Anda di halaman 1dari 6

1

Profilling S-Wave Velocity dari Inversi


Mikrotremor Spctrum H/V dan Korelasi Data SPT
Studi Kasus : Erbaa, Turki
Wahyu Tri S 1*, Lila Yuwana 1
Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,Surabaya, Indonesia1
wahyutri_sutrisno@yahoo.com
*Cited from:
1. S-Wave Velocity Profilling by Inversion of Microtremor H/V Spectrum
By: Hiroshi Arai, Kohji Tokimastu
Bulletin of the Seismological Society of America, Vol.94, No.1 pp 53-56, February 2004
2. Empirical correlations of shear wave velocity (Vs) and penetration resistance (SPT-N) for different soils in an
earthquake-prone area (Erbaa-Turkey)
By: Muge K. Akin, Steven L Kramer, Tamer Topal
Elsevier, Engineering Geology 119(2011) 1-17

AbstrakDipaparkan sebuah metode untuk estimasi


kecepatan gelombang S berdasarkan pada inversi spektrum
Horizontal-to-Vertical (H/V) dari data Mikrotremor 3
komponen. Inversi ini kemudian dikorelasikan dengan data
SPT(Standart Penetration Test) untuk mendapatkan
persamaan empiris Vs yang paling valid. Persamaan ini
disesuaikan dengan kondisi fitur geologi pada daerah tertentu.
Secara teori, dasar dari metode ini adalah penurunan dari
formula spektrum H/V yang kemudian diinversi untuk
mendapatkan estimasi persebaran gelombang S. Gelombang
sebelumnya telah dikethaui pada beberapa titik dari
perhitungan SPT. Data Vs dari perhitungan data SPT dan nilai
spektrum H/V kemudian untuk didapatkan persebaran Vs di
area penelitian. Lokasi dari penelitian ini adalah di Erbaa,
Turki yang secara tektonik dikendalikan oleh North Anatolian
Fault Zone (NAFZ) yang merupakan salah satu sesar aktif di
dunia. Dalam proses inversi, parameter SPT dibutuhkan
dikarenakan kondisi geologi memiliki peranan yang sangat
penting dalam pernurunan formula keceaptan gelombang S.
Hasil dari penelitian ini didapatkan estimasi kecepatan
gelombang S dengan renrang error antara 0,1 hingga 0,2.
Kata Kunci: S-Wave, Inversi H/V, SPT

PENDAHULUAN

urki adalah salah satu negara yang rawan akan dampak


kegempaan. Aktivitas seismisitas di wilayah utara Turki ini
dikontrol oleh sesar aktif North Anatolian Fault Zone (NAFZ).
Diketahui juga bahwa NAFZ merupakan salah satu zona aktif
seismik yang menyebabka banyak kejadian kegempaan dan
kerusakan di daerah Turki, khusunya bagian utara. Melihat
fakta yang ada maka diperlukan langkah tanggap dini untuk
mengurangi dampak kegempaan. Salah satunnya ialah dengan
melakukan mikrozonasi.[2]
Mikrozonasi kegempaan merupakan proses membagi suatu
zona menjadi zona-zona kecil berdasarkan tanggapan
(response) geologi setempat terhadap gempabumi (Cristanty,

2011). Sebagai salah satu bagian penting dari mikrozonasi di


daerah Erbaa, Turki maka dibutuhkan nilai Vs yang
menunjukkan kondisi geologi di area sekitar. Kecepatan
gelombang geser (Vs) merupakan parameter penting yang
dibutuhkan untuk mendeteksi sifat dinamik dari setiap lapisan
tanah yang dapat digunakan untuk mengevaluasi ketebalan,
respon kegempaan, potensi likuifaski, denstias tanah, klasifikasi
dan stratigrafi lapisan serta sttlements (Richart et al, 1970;Seed
and Idriss, 1970;Schnabel et al, 1972;Sykora and Stokoe,
1983;1996;Andrus and Stooke,1997;Will and Silva,
1998;Mayne et al, 1999; Dobry et al, 2000;McGillivray and
Mayne, 2004; Holzer et al, 2005; McGillivray, 2007).[2]
Studi beberapa tahun terkahir menunjukkan banyak
perkembangan dalam melakukan estimasi kecepatan gelombang
geser. Dalam penelitian ini akan dilakukan penggabungan
metode inversi spektrum H/S untuk mengestimasi persebaran
Vs dan perhitungan Vs dari pernurunan rumus SPT pada setiap
kedalaman.[1]
TINJAUAN PUSTAKA

