Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum

Hari/tanggal

: Rabu, 6 Maret 2013

Biokimia Umum

Waktu

: 08.00-11.00

PJP

: dr. Husnawati, S.ked.

Asisten

: Yayu Kartika
Nur Fitriani M.
Dhian Anugrah
Muvita D S

Kelompok VIII
Muhammad Fatah Yasin

B04120079

Herman

B04120207

Henny Parwita Sari

B04120216

DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Pendahuluan
Protein adalah sumber-sumber asam amino yang mengandung unsur C, H,
O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Protein adalah
makromolekul polipeptida yang tersusun dari sejumlah L-asam amino yang
dihubungkan oleh ikatan peptida, berbobot molekul tinggi dari 5000 sampai
berjuta-juta. Protein terdiri dari bermacam-macam golongan, makro molekul yang
heterogen, walaupun demikian semuanya merupakan turunan dari polipeptida
dengan bobot molekul yang tinggi. Unsur yang ada dalam hampir semua protein
adalah hidrogen, oksigen, nitrogen, dan belerang. Beberapa protein berisi unsur
lain seperti besi yang terdapat dalam hemoglobin, iodium terdapat dalam
thiroglobin dan fosfor terdapat dalam kasein. Molekul protein sangat besar, masa
molekulnya berkisar antara 10.000-25.000.
Penyusun protein adalah asam amino, yaitu asam organik yang
mengandung gugus amimo (-NH2) disamping gugus karboksilat (-COOH). Asam
amino yang terdapat di alam selalu berupa asam amino alpa , artinya gugus - NH 2
selalu terikat pada atom C- alpa, yaitu atom C di dekat gugus COOH. Asam
amino yang dikenal banyak sekali tetapi hanya 20 jenis yang termasuk penyusun
protein alami. Gugus R disebut gugus samping, gugus inilah yang membedakan
sifat-sifat antara satu adam amino dengan asam amino lainnya, sedangkan gugus
lainnya sama untuk semua asam amino. Dari struktur umumnya, asam amino
mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus
karboksil, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar. Gugus amino dan gugus
karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat spesifiknya. Karena asam
amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi
kimia yang yang mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi
asetilasi dan esterifikasi. Asam amino juga bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat
sebagai asam dan memberikan proton kepada basa kuat, atau dapat bersifat
sebagai basa dan menerima proton dari basa kuat (Lehninger 1988).
Protein merupakan biopolimer yang multifungsi, yaitu sebagai struktural
pada sel maupun jaringan dan organ, sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai

pengemban atau pembawa senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel, dan
sebagai zat pengatur. (Hawab 2004). Melalui reaksi hidrolisis protein telah
didapatkan 20 macam asam amino yang dibagi berdasarkan gugus R-nya, berikut
dijabarkan penggolongan tersebut : asam amino non-polar dengan gugus R yang
hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin, Prolin, Fenilalanin,
Triptofan dan Metionin. Golongan kedua yaitu asam amino polar tanpa muatan
pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin, Treonin, Sistein, Tirosin,
Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu asam amino yang bermuatan
positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu asam amino yang bermuatan
negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai delapan macam
asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin, metionin, Fenilalanin,
Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini tidak bisa disintesis
sendiri oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari luar seperti makanan
dan zat nutrisi lainnya (Rismaka 2009).
`Uji Millon memberikan hasil positif terhada protein yang mengandung
asam amino yang memiliki gugus fenol, misalnya tirosin. Pereaksi Millon terdiri
atasa larutan merkuro nitrat dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Protein dengan
pereaksi Millon akan membentuk endapan putih. Jika dipanaskan, warnanya
berubah menjadi merah. Adanya ion NH4+ dapat mengganggu uji ini sehingga
tidak dapat digunakan untuk menganalisis urine.
Uji Ninhidrin adalah uji umum untuk protein dan asam amino. Ninhidrin
dapat mengubah asam amino menjadi suatu aldehida. Uji ninhidrin dilakukan
dengan menambahkan beberapa tetes larutan ninhidrin yang tidak bewarna ke
dalam sampel., kemudian dipanaskan beberapa menit. Adanya protein ditunjukkan
oleh terbentuknya warna ungu. Apabila ninhidrin di panaskan dengan asam
amino,maka akan terbentuk kompleks berwarna.untuk salah satu asam amino
dapat di tentukan secara kuantitatif dengan jalan mengamati intensitas warna yang
terbentuk sebanding dengan konsentrasi asam amino tersebut.
Uji Hopkins-Cole spesifik pada protein yang mengandung triptofan,
sehingga hasil positifnya akan terbentuk cincin ungu.

