemberian darah dan komponen darah memerlukan pengetahuan yang memadai
mengenai teknik pemberian dan komlikasi yang mungkin terjadi. Metode
pemberian transfuse disajikan dalam pedoman.
Transplantasi sumsum tulang
Transplantasi sumsum tulang (BMT) merupakan salah satu kemungkinan tetapi
bagi pasien dengan kelainan perdarahan, terutama pada anemia aplastik berat,
berbagai bentuk leukemia, dan talasemia. Keberhasilan penanganan ini tergantung
pada kesesuaian jaringan dan toleransi pasien terhadap imunosupresi bila sel
donor tidak otologus. Pasien memerlukan asuhan keperawatan intensif yang
ditujukan untuk pencengahan infeksi dan pengkajian adanya tanda dan gejala awal
komlikasi.

Anda mungkin juga menyukai