KEMENTERIAN KESEHATAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KESEHATAN
BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL
JL. Raya Lawu No. 10-11 Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah
e-mail: b2p2to2t@gmail.com, b2p2to2t@litbang.depkes.go.id
telp.: (0271)697010, fax (0271)697451
KATA PENGANTAR
Rencana Kegiatan 2010-2014 Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat
Tradisional merupakan dokumen perencanaan yang bersifat dinamis dan indikatif,
yang mencakup berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan di hulu dan di hilir.
Rencana kegiatan dijabarkan per tahun dan bergulir menjadi rangkaian kegiatan
simultan pada tahun-tahun berikutnya.
Disadari bahwa dunia kini telah kembali back to nature dalam menjaga kualitas
hidupnya, termasuk pemanfaatan herbal/tanaman obat dan obat tradisional. Di
Indonesia, ramuan herbal dikenal sebagai JAMU, yang telah dicanangkan sebagai
brand Indonesia pada 27 Mei 2007 oleh Presiden RI. Brand Indonesia juga dimaknai
bahwa JAMU menjadi tuan rumah di negeri ini yang dampaknya diharapkan mampu
meningkatkan ekonomi masyarakat dan kemandirian bangsa dalam pengadaan bahan
JAMU/obat.
Terobosan spektakuler mengawali tahun pertama 2010, yaitu Menteri
Kesehatan menerbitkan Permenkes No. 003 tahun 2010 tentang Saintifikasi JAMU
dalam Penelitian Berbasis Pelayanan, semakin memperkuat upaya pengembangan
litbang tanaman obat dan obat tradisional dan pemanfaatannya dalam pelayanan
kesehatan. JAMU, ramuan tanaman obat yang selama ini digunakan secara empiris
dan turun temurun, kini harus disaintifikasi melalui penelitian berbasis pelayanan,
sehingga
tenaga medis dapat menggunakannya sebagai upaya pelayanan
kesehatani. Untuk itu, faktor keamanan, khasiat dan mutu JAMU serta catatan medis
yang lengkap merupakan hal mutlak keberlangsungan saintifikasi JAMU.
Berdasarkan hal tersebut, maka program penelitian dan pengembangan Balai
Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional menjadi lebih fokus dan terarah,
yaitu melaksanakan Saintifikasi JAMU, yang areanya mencakup hulu dan hilir, dari
tanaman obat yang terstandar sampai ke ramuan JAMU yang aman, berkhasiat dan
bermutu.
Buku Rencana Kegiatan 2010-2014 telah direvisi, dilengkapi dengan Indikator
Kinerja Kegiatan yang akan diacu sebagai pedoman dalam pencapaian target berupa
produk litbang yang dapat dipertanggungjawabkan secara etika dan ilmiah. Kegiatan
Litbang TOOT menjadi nomenklatur dalam Rencana Strategis Kementerian kesehatan
tahun 2010-2014 pada review terakhir. Maka IKK Litbang TOOT yang disusun sudah
dicantumkan dalam Rencana Aksi kegiatan.
Tawangmangu,
Desember 2014
Kepala Balai Besar Litbang TO dan OT
ii
DAFTAR ISI
Hal
i
ii
iii
iv
vi
1
1
4
Organisasi.........................................................................
A. Visi dan Misi...................................................................
B. Nilai................................................................................
C. Motto..............................................................................
D. Janji Layanan.................................................................
E. Faktor Kunci Keberhasilan.............................................
F. Tujuan, Strategi dan Sasaran.
G. Karateristik Iptek TOOT...
H. Landasan Hukum.
I. Tugas dan Fungsi
5
5
5
5
5
5
5
7
8
9
Analisis Situasi..................................................................
A. Modal Struktur Organisasi.............................................
B. Modal Kepemimpinan....................................................
C. Modal Manusia..............................................................
D. Aset Iptek.......................................................................
E. Aset Operasional...........................................................
F. Aset Dana......................................................................
Bab IV Rencana Aksi Kegiatan 2010-2014.................................
A. Aktivitas Iptek TOOT.....................................................
B. Indikator Kinerja Kegiatan..............................................
C. Indikator Kinerja Sasaran..............................................
D. Indikator Kinerja Tujuan................................................
A.
Bab V Evaluasi.............................................................................
A. Monitoring....................................................................
B. Evaluasi........................................................................
C. Pengorganisasian Pelaksana.......................................
D. Penyesuaian Terhadap RAK Litbang TOOT................
13
13
15
16
20
23
23
25
25
26
27
27
Bab VI
32
Bab III
Penutup ...........................................................................
28
28
28
30
31
iii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
Gambar 13
Gambar 14
Gambar 15.
Gambar 16.
1
2
3
6
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
22
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Hal
12
18
19
20
26
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Hal
33
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sehat itu indah dan murah, jika masyarakat secara mandiri berperilaku hidup
bersih dan sehat. Biaya pencegahan penyakit akan jauh lebih irit dibandingkan dengan
biaya pengobatan ketika sakit. Untuk itu, program pembangunan kesehatan ke depan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, karena bersifat sistemik dalam
mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, sehingga akan dapat menekan
biaya kesehatan. Obat tradisional JAMU, yang telah turun temurun berabad silam
digunakan masyarakat, baik untuk pemeliharaan kesehatan maupun pengobatan,
dapat menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk menjaga kesehatannya.