Uji Biuret adalah salah satu cara pengujian yang memberikan hasil positif
pada senyawa-senyawa yang memiliki ikatan peptida. Oleh karena itu, uji Biuret
ini sering digunakan untuk menunjukkan adanya senyawa protein. Pengujiannya
dapat dilakukan dengan cara berikut. Larutan yang mengandung protein ditetesi
larutan NaOH, kemudian diberi beberapa tetes larutan CuSO4 encer.
Terbentuknya warna ungu, menunjukkan hasil positif adanya protein.
Uji Xantoprotein memberikan hasil positif terhadap asam amino yang
mengandung cincin benzena, seperti fenilalanin, tirosin, dan triptofan. Cara
pengujiannya sebagai berikut. Ke dalam protein ini ditambahkan asam nitrat pekat
sehingga terbentuk endapan putih karena terjadi proses nitrasi terhadap cincin
benzena. Jika dipanaskan, warna putih tersebut akan berubah menjadi kuning.
Uji belerang ini memberikan hasil positif terhadap protein yang
mengandung asam amino yang memiliki gugus belerang, seperti sistein, sistin,
dan metionin. Cara pengujiannya sebagai berikut. Larutan protein dan larutan
NaOH pekat dipanaskan, kemudian ditambahkan larutan timbal asetat. Jika
protein tersebut mengandung belerang, akan terbentuk endapan hitam timbel
sulfida (PbS).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk dapat menunjukkan sifat dan struktur asam
amino dan protein melalui uji-uji kualitatif, dan mempelajari beberapa reaksi uji
terhadap asam amino dan protein.

Metode Praktikum
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung
reaksi, penangas air, penjepit, pipet, pengaduk. Bahan-bahannya adalah larutan
Millon, larutan Hopkins-Cole, larutan Ninhidrin 0,1%, larutan albumin 2%,
gelatin 2%, kasein 2%, pepton 2%, fenol 2%, larutan asam pekat, NaOH 10%,
larutan Pb-Asetat 5%, larutan albumin 0,02%, kasein 0,02%, gelatin 0,02%,
pepton 0,02%, larutan HNO3 pekat, larutan NaOH pekat, larutan CuSO4 0,1%.

Prosedur Percobaan
Uji Millon. Tambahkan 5 tetes pereaksi Millon ke dalam 3 ml larutan
protein, panaskan campuran. Amati warnanya.
Uji Hopkins-Cole. Campurkan 2 ml larutan protein dengan 2 ml pereaksi
Hopkins-Cole dalam tabung reaksi. Tambahkan 3 ml asam pekat melalui dinding
tabung, jangan dikocok. Amati yang terjadi.
Uji Ninhidrin. Tambahkan 0,5 ml larutan ninhidrin 0,1% ke dalam 3 ml
larutan protein. Panaskan dalam penangas air mendidih selama 10 menit.
Perhatikan perubahan warna yang terjadi.
Uji belerang. Campurkan 2 ml larutan protein dengan 3 ml larutan NaOH
10%, didihkan beberapa menit. Tambahkan 2 tetes larutan Pb-Asetat 5%,
panaskan lagi beberpa menit, amati warna yang terjadi.
Uji Xantoproteat. Campurkan 2 ml larutan protein dengan 1 ml HNO 3
pekat, panaskan. Kemudian dinginkan, setelah tambahkan tetes demi tetes larutan
NaOH pekat sampai larutan menjadi basa. Amati perubahan warna yang terjadi.
Uji Biuret. Tambahkan 1 ml NaOH 10% ke dalam 3 ml larutan protein,
dan kocok. Tambahkan 1 tetes larutan CuSO4 0,1%, kemudian kocok jika tidak
timbul warna tambahkan 1 atau 2 tetes CuSO4.

Hasil Pengamatan
Tabel 1 Pengamatan Uji Mollis
Sampel

Hasil Pengamatan

Albumin 2%

Gelatin 2%

Kasein 2%

Gambar

Pepton 2%

Fenol 2%

Keterangan :

+ mengandung protein
-

tidak mengandung protein

Tabel 2 Pengamatan Uji Hopkins-Cole


Sampel

Hasil Pengamatan

Albumin 2%

Kasein 2%

Gelatin 2%

Pepton 2%

Keterangan :

Gambar

+ mengandung protein
-

tidak mengandung protein

Tabel 3 Pengamatan Uji Ninhidrin


Sampel

Hasil Pengamatan

Albumin 0,02%

Gambar

Kasein 0,02%

Gelatin 0,02%

Pepton 0,02%

Keterangan :

+ mengandung protein
-

tidak mengandung protein

Tabel 4 Pengamatan Uji Belerang


Sampel

Hasil Pengamatan

Albumin 0,02%

Kasein 0,02%

Gelatin 0,02%

Pepton 0,02%

Keterangan :

Gambar

+ mengandung protein
-

tidak mengandung protein

Tabel 5 Pengamatan Uji Xantroproteat


Sampel

Hasil Pengamatan

Albumin 2%

Gambar

Kasein 2%

gelatin 2%

Pepton 2%

Fenol 2%

Keterangan :

+ mengandung protein
-

tidak mengandung protein

Tabel 6 Pengamatan Uji Biuret


Sampel

Hasil Pengamatan

Albumin 2%

Kasein 2%

gelatin 2%

Pepton 2%

Fenol 2%

Keterangan :

+ mengandung protein
-

tidak mengandung protein

Gambar

Anda mungkin juga menyukai