Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN RESMI

HARDNESS TEST

Disusun Oleh :
1. Widia Yuliati PN
2. Mohammad Faizal H
3. Martina Caesar F

(6513040103)
(6513040105)
(6513040111)

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1Tujuan
1.1.1

Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan pengujian kekerasan (hardness test)
terhadap suatu material dengan beberapa metode.

1.1.2

Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengujian kekerasan (hardness test)
terhadap suatu material dengan metode pengujian kekerasan Brinell,
Vickers, dan Rockwell sesuai prosedur.
2. Mahasiswa dapat menghitung nilai kekerasan benda uji dari pengujian
menggunakan metode Brinell, Vickers, dan Rockwell.
3. Mahasiswa dapat membuat grafik kekerasan rata-rata dari pengujian
kekerasan Brinell, Vickers, dan Rockwell.

1.2 Dasar Teori


Kekerasan suatu bahan adalah kemampuan sebuah material untuk menerima
beban tanpa mengalami deformasi plastis yaitu tahan terhadap identasi, tahan
terhadap penggoresan, tahan terhadap aus, tahan terhadap pengikisan (abrasi).
Kekerasan suatu bahan merupakan sifat mekanik yang paling penting, karena
kekerasan dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik yang lain, yaitu
brittle, ductile, dan campuran (terdapat temperatur transisi diantaranya).
Ada beberapa metode pengujian kekerasan yang dapat digunakan untuk
menguji kekerasan logam yaitu:
1. Metode Pengujian Kekerasan Brinell.
2. Metode Pengujian Kekerasan Vickers.
3. Metode Pengujian Kekerasan Rockwell.
4. Metode Pengujian Kekerasan Rockwell Superficial.
5. Metode Pengujian Kekerasan Knoop.
6. Metode Pengujian Kekerasan Shore Scleroscope.
7. Metode Pengujian Kekerasan Sonodur.
8. Metode Pengujian Kekerasan Moh.
9. Metode Pengujian Kekerasan File.

Pengujian kekerasan di atas yang paling sering digunakan adalah metode di


bawah ini :
1. Metode Pengujian Kekerasan Brinell
2. Metode Pengujian Kekerasan Vickers
3. Metode Pengujian Kekerasan Rockwell
1.2.1

Metode Pengujian Kekerasan Brinell

Gambar alat uji hardness metode brinnel


Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pengujian kekerasan
brinell adalah sebagai berikut :
1. Spesimen harus memenuhi persyaratan
o Rata dan Halus.
o Ketebalan Minimal 6 mm.
o Dapat ditumpu dengan baik dan permukaan uji harus horizontal.
2. Indentor yang digunakan adalah bola baja yang telah dikeraskan, namun
untuk bahan yang sangat keras (sampai 650 BHN) digunakan bola dari
karbida tungsten. Jarak antara titik pengujian minimal dua kali diameter
tapak identasi.
3. Pemakaian beban (P) dan diameter identor (D) harus memenuhi persyaratan
perbandingan P/D = 30 untuk baja, 10 untuk tembaga dan paduannya,
serta 5 untuk aluminium dan paduannya.
4. Pada pelaksanaannya, pengujian kekerasan ini dilakukan dengan menekan
identor pada permukaaan specimen selama 10-30 detik.
5. Nilai kekerasan pengujian ini dinyatakan dalam satuan BHN (Brinells
Hardness Number) yang dihitung berdasarkan diameter identasi dengan
persamaan sebagai berikut :
BHN :

Dimana :
P = Gaya tekan (kgf)
D = Diameter identor bola baja (mm)
d = Diameter hasil identasi (mm)
6. Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut :
150 BH 2,5/150 10
Dimana :

150 = Nilai kekerasan.


BH = Metode Pengujian Brinell
2,5 = Diameter Identor
150 = Gaya pembebanan (N)
10

1.2.2

= Waktu pembebanan (detik)

Metode Pengujian Kekerasan Vickers

Gambar Rockwell Hardness Tester TH301


Pada dasarnya metode pengujian kekerasan Vickers hampir sama
dengan Brinells hanya identornya saja yang berbeda. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan pada metode pengujian kekerasan Vickers adalah sebagai
berikut :
1. Spesimen harus memenuhi persyaratan:
o Permukaan harus rata dan Halus
o Dapat ditumpu dengan baik dan permukaan horisontal
2. Identor yang digunakan adalah pyramid intan yang beralas bujur sangkar
dengan sudut puncak antara dua sisi yang berhadapan adalah 136o .