Pemanfaatan JAMU kini telah memperoleh dasar hukum yang kuat. Dalam
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 5 ayat 3 dinyatakan
bahwa setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggungjawab menentukan
pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. Pasal 99 menyatakan bahwa
sumber sediaan farmasi yang berasal dari alam semesta dan sudah terbukti berkhasiat
dan aman digunakan dalam pencegahan, pengobatan, dan/atau perawatan, serta
pemeliharaan kesehatan tetap harus dijaga kelestariannya.
Gambar 1. Menteri Kesehatan dr. Nafsiah Mboi, SP. A., MPH, meresmikan
Rumah Riset JAMU B2P2TOOT pada tanggal 31 Januari 2013
1
Berbasis kepada 5 pilar utama tersebut dan disertai tekad, komitmen serta
kesepahaman semua pihak, program saintifikasi JAMU dan pemanfaatan JAMU dalam
pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan dengan efektif dalam mendukung
pembangunan kesehatan dan pembangunan nasional.
B. ALASAN REVISI
Rencana Aksi Kegiatan B2P2TOOT merupakan suatu dokumen yang dinamis
mengikuti perkembangan kegiatan litbang TOOT. Revisi dilakukan dengan
pertimbangan kegiatan Litbang TOOT menjadi nomenklatur dalam Rencana Strategis
Kementerian kesehatan tahun 2010-2014 pada review terakhir. Maka IKK Litbang
TOOT yang disusun sudah dicantumkan dalam Rencana Aksi kegiatan.
BAB II
ORGANISASI
A. VISI dan MISI
Visi
Masyarakat Sehat dengan JAMU yang Aman dan Berkhasiat
Misi
1) Meningkatkan mutu litbang tanaman obat dan obat tradisional
2) Mengembangkan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional
3) Meningkatkan pemanfaatan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional
B. NILAI
PIREC Kemenkes (pro rakyat, inklusif, responsif, efektif-efisien, clean/bersih)
DJTB (disiplin, jujur, takwa dan budaya)
C. MOTTO
Ramah, Informatif, Terpercaya
D. JANJI LAYANAN
Memberikan pelayanan yang cepat, tepat, akurat dan profesional
E. FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN
1) Kualitas SDM peneliti
2) Optimalisasi fungsi sarana dan prasarana yang tersedia
3) Jejaring dengan mitra konsumen
4) Diseminasi pemanfaatan hasil litbang
F.
Gambar 5. Menteri Kesehatan Prof. DR. dr. Nila Farid Moeloek didampingi Kepala
Badan Litbangkes Prof. Dr. dr Tjandra Yoga A. dan Kepala B2P2TOOT
Indah Yuning Prapti SKM.,M.Kes meminum JAMU di stand B2P2TOOT
pada acara The 2nd Health Research And Development Symposium In
Asia Pacifik Region dalam rangka Hari Kesehatan Nasional Ke-50 di
Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta 18-20 November 2014
6
STRATEGI
1) Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan integritas SDM peneliti
2) Meningkatkan kuantitas dan kualitas alat laboratorium, sarana dan prasarana
litbang
3) Memperkuat dan memperluas jejaring kerjasama dan sinergisme kerja dengan
Rumah Sakit, Puskesmas, lembaga riset kementerian dan nonkementerian,serta organisasi profesi terkait (IDI, IAI, PDHMI, dll), GP
JAMU/Industri Farmasi dan masyarakat petani binaan serta Badan Dunia yang
berminat
4) Road Map Saintifikasi JAMU yang disepakati
5) Meningkatkan motivasi dan kemampuan peneliti dalam memperoleh paten/HKI
6) Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menciptakan produk dan teknologi
tepat guna
7) Meningkatkan jumlah Klinik Saintifikasi JAMU berizin di rumah sakit, fasilitas
kesehatan, dokter praktek, dll
8) Meningkatkan sosialisasi, promosi dan advokasi hasil litbang JAMU kepada
stake holders.
SASARAN
Meningkatnya Penelitian dan Pengembangan di Bidang Tanaman Obat dan Obat
Tradisional
1)
Diseminasi
Untuk memasarkan hasil iptek TOOT kepada segmen2 mitra konsumen
1. Akademisi: perguruan tinggi dan lembaga Litbang
2. Bisnis: JAMU,OT dan Farmasi/Obat
3. Pemerintah: Pusat, Kementerian, Lembaga Non Kementerian, Pemda
Provinsi dan Pemda Kabupaten/Kota
4. Komunitas masyarakat: profesi, petani TO, sosial, sekolah, dll
LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang No. 18/2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 84, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
3. Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 67,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3609);
8
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
B
Gambar 7. (A) Gedung baru B2P2TOOT dan (B) Hortus Medicus sejak tahun 1948,
sebagai cikal bakal B2P2TOOT, Badan Litbangkes, Kementerian
Kesehatan
10
KEPALA
KEPALA BAGIAN
TATA USAHA
KEPALA BIDANG
PROGRAM,
KERJASAMA &
INFORMASI
KEPALA BIDANG
PELAYANAN
PENELITIAN
KEPALA SEKSI
PROGRAM DAN
EVALUASI
KEPALA SEKSI
PELAYANAN
TEKNIS
KEPALA SEKSI
SARANA
PENELITIAN
INSTALASI
KEPALA SEKSI
KERJASAMA DAN
INFORMASI
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
11
Gambar 9. Bagan Lingkup Tugas dan Fungsi Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.
