Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN FIELD LAB

TOPIK KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI


(KIE) PEMBINAAN POSYANDU LANSIA
PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I

Anggota Kelompok 13:


Anton Giri Mahendra
Nadira Asad
Prima Canina
Mahardika Frityatama
Reza Satria HS
Rima Aghnia PS
Febimilany Riadloh
Ika Maratul Kumala
Farrah Putri Amalia
Atika Iffa Syakira
Syayma Karimah

G0012022
G0012144
G0012164
G0012124
G0012178
G0012186
G0012078
G0012094
G0012076
G0012034
G0012218

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2015

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Field Lab mengenai Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
Pembinaan

Posyandu

Lansia

ini

telah

disetujui

dan

disahkan

oleh

pembimbing/instruktur lapangan di Puskesmas Kebakkramat I, Kabupaten


Karanganyar pada:
hari

tanggal/bulan/tahun

Karanganyar, 27 Mei 2015


Mengesahkan,

Menyetujui,

Kepala Puskesmas Kebakkramat I

Instruktur Lapangan Field Lab

Wahyu Purwadi Rahmat, dr., M.Kes

RM Topan laksana, dr.

NIP. 197204142002121007

NIP. 198401152009021002

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan2
Daftar Isi.3
BAB I: Pendahuluan...4
BAB II: Kegiatan yang Dilakukan.7
BAB III: Pembahasan.9
BAB IV: Penutup...15
Daftar Pustaka16
Lampiran17

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data Pusat Statistik, jumlah lansia di Indonesia pada tahun
1980 adalah sebanyak 7,7 juta jiwa atau hanya 5,2 persen dari seluruh jumlah
penduduk. Pada tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi
11,3 juta orang atau 8,9 persen. Dan data terbaru menunjukkan bahwa jumlah
lansia di Indonesia diperkirakan akan mecaai 9,77% atau sejumlah 23,9 juta
jiwa pada tahun 2010 dan meningkat lagi secara signifikan sebesar 11,4%
atau sebanyak 28,8 juta jiwa pada tahun 2020. Hal ini berkorelasi positif
dengan peningkatan kesejahteraan yang diailami oleh masyarakat Indonesia
khususnya di bidang kesehatan yang ditunjukkan dengan semakin tingginya
angka harapan hidup masyarakat Indonesia.
Pada tahun 1980, angka harapan hidup masyarakat Indonesia
hanya sebesar 52,2 tahun. Sepuluh tahun kemudian meningkat menjadi 59,8
tahun pada tahun 1990 dan satu dasawarsa berikutnya naik lagi menjadi 64,5
tahun. Diperkirakan pada tahun 2010 usia harapan hidup penduduk Indonesia
akan mencapai 67,4 tahun. Bahkan pada tahun 2020 diperkirakan akan
mencapai 71,1 tahun. Dengan data-data tersebut, maka diperkirakan 10 tahun
ke depan struktur penduduk Indonesia akan berada pada struktur usia tua.
Pertambahan penduduk di Jawa Tengah masih relative tinggi yaitu
sebesar 196.758 jiwa per tahun. Dampak lebih jauh dari permasalahan
kepedudukan adalah bertambahnya penduduk usia lanjut dengan kriteria :
Rendahnya kualitas kesehatan lansia yang disebabkan oleh rendahnya
pendapatan, di samping pendapatan itu sendiri belum merata diterima

setiap lansia
Adanya tuntutan persediaan pangan disesuaikan dengan tingkat
kebutuhan kalori yang makin berkualitas bagi lansia.
Permasalahan penduduk lansia perlu ditangani dengan strategi

antara lain melalui pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi bersama-sama