3. Pada dasarnya semua beban bisa digunakan, kecuali untuk pelat yang tipis
harus digunakan beban yang ringan.
4. Pada pelaksanaannya, pengujian kekerasan ini dilakukan dengan menekan
identor pada permukaan specimen selama 10 30 detik.
5. Nilai kekerasan pengujian ini dinyatakan dalam satuan DPH (Vickers
Diamond Pyramid Hardness) yang dihitung berdasarkan diagonal
identasi dengan persamaan sebagai berikut :
DPH

= { 2P sin (/2) } / d2
= 1,854 P/d2

Untuk

= 136o

Dimana :

P = Gaya tekan (kgf)


d = diagonal identasi (mm)

Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut : 150 DPH 150/10


Dimana :

150 = Nilai Kekerasan


DPH = Metode Pengujian Vickers
150 = Gaya Pembebanan(kgf)
10

= Waktu Pembebanan(detik)

6. Sama dengan pengujian kekerasan dengan Brinells, karena pengukuran


dilakukan secara manual maka terdapat kemungkinan terjadinya
kesalahan ukur. Kesalahan itu mungkin terjadi pada saat pemfokusan
objek pada layar, peletakan alat ukur pada objek dan pembacaan
pengukurannya.
1.2.3 Metode Pengujian Kekerasan Rockwell

Gambar Digital Vickers Hardness Tester HVS-50

Berbeda dengan metode Brinell dan Vickers yang masih menggunakan


pengukuran manual, dengan metode Rockwell nilai kekerasan langsung dapat
dibaca pada skala yang terdapat pada mesin. Perbedaan dengan brinell yaitu
pada pengujian kekerasan ini digunakan beban dan indentor lebih kecil
dibanding dengan uji kekerasan brinell. Pengujian ini banyak dilakukan di
industri sebab pelaksanaanya lebih cepat, hal ini disebabkan angka kekerasan
langsung ditunjukkan oleh mesin penguji. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada metode pengujian kekerasan Rockwell adalah sebagai
berikut:
1. Spesimen harus memenuhi persyaratan:
a.

Rata dan halus.

b.

Dapat ditumpu dengan baik dan permukaan uji harus horisontal.

2. Metode Rockwell mempunyai beberapa skala pengukuran, dimana


pemakainnya tergantung pada kombinasi jenis indentor dan beban utama
yang digunakan. Ada tiga jenis indentor dengan tiga jenis beban utama,
Sehingga terdapat sembilan kombinasi sebagaimana ditunjukkan pada
gambar 3 Sedangkan jenis skala dan kombinasi jenis indentor dengan beban
utama ditunjukkan pada table 3.1

Gambar 3. Jenis indentor dan jenis beban utama serta kombinasinya pada
metode pengujian kekerasan Rockwell

Tabel 3.1. Jenis-jenis skala pada pengujian kekerasan Rockwell


3.

Skala Rockwell
C
a
D
A
G
B
F
K
E
H
pelaksanaan metode ini,

Indentor
Beban (Kg)
Satuan
Pad
Kerucut intan (DP)
150
RC
Kerucut intan (DP)
100
RD
Kerucut intan (DP)
60
RA
Bola 1/16
150
RG
Bola 1/16
100
RB
Bola 1/16
60
RF
Bola 1/8
150
RK
Bola 1/8
100
RE
Bola 1/8
60
RH
mula-mula spesimen diberi indentasi awal dengan beban

minor 10 Kg, setelah itu baru diberi beban utama (60 Kg, 100 Kg atau 150 Kg)
selama 10-30 detik.
4. Setelah spesimen dibebaskan dari kedua beban tersebut maka jarum skala
akan menunjukkan berapa nilai kekerasan dari spesimen tersebut.
5. Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut : 73 Rc, dimana 73 nilai
kekerasannya, sedangkan Rc adalah skala yang digunakan:

Gambar 4. Metode pengujian Rockwell skala C


6. Selain tergantung kombinasi jenis indentor dan jenis beban, maka
pemakaian skala dalam Rockwell juga tergantung pada jenis material
yang akan diuji. Sebagai contoh, Rockwell B untuk logam secara

umum, Rockwell C untuk logam yang keras dan Rockwell A untuk


logam yang sangat keras. Kesalahan pemakaian kombinasi indentor dan
beban dengan jenis meterial yang diuji akan menyebabkan tidak
akuratnya hasil pengujian.