Tabel 1. Riset formula JAMU
Status
2010
2011
Lulus
RCT
2012
2013
2014
Hipertensi Ringan
Hemoroid
Hiperurisemia
Dispepsia
Osteoartis
Lulus
BeforeAfter
Kolesterolomia
Obesitas
Afrodisiaka
Anemia Fe
Hiperurisemia
Osteartritis
Hepatoprotektor
FAM
Dispepsia
Imunomodulator
Asma
Laktagoga
Urolitiasis
Insomnia
Hiperglikemia
Hiperkolesterolomia
Cefalgia
Lulus
Pra
Klinik
Kolesterolomia I
Hemoroid
Hepatoprotektor II
Kanker
Hiperglikemia II
Hiperurisemia
Hepatoprotektor
Afrodisiaka II
Hiperglikemia
Kolesterolemia III
Afrodisiaka I
Imunomodulator
Kolesterolemia II
12
BAB III
ANALISIS SITUASI
A. MODAL STRUKTUR ORGANISASI
Merupakan modal yang diberikan negara melalui pemerintah dalam bentuk
lembaga, tugas, fungsi dan perangkat-perangkat pengelolaan organisasi.
Berdasarkan amanah tugas dan fungsi sesuai Permenkes No. 491 tahun 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja B2P2TOOT dan Permenkes No. 03 tahun
2010 tentang Saintifikasi JAMU dalam Penelitian berbasis Pelayanan, area
pengelolaan Iptek adalah TO, OT, dan JAMU Saintifik, namun dalam
implementasi baru sebatas TO dan JAMU Saintifik berbahan TO.
Selain itu, dengan semakin besar dan luasnya jejaring Saintifikasi JAMU (SJ),
maka perlu didukung budidaya dan sarana untuk pemrosesan simplisia
terstandar.
Sebagai lembaga Iptek tentu tidak lepas dari keberadaan laboratorium yang memiliki
peran vital dalam pengelolaan litbang. Laboratorium yang ada (Gambar 11) dikelola
dan ditempatkan dalam satu gedung terpadu untuk memudahkan interaksi, aktivitas
dan pemeliharaan.
14
Gambar 12. Instalasi sebagai Unit Penunjang B2P2TOOT pada Januari 2013
B. MODAL KEPEMIMPINAN,
Merupakan gaya dan peran pimpinan dalam perwujudan visi misi dan dalam
pola koordinasi dan manajemen organisasi
Kepemimpinan berperan sangat penting bagi jalannya organisasi. Pemimpin
mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja
dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Pemimpin juga memainkan
peranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi atau masyarakat untuk
mencapai tujuan.
Secara legal formal, hirarkis kepemimpinan B2P2TOOT telah ditetapkan dalam
Permenkes No. 491 tahun 2006 yang diemban oleh pejabat struktural. Selain
itu sebagai institusi litbang TOOT dan kebutuhan pengembangan institusi,
kepemimpinan juga dilakukan oleh Ketua Panitia Pembina Ilmiah (PPI) dan
penanggung jawab instalasi atau devisi.
Kurangnya Sumber Daya Manajerial di B2P2TOOT mengakibatkan diambilnya
kebijakan jabatan rangkap. Lima peneliti harus menduduki tugas sebagai
struktural, yaitu 3 di bidang Pelayanan Penelitian, 1 di seksi Program dan
Evaluasi dan 1 di bagian Tata usaha
15
C. MODAL MANUSIA
Merupakan pegawai tetap dan pegawai tidak tetap dengan segala kapasitas
dan kompetensi yang dimiliki.
Pendekatan sumber daya manusia dalam manajemen dan organisasi sudah
ditinggalkan dan meningkat pada pendekatan modal manusia (human capital).
Modal manusia adalah komponen yang sangat penting dalam suatu organisasi.
Pegawai dengan segala kemampuan dan/atau kompetensi yang dimiliki, bila
dikelola bersama dengan modal struktur organisasi dan modal kepemimpinan
yang kondusif, secara total akan menghasilkan kinerja yang optimal dan luar
biasa.
Tren perubahan dan dinamika dalam tata kelola tugas dan fungsi B2P2TOOT
membutuhkan pegawai-pegawai yang berkapasitas dan berkompetensi, namun
belum semua kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari pegawai tetap (PNS dan
CPNS) yang ada. Pengadaan pegawai melalui pekerja tidak tetap (pegawai
kontrak honor) masih sangat tinggi, mengingat kepemilikan lahan budidaya dan
produksi sangat luas, pelayanan kesehatan JAMU sangat tinggi, dan fungsifungsi esensial sebagai lembaga Iptek menyangkut informasi melalui
perpustakaan dan museum sangat dibutuhkan. Diprediksi bahwa kebutuhan
formasi pegawai tetap belum optimal terpenuhi melalui pengadaan reguler
mengingat ada kebijakan zero growth dan reformasi birokrasi.