a. Geologi Regional
Lokasi studi dari Erbaa adalah di daerah sekitar basin
yang terbentuk oleh aktivitas teknoik NAFZ. NAFZ
mementang sepanjang 1500 km, aktivitas seismisitas yang
cenderung aktif, strike slipe lateral ke kanan yang
mengakomodasi pergerakan relatif antara Anatolian dan
Lempeng Laut Hitam (Sengor, et al, 1985). Pada tahun 1939
hingga 1967, NAFZ pecah menjadi enam bagian yang
dibebabkan oleh propagasi gempa westward dengan manitudo
lebih dari 7 SR dan menyebabkan lebih dari 900 km area rusak.
[2]
Riwayat gempa yang berefek fatal yang terjadi bagian
timur NAFZ terjadi pada 1939 (8 SR), 1942 (7,2 SR) dan 1943
(7,6 SR) kesemua gempa ini terjadi di TAsoca-Erbaa dan
Cekungan Niksar. Melihat riwayat kebencanaan ini maka
dilakukan studi mikrozonasi dengan melakukan pengeboran di
beberara titik untuk dilakukan analisa Vs (gambar 1).[2]

perhitungan SPT-N berdasarkan pada korelasi Vs untuk semua


lapisan di sumur BH-2. Perhitungan CPT, ressitivitas dan
refraksi juga dilakukan untuk mendukung data geologi. Dari
perhitungan ini kemudian dikethaui kondisi geologi bawah
permukaan. Setelah semuia data dikorelasi, kemudian
dilakukan penyesuain penurunan rumus Vs seperti pada tabel
1[2].
c. Spektrum H/V

Gambar 1. Peta Geologi dan Tektonik


Daerah Sekitar
Dari peta lokasi studi (Gambar 1), dilakukan
pengeboran dangkal di 1390m pengeboran yang meliputi 1341
SPT dan 312 sampel UD. Kedalaman Ground Water Level
(GWL) dalam area ini bervariasi antara 1 sampai 19 m.
persebaran titik pengerboran ini seperti pada gambar 2. Dari
hasil pengeboran ini, diambil sampel untuk dilakukan uji Lab
dan uji SPT.[2]

Dalam melakukan analisa spektrum H/V pertama


dilakukan pemodelan bawah permukaan. Dalam penelitian ini
model bawah permukaan untuk beberapa lapisan pada gambar
3 yang dimana teroi spektrum H/V diterapkan. Lapisan tanah
diasumsikan berupa semi-infinite media yang teridir dari N
parallel, solid, homogeny dan isotropis. Setiap layer
dikarakterisasi H, densitas Kecepatna gelombang kompresi
(Vp) dan kecepatan gelombang S (Vs). Juga diasumsikan
bahwa tranformasi fourier-time untuk point vertikal dan
horizontal memiliki frekuensi angular ,Lv (dan LH (

Gambar 3 a. Model Bawah permukaan


b)model sumber mikrotremor
Meskipun gelombang permukaan dan gelombang body
didapat dari setiap sumebr dan propagasiya pada setiap
medium, attenuasi dari gelombang body lebih besar dari pada
gelombang permukaan. Gelombang Rayleigh dan gelombang
Love lebih mendominasi pada jarak satu wavelenght dari
sumber (gambar 3b). Keduanya secara horizontal dan vertikal
dapat diekspresikan seperti persamaan berikut ini.[1]
Gambar 2. Distribusi titip pengeboran di
lokasi studi
Dari beberapa titik pengeboran tersebut diambil
sampel dan dihitung parameter geosikas untuk dianalisa.
Parameter tersebut juga disesuaikan dengan kondisi geologi
daerah sekitar. Selain itu juga resistivitas pada 24 titik, 23 uji
seismik rerfaksi dankal juga dilakukan. Selain itu juga diambil
30 titik seismic Cone Penetrometer Test (CPT).[2]
b. Perhitungan Empiris Kecepatan Gelombang Geser
(Vs)
Koralasi antara SPT dan Vs sebelumnya telah
diusulkn untuk beberapa lapisnan yang berbeda. Sa;ah satu dari

Dengan A adalah faktor respon medium.