dengan peningkatan prasarana dan pelayanan kesehatan yang dipusatkan di


Posyandu. Strategi peningkatan kesehatan lansia ini ditempuh melalui
penurunan Angka Kesakitan Lansia (AKL) dan jumlah jenis keluhan lansia.
Agar program penurunan AKL dapat dicapai secara efektif dan
efisien, perlu didukung adanya data. Posyandu lansia merupakan sarana
pelayanan kesehatan dasar untuk meningkatkan kesehatan para lansia.
Gerakan Sadar Pangan dan Gizi (GSPG) juga merupakan wadah lintas
sektoral untuk melaksanakan keterpaduan unsure terkait dalam mendukung
kesehatan para lansia.
Cita-cita pembangunan untuk lansia supaya tetap sehat, aktif, dan
produktif dapat terwujud di setiap wilayah baik desa maupun kota. Untuk itu,
perlu keterlibatan Pemda Kabupaten, pihak swasta, universitas, maupun
mahasiswa FK dalam upaya menyusun strategi pemberdayaan kaum lansia
khususnya pada tingkat pelayanan kesehatan dasar berbasis masyarakat.
B. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran pada topik Komunikasi, Informasi,
dan Edukasi (KIE) Pembinaan Posyandu Lansia ini adalah diharapkan
mahasiswa :
1. Mampu memahami peran dan fungsi posyandu lansia
2. Mampu menjelaskan cara pengisian dan penggunaan KMS lansia
3. Mampu menjelaskan kelainan-kelainan yang sering terjadi pada lansia
beserta pencegahan dan pengobatannya
4. Memahami tatalaksana diet lansia dan pola hidup sehat lansia
5. Melakukan penyuluhan kesehatan komunitas tentang manfaat Posyandu
Lansia dalam meningkatkan kesehatan lansia
6. Melakukan pengumpulan dan analisis data tentang program posyandu,
prevalensi penyakit yang diderita lansia, serta upaya kreatif dan
rehabilitative
7. Melakukan penilaian status depresi lansia dengan menggunakan GDS
(Geriatric Depression Scale) dan MMSE (Mini Mental State Examination)
8. Mampu melakukan pengamatan dan penilaian pada posyandu lansia
setempat dengan standar program Posyandu Lansia

BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Minggu I (Rabu, 13 Mei 2015) :


Kelompok melakukan kegiatan lapangan pertama ke Puskesmas
Kebakkramat I berupa pengarahan dari Instruktur Lapangan dan pemaparan
rencana materi penyuluhan. Kami berlatih presentasi materi penyuluhan yang
akan kami berikan kepada lansia di Posyandu Kemiri. Presentasi materi berupa
flipchart yang berisi materi tentang diabetes mellitus, hipertensi, kolesterol,
osteoporosis, dan osteoarthritis.
Minggu II (Rabu, 20 Mei 2015) :
Kelompok melakukan kegiatan lapangan kedua ke Posyandu Kemiri.
Disana kelompok melakukan pemeriksaan status depresi lansia, penyuluhan
kesehatan, serta memandu senam lansia.
Pemeriksaan status depresi pada lansia menggunakan GDS (Geriatric
Depression Scale) dan MMSE (Mini Mental State Examination). Kelompok
memberikan penyuluhan kesehatan seputar penyakit yang umum diderita lansia
yakni diabetes mellitus, hipertensi, kolesterolemia, osteoporosis, dan osteoatritis.
Para lansia sangat antusias mendengarkan penyuluhan, dibuktikan dengan
banyaknya lansia yang mengajukan pertanyaan setelah pemaparan materi
penyuluhan.
Sebelum agenda pada pertemuan kedua diakhiri, kelompok bersama dengan
para lansia melakukan senam lansia bersama.
Minggu III (Rabu, 27 Mei 2015) :
Kelompok

melakukan

kegiatan

lapangan

ketiga

ke

Puskesmas

Kebakkramat I untuk melaporkan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pada


minggu II di Posyandu Kemiri. Kelompok melakukan presentasi kepada

Kapuskes, Instruktur, dan pihak-pihak dari Puskesmas kemudian kami


memberikan laporan hasil kegiatan field lab.

BAB III
PEMBAHASAN
Kegiatan Field Lab dimulai dengan pertemuan pertama di Minggu I pada
tanggal 13 Mei 2015. Di hari tersebut kami melakukan presentasi

materi

penyuluhan yang akan diberikan ke lansia Posyandu Kemiri lalu dikoreksi oleh
Instruktur Lapangan. Pada kesempatan tersebut kami tidak menemukan kendala
yang berarti
Pada pertemuan kedua lapangan field lab tanggal 20 Mei 2015, kami
melakukan penyuluhan, tes skala depresi lansia, dan senam lansia. Hasil
pemeriksaan skala depresi lansia Posyandu Kemiri pada 13 responden lansia:
1. Nama Responden
Usia
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Skor MMSE
Skor GDS
Pendidikan
Pekerjaan
Riwayat Penyakit
Tanggal Wawancara
Pewawancara
2. Nama Responden
Usia
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Skor MMSE
Skor GDS
Pendidikan
Pekerjaan
Riwayat Penyakit
Tanggal Wawancara
Pewawancara
3. Nama Responden
Usia
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Skor MMSE
Skor GDS
Pendidikan