Modal manusia di B2P2TOOT terdiri dari pegawai tetap (PNS dan CPNS) maupun
tidak tetap, dinilai sebagai aktor utama dalam implementasi tugas dan fungsi
B2P2TOOT. Pada Januari 2014, dengan amanah tugas litbang TOOT dan Saintifikasi
JAMU, B2P2TOOT memiliki gambaran kepegawaian sbb.
42%
laki-laki
58%
Perempuan
Gambar 13. Komposisi Pegawai Tetap berdasarkan Seks akhir tahun 2014
16
Pada akhir tahun 2013 Jumlah PNS di B2P2TOOT sebanyak 82 orang dengan
perbandingan 51 laki laki dan 31 perempuan. Pada bulan April 2014 masuk 8 orang
dari pengadaan CPNS tahun 2013. 1 pegawai meninggal dunia dan tidak ada pegawai
yang pensiun maupun pindah tugas. Sehingga pada akhir tahun 2014 jumlah PNS dan
CPNS B2P2TOOT sebanyak 89 orang dengan perbandingan 37 berjenis kelamin
perempuan dan 52 berjenis kelamin laki-laki
Jumlah total pegawai menurut jenis kepegawaian sebanyak 214, meliputi 89 pegawai
tetap dan 125 pegawai tidak tetap/PTT. Khusus PTT diadakan karena jumlah pegawai
tetap, belum mengakomodasi beban kerja. Hal ini dapat dilihat dari banyak dan
luasnya jumlah barang inventaris milik negara (BMN) yang dikelola oleh B2P2TOOT.
PTT dipekerjakan untuk membantu pengelolaan tugas dan fungsi organisasi dan
terdistribusi dominan di unit kerja di kebun tanaman obat, laboratorium
terpadu,laboratorium farmakologi dan toksikologi, laboratorium pascapanen,
laboratorium sediaan JAMU, Rumah Riset JAMU dan bidang kesekretariatan (Satpam,
Administrasi, kebersihan dan pengemudi)
16
14
12
10
Laki-Laki
Perempuan
6
4
2
0
SD
SLTP
SLTA
DIII
S1
S2
17
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Laki-Laki
Perempuan
II
Gol. Kerja
III
IV
10
12
4
1 13
16
universitas Gajah Mada (UGM) di bidang Ilmu Farmasi. Hingga akhir tahun 2014,
B2P2TOOT memiliki pegawai dengan tingkat pendidikan strata 3. Namun ada 2
peneliti kandidat Doktor yang menempuh pendidikan S3 di UGM dimulai pada
tahun 2012.
Tabel 3 . Nama Peneliti B2P2TOOT dan Jenjang Jabatan tahun 2014
No
Nama
Jenjang Jabatan
Katno
Peneliti Madya
Slamet Wahyono
Peneliti Madya
Yuli Widiyastuti
Peneliti Madya
Peneliti Muda
Fauzi
Peneliti Muda
Heru Sudrajat
Peneliti Muda
Nita Supriyati
Peneliti Muda
Sari Haryanti
Peneliti Muda
Harto Widodo
Peneliti Muda
10
Nuning Rahmawati
Peneliti Muda
11
Dyah Subositi
Peneliti Muda
12
Agus Triyono
Peneliti Muda
13
Rahma Widyastuti
Peneliti Pertama
14
Peneliti Pertama
15
Akhmad Saikhu
Peneliti Pertama
16
Peneliti Pertama
17
Peneliti Pertama
18
Rohmat Mujahid
Peneliti Pertama
19
Saryanto
Peneliti Pertama
20
Peneliti Pertama
21
Tri Widayat
Peneliti Pertama
22
Amalia Damayanti
Peneliti Pertama
23
Galuh Ratnawati
Peneliti Pertama
24
Danang Ardiyanto
Peneliti Pertama
25
Zuraida Zulkarnain
Peneliti Pertama
26
Peneliti Pertama
27
Peneliti Pertama
19
2014
Awal
3
7
16
8
1
5
6
46
Akhir
3
9
15
7
1
5
6
48
Pada tahun 2014, ada calon peneliti yang naik sebagai peneliti pertama, serta 2
peneliti pertama yang naik sebagai peneliti muda. Hingga akhir tahun 2014 masih
ada 6 calon peneliti di B2P2TOOT, pada bulan April 2014 B2P2TOOT kehilangan
1 Litkayasa penyelia sebelum memasuki usia pensiun dikarenakan meninggal
dunia
D. ASET IPTEK
Merupakan sumber daya yang mendorong pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dalam hal jejaring domestik meliputi Kelompok Kerja Nasional
Tumbuhan Obat Indonesia (Pokjanas TOI), masih perlu didorong kesepahaman dalam
mengelola Iptek Tanaman Obat dan JAMU, karena masih tersebarnya dan belum
lengkapnya data hasil- hasil Iptek TOJA berbasis wilayah, komunitas adat, penyakit
dan ramuan. Bahkan, masih belum terealisasi inisiasi akan database komposisi
fitokimia dan molekuler sebagai upaya untuk mengembangkan obat berbasis zat aktif
TO. Selain itu, Komite Nasional Saintifikasi JAMU; dimana B2P2TOOT menjadi
anggota, masih menghadapi tantangan terkait ketersediaan bahan JAMU, penerimaan
hasil riset klinik formula JAMU, dan upaya dalam mengintegrasikan JAMU dalam
sistem pelayanan kesehatan. Juga, Jejaring Saintifikasi JAMU sebagai kloning dan
sentra-sentra JAMU Saintifik masih perlu banyak diinisiasi di setiap wilayah provinsi,
kabupaten dan kota di Indonesia. Ini sangat penting untuk menjamin ketersediaan
bahan JAMU, menyederhanakan proses kendali mutu JAMU Saintifik, dan lebih
mendekatkan pelayanan Saintifikasi JAMU kepada rakyat.