BAB II
METODOLOGI
II.1 Alat dan Bahan
II.1.1

Alat

a.

Mesin uji Kekerasan

b.

Indentor Bola Baja

c.

Indentor Piramid Intan

d.

Obeng

e.

Stop Watch

f.

Mesin polister

g.

Bolpoin

h.

Lembar kerja

II.1.2
a.

Bahan

Spesimen Uji Kekerasan


b.

II.2

Tisu

LANGKAH-LANGKAH KERJA
Meratakan dan menghaluskan spesimen.
1.
Menyalakan mesin polister, katup dibuka sehingga air mengalir
di kertas gosok yang berputar.
2.
Mengambil spesimen, ditelungkupkan dengan sedikit tekanan
3.

di atas kertas gosok tersebut dan tahan 2 menit.


Mengangkat spesimen dan diamati permukaan yang digosok.
Bila masih ada goresan yang tidak searah dengan orientasi gosokkan,

4.

spesimen digosok lagi sampai tidak ada lagi goresan yang tidak searah.
Bila goresan sudah searah, motor dan aliran air dimatikan,
kemudian kertas gosoknya
halus (120, 240, 400,

5.

dan

diganti

dengan

grid

yang

lebih

600) dan gosok lagi seperti langkah

sebelumnya.
Bila proses poles telah selesai, matikan motor dan aliran air
mesin polister serta cuci spesimen dengan air dan keringkan dengan
tissue.

Pengujian kekerasan dengan metode Brinell

1. Mengatur handle pada posisi Brinell.


2. Mengambil indentor untuk Brinell, catat diameternya pada lembar
kerja.
3. Memasang indentor pada tempatnya dengan obeng.
4. Menekan pen beban pada posisi 62,5 Kgf dan mencatat besarnya beban
pada lembar kerja.
5. Meletakkan spesimen pada anvil dan atur tepat pada titik penetrasi.
6. Menggeser handle beban dengan tangan kanan pada posisi siap untuk
penetrasi.
7. Memutar handwheel dengan tangan kiri sehingga permukaan spesimen
tepat menyentuh ujung indentor.
8. Mengambil stopwatch dengan tangan kiri dan nyalakan ketika tangan
kanan melepaskan handle beban.
9. Setelah 15 detik, tarik handle beban dan kunci pada tempatnya.
10. Menyalakan lampu dan atur posisi spesimen serta focus lensa sehingga
bekas indentasi tampak pada layer.
11. Mengukur diameter indentasi pada posisi datar dan tegak serta hitung
rata-ratanya. Catat pada lembar kerja.
12. Bila sudah selesai lepas kembali indentor dan letakkan pada tempatnya.
Pengujian kekerasan dengan metode Vickers
1. Mengatur handle pada posisi Vickers.
2. Mengambil indentor untuk vickers dan pasang indentor pada tempatnya
dengan obeng.
3. Menekan pen beban pada posisi 10 Kgf, catat pada lembar kerja.
4. Meletakkan spesimen pada anvil dan atur tepat pada titik penetrasi.
5. Menggeser handle beban dengan tangan kanan pada posisi siap untuk
penetrasi.
6. Memutar handwheel dengan tangan kiri sehinggan permukaan spesimen
tepat menyentuh ujung indentor.
7. Mengambil stopwatch dengan tangan kiri dan nyalakan ketika tangan
kanan melepaskan handle beban.
8. Setelah 15 detik, tarik handle beban dan kunci pada tempatnya.