: Ibu Ginem
: 77 tahun
: Perempuan
: Cerai hidup
: 16
:4
:: IRT
: Stroke (-) DM (-) Peny. Jantung (-) Peny. Lain (-)
: 20 Mei 2015
: Feby dan Prima
: Ibu Kartinah
: 84 tahun
: Perempuan
: Kawin
: 22
:0
: SR
: IRT
: Stroke (-) DM (-) Peny. Jantung (-) Peny. Lain (-)
: 20 Mei 2015
: Anton
: Ibu Supri
: 52 tahun
: Perempuan
: Kawin
: 25
:2
: SMP

4.

5.

6.

7.

Pekerjaan
Riwayat Penyakit

: IRT
: Stroke (-) DM (-) Peny. Jantung (-) Peny. Lain

(Hipertensi)
Tanggal Wawancara
Pewawancara
Nama Responden
Usia
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Skor MMSE
Skor GDS
Pendidikan
Pekerjaan
Riwayat Penyakit
Tanggal Wawancara
Pewawancara
Nama Responden
Usia
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Skor MMSE
Skor GDS
Pendidikan
Pekerjaan
Riwayat Penyakit
Tanggal Wawancara
Pewawancara
Nama Responden
Usia
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Skor MMSE
Skor GDS
Pendidikan
Pekerjaan
Riwayat Penyakit
Tanggal Wawancara
Nama Responden
Usia
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Skor MMSE
Skor GDS
Pendidikan
Pekerjaan
Riwayat Penyakit

: 20 Mei 2015
: Farrah
: Ibu Sumiyati
: 45 tahun
: Perempuan
: Kawin
: 22
:5
:: PRT
: Stroke (-) DM (-) Peny. Jantung (-) Peny. Lain (-)
: 20 Mei 2015
: Syayma
: Ibu Sadinem
:: Perempuan
: Kawin
: 19
:4
:: IRT
: Stroke (-) DM (-) Peny. Jantung (-) Peny. Lain (-)
: 20 Mei 2015
: Nia
: Ibu Sri Sugiarti
: 44 tahun
: Perempuan
: Kawin
: 30
:2
: SMA
: IRT
: Stroke (-) DM (-) Peny. Jantung (-) Peny. Lain (-)
: 20 Mei 2015
: Ibu Saptini
: 61 tahun
: Perempuan
: Kawin
: 30
:3
: SD
: IRT
: Stroke (-) DM (+) Peny. Jantung (-) Peny. Lain (-)
10

Tanggal Wawancara
8. Nama Responden
Usia
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Skor MMSE
Skor GDS
Pendidikan
Pekerjaan
Riwayat Penyakit

: 20 Mei 2015
: Bapak Sukardi
: 63 tahun
: Laki-laki
: Kawin
: 30
:6
: Sarjana
: Pensiunan
: Stroke (-) DM (-) Peny. Jantung (-) Peny. Lain

(Vertigo 1 tahun terakhir)


Tanggal Wawancara : 20 Mei 2015
Pewawancara
: Dika
9. Nama Responden
: Ibu Kariyem
Usia
: 55 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status Perkawinan
: Kawin
Skor MMSE
: 27
Skor GDS
:0
Pendidikan
:Pekerjaan
:Riwayat Penyakit
: Stroke (-) DM (-) Peny. Jantung (-) Peny. Lain (-)
Tanggal Wawancara : 20 Mei 2015
Pewawancara
: Atika & Nadira
10. Nama Responden
: Ibu Rubiyati
Usia
: 55 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status Perkawinan
: Kawin
Skor MMSE
: 27
Skor GDS
:7
Pendidikan
: TK
Pekerjaan
: IRT/serabutan
Riwayat Penyakit
: Stroke (-) DM (-) Peny. Jantung (-) Peny. Lain
(Hipertensi)
Tanggal Wawancara : 20 Mei 2015
Pewawancara
: Ika
11. Nama Responden
Usia
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Skor MMSE
Skor GDS
Pendidikan