Dalam hal jejaring internasional meliputi ASEAN Traditional Medicine (ASEAN
TM), B2P2TOOT sudah memberikan pemahaman dan pengalaman pada kolegakolega ASEAN bahwa Indonesia sangat serius mengembangkan dan melestarikan
traditional medicine ala budaya Indonesia sesuai standar untuk kesehatan manusia.
Masih dibutuhkan komitmen dan dukungan segenap pemangku kepentingan agar
20
JAMU yang ada di Tawangmangu dan Jejaring SJ adalah milik bersama dan perlu
diopeni. Ke depan, forum-forum ASEAN TM sangat intens, diperlukan persiapan,
koordinasi dan komunikasi yang sepaham dari segenap pemangku kepentingan.
Selain itu, HerbalNet sebagai wadah sharing informasi Iptek TM; B2P2TOOT berperan
sebagai koordinator, perlu komitmen dan keseriusan untuk mengelola, baik diseminasi
informasi maupun utilisasi informasi.
Fasilitas Iptek yang dimiliki pada Akhir tahun 2014 meliputi:
a. Gedung Laboratorium Terpadu (Labdu), terdiri atas 13 Lab:
- Laboratorium Pasapanen
- Laboratorium Galenika
- Laboratorium Fitokimia
- Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman (HPT)
- Laboratorium Formulasi
- Laboratorium Sistematika Tumbuhan Obat dan Herbarium
- Laboratorium Mikrobiologi
- Laboratorium Kultur Jaringan
- Laboratorium Biologi Molekuler
- Laboratorium Hewan Coba
- Laboratorium Instrumen
- Laboratorium Benih dan Pembibitan
- Laboratorium Rumah Riset JAMU
b. Peralatan laboratorium utama meliputi:
- 1 unit Gas Chromatography
- 1 unit TLC densitometer
- 1 unit High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
- 2 unit Vacuum Rotavapor
- 3 unit Spektrofotometer
- 2 unit Blotting apparatus
- 1 unit Termocycler PCR
- 1 unit mesin pembuat tablet dan kapsul JAMU
- 1 unit mesin penyerbuk
- 1 unit pencuci bahan JAMU
- 1 unit pengering bahan JAMU
- 1 unit gedung instalasi paskapanen untuk penyiapan penyimpanan dan distribusi
bahan JAMU
21
menunjang kegiatan kesekretariatan. Hingga saat ini total koleksi yang dimiliki
sebanyak 3147 pustaka terdiri dari: 1556 text book, 112 prosiding, 490 skripsi
dan laporan PKL, 603 jurnal, media penelitian dan buletin serta 386 majalah.
h. Sinema Fitomedika, sebagai wahana penyebaran informasi, berupa pemutaran
film dokumenter Iptek TO dan OT
i. Publikasi meliputi publikasi ilmiah dan populer.
E. ASET OPERASIONAL
Merupakan sumberdaya fisik sarana dan prasarana yang dimiliki sebagai
lembaga Iptek dan sebagai sebuah organisasi pemerintah.
Aset yang dimiliki oleh B2P2TOOT banyak dan beraneka ragam, mulai dari
lahan budidaya TO, Museum JAMU, Klinik SJ Hortus Medicus (SJHM), Wisata
Kesehatan JAMU (JAMU Health Tourism), dan jejaring. Dalam hal ini, masih belum
dapat diakomodasi kebutuhan tenaga dan panduan-panduan untuk pengolahan lahan,
pelayanan klinik, pelayanan museum.
Fasilitas perkantoran dan operasional yang dimiliki s.d akhir tahun 2014
meliputi:
a. Gedung: 1 unit kantor sekretariat 3 lantai, 1 unit gedung serbaguna berdaya
tampung 400 orang, 1 gudang BMN, 1 unit rumah dinas pimpinan, 1 gedung
diklat Iptek TOJA, kapasitas 28 kamar, 3 ruang rapat
b. Kendaraan: 1 unit bus operasional, 1 unit mobil bak terbuka operasional, 2 unit
mobil boks operasional, 3 unit mobil operasional, 6 unit sepeda motor
operasional roda dua, 3 unit sepeda motor operasional roda tiga.
c. Komputer dan alat komunikasi: 32 unit komputer desktop, 23 komputer laptop,
1 unit jaringan internet, 1 unit CCTV dengan 8 kamera.
Selain itu, juga ada aset-aset operasional sebagai suatu organisasi pemerintah.
