Anda di halaman 1dari 5

I.

TINJAUAN PUSTAKA
I.1 Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan () suatu cairan dapat didefinisikan sebagai banyaknya
kerja yang dibutuhkan untuk memperluas permukaan cairan sebanyak satu satuan
luas. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan. Cara yang paling mudah dan sederhana adalah dengan metode kenaikan
kapiler. Pada metode ini semua tabung kapiler yang bersih dengan jari-jari r
dimasukkan dalam cairan yang akan di ukur tegangan permukaannya. Permukaan
cairan akan naik sampai gaya gravitasi sama dengan gaya ke atas yang disebabkan
tegangan permukaan (Bird, tony, 1987).
Tegangan permukaan bervariasi antara berbagai cairan. Air memiliki
tegangan permukaan yang tinggi dan merupakan agen pembasah yang buruk karena
air membentuk droplet (Suminar, 2001).
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk
menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi
oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesi berlaku bahwa
besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang nonadesi berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang
berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk
oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat
gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara
molekul zat yang berbeda (adesi) (Atfins, 1994).
Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap
molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di
bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-menarik
satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul
yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di
permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya.
Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena
adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan
cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal

ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh
selaput elastis yang tipis (Atfins, 1994).
Pada satuan cgs, dinyatakan dalam erg cm-1 atau dyne cm-1, sedangkan
dalam satuan SI, dinyatakn dalam N m-1. Molekul yang ada di dalam cairan akan
mengalami gaya tarik menarik (gaya van der Waals) yang sama besarnya ke segala
arah. Namun, molekul pada permukaan cairan akan mengalami resultan gaya yang
mengarah ke dalam cairan itu sendiri karena tidak ada lagi molekul di atas
permukaan dan akibatnya luas permukaan cairan cenderung untuk menyusut (Tang,
2011).
Manfaat Fenomena antar muka dalam farmasi Giancoli, Douglas C., 2001:
1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan
obat
2. penetrasi molekul melalui membrane biologis
3. pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media
cair untuk membentuk sediaan suspensi
I.2 Metode Penentuan Tegangan Permukaan
Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan :

Metode kenaikan kapiler


Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik
melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan antar muka.

Metode tersiometer Du-Nouy


Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan
ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan
untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang diperlukan sebanding
dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut
(Atfins, 1994).

I.3 Metode Kenaikan Kapiler


Pada metode kenaikan kapiler, gaya yang ada antara molekul-molekul yang
sama dikenal sebagai gaya kohesif. Gaya yang ada antara molekul-molekul yang
tidak sama, seperti gaya antara zat cair dan dinding dari tabung kapiler gelas, dikenal
sebagai gaya adesif. Bilamana gaya adesif antara molekul zat cair dan dinding

kapiler itu lebih besar daripada gaya kohesif maka zat cair tersebut dikatakan
membasahi dinding kapiler yaitu menjalar melalui dinding dan naik dalam tabung
(moechtar,1909).
Tegangan muka cairan dapat diukur dengan beberapa cara seperti dengan:
tensiometer, cara drop weigdat, cara bubble pressure, cara capillary rise. Cara ini
berdasarkan kenyataan bahwa kebanyakan cairan dalam pipa kapiler mempunyai
permukaan lebih tinggi dari pada permukaan diluar pipa, bila cairan membasahi
bejana, dalam hal ini cairan membentuk permukaan tyang cekung. Bila cairan tidak
membasahi bejana, cairan membentuk permukaan yang cembung.
Cekung bila: gaya adesi > kohesi
Cembung bila: gaya adesi < kohesi
Pipa kapiler dengan jari-jari r dimasukkan dalam cairan yang membaahi
gelas. Dengan membasahi dinding bagian dalam, zat cair ini naik, kenaikan ini
disebabkan oleh gaya akibat adanya tegangan muka(sukardjo,1997):
F1= 2r cos dimana F1 = gaya ke atas
r = jari-jari kapiler
= tegangan muka
= sudut kontak
I.4 Faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan Suatu Zat Cair
Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam suatu
cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul zat
yang berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan monomolecular yang disebut
dngan molekul surfaktan. Faktor-faktor yang menpengaruhi :
o Suhu
Tegangan

permukaan

menurun

dengan

meningkatnya

suhu,

karena

meningkatnya energy kinetik molekul


o Zat terlarut (solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan
permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan,
sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang

berada dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolecular, maka akan


menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.
o Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan,
karena cnderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka.
Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus.
Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan.
Surfaktan adalah suatu zat yang bersifat aktif permukaan yang dapat
menurunkan tegangan antarmuka (interfacial tension, IFT) minyak-air.
Surfaktan memiliki kecenderungan untuk menjadikan zat terlarut dan pelarutnya
terkonsentrasi pada bidang permukaan. Berdasarkan muatan ion, surfaktan
dibagi menjadi empat bagian penting dan digunakan secara meluas pada hampir
semua sector industri modern. Jenis-jenis surfaktan tersebut adalah surfaktan
anionik, surfaktan kationik, surfaktan nonionik dan surfaktan amfoterik
(Hidayati, 2009).
I.5
II.

Atkins, PW., 1994, Kimia Fisik edisi ke-4 jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Bird, Tony. 1987. Kimia Fisik Untuk Universitas. Gramedia. Jakarta
Depkes RI
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

Hidayati, Sri . 2009 . PENGARUH RASIO MOL, SUHU DAN LAMA REAKSI
TERHADAP TEGANGAN PERMUKAAN DAN STABILITAS EMULSI METIL
ESTER SULFONAT DARI CPO . Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian
Volume 14 . Lampung
Moechtar. 1990. Farmasi Fisik. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press.
Suminar.2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga..

Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. jakarta : Rineka Cipta.


Tang, Muhamad dan Veinardi Suendo . 2011 . Pengaruh Penambahan Pelarut Organik
Terhadap Tegangan Permukaan Larutan Sabun . Bandung: Prosiding Simposium
Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains

Anda mungkin juga menyukai