Anda di halaman 1dari 28

NEOPLASIA-2

drh. Herlina Pratiwi

EPIDEMIOLOGY

Epidemiologi kanker (study tentang pola kanker pada populasi) dapat


memberikan pengetahuan tentang:

Penyebab / asal kanker

Faktor resiko terjadinya kanker

Hubungan antara lingkungan, faktor herediter, faktor kebudayaan dengan


terjadinya kanker.

A. Insidens Kanker

B. Faktor geografik &


lingkungan
Faktor geografik & lingkungan
merupakan salah satu faktor
penting dalam terjadinya kanker.
Perbedaan geografik kanker

Ca

mamma > sering di AS & Eropa


daripada di Jepang
Ca lambung 7x lebih banyak di Jepang
daripada di AS
Ca Liver sering di Afrika
Ca nasofaring sering di Cina

Faktor Lingkungan
Merokok Ca. paru
Sirih Ca bibir / rongga mulut
Kawin muda Ca. cervix

Makanan ikan asap/asin Ca. Nasofaring


Konsumsi alkohol Ca liver
Diet >>lemak Ca. colon, Ca. mamma

C. Umur (age)
Secara umum, frekuensi kanker meningkat
dengan meningkatnya umur, terkait dengan
akumulasi mutasi somatik & penurunan sistem
imun.
Kebanyakan kematian akibat kanker terjadi
antara umur 55-75 tahun.
Pada anak-anak dibawah usia 15 tahun
kanker menyebabkan kematian sekitar 10% dari
seluruh total kematian pada anak.
Kanker penyebab kematian pada anak yang
tersering adalah: leukemia, tumor CNS,
limfoma, soft tissue sarcoma, & bone sarcoma.

D. Herediter
Faktor herediter juga berperan
dalam terjadinya kanker.
Inheredited Cancer Syndromes:
Mutasi pada single gene
meningkatkan resiko terjadinya
tumor
Contoh:
Retinoblastoma
Neurofibromatosis tipe 1& 2

Familial Cancers:
Contoh:

Ca colon, Ca mamma, Ca ovarium.

Ciri

khas: tumor terjadi pada usia > muda,


tumor terjadi pada 2/ > hubungan keluarga,
tumor bilateral / multiple.

Autosomal Recessive Syndromes of Defective


DNA Repair:
Contoh:

Xeroderma pigmentosusm terjadi


gagngguan DNA repair Ca kulit.

KARSINOGENESIS

Dasar Molekular Pembentukan Kanker

Oncogen: gen yang produknya berkaitan dengan


terjadinya transformasi neoplastik (genes that
promotes autonomous cell growth in cancer cells)

Prinsip fundamental:

Dasar karsinogenesis adalah adanya kerusakan genetik


nonlethal pada sel. Kerusakan genetik ini dapat karena
pengaruh lingkungan atau herediter.

Tumor merupakan hasil dari proliferasi klonal suatu single


cell yang telah mengalami kerusakan genetik.

Terdapat 3 golongan gen pengatur


pertumbuhan:
Pencetus

pertumbuhan --- protooncogen


(protoncogen mengalami mutasi menjadi oncogenes)

Penghambat

pertumbuhan --- tumor supressor genes


/ antioncogenes
Gen pengatur apoptosis
Ketiga golongan gen ini merupakan target utama
kerusakan genetik.

Selain ke-3 gen diatas, terdapat gen lain yang


juga penting yaitu: gen yang mengatur
perbaikan kerusakan DNA (DNA repair genes).
Kerusakan pada DNA repair genes mutasi gen
tidak dapat diperbaiki transformasi
neoplastik.

Skema
dasar molekuler
terjadinya kanker:

PENYEBAB KANKER
(CARCINOGEN)
3

golongan karsinogen:

Bahan

kimia

Radiasi
Agen

biologik

Virus

Mikroba

lain.

A. Karsinogen Kimia
Karsinogen kimia sangat beragam, termasuk
bahan kimia natural maupun synthetic.
Karsinogen kimia dapat secara langsung (direct)
menyebabkan kanker.
Kebanyakan karsinogen kimia bersifat tidak
langsung (indirect) disebut procarcinogens perlu perubahan metabolik untuk menjadi
bahan aktif (ultimate carcinogens)
menyebabkan kanker
Beberapa karsinogen kimia dapat bekerja sama
dengan karsinogen lain dalam menimbulkan
kanker.

B. Karsinogen Radiasi

Sumber radiasi:

Sinar UV: dapat menyebab kanker kulit (melanoma,


basalioma, squamous cell ca). Efek sinar UV pada sel:

Sinar ultra-violet (matahari)


Sinar X
nuklear

Inaktifasi enzim, perubahan protein


Induksi mutasi

Sinar UV pembentukan pyrimidine dimer pada DNA


kerusakan DNA gangguan DNA repair kanker.
Nuklear (Hiroshima & Nagasaki): menyebabkan leukemi.
Mekanisme: radiasi kerusakan makromolekul/ interaksi
cairan sel radikal bebas perubahan ikatan2 kimia
inaktifasi enzym, perubahan protein, fragmentasi
kromosom/ translokasi/ point mutasi.

C. Karsinogen Agen Biologik

Virus oncogenic:

RNA virus

DNA virus

Virus RNA

Human T-cell Leukemia Virus Type 1


menyebabkan T cell leukemia /
lymphoma.
mekanisme: infeksi HTLV-1 stimulasi
proliferasi sel limfosit T mutasi
proliferasi klonal sel T.