Kondisi persebaran lahan dan lokasi bekerja yang luas, sangat memberi efek dan
dampak terhadap tata kelola anggaran, waktu dan perhatian dari pimpinan dan
pegawai. Masih dibutuhkan penataan ruang kerja pegawai, peralatan dan
perlengkapan kerja, penataan ruang untuk aset-aset Iptek dan operasional. Kebutuhan
pemeliharaan aset-aset tersebut sangat tinggi mengingat juga kondisi iklim basah dan
masih banyak lahan-lahan yang belum berpagar dan memiliki akses keluar masuk.
F. ASET DANA
Merupakan sumberdaya keuangan yang diberikan oleh negara melalui
pemerintah sesuai kebutuhan dan hasil evaluasi kinerja.
Adanya kecenderungan kenaikan anggaran memberikan keleluasaan
akomodasi target kinerja fungsidan tugas. Pengelolaan anggaran belum optimal terkait
ketersediaan jumlah dan kompetensi pegawai sehingga masih terjadi alokasi dalam
bentuk kegiatan yang tidak terlaksana. Jejaring kerja yang sudah dibangun memberi
23
kontribusi, namun tidak serta merta pengelolaan di internal B2P2TOOT bisa maksimal.
Perlu komposisi yang optimal antara modal manusia dan aset dana.
Dinamika B2P2TOOT tahun 2010-2014
2010 Dengan Permenkes No. 003 tahun 2010 pada tanggal 4 Januari 2010
Tentang Saintifikasi JAMU, Penelitian Berbasis Pelayanan. Sejak tahun
2010, B2P2TOOT memprioritaskan pada Saintifikasi JAMU, dari hulu ke
hilir, mulai dari riset etnografi kesehatan tumbuhan obat dan JAMU,
pelestarian, budidaya, pascapanen, riset praklinik, riset klinik, teknologi,
manajemen bahan JAMU, pelatihan iptek, pelayanan iptek, dan diseminasi.
2011 The 3rd Conference on Traditional medicine in ASEAN Countries tanggal
30 Oktober-3 November 2011 diselenggarakan di Hotel Sunan Solo. Tema
kegiatan tersebut adalah the Utilization of Evidence Based Traditional
Medicine in the Health Care Facilities. Kegiatan pertemuan
diselenggarakan di Solo, dibuka oleh menteri Kesehatan Ibu Dr. Endang R.
Sedyaningsih, MPH, Dr. PH (Alm). Konferensi menghasilkan
Tawangmangu Declaration sebagai kesepakatan ASEAN member State.
2012 Koordinator Riset Khusus Tanaman Obat dan Jamu (RISTOJA) berskala
nasional, meliputi 26 provinsi di luar Jawa dan Bali, bekerjasama dengan
25 PTN untuk membangun database TO dan Jamu (TOJA) Indonesia, dan
berkesinambungan s.d. tahun 2017 (60% di 2015, 100% di 2017).
2013 Peresmian Rumah Riset JAMU Hortus Medicus oleh Menteri Kesehatan
Ibu Nafsiah Mboi pada tanggal 31 januari 2014. B2P2TOOT ditunjuk
sebagai Koordinator Wilayah 4 yang meliputi Jambi, Kepulauan Riau,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah dan Sulawesi
Barat untuk Riset Kesehatan Nasional.
2014 Pada tahun 2014 B2P2TOOT melaksanakan Riset Kesehatan Nasional
yang bertajuk Studi Diet Total (SDT). SDT merupakan riset yang diampu
oleh Pusat 2, yang bertujuan untuk menghimpun data status kesehatan
masyarakat dalam angka kecukupan gizi.
24
BAB IV
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010-2014
Rencana Kegiatan 2010-2014 Balai Besar Litbang TOOT merupakan
penjabaran substansi Rencana Strategis (Renstra) Badan Litbang Kesehatan, yaitu
uraian program dan kegiatan selama 5 tahun ke depan.Substansi Rencana Kegiatan
2010-2014 disusun mengacu kepada Rencana Jangka Menengah Pembangunan
Kesehatan 2010-2014, Renstra Badan Litbangkes 2010-2014 dan kecenderungan
(trend) perkembangan bidang kesehatan regional, nasional dan global di bidang
tanaman obat dan obat tradisional. Sasaran kinerja utama Badan Litbangkes adalah
Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang
kesehatan dengan indikator kinerja utama berupa Jumlah Penelitian yang diproses
dalam HKI yang targetnya adalah 2 output setiap tahunnya.
Target Rencana Aksi Kegiatan Litbang TOOT 2010-2014 sesuai dengan
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 adalah:
1) 26 jumlah produk/model/prototipe/standar/formula di bidang TOOT;
2) 70 jumlah publikasi ilmiah di bidang TOOT yang dimuat pada media cetak dan
elektronik nasional; dan
3) 12 jumlah laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil RISKESNAS Wilayah 4
Rencana Kegiatan pada tataran eselon II, memerlukan visi dan misi, mengingat
cita-cita, tujuan dan target yang telah ditetapkan bersama harus dicapai dalam waktu 5
tahun. Selain itu perlu strategi dan kebijakan operasional yang tepat sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien.