Dari persamaan 1-2 dan beberapa persamaan pendukung,
kemudna diasumsikan indepndent statistik dalam loading fase
dari sumber, integrasi dari setiap persamaan untuk point source
model gelombang Rayleigh dan Love, power spektrum pada
vertikal dan horizontal dari semua gelombang yang diobservasi
pada frekuensi awal adalah:

3
semua nilai minimum tersebut hanya memiliki sifat minimum
lokal, bukan nilai minimum global yang diharapkan.
Sebagaimana diungkapkan oleh Oliviera et al. (2006) bahwa
amplifikasi atau puncak HVSR dapat lebih dari satu, dan
amplifikasi pada frekuensi tinggi patut untuk dipertimbangkan.
Hal ini karena kurva observasi HVSR pada frekuensi tinggi
terdapat sumbangsih gelombang permukaan, kemudian seperti
dikatakan oleh Ali et al. (2010) dalam artikel Sungkono dan
Santosa (2011) pada frekuensi rendah kondisi cuaca dan angin
dapat mempengaruhi HVSR dan begitu juga noise lingkungan
yang turut berperan dalam mempengaruhi puncak frekuensi.
Dengan cukup banyaknya jumlah parameter yang
mempengaruhi kurva HVSR yaitu Vp,Qp,Qs,h, dan , maka
semakin komplek pula bentuk fungsi obyektifnya. Maka perlu
dilakukan pendekatan global dalam menginversikan kurva
HVSR, salah satunya adalah dengan mengevaluasi secara
sistematik harga fungsi obyektif untuk setiap model pada ruang
model.[1]
Tabel. 1. Perumusan Vs

d. Inversi Mikrotremor Spektrum H/V


Inversi dilakukan dengan suatu penjabaran matematis
untuk memperoleh informasi sistem fisika berdasarkan data
observasi terhadap suatu sistem tersebut (Grandis, 2009).
Sungkono dan Santosa (2011) memaparkan bahwa inversi
digunakan untuk menyediakan kerangka matematika dalam
mentransformasi data pengukuran suatu data ruang model
untuk memperkirakan parameter model.[1]
Grandis (2008) memaparkan bahwa fungsi matematis
kurva HVSR bersifat non-linier, karena fungsi obyektifnya
dapat memiliki nilai minimum lebih dari satu, yang hampir

Frekuensi spectra adari H/V yang digunakan dalam studi


ini didefinisakn seperi persamaan (7) dengan variabel ,
(H/V)m

(7)

Dimana PUD() adalah power spektrum fourier untuk


vertikal motiona, sedangkan PNS) dan PEW() adalah
orthogonal dan horizontal motion.

III. HASIL DAN DISKUSI


a. Perhitungan Inversi Spektrum H/V
Untuk membuktikan kefektifan dari metode ini maka
dilakukan perhitungan invesri spektrum H/V ini di dua lokasi
yang berbeda. Sistem pengukuran yang digunakan adlaah
menggunakan geophone tiga komponen, 16 bit A/D
Converter, low pass filter dan seperangkat komputer.[1]
Perhitungn spektrum H/V diturunkan dari persamaan
(7), dimana hasilnya ditunjukkan pada gembar 4 sebagai fungsi
open circle.

Gambar 4. Hasil Vs dari perhitungan


inversi spektrum H/V

Gambar.5 Kurva Misfit setiap lokasi

Dalam melakaukan inversi Spektrum H/V pertama


yang dilakukan ialah menghitung kurva disperse gelombang
Reyleigh. Namun kurva disperse ini tidak langsung
diaplikasikan dalam inversi mikrotremor H/V karena kondisi
frekuensi yang tidak sesuai. Maka dari itu dilakukan
pehitungan. [1]
(8)
Namun karena persamaan (8) masih berupa bentuk non
linear, dibutuhkan solusi penyelesaian Least-Square. Langkah
pertma ialah dilakuan inisiasi profil tanah, diasumsikan P(0).
P(0) adalah vector yang terdiri dari N-1 hingga N-pj(0). Hasil
dari inversi ini adalah kurva misfit dari model lapisan dan
model sumber mikrotremor (gambar 5).[1]
Hasil pemodelan misfit gambar (5) sebelumnya telah
melewati proses standar error evaluasi. Solusi normaliasai error
diberikan oleh persamaan (9).
(9)
Dimana
(10
)