: Ibu Sumarsih
: 49 tahun
: Perempuan
: Kawin
: 30
:3
: SMA

11

Pekerjaan
: IRT
Riwayat Penyakit
: Stroke (-) DM (-) Peny. Jantung (+) Peny. Lain (-)
Tanggal Wawancara : 20 Mei 2015
12. Nama Responden
: Ibu Sudarmi
Usia
: 64 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status Perkawinan
: Kawin
Skor MMSE
: 30
Skor GDS
:3
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: IRT
Riwayat Penyakit
: Stroke (-) DM (-) Peny. Jantung (-) Peny. Lain (-)
Tanggal Wawancara : 20 Mei 2015
13. Nama Responden
: Ibu Sukamsi
Usia
: 49 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status Perkawinan
: Kawin
Skor MMSE
: 30
Skor GDS
:3
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Riwayat Penyakit
: Stroke (-) DM (-) Peny. Jantung (-) Peny. Lain (-)
Tanggal Wawancara : 20 Mei 2015
Adapun kendala yang kami hadapi salah satunya adalah komunikasi untuk
pemeriksaan GDS maupun MMSE karena butir-butir pertanyaan pada form
pemeriksaan tersebut menggunakan bahasa yang sangat formal dan sulit
dimengerti oleh lansia. Namun kelompok mengatasinya dengan memberikan
pertanyaan yang lebih sederhana namun tetap sesuai dengan arah pemeriksaan
GDS dan MMSE. Kendala saat penyuluhan materi tidak begitu berarti. Saat
penyuluhan kami memberikan doorprize bagi lansia yang memberikan pertanyaan
pada sesi tanya jawab untuk menarik perhatian lansia agar tetap antusias
mendengarkan materi penyuluhan.
Saat melakukan kegiatan senam lansia bersama, matahari sudah sangat
terik sehingga membuat lansia cepat lelah dan kepanasan. Namun kelompok
menanggulangi hal tersebut dengan mempercepat video senam lansia agar senam
cepat selesai. Pada pertemuan terakhir di Minggu III tanggal 27 Mei 2015, kami
melakukan pelaporan kegiatan field lab berupa presentasi kegiatan kepada kepala

12

puskesmas dan instruktur lapangan, dilanjutkan dengan memberikan


kegiatan. Pada pertemuan ini kami tidak menemukan kendala yang berarti

13

laporan

BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
1. Pelaksanaan kegiatan field lab di Posyandu Kemiri yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Kebakkramat I sudah berjalan dengan baik dan lancar. Hal
ini bisa dilihat dari data jumlah lansia yang mengikuti posyandu cukup
banyak. Berarti masyarakat menilai bahwa kegiatan-kegiatan di posyandu
lansia memberikan manfaat yang besar.
2. Materi yang diberikan saat penyuluhan merupakan kasus yang sering
ditemui di masyarakat dan upaya penatalaksanaannya cukup mudah untuk
dilaksanakan secara mandiri sehingga menjadi lebih aplikatif bagi peserta
penyuluhan. Hipertensi merupakan kasus yang paling sering ditemui pada
lansia.
3. Senam lansia di Posyandu Kemiri yang dipimpin oleh mahasiswa dan diikuti
peserta penyuluhan berjalan dengan baik dan mendapat antusias dari peserta.

B. Saran
Antusiasme dari peserta posyandu lansia yang tinggi menunjukkan perlu
dilaksanakan penyuluhan dan senam lansia secara teratur, dengan harapan
pengetahuan, kesadaran serta kepedulian lansia tentang kesehatan meningkat
sehingga akan terwujud lansia yang sehat. Pemateri yang berpengetahuan luas dan
mempunyai ketrampilan komunikasi yang baik merupakan faktor penting dalam
keberhasilan penyuluhan , sehingga hal ini perlu dipersiapkan dengan matang.

DAFTAR PUSTAKA
Hanim, D. 2004. Pemberdayaan Perempuan Lansia Untuk Peningkatan Status
Gizi. Laporan Penelitian. Surakarta: LPPM UNS
Setiti, Sri Gati. 2006. Pelayanan Lanjut Usia Berbasis kekerabatan (studi kasus
pada 5 wilayah di Indonesia). http://depsos.go.id diakses pada tanggal 24
Mei 2015

Lampiran
Dokumentasi Kegiatan
Mahasiswa

melakukan penilaian dengan menggunakan GDS dan MMSE

Mahasiswa melakukan penilaian dengan


menggunakan GDS dan MMSE
Mahasiswa melakukan penyuluhan untuk lansia

Mahasiswa dan peserta Posyandu Lansia melakukan senam Lansia

17

Anda mungkin juga menyukai