A. AKTIVITAS IPTEK TOOT
Aktivitas Utama
1. Aktivitas2 terkait langsung dengan litbang, pelayanan dan diseminasi iptek
TOOT
2. Penelitian (riset TO, pascapanen, praklinik & klinik)
3. Pengembangan (a.l. kesetaraan JAMU dan obat, teknologi/sediaan,
pelatihan iptek, kajian RISTOJA, manajemen lab, kebun dan operasional
esensial lab dan kebun)
4. Pembinaan dan bimbingan ilmiah (proposal s.d. forum diskusi/dialog ilmiah)
5. Diseminasi (jejaring, kerjasama, publikasi dan forum ilmiah)
6. PNBP fungsi utama/inti
Aktivitas Generik
1. Aktivitas2 terkait administrasi perkantoran dan manajerial
2. Gaji dan operasional perkantoran (minus lab dan kebun)
3. P2ME (Perencanaan Penganggaran Monitoring dan Evaluasi)
25
4.
5.
OUTPUT
INDIKATOR
Meningkatnya 1. Jumlah
penelitian dan
produk/model/
pengembangan
prototipe/
di bidang
standar/formula
tanaman obat
di bidang
dan obat
TOOT
tardisional.
2. Jumlah
Publikasi Ilmiah
di bidang
TOOT pada
media cetak
dan elektronik
nasional
3. Laporan Status
Kesehatan
masyarakat
Hasil Riset
Kesehatan
Nasional
Wilayah 4.
TARGET
2010
2011
2012
2013
2014
15
15
20
20
26
27
BAB V
EVALUASI
Sesuai Permenkes No.2346/Menkes/Per/XI/2011 tentang perubahan atas Permenkes
No.491/Menkes/Per/VII/2006,B2P2TOOT mempunyai tugas melaksanakan penelitian
dan pengembangan tanaman obat dan obat tradisional yang dijabarkan dalam
kegiatan-kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi. Agar pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan perencanaan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi. Monitoring merupakan
fungsi berkelanjutan secara sistematis menggunakan data kemajuan atau hasil yang
diraih. Evaluasi merupakan penilaian yang sistematis dan objektif yang berkaitan
dengan pelaksanaan atau hasil dari program, kebijakan berdasarkan implementasi
perecanaan dan hasilnya. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan pada berbagai
tahapan yaitu sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun tahap pascapelaksanaan, dengan tujuan antara lain:
1) Menjamin pencapaian sasaran dan tujuan yang ditetapkan;
2) Memberikan informasi yang akurat dalam deteksi dini pencapaian kinerja;
3) Mempertajam pengambilan keputusan;
4) Tindak lanjut penyelesaian kendala yang dihadapi;
5) Meningkatkan efisiensi & efektivitas pelaksanaan RAK; dan
6) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan RAK.
Dengan mengacu kepada pedoman tersebut, kegiatan monev dapat dilaksanakan
tepat waktu.Dengan mengacu kepada pedoman tersebut, kegiatan monev dapat
dilaksanakan tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga diharapkan
terjadi suatu siklus manajemen yang menghasilkan rekomendasi bagi penyesuaian
RAK pada periode selanjutnya. Dengan demikian, maka dokumen RAK tahun 20102014 menjadi suatu dokumen yang hidup (living document), yang dapat selalu
diperbaharui, sesuai dengan kebutuhan yang telah teridentifikasi dalam rangka
pengelolaan Litbang TOOT.
Sebagai suatu pedoman, uraian dan penjelasan di dalamnya diharapkan dapat
menuntun dan menggambarkan langkah-langkah yang sistematis bagi pelaksanaan
monev RAK. Pedoman monev tersebut dapat juga digunakan oleh seluruh jajaran
instansi/lembaga pemerintahan yang mempunyai kaitan dalam kegiatan sebagaimana
tertuang dalam dokumen RAK ini. Sebagaimana tertuang dalam matriks-matriks,
monev diarahkan pada penilaian capaian indikator kinerja output dan outcome.
28
A. MONITORING
Monitoring adalah kegiatan pemantauan atau pengamatan yang berlangsung selama
kegiatan berjalan untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan
program dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Monitoring B2P2TOOT adalah kegiatan pemantauan dan atau pengawasan terhadap
program penelitian dan pemgembangan TOOT agar pelaksanaannya sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Monitoring dapat dilakukan baik terhadap kualitas
penelitian maupun pemanfaatan dana yang tersedia atau dianggarkan. Untuk
mempermudah pelaksanaan monitoring sebaiknya tiap kegiatan diharuskan membuat
laporan kemajuan (progress report) secara berkala, yaitu 3-4 bulan. Tiap litbangTOOT
hendaknya membuat log book sebagai salah satu alat kendali pelaksanaan sekaligus
sebagai pedoman atau kompas untuk peneliti. Pelaksanaan monitoring harus mengacu
pada protokol yang sudah disusun peneliti sebelum penelitian dimulai. Monitoring
dapat mengendalikan proses litbang TOOT agar berlangsung secara efektif dan
mencapai hasil sesuai yang direncanakan.
B. EVALUASI
Evaluasi adalah upaya menilai kualitas program dan hasil-hasilnya secara berkala
dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Evaluasi B2P2TOOT berarti upaya
menggali informasi terhadap proses dan hasil litbang TOOT untuk menilai kualitasnya
dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Dengan kata lain evaluasi menggali
informasi yang berkait dengan pelaksanaan dan hasilnya sebagai bahan untuk
pengambilan keputusan dalam rangka pengambilan kebijakan lebih lanjut.
Indikator yang menggambarkan keberhasilan litbang TOOT adalah sesuai Matrik
Indikator Kinerja Kegiatan B2P2TOOT(Tabel 4), untuk evaluasi capaian tahunan
menggunakan indikator kinerja kegiatan.
Evaluasi terhadap pelaksanaan RAK dilakukan minimal satu kali dalam satu tahun.
Langkah-langkah yang harus ditempuh di dalam persiapan evaluasi terdiri atas 2
komponen: (1) persiapan awal; dan (2) pelaksanaan.
1) Persiapan Awal Evaluasi
Langkah ini dimulai dengan menyusun hal-hal penting yang harus dilakukan
sebelum evaluasi dilaksanakan, yang meliputi serangkaian langkah-langkah logis
mulai dari masalah-masalah pokok dan maksud-maksud yang mendorong
dilakukannya evaluasi sampai dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat digali
dengan cara yang secara analitik dapat diterima. Persiapan awal evaluasi
ditempuh melalui langkah-langkah:
(i) Identifikasi tujuan evaluasi, antara lain:
memperbaiki sistem pengelolaan program/kegiatan;
29
31
BAB V
PENUTUP
Rencana Aksi Kegiatan litbang TOOT tahun 2010-2014 disusun sebagai acuan
kegiatan selama 5 tahun. Penyusunan dokumen Rencana Aksi Kegiatan ini disusun
dan didukung bersama oleh seluruh staf dan pimpinan B2P2TOOT dengan cita-cita
dan tekad maju bersama untuk mencapai target serta mensukseskan program
pembangunan kesehatan, khususnya program Saintifikasi JAMU.
Peneliti sebagai aset utama lembaga riset akan terus dimotivasi dan
ditingkatkan kompetensi dan jumlahnya sesuai bidang ilmu atau kepakaran sehingga
dapat menghasilkan produk atau temuan baru kesehatan yang langsung dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Di samping itu, diharapkan seluruh pegawai B2P2TOOT selalu bekerja dengan
hati, tulus dan ikhlas tetap semangat dalam team work. Tugas bukan dianggap sebagai
beban, namun sebagai tantangan untuk terus maju.
32
No.
KEGIATAN
1.
2.
3.
Pengembangan kelembagaan/akreditasi
4.
5.
6.
a.
b.
Pelaksanaan diklat SJ
c.
Pelaksanaan penelitian SJ
d.
Pengembangan formulasi
TAHUN ANGGARAN
2012
2013
2010
2011
130,800,000
155,750,000
160,000,000
200,000,000
250,000,000
2,327,110,000
13,375,683,000
20,000,000,000
25,000,000,000
27,000,000,000
160,860,000
500,000,000
510,000,000
550,000,000
300,000,000
350,000,000
375,000,000
4,500,000,000
5,000,000,000
5,300,000,000
550,000,000
600,000,000
650,000,000
750,000,000
850,000,000
900,000,000
900,000,000
1,700,000,000
1,800,000,000
1,950,000,000
133,678,000
350,000,000
400,000,000
400,000,000
2014
33
e.
a.
b.
c.
d.
discoveryNCE
e.
f.
Pengembangan TO sebagai
insektisida/biocontrol
g.
h.
8.
Pembinaan ilmiah
9.
10.
11.
140,993,000
300,000,000
350,000,000
400,000,000
233,968,000
478,330,000
1,200,000,000
1,250,000,000
1,300,000,000
267,287,000
478,330,000
600,000,000
650,000,000
700,000,000
300,395,000
734,930,000
900,000,000
950,000,000
950,000,000
309,229,000
350,000,000
400,000,000
400,000,000
500,000,000
600,000,000
700,000,000
150,000,000
175,000,000
200,000,000
150,000,000
175,000,000
200,000,000
300,000,000
350,000,000
400,000,000
50,000,000
159,260,000
158,000,000
196,975,000
400,000,000
425,000,000
450,000,000
84,500,000
167,685,000
150,000,000
200,000,000
250,000,000
95,050,000
319,725,000
550,000,000
600,000,000
650,000,000
34
12.
13.
Kegiatan rutin
a.
b.
c.
d.
e.
i.
j.
k.
l.
68,000,000
82,000,000
150,000,000
200,000,000
250,000,000
2,915,101,000
3,225,006,000
3,500,000,000
3,800,000,000
4,500,000,000
541,672,000
1,365,994,000
1,500,000,000
1,700,000,000
1,800,000,000
68,312,000
430,000,000
450,000,000
550,000,000
650,000,000
25,500,000
29,250,000
55,000,000
60,000,000
70,000,000
301,250,000
550,000,000
1,200,000,000
1,300,000,000
1,700,000,000
242,000,000
279,525,000
280,000,000
290,000,000
300,000,000
31,600,000
83,715,000
45,000,000
45,000,000
50,000,000
44,900,000
61,000,000
50,000,000
50,000,000
50,000,000
15,000,000
23,242,000
65,000,000
85,000,000
100,000,000
7,900,445,000
23,841,160,000
41,655,000,000
48,915,000,000
53,445,000,000
35