b. Profilling Vs dari Inversi H/V


Profilling Vs bawah permukaan ini dilakukan dengan
mengkomputasikna semua persamaan inversi H/V dan
mirktoremor dalam sebuah software Inversi HVSR. Dalam
profiling ini digunakan model propagasi Monte Carlo. Namun
hasil dari profiling ini adalah gamanbran Vs untuk lokasi
penelitian sekitar. [1]
Berdasarkan pada perioda peak H/V dan sensitifitas
spektrum H/V, maka dilakukan beberapa asumsi yakni antara
lain
(1). Kedalaman setiap titik adalah 3000 m dengan perlapisan
sebanyak 6 lapisan.
(2). Nilai Vs untuk kedalaman 100m didapatkan dari
pengukuran borehole.
Gambar (6) menunjukkan hasil profiling Vs dari inversi
H/S disetiap lapisan. Dalam gambar tersebut hasil inversi Vs
digambarkan pada kedalaman borehole tiap lapisan. Hasil yang
didapatkan memiliki kecenderungan konsisten terhadap hasil
perhitungan Vs borehole. Secara khsusu inversi ini
mengidentifikasi kedalaman yang memiliki beda Vs drastis.
Dengan hasil nilai eror 0.2, profiling Vs hasil inersi H/V ini
memiliki tingkat kevalidan yang tinggi. [1]

5
Hasil dari perhitungan ini digambarkan pada gamabr (7)
dengan sampel dua lokasi dan beberapa sumur yang memiliki
fitur geologi berupa alluvial dan dan Pliosin. [2]

Gambar 7. Penampang Vs untuk


Aluvial dan Pliocine

IV. KESIMPULAN
1. Berdasarkan pada inversi H/V untuk Vs menunjukkan
banyak kecocokan dengan data mikrotremor.
2. Berdasarkan pada sensitifitas analisi, dapat
diungkapkan bahwa ketebalan lapisan dan kecepatan
gelombang geser (Vs) memiliki efek yang besar
terhadap spektrum H/V
3. Spektrum H/V dapat menggambarkan kondisi Vs di
setiap lapisan.
4. Perhitungan Vs dari nilai SPT menunjukkan hasil yang
cocok dengan uji laboratorium.
5. Kondisi geologi sangt berpengaruh pada pemilihan
formulasi dan tingkat SPT.

Gambar 6. Hasil Profilling Vs


c. Perhitungan Vs dari data SPT
Dalam perhitungan Vs dari SPT, didapat dari perumusan
simple persamaan (11).
Vs = a.Nb
(11)
Dengan N adalah nilai SPT, a dan b koefisien yang berubah
ubah terhadap setiap jenis lapisan (seperti pada tabel 1). Kerana
kondisi geologi penelitian berupa alluvial, pasir, lempung,
pliocin dan pliocine sand. Makan untuk masing masing lapisan
dan jenis tanah digunakan persmaan berikut ini.

UCAPAN TERIMA KASIH


Para penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Lila
Yuwana sebagai pembimbing pengerjaan penelitian ini. Penulis
juga mendedikasikan karya ini untuk keluarga dan untuk civitas
akademika Fisika ITS
DAFTAR PUSTAKA
[1]

[2]

Arai, Hiroshi. Kohji Tokimatsu. 2004. S-Wave Velocity Profillinf by


Inversion of Microtremor H/V Spectrum. Bulletin of Seismology Society
of America, Vol.94 No.1, pp. 53-63.
Akin, Muge A. Steven L Kramer. Tamer Topal. 2011. Empirical
Correlations of Shear Wave Velocity (Vs) and Penetration Resistance
(SPT-N) For Different Soils in an Earthquake-Prone Area (Erbaa-Turki).
Elsevier, Engineering Geology 119(2011) 1-17

6
[3]

[4]

Nakamura, Y. 1989. A Method for Dynamic Characteristics Estimation


of Subsurface using Microtremors, Proc. of the 82nd SEGJ Cof.,5-8 (in
Japanese).
Richart, R.E. Hall ,J.R, Woods, R.d. 1970. Vibrations of Soils and
Foundations. Prentice-Hall. Englewood Cliffs, N.J. 414 pp.

Anda mungkin juga menyukai