9. Menyalakan lampu dan atur posisi spesimen serta focus lensa sehingga
bekas indentasi tampak pada layer.
10. Mengukur diagonal indentasi pada posisi datar dan tegak serta hitung
rata-ratanya. Catat pada lembar kerja.
11. Mengulangi lagi untuk titik berikutnya
12. Bila sudah selesai lepas kembali indentor dan letakkan pada tempatnya.
Pengujian Kekerasan dengan Metode Rockwell C
1. Mengatur handle pada posisi Rockwell.
2. Melepaskan

baut

pada

tempat

pemasangan

indentor

dengan

menggunakan obeng.
3. Mengambil indentor untuk Rockwell C dan memasang indentor pada
tempatnya.
4. Menekan pen beban sesuai Rockwell C, mencatat pada lembar kerja.
5. Meletakkan spesimen pada anvil dan mengatur tepat pada titik
penetrasi.
6. Memutar handwheel sehingga permukaan spesimen menyentuh ujung
indentor dan memutar handwheel untuk pembebanan minor hingga
jarum kecil menunjuk angka 3.
7. Mengatur skala hingga jarum petunjuk tepat pada angka nol.
8. Mengambil stopwatch dengan tangan kiri dan menyalakan ketika
tangan kanan melepaskan handle beban.
9. Menarik handle dan mengunci handle pada tempatnya setelah 15 detik.
10. Mencatat pada lembar kerja nilai kekerasan yang ditunjukkan jarum.
11. Mengulangi kembali dengan langkah yang sama untuk titik kedua dan
ketiga.
12. Bila sudah selesai, melepas kembali indentor dan meletakkannya pada
tempatnya

BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
III.1

Data Hasil Pengujian dan Perhitungan Rockwell


Tabel 3.1 analisa data Rockwell

No

Load (P)
Identor
Time
Type

Rockwell Hardness Test


Rockwell C
: 150 Kg
: Kerucut intan
: 15 detik
: Rc

1
2
3

70 kgf
72.5 kgf
71 kgf

Tabel 3.2 rata-rata diameter lubang spesimen


Brinell Hardness Test
Load (P) : 62,5 kg
NO

Indentor : Bola baja


Waktu

: 15 detik

Diameter bola (D) : 2,5 mm


d1 (mm)
d2 (mm)
0,97
0,951
0,978
0,952
0,986
0,974

1
2
3

1. BHN

2. BHN

Rata-rata (mm)
0,960
0,965
0,98

3. BHN

90
80
70
60
50

BHN

40

Pengujian Ke

30
20
10
0
1

Nilai kekerasan kuningan =

=
=

Jadi Nilai Kekerasan pada kuningan =

III.2

Data Hasil Pengujian dan Perhitungan Vickers


Tabel 3.3 hasil analisa data vickers

No

1
2
3

Vickers Hardness Test


Load (P) : 20 kgf
Identor
: Piramid Intan
Time : 15 detik
BM 1
(d1+d2)/2
d1 (mm)
d2 (mm)
(mm)
0,668
0,667
0,6675
0,695
0,627
0,661
0,627
0,624
0,6255

Nilai kekerasan Alumunium

1. HV = 1,854

2. HV

= 1,854

= 1,854

= 1,854

= 83,23 kgf/mm2

= 84,86 kgf/mm2

3. HV = 1,854

= 1,854
= 94,78 kgf/mm2

120
100
80
BHN

60

Pengujian Ke
40
20
0
1

Rata-Rata HV pada Base Metal

=
= 87,62 kgf/mm2
Jadi Nilai Kekerasan pada Base Metal =87,62 kgf/mm2

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Nilai kekerasan kunin

gan dengan metode brinell adalah 80,87 kgf/cm2,

sedangkan nilai kekerasan dengan metode vickers untuk alumunium 87,62


kgf/mm2

Pengujian ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu, metode Brinell, metode Vickers,
metode Rockwell. Hal ini ditunjang dari perbedaan indentornya. T

etapi, yang

paling akurat yaitu dengan metode Rockwell, karena dilakukan secara otomatis
dan nilai kekerasan dapat dibaca langsung pada skala yang ada pada mesin uji
kekerasan.
B. Saran
Perlu diingat saat melakukan percobaan ini adalah material yang akan diuji
harus memiliki permukaan yang rata dan halus. Serta benda yang akan diuji
harus dibersihkan dengan mesin poles hingga benar-benar mengkilat untuk
mengurangi kesalahan saat dilakukan pengujian.

Anda mungkin juga menyukai