Virus DNA:

Human Papilloma Virus (HPV)

Tipe 1,2,4,7 menyebabkan squamous papilloma (warts).

Tipe 6,11 menyebabkan genital warts

Tipe 16, 18, 31 menyebabkan ca. cervix

Epstein-Barr Virus (EBV)

Hepatitis B Virus (HBV)

menyebabkan: limfoma Burkit, Hodgkins disesase, carcinoma nasofaring.

Menyebabkan Hepatocellular carcinoma

Human Herpes Virus 8 (HHV-8)

menyebabkan Kaposi sarcoma

Helicobacter Pylori (HP)

Bukan virus, tetapi suatu bakteri.

Menyebabkan infeksi lambung & ulkus lambung (peptic ulcer)

Berhubungan dengan terjadi ca. lambung & limfoma lambung.

Mekanisme:

Infeksi HP --- gatritis kronis --- gastric atrophy --- intestinal metaplasia --- dysplasia -- ca. lambung.

Infeksi HP --- gastritis kronis --- proliferasi folikel limfoid pada mukosa --- proliferasi
sel limfosit B --- limfoma lambung.

GAMBARAN KLINIK NEOPLASIA


A. Efek tumor pada host

Kanker lebih mengancam jiwa pasien daripada


tumor jinak, namun baik tumor ganas maupun
jinak keduanya dapat menyebabkan morbiditas
& mortalitas, dikarenakan lokasinya & gangguan
pada organ sekitar, efek pada aktifitas
fungsional (seperti sintesis hormon), &
perdarahan serta sekunder infeksi.

Kanker juga dapat menyebabkan cachexia.

Efek lokal

Adenoma hipofise kecil (dia.1cm) dapat menyebabkan kompresi & merusak


kelenjar lain sekitarnya terjadi hypopituitary.

Tumor hipofise mendesak chiasma opticum visus menurun

Leiomyoma pada dinding a.renalis menyebabkan renal ischemia hipertensi

Carcinoma pada common bile duct, diameter kecil menyebabkan obstruksi


bilier

Ameloblastoma menyebabkan destruksi tulang

Tumor ganas: infiltratif nekrosis & perdarahan anemia & infkesi.

Efek Metabolik

Adenoma / carcinoma dari cells of the islets of the pancreas


hyperinsulinisme

Adenoma / carcinoma pada korteks adrenal kortikosteroid >> retensi Na,


hipertensi, hipokalemia.

Tumor parathyroid PTH >> -parathyroidisme.

Cancer cachexia: suatu keadaan pada penderita kanker (advance /


stadium lanjut) dimana terjadi penurunan berat badan, anorexia dan
anemia, akibat kelainan metabolisme.

B. Grading & Staging kanker

Grading

Derajat keganasan tumor

Dilhat secara mikroskopis, berdasarkan

Differensiasi

sel
Jumlah mitosis

Kriteria grading pada berbagai kanker berbeda-beda.

Contoh: Adenocarcinoma grade I / II / III,


Squamous cell ca Broders grade I-IV.

Staging

Stadium kanker, penting untuk menentukan prognosis.

Berdasarkan pemeriksaan klinis & radiologis, kadang juga berdasarkan


eksplorasi saat operasi.

Digambarkan dengan TNM system

= Tumor size (ukuran tumor)


N = Nodal metastasis (metastasis KGB
regional)
M = Metastasis (anak sebar)

C. Diagnosis Laboratorium Kanker


C.1 Metode Morfologi
Sitologi
Aspiratif

Biopsi Aspirasi Jarum Halus / Fine


Needle Aspiration Biopsy
Exfoliatif Pap smear, sitologi cairan tubuh lainnya.

Histopatologi
Frozen Section examination / Vries Coupe :
pemeriksaan histologi cepat saat operasi
(jaringan dbekukan dipotong dicat
dilihat dgn mikroskop). Contoh:

untuk

menentukan radikalitas operasi tumor ganas


untuk menentukan jinak / ganas saat operasi

Imunohistokimia (immunohistochemistry)

Adalah suatu metode dimana antibodi (Ab)


digunakan sebagai probe untuk mendeteksi
antigen (Ag) dalam potongan jaringan

Flow cytometry

Terutama digunakan pada kasus leukemia &


limfoma

Berguna untuk mengetahui DNA content


(ploidy) dari sel tumor menentukan
prognosis

C.2 Pemeriksaan Biokimia


(biochemical assays)

Menentukan kadar enzim, hormon dan petanda


tumor dalam darah.

Tidak dapat digunakan untuk menegakkan


diagnosis kanker

Berguna untuk:
Deteksi

dini (menemukan kasus). Contoh: level PSA


dalam darah tinggi curiga ca. prostat.

Menilai

efektifitas terapi. Contoh: level CEA tinggi


setelah operasi ca. colon curiga terjadi
kekambuhan / metastasis.

C.3 Diagnosis Molekular

Penggunaan teknik molekuler di negara maju telah


berkembang, untuk menentukan diagnosis tumor
maupun melihat prognosis tumor (memperkirakan
perilaku tumor).
Fluorescent in situ hybridization (FISH)

Dapat mendeteksi translokasi

Dapat melihat amplifikasi oncogene

Polymerase Chain Reaction (PCR)

Untuk membedakan sel limfosit T yang monoclonal


(neoplastik) & policlonal (jinak)

Dapat melihat amplifikasi oncogene

TERIMAKASIH
&
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai